"Sejak kapan kamu masak? " tanya Andhinie pada Raka yang sedari tadi sibuk dengan pisau dapurnya.
"Sejak kamu tidak mau masak untuku. " jawab Raka pada Andhinie yang sedang duduk di meja makan sambil memandanginya.
"Jadi ini pengalaman pertama? Yakin enak? " tanya Andhinie meledek.
"Pasti enak dong. " jawabnya tersenyum.
Setengah jam kemudian makanannya sudah jadi. Raka menghilangkannya di meja makan.
"Apa ini namanya? " kata Andhinie bertanya saat melihat masakan yang ada di hadapannya terlihat sangat aneh.
"Itu spageti "
"Benarkah? "
"Kenapa? "
"Gak kok terlihat enak. " ucap Andhinie.
" masa sih? "
"Bener kok enak banget. " ucap Andini sambil melahap masakan itu dengan lahap.
" wow kamu sangat berbakat mencampur mie, daging, juga sayurnya. Ini enak. " ucap Andhinie sambil terus mengunyah.
"Benarkah? Tapi aku sendiri yang memasaknya tidak yakin itu rasanya enak. Aku memasukan semua sayur yang ada di kulkas. " ucap Raka sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Raka segera mengambil suapan yang di pegang Andhinie tetapi Andhinie tidak mengijinkannya.
"Tidak, ini kan kamu masak untukku. "
"Aku ingin mencicipinya. " kata rangga yang langsung menyuapkan satu sendok kedalam mulutnya.
Apa yang terjadi itu rasanya sangat aneh. Asin dan pedas, bahkan sangat asin. Itu sudah seperti asinan sayur. Raka membuang makanan yang hampir di kunyahnya ke tempat sampah dan mencuci mulutnya di wastaple. Raka menatap Andhinie yang masih menelan makanannya. Dengan sigap Raka mengambil piring itu dan membuangnya ke tempat sampah membuat Andhinie melongo.
"Loh ko di buang? "
"Jelas-jelas itu tidak enak. Akan ku pesankan masakan di restoran depan untukmu. " ucap Rangga sambil mengambil Handphone di sakunya.
"Tidak usah, biar aku yang memasak. " ucap Andhinie bangkit dari tempat duduknya menuju tempat memasak.
Dengan sigap Andhinie memasak di dapur. Beberapa menu seperti koki handal. Raka memandanginya sambil tersenyum. Rambut Andhinie yang di ikat menarik perhatiannya. Kaus hitam yang di pakainya membuat tubuhnya terlihat sangat elegan. Raka menghampirinya. Memeluknya dari belakang. Mencium rambutnya yang sedikit berkeringat. Bau khas tubuh Andhinie yang di sukainya. Andhinie membalas pelukannya dengan memutar badannya menghadap Raka. Raka menaikan Andhinie agar dia duduk di meja dapur.
"Apa aku boleh mencintaimu? " tanya Raka sambil memeluknya erat.
" tentu. " ucap Andhinie mencium pipi suaminya.
" kapan kita bulan madu? " tanya Raka mencium bibir Andhinie cepat.
" tapi, bagaimana dengan Tasya? " tanya Andhinie membuat Raka mengerutkan dahinya.
" jangan bahas dia, bahas tentang kita saja. " ucapnya.
"Baiklah. "
Andhinie segera menyiapkan masakan yang telah di masaknya di meja makan. Dia tersenyum melihat Raka memakannya dengan lahap. Belum lagi ini adalah pertama kalinya Raka membuka hatinya untuk dia. Akhirnya kini bukan hanya dia yang merasakan getaran itu. Bukan hanya dia yang mencintainya. Tetapi bagaimana dengan Tasya yang katanya sakit itu. Apakah Raka tidak akan menyesal jika suatu saat harus kehilangan gadis yang di cintainya itu. Apakah benar dia mulai mencintainya?
*****