Gwenchana Hyung (Brothership...

By elmi_wirastiti30

37.3K 3.3K 697

"Gwenchana hyung, kau jangan takut karena adikmu ini akan selalu bersamamu... karena kau satu-satunya keluarg... More

Prolog
시작하다 (1)
나는 형제를 너에게 지켜 줄거야 (2)
황혼이 오면 (3)
형하지 마라 (4)
나는 일어나고 싶다 (5)
나는 죄송하다 (6)
운명이 분리되기를 원한다면, 나는 그것을 내버려 두지 않을 것이다 (7)
이야기의 다리 (9)
너는 누구이며 왜? (10)
마음이 아닌 마음에서 만들어지는 맛, 다른 사람보다 우선합니다. (11)
병실과 내부 (12)
읽을 수없는 복합 뉴스 (13)
옛 적이 돌아왔다 (14)
누나를 화나게 하지마 (15)
주의 깊은 (16)
만지지마 제발 (17)
김태형과 김석진 (18)
최음제의 집과 저편에서 사람들은 슬퍼한다 (19)
살기가 두렵다 (20)
언니는 이번에 살아남았다 (21)
끝까지 돌다 (22)
내가 직접 할거야 (23)
저를 보내주세요 그렇지 않으면 후회할 것입니다 (24)
복수의 마지막 임무 (25)
기억력 상실 (26)
모든 것이 더 이상 같지 않다 (27) [END]✓

두 명의 남동생과 두 명의 형제 자매 (8)

1.9K 204 37
By elmi_wirastiti30


"Siapa yang paling kau percaya?"

"Maksutnya?"

"Maksutku, siapakah orang yang kau percaya selain Tuhan, Jin Hyung?"

"Kenapa kau bertanya begitu?"

"Tak apa, hanya saja.... aku tidak ingin nasibmu sama sepertiku."

"Kau..."

.

.

.

(Author **** POV)

(Flashback **** ON)

"Hyung...."

Rengekan itu, dan suara yang dipenuhi akan nada imut seorang namja dengan rambut hitam juga seragam SMP yang masih ia kenakan, menatap namja dengan seragam yang masih melekat di tubuh namja di sana.

Ditatapnya namja yang kini memeluk tiang pintu, menatap kepergiannya yang hendak menjalankan tugas. Dan apa kalian tahu, bagaimana raut ketidakrelaan si pemilik gigi kelinci itu? saat melihat sang kakak yang selalu menggunkan seragam kebanggannya hendak melakukan tugas negaranya?

"Yoongi hyung..."

Lagi dan lagi....

Suara itu membuat hati seseorang yang sedia siap, harus melemah. Harus terlemas dan yang terakhir merasakan ketidaksukaannya terhadap nada kesedihan yang ada disana.

"Hikkss... hikkkss.... jangan pergi.... hikksss... hikkksss..."

Oh tidak...

Suara itu...

Nada itu....

Dan tangisan itu...

"Hikkkss.... hiiikksss.... Yoongi hyung... hikkksss... haruskah kau hikkksss- ti... tidak bertugas hikkksss.... hikkkss..."

Kenapa suara itu semakin bergetar? Bahkan didengarnya suara bocah yang baru saja memasuki kelas satu SMP-nya itu menangis. memanggil namanya, meminta untuk dirinya untuk tidak pergi. Agar tetap disini menemaninya, dan berada di rumah.

"Kookie...."

Nama kecil itu terucap di bibir tipisnya, sang pemilik mata sipit itu harus mengepal erat kedua tangannya yang nampak bergetar. Memejamkan kelopak matanya sebentar, menghembuskan nafasnya pelan. Namun kepala tersebut belum menoleh, belum menengok dan belum melihat sang adik. Jangankan meoleh ataupun menengok.

Malihat keadaan Jungkook yang terdengar memilukan dari suaranya membuat Yoongi yakin jika Jungkook, dia. Adik kesayangannya, separuh jiwanya bahkan keluarga yang ia miliki sekaligus saudara yang akan selalu menjadi pusat perhatiannya. Penerima seluruh kasih sayang dan cinta seorang kakak, merupakan anugerah kecil dan kado kelulusannya ketika sekolah dasar. Saudara yang selalu ia idamkan meski pada akhirnya sang eommalah yang pergi setelah membawa Jungkook sang adik ke dunia.

