Demonic Forest
Miya dan teman - temannya sudah tiba di perkemahan, Eudora menyambut mereka.
"Selamat datang, Tuan Putri dan... kalian semua."
"Terima kasih, Eudora."
"King Estes yang mengirim kalian?"
"Bisa dibilang begitu."
"Kalau begitu... aku akan memberi tahu King Estes."
"Tunggu! Dia masih di sini?!"
"Ya... dia masih di sini."
Miya berpikir sejenak.
"Kalau begitu... tolong jangan beri tahu dia dulu!"
"Tuan Putri, apa maksudmu?"
"Tenanglah, Freya! Biar aku yang urus masalah ini."
Eudora memandang ketiga gadis lainnya.
"Sepertinya aku pernah melihat kalian semua, apa kita pernah bertemu sebelumnya?"
Kagura mendekat.
"Aku Kagura dan gadis di sebelahku namanya Freya, kami dari Elite Squad."
"Elite Squad? Owh... skuad yang dulu dipimpin Jenderal Zilong."
"Benar."
"Mm... kalau aku boleh tahu, apa benar Jenderal ada di sini?", tanya Freya.
"Benar, dia ada di sini."
"Tuan Alucard?"
Eudora mengalihkan perhatiannya pada Miya.
"Dia pergi bersama Ruby."
"Ruby?! Apa yang dia lakukan di sini?"
"Putri Odette ingin bertemu dengan Pangeran, jadi Ruby menemaninya."
"Aku mengerti."
Miya mengamati ratusan tenda yang berdiri di sekitarnya.
"Kami butuh istirahat, apa ada tenda militer yang bisa kami gunakan?"
"Ada tiga tenda yang masih kosong, tapi tenda biasa."
"Bukan masalah, bisa kau tunjukkan tempatnya?"
"Tentu, ikuti aku!"
Eudora menuntun mereka menuju tenda kosong yang berdiri paling ujung.
"Aku sudah menyiapkan peralatan di dalam, kalau kalian butuh sesuatu, cukup beritahu aku atau Lesley."
"Terima kasih, Eudora. Ini sudah cukup."
"Maaf, aku ada sedikit urusan dengan Tuan Tigreal. Mm... boleh aku tinggal sebentar?"
"Silahkan!"
Eudora memberi hormat, lalu meninggalkan Miya dan teman - temannya.
Gusion mengamati mereka dari kejauhan.
"Jubah hitam The Conqueror, dia pasti Elvish Princes dari Ravender."
****
Alucard membawa Ruby ke sebuah bukit kecil yang terletak tidak jauh dari hutan, mereka bisa mengawasi perkemahan dari sana.
Ruby melihat kedatangan Miya dan rombongannya.
"Mereka sudah datang."
"Siapa?"
"Tuan Putri dan skuadnya."
"Kau yakin itu mereka?"
"Tidak salah lagi."
"Dia benar - benar keras kepala."
"Kita harus menemui mereka."
"Nanti saja! Aku tidak ingin ada gangguan."
"Gangguan?"
"Sudah lama kita tidak bicara empat mata seperti ini, jadi... kita akan menemui Tuan Putri nanti."
Ruby memandang matahari yang hampir tenggelam.
"Kau benar, aku juga ingin menghabiskan waktu berdua saja denganmu."
"Gadis Kecil, apa kau akrab dengan Rafaela?"
"Kurasa begitu."
"Kau sering menghabiskan waktu bersamanya?"
"Ya, sering. Dari mana kau tahu?"
"Karena aku merasa bahwa kalian berdua sama, kalian pasti merasa kesepian karena terpisah dari seseorang."
"Tidak juga, Rafaela.... masih sering bertemu Argus."
"Benarkah?"
"Benar, belakangan ini dia sering pergi bersamanya."
"Kenapa kalian tidak melarang?"
"Kami tidak bisa, percuma saja mencegahnya."
"Apakah para penjaga Swan Lake curiga?"
"Sama sekali tidak, Argus menemuinya dengan penampilan yang berbeda."
Alucard berpikir sejenak.
"Pria bermantel hitam, wujud manusia Argus."
"Kau juga pernah melihatnya?"
"Tentu, dulu Argus sering muncul dalam wujud manusianya."
"Rafaela akan baik - baik saja kan?"
"Tentu, Argus tidak akan menyakitinya."
****
Dark Abbys
Alice sudah pulih sepenuhnya, tapi dia masih trauma dengan kejadian itu.
Karie mendekati Alice.
"Apa yang sedang kau pikirkan, Queen Alice?"
"Tuan Argus meminta bantuan Rafaela, aku jadi tidak tahu harus bagaimana sekarang."
"Lalu... bagaimana dengan dia?"
"Siapa yang kau maksud?"
"Marksman dari Wasteland."
Alice kembali teringat pada tragedi yang menimpanya.
