gemes, 「 panwink. 」

By ceantik

51.2K 6.4K 1.1K

[private on some chapter] Gak ada hari tenang buat Jihoon. gak ada hari gak jahilin Jihoon buat Guanlin. paNw... More

kenalan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

(10)

3.4K 381 59
By ceantik

Double update sebagai tanda perminta maafan dari aku T__T Tapi aku gak bisa double update buat FF jutek, kaya tadi aku bilang, FF ini ketinggalan jauh sama FF Jutek yang bentar lagi doi mau jadian ckckckck.

Beneran dibutuhin atau hanya diinginkan ?

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

     Dentuman suara dan deritan sepatu gak pernah lepas menggema di dalam ruangan bernuansa putih, yang terdapat banyak sekali kaca full body, sekarang udah nunjukkin jam tujuh malam, namun tiada kata letih untuk mereka melanjutkan gerak-gerakkan diantara keduanya untuk di satukan menjadi satu kesatuan. Ketika alunan musik berakhir, mereka merebahkan diri di lantai dingin tersebut. Tidak, sebenarnya hanya sosok Kang Daniel saja yang merebahkan dirinya, tidak dengan Ong Sungwoo, yang lebih memilih mengelap keringatnya, dan ingin bergegas untuk pergi dari ruangan besar yang isinya hanya dirinya, dan sang pelaku. Ya pelaku yang merusak hatinya, pelaku yang tidak sadar telah membuat dirinya bertepuk sebelah tangan.

     "Lo terlalu kaku gerakkannya." Kata Daniel, masih mengatur napasnya. Ong cuma bisa diam, gimana ya. Udah satu bulan Ong gak pernah menggerakkan tubuhnya lagi, setiap kali Daniel telpon, dan marah kenapa dia gak latihan padahal lomba udah di ujung tanduk, Ong cuma minta maaf, karena urusan kampusnya. Padahal, sebulan untuk menetralkan perasaan aja, itu cuma alasan buatnya untuk tidak bertemu sosok yang sekarang sedang berdua dengannya. Ong kira hal itu manjur, dia yakin saat bertemu dengan Daniel, dia bakalan balik lagi jadi Ong, yang gak ngenalin apa itu cinta. Tapi namanya perasaan, mana bisa dibohongi. Bukannya hilang, perasaan ini malah berakar terus menerus tiada henti. Tanpa berbuah.

     "Haha, iya, maklum udah sebulan kaga dance lagi" Kata Sungwoo dengan tawa garingnya.

     "Lo kemana aja sih? Sok sibuk amat"

     "Emang sibuk, lagi banyak tugas gak jelas dari dosen"

     "Katanya Bibi Yoon lo sakit?"

     "Iya, gue lembur, kerjaan gue juga numpuk" Ong bukan orang kaya macem Daniel, Ong hidup sendiri di kota besar ini, tempat kelahirannya, dulunya waktu Ong dibangku dasar tinggal sama orang tua, tapi seiiring jalannya waktu, orang tuanya pindah ke kampung, katanya mau nikmati masa tua di tempat kelahiran mereka aja gitu. Jadi sekarang rumahnya di kota di ambil alih semua sama Ong, karena dia dapet beasiswa di kota. Selain kuliah, Ong juga merangkap ambil kerja.

     "Sakit apa?" Tanya Daniel, yang kini sudah berdiri berhadapan dengan Ong, dengan wajah yang ia dekatkan ke wajah lawannya. Gak tahu aja nih hatinya Ong udah dugun dugun.

     Sakit hati nyel.

     "Ha, sakit biasa aja kok, udah ayo lanjut" Kata Ong gugup. Daniel yang ngelihat Ong salting gitu cuma ngangkat bahunya gak peduli. Dengan berakhirnya kalimat tersebut berlanjutlah kegiatan mereka tadi, gerakkan demi gerakkan mereka lakukan. Tanpa kenal lelah, of course. Bagi Daniel, karena ini kesempatan terakhirnya bisa bikin bangga nama sekolah, dengan prestasi yang akan dia gapai nanti. Daniel janji.

     Namun naas, ketika sebuah gerakkan antusias mereka berakibat fatal, suara hantaman keras pada punggung lelaki berbahu lebar itu menggema di ruangan ini. Sialnya lagi, udah jatuh ketiban tangga pula. Bukan tangga beneran, maksudnya ketiban Ong Sungwoo, untuk dengan cekatan Ong menahan tubuhnya dengan satu tangannya, ya kalau engga, mungkin udah terjadilah first kiss punya Ong. Jadilah mereka hadap-hadapan dengan posisi yang ambigu.

