I'm in Love With You [ON HOLD]

By bunzler

11.1K 300 47

Flourance Jansen atau biasa dipanggil Flo mendapat beasiswa untuk bersekolah di University of London. Berawal... More

Chapter 1 - I'm in Love With You
Chapter 2 - Your Destiny, Niall
Chapter 3 - Poor Niall
Chapter 4 - Now Niall Know
Chapter 5 - I Love You
Chapter 6 - Accident
Chapter 7 - Stupid Flo
Chapter 8 - Sick
Chapter 9 - Drunk
Chapter 10 - Happy Anniversary!
Chapter 11 - All They Knew
Chapter 12 - No Title
Chapter 13 - I'm Not Alone
Chapter 14 - We're Playing Games!
Chapter 15 - We're Broke Up
Chapter 16 - Apologize
Chapter 17 - Dare to Dare
Chapter 19 - Amnesia
Chapter 20
Chapter 21 - Day 1

Chapter 18

129 14 0
By bunzler

Flo's POV

Entah kenapa aku masih terpikirkan oleh telfon tadi. Niall. Haha. Jujur saja, aku sangat merindukannya sekarang.

Aku membawa novelku dan berjalan menuju Starbucks.

"Flo!" Aku menengok kearah sumber suara tersebut

"Hi clame! What's up?" Aku memgangkat sebelah alisku dan mulai berjalan menyesuaikan clame

"Kau mau kemana?" Tanyanya

"Starbucks. Kau mau ikut?" Tawarku

"Boleh" clame menundukkan kepalanya sebentar lalu menolehkannya padaku, "So, kau dan niall hanya sahabat, kan?" Clame memastikan

Aku mengangguk.

"Well, sekali lagi aku minta maaf ya. Aku masih merasa bersalah" tutur clame

"Sudahlah clame, you don't have to feel sorry. Jangan pikirkan hal itu lagi, oke?" Aku meyakinkannya. Dia mengangguk.

Well, saat ini jalanan cukup sepi untuk ukuran kota London. Aku dan clame sedikit bermain-main ditengah-tengah perjalanan kami menuju starbucks. Starbucks terdekat dari kampus, hanya berjarak 3 blok.

Entah kenapa, clame mencoba untuk berjalan sedikit ketengah jalan. Dia sedikit bergaya disana. Aku tertawa melihat tingkah konyolnya itu. Dan yap, "Clame! Awas!" Aku berlari kearah clame dan mencoba menghindarinya dari mobil yang akan melintas.

"AAAAAAAAAAAAA!!" dan tiba-tiba, semuanya gelap.

*

Niall's POV

"AKU TIDAK MAU TAU! KAU HARUS MENCARIKANKU TIKET KE LONDON SEKARANG JUGA!" emosiku sudah tak terkendali. Aku mengomeli salah satu crew kami yang mencarikan tiket.

"Niall.." Paul mencoba untuk menenangkanku

"CEPAT CARIKAN!" Sungguh, aku tidak pernah seperti ini sebelumnya. Tidak pernah merasakan perasaan seburuk ini.

"NIALL! TAHAN EMOSIMU!" Paul mulai membentak. Aku terduduk dengan perasaan takut menggelutku. Aku merasa tak karuan. Rambutku berantakan. Pipiku memanas. Pandanganku mulai kabur.

"Flo..." Untuk kedua kalinya aku menangis. Aku. Menangis. Paul memelukku, mencoba untuk kembali menenangkanku, "Dia akan baik-baik saja, niall. Dia akan baik-baik saja" ujar paul berkali-kali.

No, she's not. Dia tidak baik-baik saja! Jelas-jelas flo tertabrak mobil! Apa bisa dibilang dia baik-baik saja?

"ARE YOU INSANE?! FLO KECELAKAAN DAN KAU BILANG DIA BAIK-BAIK SAJA?!" aku mengutarakan perasaanku dan membentak paul. Sedikit memberontak lebih tepatnya.

"Niall, stop" louis mencoba menenangkanku

"I got the ticket" suara salah satu crew itu mengalihkanku.

"Jam 11.45 nanti. Penerbangan terakhir menuju london" lanjut crew itu lagi. Aku melirik kearah jam tanganku yang menunjukkan pukul 11.30. Bagus.

