Cold But I Love

By amelialamoha_

60.8K 4K 251

Muser Love Story❤️ Gak Berniat Menjodohkan???? Follow my account Instagram : amelia.lamoha Musically : amelia... More

Pemeran
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
22 (2)
23
24
25
26
27

2

4.6K 163 8
By amelialamoha_

"Jeng? Hayuk kekantin malah ngelamun." seru Nayya yang membuyarkan lamunanku

"Eng..gak deh. Gue disini aja. Lagian gue juga lagi mager." tolakku

"Yodah deh." balas Nayya kemudian mereka berlalu (Nayya, Salma, Kirey)

Bosan. Membolak-balikkan halaman buku paketlah yang aku lakukan. Seharusnya aku ikut dengan mereka kekantin.

Aku memilih ke taman belakang. Tempatku menenangkan diri ataupun hanya sekedar ingin bersantai. Jika kalian bertanya kenapa, yaa karna itu taman yang cukup sepi dan jarang dikunjungi oleh para murid.

Sepertinya kali ini aku tidak sendirian. Ada seseorang dibalik pohon besar. Dia sedang memejamkan matanya. Mungkin mendengarkan lagu karna dia memakai earphone. Aku menghampirinya.

"Sorry. Lo?" tanyaku

"Rafi. Lo cewek yang sering ketaman ini? Cantik." ujarnya lalu pergi begitu saja. Aneh. Tapi kenapa dia...tampan? Oh baiklah aku hanya bergumam dalam hati dan berharap tak ada yang mendegarku.

Sedikit tentangku. Namaku Ajeng Fauziah. Murid pindahan dari seminggu yang lalu. Aku bukanlah seseorang yang terkenal disekolah baruku. Bahkan temanku bisa dihitung dengan jari. Tak sedikit orang membenciku karna menurut mereka, aku orang yang aneh. Karna suka menyendiri ditaman ini.

Jika kalian berfikir aku adalah anak atau cucu dari pemilik sekolah ini seperti di cerita yang lain, maaf. Kalian salah. Aku hanya orang biasa yang kekurangan kasih sayang karena orang tuaku yang super sibuk. Mama? Papa? Oh bahkan aku lupa jika mereka ada.

Aku takut dengan anak basket. Wajah mereka tampan tapi menurutku mereka seram. Jahat. Karna aku pernah dilabrak oleh anak basket. Sepertinya dia kakak kelas. Dia marah padaku karna aku menatapnya. Tenang jangan mencibir begitu. Aku sudah biasa.

Oh ya, tentang pria tadi, dia tampan. Yang kutau, dia anak basket juga. Kelas X. Kalian berpikir aku mencari tau tentang dia? Tidak. Nayya yang memberi tau.

Baiklah. Aku sudah terlalu lama disini. Saat aku menatap pergelangan tanganku

"Shit! Gue telat 10 menit!!!" teriakku lalu dengan cepat menuju kelas.

"Permisi bu." ucapku dengan nafas yang terengah-engah.

"Ajeng? Darimana kamu? Kenapa baru masuk?!!" tanya Bu Rini. Dia adalah guru yang galak

"Maaf bu..eh..saya dari toilet." ucapku. Tentu saja aku bohong

"Boong bu. Saya liat dia makan dikantin tadi, lamaaa banget. Mungkin sengaja biar gak masuk dipelajaran ibu." ucap Sasa

Sedikit lagi tentang Sasa, dia adalah ketua team cheers. Dia membenciku. Selalu saja aku dibuat menjadi bahan ejekan. Dia mulai membenciku saat aku tak ingin dimasukkan ke team-nya

"Bener Ajeng?" tanya Bu Rini

"Engga bu. Saya gak mungkin makan diwaktu pelajaran." ucapku

"Ibu percaya? Dia kan anak baru bu." ucap Sasa lagi. Oh wanita itu sepertinya ingin membunuhku

"Emangnya kalau anak baru, gak bisa dipercaya ya?" ujar seorang pria yang tengah asik mencatat sesuatu dibukunya. Dia duduk disamping Danis

"MUNGGA!!!" teriak Sasa

"Apa?" jawab pria itu dengan santai

"Sudah..sudah. Ajeng, kamu berdiri dilapangan sampai jam pelajaran saya habis!" ucap Bu Rini dan aku mengangguk

Aku berdiri dilapangan. Kurasa, matahari begitu dekat serasa hanya berjarak 10cm dari atas kepalaku.

"Pasti gara-gara gue nyetel lagu slow. Kenapa pake ketiduran segala sih?" aku bergumam

Tiba-tiba aku merasa pusing. Semuanya nampak gelap. Aku pingsan kah?

Saat aku terbangun, aku berada diruangan yang didominasi warna putih. Aku menoleh kesamping kanan. Pria yang tadi ada ditaman belakang tengah duduk santai dengan novel yang dibacanya.