     "Akhㅡ" rintih Daniel. Ong dengan cepat berdiri dari tempatnya, ia mencoba menarik tangan Daniel dengan sangat kuat agar dapat berdiri, namun sial sepertinya hari ini bukan keberuntungan buat mereka. Ong kehilangan kendali, ketika menarik tangannya Daniel, dia terjatuh kebelakangnya. Tidak mau jatuh sendirian, Ong menarik tangannya Daniel, Daniel mah yang lagi lemes merasa tulang belakangnya seakan rusak, jadi terjatuh diatas Ong. Bodohnya lagi, Daniel gak menahan bobot badannya, kaya yang tadi dibilang

     Iyaudah itu, first kiss nya Ong terpaksa dia lepas. Walaupun buat orang yang dia sayang dan walau hanya sekedar menempel saja. Selang beberapa detik mereka dalam posisi seperti itu, saling terkejut tapi tak ada niat untuk menjauh. Perasaan aneh menjalar dalam diri mereka, tidak ada terutama. Mereka berdua merasakan desiran aneh yang datang dalam diri mereka.

     "Kak Ongu, Bang Danik?"

     Alih-alih kaget, mereka langsung bangun dari tempatnya. Daniel ngebantu Ong, untung Ong bobotnya lebih kecil daripada dia.

     "Kalian berduaㅡ"

     "Jihoon, ini gak seperti yang kamu lihat." Kata Daniel. Hendak menarik tangan Jihoon, Jihoon memundurkan langkahnya dengan wajah ditundukkan.

     "Gak seperti yang aku lihat? Terus aku lihat apa? Kucing sama kelinci lagi ciuman gitu?" Kata Jihoon, Daniel tahu Jihoon sedang menahan tangisannya.

     "Gak Hoon. Kita gak sengaja. Dengerin aku dulu."

     "Bang Danik, Jihoon gak buta. Jihoon masih punya mata yang bisa melihat."

     Jihoon menarik napasnya, menatap sendu kearah Daniel yang juga menatapnya dengan sedih dengan mata elangnya itu.

     "Jihoon kasih waktu Bang Danik buat bisa nentuin perasaan sendiri. Udah sayang sama Jihoon atauㅡ" Jihoon menarik napasnya lagi. Berat mengucapkannya

     "Atau Bang Danik masih sayang sama Kak Sungwoo." Jihoon langsung membalikkan badannya. Gak peduli sama teriakan Daniel, yang menyuruhnya berhenti.

     Gimana sama Ong? Ong gak kaget, waktu Jihoon bilang kalau Daniel suka sama dia. Pasalnya, waktu menginjak kelas delapan semester satu, Daniel mengungkapkan perasaannya, mengajak pacaran diusianya yang tergolong muda. Waktu itu dia menolak Daniel dengan alasan, mereka masih terlalu dini untuk berstatus seperti itu tanpa diketahui Daniel, alasan sebenarnya memang karena Ong hanya mampu menganggap Daniel sebagai saudaranya, BELUM lebih. Daniel patah hati, tapi tidak melunturkan rasa sayangnya pada Ong yang sudah ia pendam lama. Masih memberikan kesan yang romantis dan seakan menomorsatukan seorang Ong Sungwoo.

     "Jihoon tahu?" Gumamnya. Pasalnya kejadian sudah terlampau jauh, apa waktu Daniel pendekatan dengan Jihoon, Daniel masih memiliki rasa sama Ong?

     Gatau deh, yang tahu cuma Tuhan, author ga tau.g

     Daniel buru-buru merapihkan barangnya, Ia hendak pergi dari ruangan itu, tapi terhenti ketika Ong menahan tangannya.

     "Niel jangan tinggalin gue." Kata Ong tanpa menatap sang lawan bicara.

     "Gak bisa, gue mau ngejelasin ke Jihoon biar dia gak salah paham."

     "Niel" ucap Ong, suaranya bergetar.

     "Tar gue bilangin Pak Lucas biar anterin lo, udah kak lepas aduh !" Pak Lucas, asisten rumah tangga di keluarga Daniel, yang sangat dipercaya, sudah mengabdi pada keluarga Daniel semenjak Daniel dilahirkan.