Tanpa ada seorang ayah, karena dia telah berpulang. Tapi tak apa... setidaknya Yoongi menjadi salah satu jiwa ayahnya. Menjadi pembela negara dan juga....

"Hikksss.... Yoongi hyung..."

Kenapa di saat Yoongi hendak melakukan tugasnya, justru Jungkook menangis?

"Jungkook..."

Akhirnya kedua bibir tipis itu menyebut nama sang adik, bukan nama kecil namja manis pemilik gigi kelinci yang ada disana. Yang berdiri dengan derasnya air mata yang keluar dari sudut kelopaknya yang kini memegang pinggiran pintu yang terbuka itu. dan Yoongi yakin jika Jungkook menangis sembari menatapi punggung sempit yang menggunakan seragam kepolisiannya.

"Yoongi hyung, hikkksss bi..bisakah kau mengambil cuti hikkkss.... ak..aku khawatir denganmu hyung..."

Benar saja, sang adik terlalu mengkhawatirkannya dan,

Yoongi dia....

Srettt....

Hangat dan nyaman, membuat tubuh yang menangis dan bergetar itu memejamkan matanya. tangannya telah memeluk erat tubuh namja yang usianya jauh lebih tua dari pada dirinya. Kulit putih pucat itu bersentuhan dengan kulit putih bersih itu. saling berpelukan erat, apalagi posisi mereka saling melepas kasih sayang.

Dan dapat dengan jelas yang Yoongi rasakan bagaimana tubuh itu bergetar, seakan tubuh itu benar-benar merasa takut yang amat sangat. Dan juga...

"Sssssttttt.... seorang pria tidak boleh menangis..."

Terdengar sangat lembut saat sang pemilik senyum manis bagaikan gula itu membisikan nasihat lembut di telinga kanan adiknya. membisikan sesuatu nada bagaikan seorang malaikat tanpa sayap miliknya. Memeluk tubuh bocah yang menggunakan seragam SMP yang baru saja ia beli dua minggu kemarin.

"Jungkook, apakah kau takut hyung tidak kembali?"

Satu pertanyaan dari salah satu anggota polisi itu. menangkup kedua pipi adiknya, memandang gemas dua bola mata malaikat kecil yang terlahir sebagai adiknya. dan betapa menggemaskannya wajah yang Yoongi ramalkan akan menjadi namja setampan dirinya dan juga mendiang ibunya. Apalagi kedua gigi itu, akan menjadi gigi kelinci yang menggemaskan, sangat menggemaskan sama seperti yang dimiliki oleh ibu mereka.

Menanggapi pertanyaan sang kakak, Jungkook menyeka air matanya agak kasar. Menatap bagaimana sang kakak mengulas senyum tipis sembari mengulas senyum tipis itu. melihat bagaimana wajah sipit sang kakak yang terlihat seperti bulan sabit kala sang kakak mengulas senyumnya. Dan anggukan yang menjadi jawaban Jungkook saat ini.

"Kenapa kau takut saeng, jika nanti hyung akan pulang..."

Entahlah kenapa Yoongi bisa berkata seperti itu, dan kenapa juga Jungkook merasa aneh dengan ucapan Yoongi saat ini.

"Yoongi hyung, aku takut jika hyung tidak pulang...."

Yoongi dirinya mengulas senyum saat melihat tatapan polos dari kelopak sembab itu.

"Jangan pergi hyung..."

Wajah memelas itu nampak, membuat Yoongi merasa.

"Mian saeng, tapi hyung harus melindungi orang-orang yang ada disana."

Jawaban itu lolos dari bibirnya, dan kedua tangan yang tadinya menangkup pipi sang adik beralih fungsi memegang kedua pundak sang adik, memberikan kekuatan pada namja manis di depannya.

"Hyung tidak sayang Jungkook? hyung lebih sayang orang-orang yang ada di luar sana?"

