SO FAR AWAY ●jjk ●myg ●pjm

By jejijee

7.4K 1.2K 1.8K

Ketika mata bukanlah hal terpenting dalam menilai cinta, disaat inilah hati yg berperan. Seberapa kali dia me... More

Prologue
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44, end.

29

146 19 42
By jejijee

Yisoo nampak bingung setelah mendengarkan apa yg kuucapkan barusan.

"Kalian sedang bercanda ya? Apa..kalian mempermainkanku?"

"Han Yisoo, aku hanya-"

"Aku tidak mengerti dengan jalan pikiran kalian berdua"

Astaga! Tak seharusnya aku menyatakan perasaanku disaat suasana hatinya lagi buruk begini!

"..bawa dia kerumah sakit, kau harus bertanggung jawab karena telah menghajarnya" lanjut Yisoo berjalan gontai meninggalkanku dan Jungkook yg pastinya sudah pingsan sejak tadi.

Aku menatap punggung kecilnya menjauh dengan masih gemetar.

__________

Author POV

Yisoo memainkan sendoknya sambil melamun dimeja makan. Sudah dua hari ini nafsu makannya benar-benar buruk.

"Soo-ah, gadis kecil ayah? Kenapa kau tidak mau memakan sarapanmu? Ini sudah dua hari dan lihatlah kau semakin kurus. Kau membuat ayah sedih" kata ayah sambil mengekus puncak kepala Yisoo dengan lembut.

"Maaf ayah, ibu. Aku ingin sendiri. Kurasa aku hanya tak nyaman"

Yisoo meninggalkan meja makan disusul dengan ekor mata Yoongi yg runtut menatap punggung gadis itu sampai hilang di balik pintu kamarnya.

"Bagaimana kita bisa meninggalkan dia jika dia sedang tidak dalam keadaan baik yeobo, aku takut sesuatu yg buruk terjadi padanya" kata ibu sambil merapihkan makanan Yisok yg tak berkurang sedikitpun.

"Apa aku harus menunda penandatanganan kontrak dengan tuan Yamashi? Tak masalah aku kehilangan itu, yg penting Yisoo merasa tak kesepian" kata ayah sambil memakai kaca matanya dan megang ponselnya mecari sesuatu disana.

Yoongi POV

Tepat keesokan paginya aku mendengar Yisoo, ayah dan ibu membicarakan sesuatu tanpaku di kursi taman depan.

Lalu kucoba untuk menguping.

"Ibu, aku tidak mau disini lagi. Aku tidak nyaman. Bolehkan aku ikut kalian berdua?"

Wah wah wah, apa ini? Han Yisoo ingin meninggalkanku dirumah sendiri?

"Kenapa begitu? Apa Yoongi menyakitimu lagi? Dia kasar lagi ya?" balas ayah.

"Bukan. Bukan itu. Dia baik padaku, dia juga menjagaku..dia sekarang juga sayang padaku dan mencintaiku. Itu membuatku tidak nyaman. Aku takut"

Astaga. Apa jika aku menyanyanginya dia menjadi takut? Memangnya aku ini singa hutan!

"Bukankah itu terdengar bagus jika dia menyayangimu, itu berarti dia akan terus melindungimu. Dia berubah berkat kau melakukannya dengan baik. Apa yg kau takutkan?"

"Aku takut membuatnya semakin jauh"

"Maksudmu?"

"Karena aku.."

Aish. Aku tidak sanggup mendengar alasannya. Lebih baik aku pergi saja.

"..juga menyayanginya"

Aku sempurna membelalakkan mataku.

Apa aku tidak salah dengar?! Dia..dia juga menyayangiku? Berarti dia juga mencintaiku bukan?! Heol daebakk!!

Aku kembali mundur untuk melanjutkan menguping pembicaraan mereka.

Ayah dan Ibu saling tatap dengan ekspresi yg tak bisa kuartikan.

"Pikirkan dulu keputusanmu, ayah tunggu sampai besok. Jangan buat dirimu menyesal meninggalkan Seoul"

Aku segera berlari begitu ayah meninggalkan ibu dan Yisoo.