     Ong melepaskan genggamannya. Daniel hendak berjalan kembali sebelum teriakan menginstrupsinya.

     "Gue suka sama lo niel"

     Daniel membalikkan badannya, dia menatap Ong remeh. Sudah cukup bertahun-tahun berjuang, tapi disia-siakan. Untuk apa ketika Daniel membangun rasanya ke orang lain, Ong malah memporak-porandakan semuanya? Daniel gak habis pikir, ketika masih ada perasaan nyaman ketika Ong berkata demikian.

     "Setelah gue udah punya pacar, lo baru bilang? Cita-cita lo ngancurin hubungan orang ya kak? Berhenti gue udah capek kak."

     "Lo gak mau dengar penjelasan gue waktu itu, tapi lo udah capek Niel! Lo bahkan gak izinin gue keluarin sepatah dua patah sekalipun waktu berita bohong itu kesebar, apa cita-cita lo jadi orang tuli?"

     "Apa yang mau lo jelasin? Semuanya udah jelaskan, kalau lo jadian sama Hyunbin waktu lo belum jawab perasaan gue yang udah gue ungkapkan ketiga kalinya! Waktu dihari kelulusan lo, lo malah nembak dia di taman belakang!" Udah hancur sudah pertahanan Ong ketika air mengalir di mata indahnya.

     Kwon Hyunbin, teman satu kelasnya sekaligus teman terdekatnya setelah Daniel. Hyunbin, mahasiswa semester dua, jurusan psikologi. Hyunbin memang sudah menunjukkan bakat nya di bidang iti, ketika Ia melihat temannya, Ong Sungwoo bercerita tentang perasaan-perasaan anehnya, waktu menjelang kelulusan mereka. Waktu itu Hyunbin berkata dia memiliki perasaan terhadap Daniel, tidak percaya. Gak mungkin. Mustahil. Ong ga percaya juga, waktu itu Hyunbin masih bocah muda yang bobrok.

     "Hyunbin ngebantuin gue caranya, kalau gue nembak orang lain degdegan, artinya gue emang udah asalnya begitu. Tapi waktu gue pura-pura nembak Hyunbin, gak ada rasa rasa takut buat ngucapin atau degdegan. Tapi waktu itu lo dateng, emosi, dan gak mau dengerin penjelasan gue. Dan waktu lo cerita tentang Jihoon, siapa yang gak patah hati Niel? Disitu gue baru nyadar. Emang gue telat. Tapi gimana gue mau jujur, kalau lo sendiri aja ngehindarin gue, dan balik ke gue waktu lo minta tolong deketin sama Jihoon?"

     Daniel diam, gak tahu dia mau bilang apa. Udah dia mau tenggelam rasanya, ada perasaan menyesal terlalu dalam. Sakit gitu.

     "Sekarang lo mau ngejar Jihoon kan? Mau ngasih penjelasan? Lo bkalan tahu rasanya jadi gue dulu Niel, yang ngejar lo, demi membela kalau diri lo bener, tapi sayang dia bahkan denger lo ngomong aja gak mau."

     Daniel menoleh sebentar kearah Ong, lalu melanjutkan langkahnya kearah pintu.

     "Ok jadi berjuang disia siakan itu gak enak rupanya" gumam Ong. Walaupun pelan, Daniel masih sempat mendengar sebelum akhirnya meninggalkan ruangan tersebut.

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

 

     "Cemberut mulu ah, udah napa. Ini jeki gue ikutan cemberut kalo gebetan majikannya aja cemberut."

     Jihoon menolehkan wajahnya kearah Guanlin, yang kini telah mengelus Jeki alias motor kesayangannya si Guanlin, yang berwarna Hitam itu.

      Tahu Jihoon, kalau Guanlin gila. Tapi tolong lah jangan gila gitu waktu sama dia, apalagi ditempat umum kaya sekarang. Mereka lagi parkiran umum disebuah mall ternama. Udah pukul jam sembilan malam bukan berarti mall besar kaya gini sepi ya.

     "Ayo mau nonton gak? Apa mau makan?" Kini mereka berdua sudah berjalan meninggalkan parkiran, dijalan emang Guanlin doang yang ngomong, Jihoon masih galau gara-gara kejadian tadi di sekolah. Sampai gak nyadar dia udah ada di dalam Mall besar itu, udah lumayan sepi. Tapi gak sepi sepi banget sih. Ya paling tinggal bioskop sama junk food aja, itu pun tinggal dikit.

