Happy reading gais..
Waktu menunjukkan pukul 20.00 malam. Dhian kekamar Jisung karena lapar. disana sangat banyak cemilan bahkan makanan khas Indonesia, Jisung sekamar dengan Sungwoon. Tetapi, karena beberapa anggota kelaparan, makanya mereka berkumpul disini.
"Noona cobalah" ucap Minhyun lalu menyuapi Dhian sesendok Nasi
"Oh, soto ayam" ucap Dhian yang telah selesai menelan makanannya
"Noona tau?" tanya Daniel yang masih fokus dengan makanannya
"Tentu saja. Kalian lupa kalau aku berasal dari negara ini" ucap Dhian
"Ahh iya, aku lupa" lanjut Daniel
"Jadi, seperti pulang kampung kau" ucap Sungwoon
"Ne, karena aku hanya lahir disini. Jadi aku kurang tau makanan khas Indonesia" ucap Dhian dan yang lain hanya mengangguk seakan mengerti
"Ahh noona aku sampai lupa, ini foto Jonghyun" ucap Minhyun lalu memperlihatkan foto diponselnya yang sempat diminta Dhian dulu. Jisung mengernyit heran
"Nugu?" tanya Jisung
"Kim Jonghyun. JR Nuest" ucap Minhyun, Jisung hanya manggut-manggut
"Kirimkan aku, tampannya" ucap Dhian
"Oke" ucap Minhyun sambil mengotak-atik ponselnya
"Ahh iya noona, Jonghyun ingin bertemu denganmu lain kali. Aku sudah bercerita banyak tentang noona ke dia" ucap Minhyun terlihat jelas kini mata Dhian berbinar
"Jinnjayo? Wah.. daebak, tanya padaku kapan dia ada waktu" ucap Dhian dengan semangatnya
"Oke" ucap Minhyun, sedangkan Jisung? Dia melihat Dhian dengan wajah datarnya.
"Wae?" tanya Dhian yang merasa dirinya diperhatikan oleh Jisung
"Dasar tak berperasaan" gerutu Jisung
"YA memangnya oppa tidak? Jinnja" balas Dhian
"Terserah kau, aku malas berdebat denganmu. Awas saja kalau kau berani kecentilan ke Jonghyun" ucap Jisung membuat Sungwoon tertawa
"YA hyung, kau tau betul ketampanan Jonghyun bagaimana. Aku yakin Dhian akan jatuh cinta dengannya" goda Sungwoon seketika semua orang tertawa kecuali Jisung
"Kim Jonghyun, Imam Nasional" tambah Minhyun
"Ahh benar hyung. Dia memiliki mata yang tajam, dia benar-benar tampan. Sayang sekali dia tidak bisa debut bersama kita" tambah Daniel
"Andai dia ada disini, mungkin Dhian akan berkencan dengannya" Sungwoon malah menambahinya, kini Jisung menatap adik-adiknya dengan tatapan tajam
"YA" teriak Jisung
"Sudahlah, aku hanya kagum padanya. Sekarang kau adalah kekasihku, jadi tak usah cemburu dengan Jonghyun" ucap Dhian mengarah ke Jisung
"Wahh" seru Minhyun
"Romantisnya" seru Daniel, sedangkan Jisung tersenyum bahagia mendengar ucapan Dhian
Fanmeeting di Indonesia berjalan lancar tanpa ada hambatan sedikitpun. Para anggota kini kembali ke Korea dengan selamat, wajah lelah terpancar jelas. Mereka kini berada didorm untuk beristirahat. Sedangkan Dhian kembali kerumahnya juga untuk beristirahat, walaupun dia asisten dari Sungwoon, ia sadar betul bahwa ia tidak boleh mengikutinya terus-terusan.
Kini Dhian menyalakan tv dikamarnya, melihat berita. Yang muncul hanya berita Jisung & Chungha. Membuatnya mendengus kesal melihatnya..
"YA YOON JISUNG ITU MILIKKU" teriak Dhian kesal. Tiba-tiba ponselnya bergetar. Bora menelfonnya..
"Yeoboseoyo?"
"Wae?"
"YA. Selama kau bekerja untuk Sungwoon oppa kau sudah sombong yah, tak pernah menghubungiku, tak pernah mengunjungiku. Jinnja"
"YA kau tau betul kesibukan mereka, yah jelas aku juga sibuk. Mengikutinya kesana-kemari. Jinjja"
"Hahaha mian, bogoshipeoyo"
"Kalau rindu kerumahku saja"
"Kau sudah dikorea?"
"Ne, aku baru saja sampai dirumah"
"Baiklah, sepulang kerja aku akan singgah kerumahmu. Kau mau apa? mau Americano café ini"
"Ne, aku sangat merindukan minuman itu"
"Baiklah. Tunggu aku"
"Ne"
"Bora-ya" panggil seseorang ke Bora yang ternyata adalah Minho, bosnya.
"Ne. wae?" tanya Bora
"Kau habis menelfon siapa? Maaf kalau.." ucap Minho
"Ahh ne, aku habis menelfon Dhian. Waeyo?" lanjut Bora, namun kini Minho terlihat kikuk
"Kau mau kerumahnya? Aku ingin membicarakan sesuatu dengannya" ucap Minho
"Ohh ne, sehabis kerja. Oppa mau ikut?" tawar Bora, dan dijawab anggukan oleh Minho
"Yasudah, kita bersama-sama kesana" ucap Minho
Disisi lain disaat yang sama, Dorm Wanna One..