"Aku harus mencegahnya!"

__________

Aku membuka pintu kamar Yisoo sepelan mungkin, sepertinya dia tidak tau kedatanganku.

Aku berjalan pelan mendekatinya yg duduk meringkuk diatas ranjangnya.

Aku menatapnya tepat dihadapannya yg entah mengapa mulai menitihkan air mata, lalu tiba-tiba ekspresinya berubah menjadi kesal bahkan dia juga meremas pundak bajunya.

"Han Yisoo kau-"

"Eoh?!"

"Argh! Apa..yg..kau..lakukaaannnnn!"

Sialan. Dia tau betul kelemahan laki-laki.

"Yoongi?! Kau baik-baik saja?!"

Bagaimana aku baik-baik saja setelah kau menyikut juniorku dengan begitu kerasnya! Astaga rasanya gadis ini ingin kulempar dari lantai dua!

"Eoh..aku..baik-baik saja..tak usah khawatir" kataku sambil menahan sakit.

"Kenapa kau mengagetiku begitu, aku jadi reflek, kau benar-benar baik-baik saja kan? Bagaimana kalau itumu-"

"Haish! Sudah kubilang aku baik-baik sajaa! Jangan membahasnya!" kataku kesal setengahnya malu.

Yisoo kembali menunduk.

Aku salah bicara lagi? Astaga, kontrol bicaramu Min Yoongi.

"Kau sedang apa?"

"Tidak ada"

"Hmm..soal masalah dengan Jungkook kemarin-"

Setelah mendengar aku ingin membahas tentang kejadian kemarin Yisoo langsung mendongak dengan tatapan penasaran.

"-aku.. yaa! Aku bercanda! Mana mungkin aku bisa-"

Dia menghela nafasnya lalu berdiri menjauh dariku, mengambil sesuatu dibalik lemari kecilnya.

"Jadi kau bercanda ya? Aku tidak pernah menyuruhmu menghiburkan dengan lelucon renyahmu itu loh Yoongi-ssi"

Aku mendekatinya dengan tatapan kesal.

"Apa..apa yg mau kau lakukan?!" tanyaku ketakutan saat tau yg diambil Yisoo adalah sebuah tongkat baseball.

"Aku cuma ingin memberikan informasi padamu bahwa dulu aku pernah ikut klub baseball saat smp. Aku selalu homerun karena aku memiliki pukulan yg kuat. Aku juga dapat jukukan god of homerun. Jadi kau bisa bayangkan bukan bagaimana jika aku memukul kepalamu dengan tongkat ini" kata Yisoo sambil mengkibas-kibaskan tongkat baseballnya.

"Yaa! Aku tau! Sudah letakkan itu!" kataku merebut tongkatnya lalu mengembalikannya kembali kebelakang lemari.

"Kau tau juga kalau aku pernah ikut Taekwondo?"

"Jangan menakutiku. Kau ikut beladiri sampai sabuk hitam pun akan kalah dengan tenaga pria sejati bernama Min Yoongi" kataku sambil menarik kedua tangannya kebelakang lalu memainkannya.

Yisoo meniup poni rambutnya yg menusuk menusuk mata, lalu langsung membawa tanganku mengalung dipinggangnya.

Kalian tau betul bukan ekspresi apa yg kira kira kupasang diwajahku? Aku melongo, bahkan aku yakin pipiku memanas dan bewarna merah tomat!

Aku segera melepaskan tanganku dari pinggangnya, "kau ini kenapa?!" kataku pura-pura galak.

Yisoo memelukku dari depan dengan pelan.

Aku mendengar Yisoo tertawa kecil, lalu melapaskan pelukannya "ah, lupakan. Aku hanya ingin kau memelukku sebelum aku pergi"

Tiba-tiba aku jadi ingat tujuanku kemari kan untuk kenanyakan percakapan mengenai itu.

"Kau..memangnya mau kemana?"

"Geunyang..pergi sebentar, aku ingin beristirahat" katanya sambil memasang senyum terpaksa.

