Good molning..
Happy liding,
"Sudah tidak merasa cocok denganku?"
"Iya mis.." ucapku masih dengan jantung yang berpacu lebih cepat.
Aku sempat melirik wajah orang tuanya yang menyiratkan akan kesedihan.
"Kalian butuh waktu berdua." ucap mama mischa akhirnya.
itu benar, kami harus menyelesaikan masalah ini, kami tidak boleh bertengkar di hadapan orang tua, malu maluin, aib tersebar, seperti ABG pertama jatuh cinta, dan kesannya tidak sopan.
"Iya mom, mischa mau bicara dulu ya sama mila." pamit mischa.
"Iya sayang."
Mischa berjalan memimpin setelah tadi berkata ingin mengajakku di taman belakang rumahnya yang tergolong luas dan terlihat asri.
Kami duduk di bangku belakang rumah.
Sambil menatap kosong depan tanpa ada yang berniat mengatakan apapun.
Aku sendiri masih bingung ingin memulai dari mana.
Hingga akhirnya ia mengatakan sesuatu. "Sayang..."
Aku terkejut, dia masih memanggilku sayang.
Dengan sedikit tergagap aku menjawabnya. "I.. Iya?"
Hening. Kembali hening, ia tak mengatakan sesuatu lagi.
"Kenapa kamu minta putus?" tanyanya akhirnya.
"E..mmm..." aku bingung, takut kalo menjawab sesuatu menyakiti hatinya.
"Karna ketidaksempurnaanku?" tanyanya frontal.
Astaga bukan begitu!
Aku harus mengatakan apa?
"Bukan begitu mis,,"
"Lalu?"
"Aku tidak mencintaimu." ucapku lalu menggigit bibir bagian bawah. Apa jawabannya nanti?
Ia menoleh, menatapku.. Aku juga balas menatap matanya.
"Tidak mencintaiku?" ulangnya. Aku hanya bisa mengangguk.
"Sudah bosan?" Astaga bukan begitu mischa!!
"Bukan!"
"Aku sudah mencintai orang lain sebelum kita pacaran." jelasku jujur,
"Kenapa tidak menolakku saja, saat itu? Ingin menjadikanku pelampiasan?"
Kenapa pertanyaannya sangat frontal dan menyudutkanku? Huh! Serba salah!
"Tidak menjadikanmu pelampiasan mischa, aku juga menyayangimu, tapi hanya sayang, aku sudah mencoba mencintaimu, tapi tidak bisa, kukira cintaku padanya hanya cinta monyet, aku mengira bisa memberikan cintaku pada orang lain, tapi ternyata perkiraanku salah, salah besar! Aku tetap mencintainya."
"..." dia tak menjawab sesuatu.
"Mischa!" panggilku.
"Siapa orang itu? Mantanmu?"
Aku menggeleng. "Tidak. Kamu akan tau nanti."
Akhirnya ia menghela nafas pasrah. "Baiklah, jika ini yang terbaik untukmu, jika ini bisa membuatmu bahagia, aku merelakanmu,"
"Terima kasih mischa, maafkan aku yang tidak bisa mencintaimu."
"Tidak masalah, ini juga salahku, dulu pernah memaksamu. Semoga kau bahagia."
"Semoga kau juga bahagia." ucapku lalu berdiri, disusul dirinya,
Spontan aku memeluknya, Bukan karna sedih akan kehilangannya, Bukan karna kehilangan dalam artian mencintainya! Kuharap readers tidak salah paham.
Perlahan ia merenggangkan pelukan kami, aku mendongak menatap mata legamnya, "Maafin aku ya mis.." sungguh disisi lain aku juga merasa bersalah dengannya, disini seolah- olah aku yang menyebabkan dia sedih.
Dan dengan baik hatinya diamenjawab dengan lembut, "Sstt... Berhenti minta maaf, ini keputusan kita."
"Dan, aku harap kamu tidak menjauhiku setelah ini, kita bisa jadi sahabat kan?"
"Tentu, kita akan tetap menjalin hubungan, walau tidak hubungan asmara." ucapnya bijak.
--->,<---
"Maafin mila ya tan, gabisa melanjutkan hubungan ini." ucapku mencium punggung tangan mama mischa.
"Ya sayang, tante yakin ini pasti terbaik untuk kalian, daripada melanjutkan hubungan hingga pernikahan tapi berujung perceraian, itu malah membuat hubungan antar keluarga kita retak bukan?"
"Sekali lagi mila ucapin terimakasih sama tante, atas perhatian dan kasih sayang yang tante limpahin sama mila."
"Sama2 sayang, kamu itu udah tante anggep kaya anak sendiri, dan tante berharap terus begitu ya sayang."
"Iya tante, mila tetep anak tante kok." aku memeluknya tanda perpisahan. Bukan berpisah selamanya, memang biasanya kalau aku izin pulang pasti akan berpelukan dengan tante cantik ini.
Lalu ber cipika cipiki, ala- ala wanita sosialita.
Lalu mencium tangan uncle, yang sebenarnya sudah aku anggap ayah sendiri.
Disusul oleh mama, dan mischa yang mencium tangan mama.
Setelah itu. Kami ijin pulang, dan keluar dari rumah yang pantas dikatakan mewah itu.
****
Singkat ya?
Hihi....
Tbc,,
03Maret2018,