*

"Flo..." Aku memanggil namanya, berharap flo akan membuka matanya.

Aku baru saja sampai di london 45 menit yang lalu. Dan aku langung sesegera mungkin pergi ke rumah sakit yang sudah diberitahukan oleh clame sebelumnya.

Aku mengusap pelan rambut flo dengan tangan kananku. Dia terlihat lemah berbaring disana. Kepalanya dibalut perban. Dan terlihat memar di dagunya. Begitupun dengan tangannya. Memar dan lecet dimana-mana. Di ruangan itu hanya terdengar suara pendeteksi detak jantung.

Flo koma.

"Bagaimana dia bisa seperti ini?" Tanyaku, yang kebetulan ada clame di ruangan ini.

"Semua terjadi sangat cepat.." Tutur clame. Dan diapun mulai menceritakan semuanya dari awal.

Clame kembali menangis, "Ini semua salahku. Andai saja aku tidak berjalan ketengah, mungkin semua ini tidak akan terjadi"

Aku bisa merasakan, betapa menyesalnya clame sekarang, "Flo tidak pantas untuk berbaring disana. Seharusnya aku yang berbaring disana.." Lanjut clame.

Aku hanya bisa diam. Menatap flo dengan harapan dia segera bangun dan kembali sehat.

"Apa flo sudah cerita kalau aku dan dia sempat bertengkar?" Clame membuka suara lagi. Aku menengok kearahnya dan memberi isyarat agar dia menceritakannya.

"Well, itu sudah lama. Sebelum kalian memulai tur. Kau tahu, saat berita kalian di airport waktu itu? Kami bertengkar karena itu. Sebenarnya, aku yang marah.." Tutur clame

"Saat itu, aku menyukai...mu. Ya, haha. Dan... Dan aku merasa cemburu karena kalian berduaan. Sebelumnya, flo bilang kalau dia biasa-biasa saja kepadamu.." Clame menggangtungkan kata-katanya.

"Tapi pada saat berita itu keluar, aku merasa di khianati oleh flo. Dan... Dan aku menamparnya. Sungguh perbuatan yang buruk" lanjutnya

Aku diam. Jadi saat itu, suara tamparan yang kudengar karena hal ini. Dan karena itulah flo menangis lalu memintaku untuk menjauhinya.

"Dan baru saja beberapa minggu yang lalu, kami berbaikan. Dan itu ternyata karena aku salah paham. Aku kira kalian berpacaran. Ternyata kalian hanya bersahabat baik..."

Sahabat.

Ada sedikit rasa sakit mendengar ucapan clame. Tetapi memang itu kenyataannya. Aku, sahabatnya.

*

Liam's POV

Hari ini, kami dengan sangat terpaksa konser tanpa niall. Dan kami juga sudah membuat directioners, terutama nialler kecewa karena tidak bisa membawanya.

Well, kami semua tidak ke london. Hanya niall saja yang ke london. Tapi sayangnya hari ini ada konser di seattle. And the show must go on, without niall.

Jujur saja, ini pertama kalinya kami konser dengan member yang tidak lengkap.

"Kita harus bilang apa ke media tentang niall yang tiba-tiba langsung terbang ke london?!" Bentak harry, karena dari tadi dia di acuhkan paul.

"JUST SAY THE TRUTH!" Bentak paul lebih keras

"WHAT?!" paul gila. Kalau kita beri tahu yang sebetulnya, semua akan menjadi tambah parah.

"Bilang saja kalau niall menjenguk saudaranya yang kecelakaan. Bagaimana?" Usul lou yang ikut mendengar pembicaraan kami dari tadi

"I agree" ucapku singkat dan diikuti yang lainnya.

Kami masih di dalam hotel. Dan ya, di luar sudah banyak wartawan yang ikut menunggu kami.

"You guys ready?" Kami semua mengangguk dan keluar hotel menuju bus.

Saat pintu dibuka, para fans teriak lebih kencang dari sebelumnya. Dan beribu pertanyaan menghadang kami.

"Ada apa dengan niall? Kenapa dia pulang ke london?"

"Apa niall akan kembali ke seattle?"

"Kapan dia kembali?"

"Apa konser kalian batal atau di teruskan?"