     "Kak ngelamun lagi, tar di gadein sama genduruwo lu" kata Guanlin. Jihoon nolehin kepalanya kearah tiang yang berjalan dengan dia ini.

     "Apasih, lagian lo juga ngapain sih ngajak kesini. Gue gak mau, tahu!" Gerutu Jihoon, Ia kemudian memutar balikkan badannya bermaksud meninggalkan gedung besar itu. Guanlin kewalahan, dia ngikutin aja deh si nyai mau kemana.

     Udah berapa menit mereka di jalan, udah lumayan jauh dari parkiran. Guanlin bilang, "Kak mau kemana sih yaallah." Heran aja itu Guanlin gak ada berhentinya dia.

     Jihoon berhentiin langkahnya, waktu menoleh kearah Guanlin, gatau kenapa air matanya ngalir gitu aja membasahi pipi gembilnya itu. Guanlin panik, dia merapatkan dirinya dengan Jihoon,

     "Eh jangan nangis disini, anjay. Ntar nongol kembarannya samuel. Aduh kakㅡ" Hendak menarik Jihoon kedalam dekapannya, Jihoon mundurin langkahnya.

     "Kan tadi gue udah bilang lin, stop kejar gue. Lo masih bocah yang belum bisa bedain mana cinta, mana hanya sekedar suka hiks" Sebelum kesini emang mereka berdua sempet chat-an, dan bahasnya begini. Guanlin narik napasnya, sebelum akhirnya menaruh kedua tangannya didalam saku jaket hijau lumut yang hari ini Ia gunakan.

     "Kalau gue gak bisa bedain, kenapa gue rela nyita waktu gue buat lo tiga tahun belakangan ini? Yakan. Kenapa juga gue peduli waktu lo nangis? Kenapa juga gue harus pura-pura bahagia waktu lo sama yang lain?" Kata Guanlin yang didiamkan oleh Jihoon seribu bahasa. Guanlin mendekatkan dirinya, "jangan paksa gue berhenti kak, lebih baik gue berhenti sendiri daripada lo yang nyuruh. Lebih menyakitkan ketimbang pergi secara diam" lanjutnya.

     Jihoon gak tahu kenapa sedih aja. Padahal gak ada hubungannya sama Guanlin, kenapa jadi Guanlin kena getah ke emosiannya dia. Guanlin juga gak tahu, kalau dia sama Daniel lagi berantem, dia cuma bilang Daniel gak ngasih kabar karena keasikan main game online. Jihoon berbalik, memunggungi Guanlin, matanya melirik kearah sebuah warung banyak jajanan lokal didepannya.

     "Lin laper" maksud hati biar gak dibahas mulu sama omongan dia yang ngelantur tadi, makannya dia ngajak Guanlin buat makan. Aslinya dia lagi gak napsu makan.

    "Di Mall aja kenapa? Gamau?" Jihoon menggelengkan kepalanya. Ia menarik tangan Guanlin supaya cepat ketempat itu. Tapi langkahnya terhenti waktu ngelihat masteng berjejeran dideket situ, menatapnya penuh goda. Anjay lah.

     Guanlin nyadar, dia tautin jemarinya dengan Jihoon, bibirnya ia arahkan ketelinga Jihoon. "Cupu taekwondo doang nyali lihat gini aja ciut hahahaha" ketawanya Guanlin kecil ya, gamungkin ketawa kenceng, apalagi deket gendang telinga nya Jihoon. Abis di tendangin yang ada.

     Waktu Jihoon dan Guanlin duduk aja masih ada masteng yang ngelihatin mereka, Jihoon sih. Jihoon risih, dia pengen nabok, tapi gak berani. Dia merapatkan dirinya ke Guanlin, Guanlin mah enak, tinggal rangkul aja si Nyai.

     "Kamu kenapa yang?"

     Jihoon bingung, ini bocah ngapa ya?

     "Daritadi takut gitu? Ada yang ganggu kamu" Jihoon ngerti sekarang, Ini Guan lagi akting biar ngusir masteng-masteng itu (mas tengil)

     "Aku risih yang" anjing adem lah si Guanlin dipanggil yang. "Risih kenapa?"

     Guanlin pura-pura mendekatkan telinganya kearah Jihoon. Lalu menjauh lagi.

