"Jangan menyesal karena sudah melepaskannya tapi sesalilah waktu yang kau gunakan untuk selalu bersamanya"
🐼🐼🐼
Keesokan paginya Karin bangun pagi-pagi sekali dan segera melangkah menuju ke dapur membuat sarapan untuk Rafael.
Luka lebam di wajahnya sudah diobati oleh Roland sehingga tidak terlalu membekas.
Karin memutuskan untuk membuatkan Rafael nasi goreng kata Roland, Nevy, Alexa, dan kedua orang tuanya nasi goreng buatan Karin adalah nasi goreng terenak.
"Hmm.. pasti nasi goreng ini buat kakak yah dek?" Tanya Roland yang baru masuk kedapur.
"Enak aja ini tuh buat temen Karin, kalau punya kakak ada di atas meja tuh" ujar Karin sambil menunjuk meja menggunakan dagunya.
"Teman apa pacar nih dek" goda Roland membuat wajah Karin memerah.
"Apaan sih kak, gue bilang temen yah temen. Nggak percaya banget sih sama adik sendiri" ucap Karin.
"Iya iya percaya!!" Ucap Roland lalu mencubit kedua pipi Karin dan langsung berlari meninggalkan Karin karena ia tau apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Kak Olaaaaaaaaaaa!!" Teriak Karin sambil melemparkan Roland dengan spatula yang ia pegang untungnya Roland bisa menghindar sehingga spatula tersebut mengenai dinding.
"Ihh dek jangan panggil gue ola dong nama itu kaya nama cewek tau" ujar Roland sambil berlari kembali ke hadapan Karin. Karin tiba-tiba menjitak kepala Roland.
"Biarin nama lo juga dimana-mana bagusan ola dari pada Roland" ucap Karin menjulurkan lidahnya membalas Roland.
Setelah membuat sarapan dan mempersiapkannya di kotak bekal Karin segera bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.
Karin hampir terlambat kesekolah karena harus menyiapkan kotak makanan untuk Rafael tadi saat ia tiba di sekolah penjaga gerbang akan menutup gerbang sekolah tetapi saat melihat Karin yang baru datang penjaga gerbang pun membiarkan Karin masuk.
"Eh Exa, Rafael udah datang apa belum?" Tanya Karin saat melihat Alexa yang sedang berdiri di depan pintu.
"Dia udah datang kok tuh lagi ngumpul sama teman-temannya" tunjuk Alexa pada Rafael dan teman-temannya yang sedang bercanda di dalam kelas.
"Karin kesayangannya Royal tumben baru datang, telat bangun yah?" Ucap Royal menghampiri Karin. Ucapan Royal membuat Rafael dan Nevy melihat ke arah Karin dan Alexa.
"Ah nggak kok cuman tadi macet aja" ujar Karin sambil tersenyum ceria.
"Ohh, eh itu bekal buat gue yah" ucap Royal saat melihat bekal yang ada ditangan Karin iapun segera mengambilnya.
"Eh itu bekal buat Rafael" ujar Karin pelan sambil menunduk karena tidak tahan melihat Rafael yang menatapnya datar.
"Ohh jadi ini buat Rafael, yah gue kira buat gue tadi. Karin kok jahat sih nggak bikinin bekal buat gue" ucap Royal lesu.
"Kalau lo mau nanti tinggal nyuruh Alexa aja buatin lo sarapan" ucap Nevy tiba-tiba muncul di samping Alexa.
"Issh apaan sih buat apa juga gue bikinin si kutu kupret sarapan" ucap Alexa kesal.
"Gue juga nggak mau makan sarapan buatan lo kodok" balas Royal ketus.
"Udah-udah kok malah berantem sih" lerai Navy.
"Ya udah nih sarapan buat lo" ujar Royal sambil menyodorkan kotak makanan yang dibuat Karin tadi ke arah Rafael.
"Buat lo aja" ucap Rafael ketus sambil berjalan akan keluar kelas.
"Eh tapi kan Karin udah capek-capek bikin sarapan ini buat lo" ucap Nevy.
"Gue nggak nyuruh dia juga buat bikinin gue sarapan" balas Rafael ketus.