"Hyung, kau kenapa sibuk mencari pakaian sih?" tanya Ong yang melihat Jisung mengotak-atik isi lemari mencari pakaian
"Hyung mau kemana?" tanya Daniel
"Kalian diam saja, bisakan?" ucap Jisung tapi masih fokus mencari pakaian
"Nah dapat" seru Jisung yang menemukan selembar kemeja abu-abu dan jas berwarna hitam lalu mengeluarkannya dan meletakannya di kasur
"Mau kemana?" tanya Daniel lagi karena menatap pakaian Jisung yang terlihat resmi. Tiba-tiba saja ia mengeluarkan sebuah kotak berwarna merah beludru, yang semua orang pasti tau isi dari benda tersebut..
"Cincin?" tanya Daniel heran
Iyap, isi kotak itu adalah sepasang cincin yang terlihat mewah, terukir inisial J&D. dimana yang artinya adalah Jisung & Dhian.
"J&D? Jangan-jangan Jisung & Dhian" tebak Daniel yang kini melihat cincin itu dengan jelas lalu Jisung mengangguk sambil tersenyum
"Hyung ingin melamarnya?" tanya Ong dengan ekspresi kagetnya
"Ne, apakah tidak terlalu cepat? Atau beri aku saran" ucap Jisung
"Aniyo hyung, wahh kau sangat berani. Kapan kau akan melamarnya?" lanjut Ong dengan penuh semangat
"Malam ini, dan kau Seongwu temani aku" ucap Jisung lalu menuju kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Sedangkan Daniel & Ong hanya menganga melihatnya.
Waktu kini menunjukkan pukul 19.00 malam, namun Bora & Minho masih tetap berada dirumah Dhian bertamu.
Disaat yang sama pula, kini Jisung & Ong menuju kerumah Dhian, yang katanya Jisung akan melamar kekasihnya itu. Terlihat jelas Jisung kini berpakaian sangat rapi & aroma tubuhnya menyeruak harum & lembut.
Wajahnya tak henti-hentinya mengulum senyum sambil sesekali mencium bunga mawar ditangannya.
"Hyung, semoga sukses yah. Aku akan menunggumu dimobil" ucap Ong
"Ne, gomawo Seongwu-ah" ucap Jisung.
Kini ke Dhian, Minho, & Bora..
"Dhian-ah aku ingin membicarakan sesuatu denganmu" ucap Minho yang menatap Bora seakan memberi Bora kode agar memberi ruang untuknya berdua dengan Dhian.
"Ahh, aku akan kekamarmu" ucap Bora lalu menunjuk kamar Dhian dan memasukinya.
Kini hanya Dhian & Minho. Tapi, Bora justru menguping pembicaraan mereka, ia tau ini tak sopan
"Mau bicara apa Minho-ya?" tanya Dhian yang santai
"Bagaimana yah bilangnya. Aku takut jika aku mengatakannya akan merusak pertemanan kita" ucap Minho sambil menggaruk tengkuknya
"Katakan saja apa?" lanjut Dhian
"Kau mungkin tak akan percaya dengan apa yang kukatakan, tapi ini benar-benar tulus dari hatiku" ucap Minho
"Aku menyukaimu Dhian-ah" lanjut Minho. Dan Dhian langsung diam mendengar 3 kata itu. Apa? Minho menyukainya? Yang benar saja..
"Ah kau bercanda kan" cela Dhian yang berusaha santai.
Sedangkan Bora yang berada dibalik kamar Dhian menutup mulutnya tak percaya. Bisa-bisanya Minho mengatakan hal itu, bagaimana jika Jisung mengetahui ini? mungkin dia akan mengamuk.
"Aku tidak bercanda" ucap Minho serius, Dhian hanya diam. Tiba-tiba saja badan & juga wajah Minho medekati Dhian, oh.. tidak.. jangan sampai..
CUP
Minho mengecup bibir Dhian sekilas, dan tersenyum menatap Dhian. Dhian hanya terpaku dengan kelakuan Minho, ia ingin menangis. Kenapa pria itu berani sekali menciumnya? Kekasihnya saja tak pernah menyentuh pipi apalagi bibirnya.
Tapi sekarang, kesucian bibirnya telah hilang diambil Minho. Bagaimana jika Jisung tau? Ohh Tuhan mungkin dia akan membunuhnya.
"APA YANG KAU LAKUKAN" teriak Dhian yang kini ingin menangis
"Maafkan aku karena lancang, aku mencintaimu Dhian-ah" ucap Minho parau
"KELUAR" pekik Dhian mengusir Minho.
Sebelum Minho keluar, tiba-tiba saja Bora berlari keluar dari kamar Dhian menuju teras, ada apa? dan ia berteriak memanggil nama seseorang membuat tubuh Dhian tegang seketika mendengarnya..
"JISUNG OPPA" teriak Bora
Bersambung..
Gaje? Maafkan diriku gais, gak ada ide huhu..
Maaf jika ada salah kata atau cerita tydak menarik
Jadilah pembaca yang menghargai penulis dengan cara Vote+Komentarnya ditunggu
Terima kasih dan sampai jumpa ;)