Begitu polos dan juga menggemaskan saat Jungkook yang mengatakannya, meski pada kenyataannya pemikiran bocahnya masih saja ada di tubuhnya yang memasuki usia dewasa.

Yoongi dirinya hanya terkekeh mendengar penuturan polos adiknya.

"Aigoo... jangan berbicara seperti itu saeng. Hyung menyayangimu, sangat... sangat menyayangimu. Bahkan kau melebihi nyawa hyung..."

"....."

Jungkook dirinya memilih diam, menatap raut wajah sang kakak yang menampilkan senyum tipis dan juga kedua sipit meneduhkan sang kakak.

"Jika kau ingin pelukan hyung akan memberikannya, jika kau meminta jantung hyung akan memberikannya padamu, jika kau menginginkan cinta seorang kakak hyung akan memberikannya untukmu, jika kau ingin memiliki bintang hyung akan mengambilkannya untukmu. Jika kau ingin uang yang banyak hyung akan membanting tulang untukmu, jika kau ingin berlari hyung akan berlari untukmu. Jika kau ingin tertawa hyung akan membuatmu tertawa, jika kau ingin sebuah istana hyung akan mendirikannya untukmu, dan jika kau ingin sebuah kenangan hyung akan menciptakannya untukmu...."

Terdengar indah saat Yoongi mengucapkannya, begitu tulus dan murni. Tanpa ada bumbu kebohongan dalam setiap ucapannya.

"Hyung..."

"Percayalah Kook, jika hyung sangat... sangat menyayangimu. Kau percaya kan dengan hyungmu?"

Yoongi dirinya kembali menangkup kedua pipi sang adik. Bahkan mengulas senyumnya melihat begitu polosnya wajah sang adik. Jujur dalam hatinya ia merasa takut jika dia, tak mampu melihat wajah menggemaskan sang adik.

Tapi, Yoongi dirinya tetap berada pikiran baiknya. Tetap percaya jika dia akan baik-baik saja.

Dan tidak terjadi hal buruk dengannya.

"Hyung, Jungkook percaya dengan hyung. janji jika hyung akan pulang besok?"

Mendengar sang adik yang mulai tenang dalam setiap ucapannya membuat Yoongi kembali mengulas senyumnya. Menatap wajah sang adik yang menatapnya begitu polos.

Berharap jika momen seperti ini tidak akan berakhir dalam waktu cepat dan singkat.

Perlahan, dan perlahan.

Kepala itu bergerak, mendekat. Kedua tangan itu menangkup pipi namja manis itu dengan sangat lembut. Sebuah tangan yang begitu kontras dengan pipi sang adik. Tapi tak apa, setidaknya mereka satu darah dan marga bukan?

Jungkook dirinya menatap bagaimana wajah sang kakak yang mulai mendekat, mencium aroma sang kakak yang begitu manis seperti senyumnya. Membuat namja dengan status adik dari seorang polisi muda itu. merasakan nyaman yang luar biasa.

Begitu dekat....

Begitu...

Kedua mata namja manis itu tertutup. Saat...

Benda kenyal menempel pada kedua kening lebarnya. Kening yang tak tertutupi rambut hitam karena perbuatan kakaknya. dan jujur, Jungkook tak akan malu mendapatkan ciuman seorang kakak di keningnya. Dia tak akan merasakan malu ataupun jijik dengan yang dilakukan sang kakak. Karena apa? mereka saudara, mereka satu marga dan juga sekandung. Tak apa kan? Jika mereka saling meluapkan rasa sayang dengan sebuah ciuman?

Dan Yoongi dirinya?

Memejamkan matanya, menahan kedua bibirnya agar terus menempel pada kening sang adik. Memejamkan matanya dan juga....

Tes....

Meneteskan air matanya dalam diam.

Beruntungnya Jungkook yang tidak tahu menahu akan air mata itu. karena terlihat dengan jelas bagaimana Jungkook....

Memejamkan kedua matanya sembari mengulas senyumnya. Membiarkan momen seperti ini untuk waktu yang cukup lama. Biar dan biarlah.....