"Tapi seenggaknya lo harus ngehargain usaha Karin buat bikinin lo sarapan" timpal Alexa membela Karin.
"Ya udah cobain aja bro kasian dia juga udah capek-capek bikinin ini semua buat lo" bela Navy.
Rafael yang awalnya menolakpun langsung makan kotak makanan yang dibawa Karin untuknya tadi.
"Uhuk..uhuk..Cih ini makanan atau apa sih. Lo mau bikin gue mati" ujar Rafael sambil membuang makanan yang di buat Karin ke lantai.
"Lo kenapa Rafael? gue minta maaf" ucap Karin menyodorkan sebotol air mineral ke arah Rafael sambil menunduk.
Sebenarnya makanan yang di buat oleh Karin enak, enak bangat malah tapi Rafael hanya acting untuk membuat Karin tidak lagi membuatkannya sarapan alasannya karena ia mulai jengah dengan Karin yang selalu membawakannya sarapan.
"MAKANYA KALAU NGGAK BISA MASAK NGGAK USAH SOK-SOKKAN BUATIN GUE SARAPAN" bentakan Rafael membuat seisi kelas memandang ke arah mereka.
"Kok bisa sih padahal masakan Karin selalu enak kok, gue aja udah sering makan bekal yang dibawa Karin ke sekolah" ucap Alexa.
"Kalau nggak percaya cobain aja tuh makanan kaya kotoran ayam" ucap Rafael ketus sambil berjalan dan menginjak makanan yang ada di lantai tersebut.
"Hahaha.. makanya kalau nggak bisa masak yah nggak usah sok-sok masakin Rafael" ucap Zamratu purnamentari.
"Iya bukannya dapat pujian ini malah dapat hinaan" timpal Vallen teman Ratu yang diikuti dengan tawa dari teman-temannya yang lain.
Karin yang melihat itu semua pun hanya bisa menahan air matanya agar tidak jatuh dihadapam Rafael.
Gue harus kuat, gue nggak boleh terlihat lemah dihadapan Rafael.
~batin Karin.
***
Setelah insiden tadi Rafael langsung pergi menuju ke rooftop untuk menenangkan pikirannya. Diperjalanan ke rooftop Rafael melewati koridor sekolah yang sepi karena sekarang sudah masuk jam pelajaran yang pertama.
Sesampainya di rooftop Rafael langsung mengeluarkan rokok yang ada di saku bajunya ia nyalakan dan langsung menyesapnya. Rafael bukan seorang perokok aktif ia hanya merokok saat ia butuh ketenangan.
Sebenarnya ia bukan membenci Karina ia hanya punya trauma masa lalu dengan Natasya Putriani Sofyan cinta pertama Rafael di SMP sehingga membuatnya membenci sosok yang namanya perempuan terkecuali ibunya yang telah tiadanya.
Dulu Rafael tidak pendiam seperti sekarang Rafael dulu sangat ramah dan baik namun semenjak Natasya pacar sekaligus cinta pertamanya menghianatinya dengan berselingkuh dibelakangnya.
Rafael mulai berubah menjadi sosok yang dingin dan pendiam, ia akan bersikap seperti biasa hanya saat bersama kedua sahabatnya.
Flashback on
Rafael sedang berjalan menuju ke kelas pacarnya. Sepanjang lorong koridor Rafael selalu mendapat sapaan dan ia membalasnya dengan senyuman.
Sekarang sedang jam istirahat ia akan membawakan Natasya makanan karena tadi saat di kantin tadi Rafael bertanya tentang Natasya pada teman pacarnya itu.
Tetapi mereka berkata bahwa Natasya sedang tidak enak badan makanya dia tidak ikut ke kantin.
Saat ia sudah berada di depan kelas pacarnya ia melihat Natasya sedang duduk sambil bersandar di bahu seorang cowok yang ia tau bernama Angga Lionel Afran. Posisi mereka sedang membelakangi pintu sehingga mereka tidak menyadari kehadiran Rafael.
"Sayang kamu kapan sih putusin si brengsek itu? Emang kamu udah sayang dan cinta sama dia?" Tanya Angga sambil mengelus pucuk kepala Natasya.