Begitulah beberapa pertanyaan yang diucapkan mereka. Aku dan yang lainnya hanya terus berjalan. Dan tiba-tiba harry membuka mulut, "Dia menjenguk saudaranya yang kecelakaan. Permisi" lalu langsung masuk ke dalam bus.

"Gila" ucapku saat di dalam bus

"Aku ke pentok dengan kameranya! Lihat!" Zayn menunjukkan dahi nya. Memang sedikit memar.

"Mereka menarik rambutku!" Ucap harry

"Mereka juga menarik rambutku!" Protes louis.

Memang, selama kita keluar hotel, tidak ada yang pernah sampai di jambak atau apalah. Palingan hanya ditarik bajunya atau paling parah kena cakaran.

"Untung aku tidak kena apa apa" balasku enteng

"Dasaaaar" mereka langsung mengeroyoki tubuhku.

*

Niall's POV

"Lalu konsermu hari ini? Dibatalkan?" Tanya emmie, salah satu teman clame dan flo.

"Tidak dibatalkan. Hanya aku tidak ikut konser malam ini"

Mereka semua mengangguk.

Aku sedang bersama clame, troy, ryan dan emmie di ruang inap flo.

Flo? Dia tetap belum sadar. Berapa lama dia akan koma? Tidakkah dia tahu aku sangat khawatir?

"Oh iya clame, apa kau sudah menghubungi keluarga flo?" Tanya troy

"Pihak rumah sakit sudah memberitahukannya" jawab clame

"Kapan mereka akan datang?" Kini aku yang bertanya

"Entahlah. Mungkin hari ini? Aku juga tidak tahu" jawab clame lagi

Aku mengangguk.

Tok tok tok

"Come in"

"Where's flo?!" Seorang wanita paruh baya langsung masuk diikuti zac. Kami semua berdiri. Tatapan wanita itu pun terhenti kearah flo yang sedang terbaring lemah.

"Oh flo.." Suaranya terdengar parau

"Mom disini, sayang.." Ucapnya lagi

"Bagaimana keadaan flo?" Tanya zac menghampiriku

"Koma. Dia masih belum sadarkan diri" jawabku lesu

"Terima kasih sudah mau menunggui flo sampai kau tidak ikut konser" ucap zac dan menepuk pundakku

"It's okay"

Well, ini pertama kalinya aku tidak ikut konser. Aku hanya takut kalau directioners di seattle tidak bisa menerima bahwa aku tidak ikut.

"Kalau begitu Aunt, kita keluar dulu ya. Permisi.." Ucap clame yang melirik kearahku dan yang lainnya agar cepat keluar.

"Sekarang flo sudah bersama keluarganya. Lalu bagaimana dengan kita?" Tanya ryan

"Naaah. Aku juga baru sampe sini masa udah di suruh pulang?" Protesku

"Lalu? Memangnya kau mau ngapain? Nungguin flo?" Balas clame

"Yaiyalah. Untuk itulah aku kesini" jawabku cepat

"Mending kita makan dulu" usul emmie, "Kalian belum pada makan, kan?" Sambungnya.

Kami semua mengangguk.

"Ke Nando's saja" kataku cepat sebelum emmie membuka mulutnya lagi.

"Okay"

*

HELLOOO PEOPLE!!! MAAF BANGET UDAH PHP-IN KALIAN GUAIZ:( AKU KHILAF. Btw yang penting udaah upload kaaan? Yaa kaan? Yaudahlah yaa jangan lupaa vomments aja siih kalo gamau di php-in lagi(?) Galah becandaaaaa yega? Yasudaah maaf yaa telat upload! Maaf juga kalo chapter ini rada pendek dan gaje:( GOOD BYE PEOPLE!

Lots of love, Niall's wife;D

Continue Reading

You'll Also Like

235K 3.6K 19
Disini berisikan oneshoot/twoshoot Jeno sub, atau pihak bawah. and related to sex.
240K 22.3K 65
FIKSI
122K 10.8K 45
Cerita fanfic ini akan fokus kepada kehidupan Hong Haein dan Baek Hyun Woo sebelum mereka menikah kembali, ketika menikah, dan setelah mereka menikah...
73.2K 5.6K 17
Laksita Hana Bahira adalah seorang Perempuan yang terpaksa menyewakan Rahimnya pada seorang Laki-laki karena satu masalah yang sedang membebaninya. N...