Karena Jungkook, menyanyangi hyung hebatnya. Dan Yoongi menyayangi adik manjanya.

Itulah mereka, bagaikan sebuah bunga dan seekor kupu-kupu. Dimana mereka sosok yang berbeda, tapi keduanya saling membutuhkan. Bunga dengan warnanya, dan juga kupu-kupu akan sayapnya. Keduanya seperti itu.

Saling menyayangi....

Saling melindungi....

Dan saling membutuhkan....

Tuhan bisakah kau membuat keduanya tak terpisahkan?

Sanggupkah engkau membuat keduanya selalu bersama?

Meski takdir masa depan adalah rahasiamu.

Ya, rahasia....

Tak ada siapapun yang tahu.

Termasuk aku, kamu dan mereka....

(Flashback ***** OFF)

.

.

.

Air mata itu mengalir, todongan piasu itu enggan menurun. Bahkan semakin erat sang pemilik memegang benda hitam berbahaya itu, menatap tajam ke seluruh orang yang kini sedang berusaha menenangkan keguncangan jiwanya.

Terlihat dengan jelas bagaiman namja dengan jas hitamnya itu, menatap penuh siaga. Tatapan dingin dari manik mata hitamnya, terus dan terus bertahan dalam posisinya. Mencoba melindungi namja yang terbaring koma di belakangnya. Berusaha agar namja yang terjebak dalam ketidaksadarannya itu tetap dalam zona aman, dan terjaga.

Ya, tak akan biarkan siapapun mendekati Kim Seokjin. Bahkan seekor lalat sekalipun, atau jika ada yang berani mendektinya bisa dipastikan peluru hadiahnya.

Cukup lama bagaimana adegan menegangkan itu terjadi, ada juga beberapa security yang berada disana. Ikut menenangkan situasi meski pada kenyataannya gagal yang mereka terima. Melihat dengan jelas bagaimana gesitnya pengawasan dari salah seorang anak buah dari namja yang mencoba mengakhiri hidupnya di tempat lain.

Kedua mata itu mengitar, melihat bagaimana raut khawatir dan ketakutan dari beberapa orang terhadap dirinya terlihat dengan jelas dan nampak jelas. Bahkan tak snegaja, Jungkook melihat wajah pucat Seokjin.

Wajah pucat yang terlindungi masker oksigen disana.

Saat itulah bayang-bayang akan wajah seseorang muncul dalam penglihatannya, membuat perhatian itu sedikit teralihkan.

Tes....

Dan sedikit air mata jatuh kembali.

"Yoongi hyung..."

Jungkook terbayang akan wajah Yoongi dalam diri Seokjin. Dan betapa menyedihkannya saat kenangan buruk itu muncul, melihat bagaimana tubuh itu terus mengeluarkan cairan kental merah. Sebuah peluru dan juga seragam yang kotor akan darah, dan kenyataan yang begitu pahit yang harus ia terima.

Jujur Jungkook dia...

.

"JANGAN MENDEKAT ATAU AKU TEMBAK KEPALAMU!!!!"

Mengamuk dan berteriak kencang, saat seorang dokter hendak mendekatinya. hendak membujuknya menurunkan barang bawaan yang cukup berbahaya miliknya, membuat pria dengan jas putihnya itu memilih mundur dari pada kepalanyalah yang menjadi korbannya.

Dan seperti biasa, begitu tajam dan terasa hawa dendam yang dirasakan dokter itu. apalagi saat dengan jelas bagaimana bocah yang menangis keras yang dulunya memberontak minta di lepas itu, kini....

Menjelma menjadi namja yang tampan dan juga, cukup berbahaya.

Sangat berbahaya malahan. Berbahaya bagaikan malaikat maut pencabut nyawa, untuknya.

"PEMBUNUH!!"

"....."

Semua terdiam, mereka tak berani berkutik apalagi menanggapi ucapan Jungkook yang sedang kalap seperti ini.

"BRENGSEK!!!"

"....."

Makian yang tepat Jungkook.

"KALIAN HIKKKSSS.... HIKKKSSS...."

Menangis....