     "Kalau ada yang bikin kamu risih, bilang aja sama aku. Kamu kaya gak tahu aja sih aku anak dari keturunan Raja Salman nih"

     "Bercanda aja sih kamu pentil sapi"

     "Gak, hahaha. Kaya kamu gatau aja sih Lai Corp. Yang berani ngusik pacar aku yang gemesin ini kan tahu risiko nya"

     "Apa emang risikonya? Aku risih ini dilihatin mulu, ini namanya pelecehan lewat tatapan yang."

     "Dikenakan, barang siapa yang mengganggu pacar dari anak pemimpin perusahaan Lai Corp, harus menanggung akibat yang sebesar besarnya, bisa berupa tindasan fisik, maupun mental. Ataupun ekonomi." Kata Guanlin, dia kemudian menolehkan kepalanya kearah masteng-masteng itu. Ia berdiri dihadapan masteng yang berjajar itu,  Menunjukkan identitasnya benar sebagai salah satu pewaris dari perusahaan ternama Korea-China itu.

     "Mohon dimengerti, sebelum saya bertindak lebih lanjut berhenti natap calon tunangan saya dengan mesum, dengan mata kotor kalian. Kalau tidak jangankan kalian, tapi semua anggota keluarga kalian tidak segan-segan saya babat sampai habis." Kata Guanlin tegas. Yaudah karena bergidik ngeri kaum rakjel itu pun pergi. Guanlin kembali duduk di tempat nya. Gak nempel banget sama Jihoon, takut mas mba. Apa lagi tadi dia nyebut-nyebut kalau Jihoon tunangannya Guanlin.

     Bukan marah yang didapet malah Jihoon ketawa, dia ketawa sejadi-jadinya waktu ngelihat masteng itu pada ngibrit keluar dari warung tersebut. Dan yang bikin ngakak lagi, waktu Guanlin ngaku anak dari perusahaan besar itu.

     "Gua beneran anak dari keluarga Lai Corp." Kata Guanlin waktu Jihoon mengatakan "Lo ngapain sih segala ngaku-ngaku anak dari perusahaan besar gitu hahahaha!!"

     "Masasih ah, tadi akting lo juga bagus"

     "Gue serius. Lo bisa tanya sama Daehwi atau Seonho atau Samuel. Rumah kediaman Lai lo tahu kan? Jelas itu rumah banyak yang tahu"

     "Tapi gue gak suka ya lo bilabg pacar apa lagi tadi TUNANGAN! Gila lo ya. Untung masih sabar gue"

     "Yaudah kalo gitu"

     "Gitu gimana?"

     "Gitu jadi tunangan gue sekarang"

     Jihoon langsung nginjek kakinya Guanlin, sebelum akhirnya pesanannya datang, ya tadi sebelum gertakin si masteng itu mereka udah sempet mesen makanan.

     Mereka buru-buru makannya, karena dari warung ke parkiran Mall itu lumayan jauh loh. Makannya, karena terlalu kenyang Jihoon males banget jalan, mana ngantuk lagi.

     "Kak, etdah ngapain sih duduk disitu" si Guanlin, yang tadi udah didepannya Jihoon, balik lagi pas ngelihat si Jihoon duduk bentaran di tempat kursi panjang.

     "Ngantuk Lin, ntar dulu gue tidur dulu."

     "Aduh siapa suruh kejahuan makannya. Tar parkirnya keburu ditutup, udah jam sepuluh ini."

     "Lima menit"

     "Gak, lama lama. Udah ayo sini gendong" kata Guanlin yang kini sudah jongkok dihadapan Jihoon. Waktu Jihoon udah ngelingkarin tangannya di leher Guanlin, hpnya Jihoon malah jatuh, akhirnya diambil sama Guanlin, dan disimpan disaku jaketnya.

     "Anjing encok pinggang gua"

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

     "Maaf ya Guan, malah ngerepotin si Jihoon nya" kata Minki, waktu ngelihat anaknya tidur dengan pipi menempel dipundak nya Guanlin. "Gak papa kok, ini Jihoon gimana tante?" Tanya Guanlin, udah capek dia ini gendong Jihoon keparkiran aja butuh sepuluh menitan, udah mana dimotor kaya human gak punya tulang.

     "Sini kamar tamu aja, kasihan kamu, ntar mati muda kalau gendong Jihoon ke kamarnya" sungguh bunda yg pengertian. Dibawa lah Jihoon ke kamar tamu, dekat dengan kamar mandi, lalu ditidurnyalah sih Jihoon, dan diselimutin dengan selimut berwarna putih tulang itu. Guanlin bangkit berdiri dari tempatnya, mendapatin sosok Minki didepan pintu.