"Udah bangun rupanya." ucapnya tanpa teralihkan

"Eh iya. Gue kenapa bisa disini?" tanyaku

"Tadi gua mau ke toilet. Gua liat lo udah pingsan dilapangan. Jadi gua bawa lo kesini." ucapnya

"Oh yaudah." balasku

"Lo udah makan?" tanyanya

"Udah kok."

"Oh. Emm lo anak baru?"

"Iya pindahan." ujarku sambil tersenyum

"Kelas berapa?"

"X IPS 1" balasku

"Oh yaudah. Emm gua bisa ke kelas sekarang gak? Takutnya gua dimarahin karna ketoilet lama banget." pamitnya

"Iya. Sorry ya udah ngerepotin." ucapku

"Gapapa kok." balasnya dengan tatapan yang sulit kubaca.

Setelah dia pergi, aku juga bangun dari ranjang dan berjalan menuju kelas. Aku mengintip sedikit dan ternyata kelas sudah sangat ricuh pertanda Bu Rini telah keluar.

Aku duduk dikursiku. Nayya tak ada. Entah kemana. Biarkan saja. Aku lalu melipat kedua tanganku diatas meja dan meletakkan kepalaku. Belum sampai 5 menit, kurasakan ada yang duduk disampingku dan menyentuh rambutku.

"Rambut lo berantakan." ujar pria disampingku. Kubalas dengan kekehan

"Gua tau lo ga boong kok. Emang lo dari mana aja ampe telat 10 menit? Kalo ke toilet gamungkin selama itu." tanyanya

"Se-sebenernya gue ketaman belakang. Nyetel lagu slow pake earphone dan akhirnya ketiduran." jelasku

"Jadi lo cewek yang sering ketaman belakang?" tanyanya lagi

"Iya hehe."

"Kenapa suka kesana? Padahal kebanyakan orang mikir itu tempat angker. Kecuali gua sih."

"Emm gue suka aja sih kalo disana. Gak ada yang ganggu privasi gue. Daripada gue dikelas? Gue kan anak baru, pasti banyak yang gak suka sama gue. Dikantin? Terlalu rame. Gue nanti bakal disenggol karna dianggep.." Mungga memotong ucapanku

"Lo lucu." ujarnya lalu pergi keluar kelas

Aneh tapi kenapa nampak tampan? Baiklah jangan gila.

Nayya kembali dengan membawa 3 buah coklat. Wajahnya nampak sangat senang.

"Nay? Seneng banget." ucapku

"Hihihi ini si Putra ngasih coklat. Mana 3 lagi." balasnya

"Lo mau? Nih." sambung Nayya menyodorkan 1 coklatnya padaku

"Gak, Nay. Gue bisa beli sendiri." Lalu nampak Nayya mengangguk

S
K
I
P

Saat bel pulang berbunyi, seluruh siswa berhamburan keluar. Aku memilih keluar paling akhir agar tak ada yang menyenggol. Aku duduk di halte menunggu supirku menjemput. Lama dan aku sangaat bosan.

"Pak Abdi kemana sih? Kok gak dateng-dateng? Padahal udah dibilang 15 menit lagi gue keluar. Harusnya dia udah sampe." gerutuku

Tiba-tiba sebuah mobil sport berwarna hitam berhenti di halte. Oh ini bukan Pak Abdi. Pak Abdi tentu saja tak mengerti bagaimana cara membawa mobil sport. Kalau Bang Upi? Ah dia tak akan menyempatkan waktu menjemputku disekolah.

Seseorang turun dari dalam mobil

"Belom pulang?" tanyanya. Dia adalah Rafi Sanjaya

Aku menggeleng. Sungguh aku sangat takut.

"Bareng gua aja. Udah mau sore nih." ucapnya

"Beneran gapapa? Gak usah deh. Makasih." ucapku

"Naik!" pintanya dan terpaksa aku ikut naik.













Maaf ya. Kemarin part ini tuh emang aku apus isinya. Karna kan bahasanya kek bahasa gaol gitu. Jadi niatnya aku mau ganti pake bahasa formal. Eh aku lupa mau ngetik. Makanya kalo kalian baca, itu ga ada sama sekali.

Continue Reading

You'll Also Like

AV By s h e y

Teen Fiction

2.7M 236K 41
Sequel ALTHAIA. Asgara Ardew Lazarus. Pria dingin anti sosialisasi ini menyebut perempuan adalah mahluk yang merepotkan, kecuali Mommy tersayang nya...
1.2M 35.3K 44
"Sialan Dara?!" "Si bangsat Aksa?!" Setelah kedua manusia itu saling melempar umpatan, lalu hening sekejap seolah semesta bercanda mempertemukan mere...
THEORUZ By L I L Y

Teen Fiction

16M 1.5M 54
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...
2.1M 127K 64
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...