"Hikkkss... hikkkkssss..... Yoo...Yoongi hyung..."

Ada beberapa orang yang bingung dengan siapa si pemilik nama itu. bahkan beberapa perawat juga mengangkat kedua bahunya, menggelengkan kepalanya saat salah satu temannya bertanya siapakah itu Yoongi hyung.

Kepala itu mendunduk, namun pistol itu enggan turun dari tahtanya. Masih setia dalam genggaman namja pemilik gigi kelincinya itu.

Saat semua bertanya siapakah itu Yoongi, justru ada yang berbeda dari tatapan pria dengan marga Lee itu.

Menatap penuh keibaan dan juga, raut penyesalan di wajahnya.

Bagaimana tidak, sepertinya dia melakukan kesalahan.

Dan kini dia, telah membuat seseorang....

"Maaf...."

Terdengar lirih dan seperti gumaman kala tuan Lee, mengucapkannya. Bermaksud meminta maaf pada namja muda di depannya. tapi apakah bisa? Apakah mampu? Jika pada kenyataannya adalah, ada hati yang sudah terluka. Seperti darah yang mengucur dengan keras dan membuat, hati itu.

Mati tak terluka....

Hilang tak bernyawa....

Dan hidup tak bernafas.....

Dan penyesalan? Sepertinya itulah yang terjadi pada dirinya.

..............................................

.

Lalu sampai kapan tubuh itu bertahan....

Saat air itu terus melingkupi tubuhnya. Seolah air menarik tubuh mengapung itu untuk turun dan turun, dan begitu bebasnya air itu masuk dalam lubang pernafasannya. Begitu bebasnya gelembung itu keluar dari bibirnya. Dan cahaya matahari sepertinya memberikan penerangan untuk dirinya. Untuk jalannya....

Jalan kematian untuknya....

Kim Taehyung, sadarkah kau jika apa yang kau lakukan adalah salah.

"Tae jangan lakukan itu nak..."

"dengarkan kami Tae... jadilah anak yang baik, dan kami mohon. Kembalilah...."

Suara itu....

Wajah itu....

Dan juga, mereka....

"Eomma.... Appa...."

Kenapa dia merasakan jika kedua orang tuanya tidak ikhlas.

Dan kenapa....

Kedua orang tuanya justru menangis?

Apakah mereka benar-benar tidak ingin berkumpul lagi?

Dan Taehyung kini bergelut dengan pilihannya.

Pilihan untuk tetap bertahan, atau mati dan menemui kakaknya juga orang tuanya. Meski waktu yang ia miliki sangatlah singkat. Benar-benar singkat....

........................

"Siapa kau?"

Rasa penasaran hinggap di hatinya. bahkan ia kaget dengan kedatangan seseorang di belakangnya dan dengan tiba-tiba menyentuh pundaknya... membuat ia menoleh ke belakang dan yang ia lihat saat ini adalah....

Sebuah senyuman manis terpatri di wajahnya....

"Namaku Yoongi..."

Hingga akhirnya satu kata lolos dari bibirnya menjawab satu pertanyaan namja di depannya. dan saat itulah....

"Kenapa kau bisa disini... bukankah disini tidak ada jalan keluar...."

"Adikku memanggilku, dan aku mencarimu..."

"Adik?"

"Hem...."

Seokjin dirinya benar-benar bingung apalagi didepannya ada seorang namja dengan pakaian kotak-kotaknya mengulas senyumnya.

"Saatnya pulang... untukmu..."

Dan saat itulah.... semua berubah...

Tak ada kamar yang gelap....

Tak ada lorong gelap...

Dan hanya tempat tidur yang terletak di tengah rerumputan hijau nan luas....

Semua terjadi begitu cepat dan ajaib... membuat Seokjin membulatkan matanya. kagum dengan keajaiban yang baru saja terjadi hingga....

Sebuah tangan putih tersodor ke arahnya....

Melihat bagaimana namja dengan kelopak sipitnya itu tersenyum....

Dan melihat bagaimana namja yang memperkenalkan dirinya dengan nama Yoongi, menatapnya dengan tatapan teduh....

"Kau...."