"Dengar yah sayang aku tuh sayang dan cintanya cuman sama kamu dan kamu kan tau kalau aku tuh cuman manfaatin dia buat ngerjain tugas-tugas kita jadi nggak mungkin lah aku suka dan cinta sama dia" jawab Natasya manja.
Sedangkan Rafael yang mendengar itu mengurungkan niatnya untuk mendekati mereka ia hanya mendengar apa saja yang mereka ceritakan dari pintu kelas.
"Jadi kamu kapan mau ninggalin tuh pacar kamu yang brengsek itu?" Tanya Angga lagi.
"Kamu tenang aja aku bakal cari alasan yang tepat buat mutusin dia supaya dia masih mau jadi teman aku biar dia masih mau ngerjain tugas-tugas kita" balas Natasya.
Prok..prok..prok
"Ohh,, jadi ini alasan lo mau jadi pacar gue? Lo emang cewek paling brengsek yang pernah gue temuin" Ucap Rafael sinis sambil berjalan ke arah Natasya dan Angga.
Mereka berdua menoleh dan Natasya dengan cepat melepas rangkulan Angga dan langsung berdiri.
"Eh bukan gitu Rafa, aku bisa jelasin ini semua nggak seperti yang kamu dengar" Ujar Natasya meyakinkan Rafael.
"Lo nggak usah cari-cari alasan buat putusin gue, karena mulai sekarang gue bakal mutusin lo, jangan pernah lagi lo nunjukin muka sok suci lo itu di hadapan gue, karena kalau lo masih berani nampakin muka sok suci lo itu di hadapan gue jangan salahin gue jika gue nggak segan-segan berbuat sesuatu dengan muka sok suci lo itu, CAMKAN ITU BAIK-BAIK!!" Ujar Rafael sambil mengepalkan tangannya.
"Rafael kamu ngomong apa sih" tanya Natasya pura-pura tidak mengerti.
"Jangan pura-pura nggak ngerti deh, dan oh yah ini sarapan buat lo karena tadi saat gue kekantin kata teman-teman lo, lo lagi nggak enak badan tetapi ternyata lo lagi ENAK-ENAKKAN SELINGKUH DI KELAS YANG SEPI!!" ucap Rafael penuh penekanan pada akhir kalimatnya sambil memandang Angga dan Natasya sinis.
"Hahaha.. bagus deh kalau lo udah tau dan lihat kita pacaran disini, sebenarnya Natasya itu selingkuh sama gue. Lo itu dijadiin pacarnya cuman di manfaatin buat ngerjain tugas-tugas kita. Dan karena kita udah mau lulus makanya kita nggak butuh jasa lo lagi buat ngerjain tugas-tugas kita" ujar Angga sinis.
"Rahasia tak kan selamanya dapat bersembunyi dari kenyataan, sekuat apapun lo menyimpannya jika harus terungkap biarlah terungkap. Bagaikan pasir ditanganmu, semakin kuat kau menggenggamnya maka semakin sedikitlah yang dapat lo pertahankan" ujar Rafael sambil pergi meninggalkan mereka berdua tetapi sebelum itu Rafael memukul Angga sampai terkapar di lantai.
Flashback off
***
Karin dkk dan teman-teman Rafael sangat mengkhawatirkan Rafael yang sejak tadi belum juga kembali sampai jam istirahat pun Rafael belum juga kelihatan.
Akhirnya Karin ddk dan teman-teman Rafael memutuskan untuk menunggu Rafael di kantin.
"Eh guys gue permisi ke toilet bentar yah" ujar Karin.
"Perlu gue temani?" Tawar Nevy.
"Eh nggak usah, ya udah gue pergi dulu yah" ucap Karin. Sesampainya di toilet Karin segera masuk tetapi sesaat setelah ia akan keluar dari toilet Ratu dkk malah menahannya. Ratu lalu berjalan kearah pintu toilet lalu menguncinya.
"Guys pegangin cewek bego ini" perintah Ratu yang langsung dikerjakan oleh Vallen dan Valerie.