     "Makasih ya Guan, maaf ini Jihoon. Emang dia kalau makan kebanyakkan langsung tidur. Makannya bobotnya over" anjay ini emak.

     "Haha, iya tante. Guanlin pulang dulu ya?"

     "Jangan manggil tante, Bunda ya."

     "Oh? Iya Bunda" Guanlin seneng, gatau seneng kenapa. Dia berasa punya Ibu kedua yang perhatian padanya. Dengan kalimat itu menandakan Guanlin pamit buat pulang.

      Waktu sampai dirumah, hanya sambutan dari para pelayannya. Gak ada yang lain, dan kalau pun ada paling dari si Donny, anjing kesayangannya Guanlin. Waktu hendak menggantungkan jaketnya, ia merogoh kantong tersebut, terdapat ponsel berwarna putih, dengan casing biru langit bergambarkan doraemon. Itu hp nya Jihoon. Dan waktu dipencet tombol home tidak nyala, Guanlin berfikir habis baterainya, tapi dia berpikir sejenak untuk menekan power on hpnya lama, dan nyala. Jadi selama tadi hp nya Jihoon dimatiin.

     Guanlin tahu ini gak sopan, tapi Guanlin tahu kalau Jihoon bohong tentang Daniel ke dia. Sebodohnya Guanlin, Guanlin juga tahu, gak mungkin Jihoon nangis sekejar itu karena masalah yang sepele.


     Fix bukannya fokus ke chatnya, Guanlin malah salfok sama wallpapernya, gemaaaaay pengen guanlin cubitin itu pipi.

     Guanlin baru swipe keatas, tapi inget dia gak tahu passwordnya. Akhirnya joki aja dia, mulai dari tanggal jadian sama Bang Daniel sampai ulang tahunnya Jihoon. Dan bener, kalau passwordnya itu ultahnya Jihoon. Guanlin misuh-misuh ngeliat chat dari Bang Daniel, pertama, takut kalau ntar dia buka Bang Daniel langsung chat dia. Tapi dia kepo, makannya dia matiin data nya, terus dia buka chat-an Jihoon sama Daniel, biar ga ke read.

Danik❤ : yang astaga, kemana kamu
Danik❤ : please dengerin aku dulu yang
Danik❤ : yang dimana yaallah, kamu pulang sendiri?
Danik❤ : sayang, sumpah aku gak sengaja itu nyium kak Ong, kaki aku gak sengaja narik kakinya dia, tadinya juga dah bangun jatuh lagi. Aku minta maaf tolong dong yang dengerin aku. angkat telpon aku
Danik❤ : sayang dengerin aku dulu please
Danik❤ : yang ditelpon kok gak aktif. Kamu tidur?
Danik❤ : yang kamu dimana jangan bikin khawatir aku

    Gitulah isi dari chatnya, gondok. Dan yang bikin Guanlin makin kesel, waktu tahu Daniel sama Ong ciuman. Ada ya ciuman disengaja hm..

     Guanlin kesel aja gitu. Enak aja Bang Daniel, main bikin patah hati orang, dikata dia sayang sengaja apa ya. Yaudah akhirnya Guanlin milih tidur aja dulu, sebelum masuk kealamnya dia udah bikin suatu hal yang gila, bakalan dia lancarin nanti, di timeline nya Jihoon.



Gatau anjai makin garing huhu ;___; mau cepet-cepet kelarin. Biar pada gabosen nunggu, biar epep ini selese

Continue Reading

You'll Also Like

25.9K 527 5
RJ harem boypussy. cowok ber memek.
36.3K 5.2K 26
Kehilangan adalah salah satu yang sangat ingin semua orang hindari bukan? Hidup berdua dengan sang ibu sudah membuat remaja bernama Aciel begitu baha...
12.6K 1.8K 18
(MY FAMILY'S VOYAGE Season 2) Mengangkat perjalanan cinta Kapten Zean dan Marsha. Apakah kisah cinta anak ketiga keluarga Aksara akan berakhir bahagi...
27K 6.1K 23
Menikah dengan keterpaksaan hanya akan menciptakan rasa sakit disetiap waktunya, dan akan semakin menyakitkan jika diketahui ada Hati lain didalam Pe...