"Aku akan membalasnya nanti, tapi aku harus buat rencana dulu."
"Itu benar, dia berbahaya."
"Apakah kelompok sialan itu masih tinggal di Demonic Forest?"
"Mereka masih di sana."
"Bagaimana dengan Aurora?"
"Dia belum kembali."
"Karina?"
"Dia luka parah akibat pertarungannya dengan Alucard, Rafaela juga yang membantunya."
"Aku mengerti, kau boleh pergi."
Karie memberi hormat, lalu mulai melangkah.
"Tunggu, Karie! Siapa nama Marksman itu?"
Karie mencoba mengingat.
"Kalau tidak salah, namanya Clint."
"Clint... aku akan mengingatnya."
****
Demonic Forest
Freya melihat Zilong dari kejauhan, dia segera beranjak tempatnya.
"Freya, kau mau kemana?"
"Jenderal kembali, aku harus menemuinya."
"Dia sendirian?"
"Tidak, ada Tuan Roger bersamanya."
Miya berpikir sejenak.
"Jangan temui dia dulu, nanti saja."
"Tapi..."
Kagura mendekati Freya.
"Tenanglah, Freya! Kau bisa menemuinya nanti."
"Baiklah, aku akan menunggu."
"Kagura bisa membujuk Freya, untung saja aku membawanya.", pikir Miya.
Hari sudah mulai gelap, Alucard dan Ruby segera menemui Miya dan teman - temannya.
"Apa yang kalian lakukan di sini?"
Keempat gadis itu langsung mengalihkan perhatian mereka, Alucard berdiri di depan tenda.
Miya beranjak dari tempatnya.
"Senang bertemu lagi dengan kalian, Tuan Alucard dan... Ruby."
"Kau belum menjawab pertanyaanku, apa yang kalian lakukan di sini?"
"Kami... akan bergabung dengan pasukan ini."
"Seingatku, Tuan Roger atau Nona Eudora tidak meminta bantuan lagi."
Miya terdiam.
"Ikuti aku, Tuan Putri!"
Alucard memandang Ruby.
"Kau temani mereka dulu!"
"Dengan senang hati."
Alucard mulai melangkah, Miya mengikutinya.
"Kakakmu tahu tentang kedatangan kalian?"
"Sebenarnya... dia tidak tahu."
"Kau tidak ingin menemuinya?"
"Nanti saja."
Alucard menghentikan langkahnya.
"Kau masih saja keras kepala, kalian memang mirip."
"Kalian?"
"Kau dan Ruby."
"Kebanyakan gadis memang seoerti itu, tapi kami punya alasan yang kuat."
"Lalu, apa alasan kalian datang ke tempat yang berbahaya seperti ini?"
"Aku seorang prajurit, apa salahnya kalau aku ikut membantu?"
"Lalu... bagaimana dengan Kagura dan yang lain? Mereka bukan prajurit."
"Tapi Freya seorang prajurit."
"Freya adalah pengecualian, tapi aku rasa... Jenderal juga tidak akan setuju."
Miya menatap Alucard.
"Kita pernah bertarung bersama, kita ada di pihak sama. Tidak ada salahnya kalau.... aku dan mereka membantu kalian kan?"
"Tapi..."
"Aku tahu siapa kalian, kalian skuad terkuat. Tapi tidak ada salahnya kalau kami ikut membantu kan?"
Alucard mengamati sekelilingnya.
"Aku mengerti, kembalilah ke tempatmu!"
"Tuan Alucard..."
"Ini perintah!"
Miya menunduk.
"Baiklah, aku akan kembali."
Clint muncul dari balik pepohonan.
"Bagus sekali, Alucard."
"Aku tidak punya pilihan lain."
"Kau merasakannya?"
"Ya, dia mencari kita."
"Akhirnya dia muncul."
Clint mencabut pistolnya.
"Kami tahu kau ada di sini, Helcurt."
"Hati - hati, Clint! Helcurt tidak sendirian."
"Sudah pasti, dia tidak akan sanggup menghadapi kita seorang diri."
Salju mulai turun, Alucard segera menghunus pedangnya.
"Bersiaplah, Clint!"
"Kau tidak perlu mengingatkanku."
"Elemen es, Queen Aurora."
"Tidak salah lagi."
"Mereka pandai mencari kesempatan, tempat ini sangat jauh dari perkemahan."
"Lindungi punggungku!"
"Dengan senang hati."
Hutan semakin gelap, suara gemerisik rerumputan mulai terdengar.
"Dia mendekat, dengan sangat cepat."
Clint mengarahkan senjatanya.
"Arah jam tiga, ada ratusan prajurit yang mendekat."
"Bersiaplah!"
Blarr!!
Clint mulai menembak, Alucard segera menerjang ke arah lawan, mereka bertarung di dalam kegelapan.
Helcurt mendekati Clint.
Next Chapter....
24. Crawling in The Dark