"Ne... aku akan mengantarmu... sesuai permintaan adikku......"

.

.

.

"Siapa yang paling kau percaya?"

"Maksutnya?"

"Maksutku, siapakah orang yang kau percaya selain Tuhan, Jin Hyung?"

"Kenapa kau bertanya begitu?"

"Tak apa, hanya saja.... aku tidak ingin nasibmu sama sepertiku."

"Kau..."

"Nah, sekarang aku ingin kau menutup matamu hem..."

Mengulas senyumnya, meminta namja yang lebih tua dari umurnya itu untuk memejamkan matanya. namun bukan iya yang ia terima justru. Tatapan penuh tanya dan penasaran yang ia dapatkan.

"Apa maksud dari ucapanmu itu?"

Dan Yoongi dirinya menurunkan kedua tangannya yang mengepal, menunda hal yang ingin ia lakukan sedari tadi.

Menatap Seokjin yang kini sedang bingung dengan pikiran dan juga pertanyaan dalam otaknya.

"Jangan dipikirkan, lupakan saja. Dan kau akan pulang."

"Jawab pertanyaanku dan aku akan menurutimu."

Seokjin dirinya mencegah Yoongi untuk melakukan gerakan tangannya entah apa itu tapi yang pasti ada begitu banyak kupu-kupu yang terbang diantara mereka.

Melihat bagaimana Seokjin berusaha mencegah tindakannya membuat Yoongi yakin jika Seokjin dia.

"aku sama sepertimu."

Mengerutkan alis, kala mendengar namja sipit itu mengucapkan ucapannya. Mengatakan jika, dia sama dengan dirinya.

"Maksutmu?"

Jujur Seokjin belum paham akan semua ini, bahkan apa yang ia alami saat ini.

"Aku juga mempunyai seorang adik yang sama sepertimu."

Dan untuk kesekian kalinya Yoongi mengulas senyumnya, membuat kelopak matanya membentuk bulan sabit. Ditatapnya wajah pemilik kulit pucat itu dan apa kalian tahu apa yang Seokjin lihat?

Sungguh di luar dugaan, Seokjin melihat ada senyum yang penuh dengan kerinduan. Senyum yang dipaksakan, menyembunyikan sesuatu yang seharusnya harus dikeluarkan, dan yang terakhir adalah....

Ada air mata yang bercahaya keluar dari kelopak sipit namja di depannya.

"Yoongi..."

Seketika Seokjin merasa iba dengan seseorang di depannya.

...........................................

Tbc....


hai semua adakah yang dah bosan menunggu kedatangan saya memboyong ff penuh nista dan juga air mata ini? adakah yang mungkin dah bosan karena telah lama menantikan kelahiran chap ini?

maaf jika lama karena ide suka pasang surut dan real life yang kian sibuk, tapi percayalah hal yang paling sulit aku lakukan adalah mood saat nulis dan juga pengetikan yang membutuhkan waktu satu atau dua jama dalam pengerjaannya. dan kuharap kalian tak kecewa dengan jala ceritanya.

maaf banyak typo dan cerita makin gaje, kuharap kalian masih setia menantikan kedatanganku dan ff ku... ^^

Oke sekian ocehan tak berguna dari saya....

Dan semoga nih cerita bermutu ya... oh ya jangan lupa vommentnya. Author gak maksa kok buat kalian ngasih yang penting kalian dah mampir dan baca ff ini. dan semoga kalian dapat pelajaran dari chap ini hehehe....

Maaf banyak typo and gajenya....

Hehehe....

Gomawo and saranghae....

#el

Continue Reading

You'll Also Like

91.6K 8.5K 22
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
569K 6.2K 90
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
1.2K 120 14
"Karena masa lalu, menghancurkan kita semua" Kepergian kedua orang tuanya, Orang yang tidak bersalah pun terlibat Bahkan sampai kehilangan nyawa. Ap...
476 53 4
[Mohon dibaca yg season pertama dulu] . 1 tahun sudah jimin pergi meninggalkan mereka. tiba-tiba kelas dihebohkan oleh kedatangan sosok pemuda bernam...