"Lepasin gue" ujar Karin sambil meronta-ronta karena Vallen dan Valerie sedang menahan kedua tangannya.
"Nggak sebelum kita buat pelajaran sama lo" ucap Ratu sambil tersenyum misterius.
"Mau apa lo" Ratu tak menjawab pertanyaan Karin, ia tetap melangkah lalu saat tepat dihadapan Karin.
Plakk..plakk..plakk..plakk
Ratu menampar dengan keras kedua pipi Karin berulang-ulang sampai membuat sudut bibir Karin mengeluarkan darah.
"Gue udah pernah bilang sama lo, jangan pernah deketin Rafael tapi lo ngeyel jadi terima akibatnya" ucap Ratu sambil tertawa diikuti tawa kedua temannya.
"Tampar aja terus karena gue nggak bakal nyerah buat dapetin Rafael dasar jalang" desis Karin pelan yang masih bisa didengar oleh Ratu, Vallen, dan Valerie.
"Hahaha besar banget nyali lo. MASIH BERANI LO SAMA GUE HAH" teriak Ratu marah sambil mencengkram dagu Karin. Karin berusaha melepaskan tangan Ratu yang masih mencengkram dagunya.
"Nggak ada alasan buat gue takut sama lo" balas Karin saat cengkraman Ratu sudah terlepas dari dagunya.
Ratu yang mendengar ucapan Karinpun merasa geram lalu ia menarik rambut Karin dengan kuat kemudian mereka mengeroyok Karin . Karin yang keadaan sudah lemaspun langsung pingsan tak sadarkan diri.
Ratu dkk yang melihat Karin pingsan pun langsung pergi meninggalkan Karin tak lupa mereka menguncinya Karin dari luar.
Di tempat yang berbeda teman-teman Karin dan Rafael yang sudah lama menunggu Karinpun mulai cemas dengan keadaan Karin Rafael karena semenjak Karin meminta izin ke toilet sampai sekarang pun belum kembali.
"Aduh kok Karin belum kembali dari tadi yah!" Ujar Nevy khawatir.
"Iya kok Karin lama amat sih, apa jangan-jangan Karin kenapa-kenapa lagi" timpal Alexa.
"Eh ngomong tuh di jaga, jangan asal ngomong" ujar Royal sambil memutar bola matanya.
"Ini bukan asal ngomong tapi kan gue cuman khawatir sama sahabat gue" balas Alexa sewot.
"Nggak usah sewot gitu lah" ucap Royal.
"Makanya lo juga nggak usah nyolot" balas Alexa tak terima.
"Ya udah dari pada kalian berantem terus mending kita sekarang cari Karin aja gimana" usul Navy yang mulai jengah dengan pertengkaran Alexa dan Royal.
"Ya udah ayo" ucap Royal dan Alexa berbarengan.
"Ya udah sekarang aja kita carinya" ucap Nevy semangat.
Di rooftop Rafael sedang menuruni tangga dan bertemu dengan teman-temannya.
"Eh bro dari mana aja lo?" tanya Royal saat melihat Rafael.
"Dari rooftop, kalian lagi cari apa sih?" tanya Rafael.
"Karin tadi habis izin ketoilet sampai sekarang nggak balik-balik" ucap Nevy panik.
"Ohh!" Balas Rafael acuh sambil mengangkat kedua bahunya.
Rafael memang kelihatan acuh tak acuh tetapi didalam hatinya ada sedikit rasa khawatir terhadap Karin.
Krring..krring..
Bunyi bel tanda istirahat selesai membuat mereka terpaksa kembali ke kelas. Saat pelajaran dimulai Rafael tidak bisa tenang karena terus memikirkan Karin.
Sebenarnya ia bingung dengan perasaannya sendiri kenapa ia bisa khawatir dengan Karin sampai begini.
Karena tak tenang ia pun memutuskan keluar ruangan dan pergi mencari Karin sendiri. Navy dan Royal yang melihat Rafael keluar ruangan langsung tersenyum karena mereka mempunyai firasat bahwa Rafael sedang pergi mencari Karin.
***
Jangan lupa vote and coment😅