"Memangnya aku menyuruhku kerja ini itu dirumah? Kalau mau beristirahat kenapa tidak disini saja? Maksudku kenapa kau harus ikut ayah dan ibumu? Lalu bagaimana aku-"

"Kau menguping?"

Ya, aku tertangkap basah.

Aku mengangguk, dan sepertinya dia tau dan langsung berbalik kearahku.

"Kau ingin aku tetap tinggal bersamamu?"

Aku tercekat begitu dia selesai mengatakan pertanyaannya. Apa-apaan ini, hatiku tiba-tiba jadi tak karuan.

"Min Yoongi?"

"Yaa! Panggil aku oppa seperti biasa. aku jadi merinding ketika kau memanggil namaku begitu"

"Oppa~"

Kenapa dia mengganti panggilanku dengan nada semanis itu.

"Aish! Kalau kau mau pergi yasudah sana. Aku..aku cuma ingin kau disini karena kau pandai membuatkan ramyeon dan segelas susu!"

"Kau bisa membuat sendiri. Ramyeon dan susu itu kan makanan dan minuman kemasan, bukankan yg membuat aku atau kau sendiri rasanya juga bakal sama?"

Aku mati kutu.

Dia tertawa kecil lagi sambil mendekatkan kopernya menuju lemai pakaiannya. Dia mulai menyusun beberapa pakaiannya kedalam koper.

Aku tau ini pasti terdengar canggung tapi aku tak mau dia pergi.

"Yaa Han Yisoo!" kataku mendekat sambil merebut kopernya dan membuang pakaiannya asal.

"Kau membuang pakaianku? Yaa Min Yoongi, kalau kau tidak mau membantu ya jangan mengganggu, besok malam aku harus segera berangkat tau!"

Aku memelan ludah. Kenapa menjelaskannya susah sekali!

"Kau disini saja"

"Kenapa? Kau bilang kemarin itu kau hanya bercanda kan? Kalau begitu aku harus menjauhimu, karena aku takut aku semakin terjebak dengan perasaan ini! Paham?!"

"Han Yisoo tunggu sebentar. Jadi..maksudmu kau juga menyayangiku?"

"Aku tidak bilang begitu"

Aku jadi pusing sekali. Kenapa wanita selalu membingungkan.

"Kita-"

"Bantu aku menemui Jungkook. Aku ingin hubunganku dan dia bisa-"

Aku langsung melotot dan mendekatinya, "apa?! Apa?! Kau mau apa lagi menemuinya?!"

"Geunyang..."

"Jangan bilang kau mau.."

Yisoo mengangguk sambil tersenyum mengisyaratkan sesuatu.
























Readersnim ji mau tanya nih...
Jadi enaknya disetiap tbc nya cerita ji ini ada reviewnya gk sih? Ato kalian lebih suka gk ada review supaya bisa nebak" sendiri gitu?

Kadang" ji suka bingung gegara setiap tbc kan selalu ada review, la sedangkan chapter selanjutnya aja ji belum ada, jadi setiap bikin review itu ji pasti ngawang.

Gimana menurut kalian?

Oh ya sama satu lagi!

Ji mau minta doa kalian ya buat kelancaran UN jiiii, semoga ada waktu buat ngeup sfa minggu depan.
Dan buat kalian yg juga kelas 12, jgn lupa BTS-Pied Piper, fangrilannya kudu dikurangi, hehe.

GOMAWOO, FIGHTING😍😘

Continue Reading

You'll Also Like

34.5K 2.9K 26
Zean, seorang pria yang tengah berjuang memperbaiki kesalahan masa lalunya, memutuskan untuk kembali fokus pada keluarga kecilnya. Ia bertekad mewuju...
145K 177 31
Season 2
166K 13.9K 29
[tetep vote and komen meski dah END] Ryan, seorang pemuda yang terpaksa harus menjadi figuran yang merangkap menjadi antagonis licik karena tidak mau...
Bersama By ♡

Short Story

137K 13.8K 57
Kehilangan seseorang akan selalu menjadi luka terdalam.