MISS CURCOL DAPAT JODOH

By yanghwin

40.5K 1K 25

Cerita ini hanya fiktif belaka. kalau ada kesamaan nama atau sifat, bahkan cerita, aku mohon maaf. hahahaha (... More

CURCOL 1
CURCOL 2
CURCOL 4
CURCOL 5
CURCOL 6
CURCOL 7
CURCOL 8
CURCOL 9
CURCOL 10
CURCOL 11
CURCOL 12
CURCOL 13
CURCOL 14
CURCOL 15
CURCOL 16
CURCOL 17
CURCOL 18
CURCOL 19
CURCOL 20
CURCOL 21
CURCOL 22
CURCOL 23
CURCOL 24
CURCOL 25
CURCOL 26
CURCOLAN 27
-EPILOG-
EXTRA PART

CURCOL 3

1.6K 40 0
By yanghwin

Sebelumnya aku pribadi mengucapkan,

Minal aidin wal faidzin,

mohon maaf lahir dan batin,

bagi yang melaksanakan

(Maaf kalo tulisannya salah)

ehehehhe...

Aku akan melanjutkan Curcolan - curcolan sobatku yang aku tulisin disini.

Makasih buat kepercayaan lu ke gua, Friends. love hahahaha

*************************

CURCOL 3

"Sayang, jangan lupa nanti sore aku jemput ya." Terdengar suara kekasihku diujung sana sedang mengingatkanku tentang rencana kencan kami sambil merayakan hari jadian untuk bulan pertama kebetulan juga hari ini hari sabtu. Sekalian malmingan deh.

"Iya, Aditku sayaaang. Aku inget kok." Balasku sambil terus mencocok - cocokkan pakaian yang akan aku pakai malam ini. Pilihanku terhenti pada mini dress biru yang aku angkat keatas dan memperhatikan dengan teliti. Tidak ada noda sambal, atau robekan - robekan kecil di setiap sudutnya.

"Jangan lupa, kamu harus cantik ya. Awas kalo engga." Ancamnya lagi. Aku mulai berjalan ke kamar mandi.

"Iya, baweeel. Aku pasti bakalan cantik untuk kamu." Jawabku tanpa kusadari aku sudah berada didalam kamar mandi dan masih menelfon Adit. "Dit, udah dulu ya. Aku mandi dulu."

"Oh, baiklah Honey. Yang wangi ya." Katanya lagi setelah aku menjawab iya, aku memutuskan telfonku dan memutar keran air panas. Setelah aku siap membersihkan badanku dan membalut badanku dengan baju handuk, aku mendengar bell rumah berbunyi.

Apa Mbok Yun gak ada dibawah? Kok dari aku mandi tadi bellnya terus berbunyi?

Aku berjalan keluar kamar dan memanggil Mbok Yun yang sepertinya pergi kepasar. Aku mengintip orang yang dibalik pintu rumahku ini dengan jendela fish eye yang diletak ditengah pintu.

Abi?

Ngapain dia disini?

Aku segera membukakan pintu untuknya. Abi kaget melihatku dan mukanya langsung memerah. Aku bingung apa yang Abi meltingin? Apa aku secantik ini kalau sudah mandi?

Eh? Apa aku bilang tadi? Sesudah mandi?

Aku melihat apa yang aku kenakan kini. Badanku hanya dibalut dengan baju handuk bewarna ungu.

"AAAAKKKHHHHH!!!" sontak aku berteriak ketika melihat baju handukku sedikit turun dan menampakkan belahan dadaku. Aku segera menutupnya dengan handuk dan menahannya dengan tangan kiriku. "Lo liat apaan tadi? Lo liat apa?" aku terus memukuli tangannya dengan tangan kananku yang sangat bebas untuk memukulinya. Dia sempat menghindar - hindar, tapi aku terus memukulinya sampai dia menggenggam tanganku yang memukulinya itu.

"Sakit, LIKA." Geramnya. Aku menarik tanganku dari genggaman Abi. jangan sampe aku melting didepan dia. "Lagian, gak ada yang perlu dilihat dari tubuh lo."

"APA?" Aku kembali memukuli tangannya. Kesal dengan pernyataan yang dilontarkan Abi dengan cablak.

"Sakit, Lika." Geramnya lagi.

"Biarin." Jawabku dan berhenti memukulinya. Aku juga tidak tega kalau mukulin Abi terus - terusan. Bisa - bisa ada berita, 'Anak sulung kepala yayasan Dirgahayu International Grup ditemukan mati menggenaskan di rumah tetangganya. Kabarnya anak sulung dari keluarga terhormat itu dibunuh oleh anak perempuan seusianya, yang bernama LK. Didengar dari saksi mata, saat itu AB sedang bertamu kerumah LK. Dan tiba - tiba saja LK memukuli AB sampai Ab dinyatakan tewas ditempat. Sampai saat ini, polisi belum mengetahui penyebab dari pembunuhan ini. Hakim menjatuhkan hukuman untuk pelaku dipenjawa seumur hidup.'

Dan tewaslah aku kalau itu terjadi.

"Nih, mama suruh gue ngasih lo ini." Abi menyodorkan satu kantong plastik padaku. Aku menerima bingkisan itu dan langsung mengintip isinya.

"COKLAT SWISS." Teriakku girang. Ya, Abi dan Keluarganya menghabiskan waktu liburan kenaikan kelas ini dengan bersenang - senang di SWISS. Sedangkan aku di suruh jaga Mama sama Bang Yogi. Ah gak adil benget deh Bang Yogi.

"Segirang itu lo dapat coklat." Tanya Abi. Dia menaikkan satu alis matanya yang tebal itu dan menatapku... hm... tidak bisa aku jelaskan.

Aku menutup kantonf plastik itu kembali. "Terima kasih."

"Sama - sama." Jawab Abi. aku melangkah memasuki rumahku lagi, tapi dicegat Abi. "Gue belom selesai ngomong. Udah main masuk aja."

"Ada apa lagi sih, Bi?"

"Kapan mulai masuk sekolah lagi?"

"Senin." Jawabku pendek.

"Yaudah, makasih. Gue pulang dulu." Abi berjalan keluar pagar. Aku berfikir lagi. Emang Abi tau hari Senin tanggal berapa?

Ah bodo amat. Aku masuk kerumahku lagi dan bersiap - siap kencaaaan. Huehehehhee...

Tok... Tok... aku mendengar pintu kamarku diketuk.

"Non, Lika. Mas Aditnya sudah nunggu diruang tamu." NAH... Datang juga mempelai priaku. Hihihi...

"Iya, Bi. Suruh nunggu bentar lagi. Makasih ya, Bi."

"Baiklah non."

Setelah memastikan dandananku sudah rapid an cantik, aku bergegas turun dari kamarku dan mendapatkan Adit duduk diruang tamu sambil asik bermain HP. Aku berjalan diam - diam dibelakang Adit. Sepertinya Adit tidak sadar denganku yang kini sudah dibelakangnya. Cup... Aku mengecup pipinya dan disambut dengan kekagetan Adit.

"Happy 1 Month, sayang." Ucapku dan terus memeluk leher Adit dari belakang.

"Aku juga, Happy 1 Month, Princess." Balas Adit sambil mencubiti pipiku. Aku melepaskan pelukannya dan Adit berdiri dan menghadap kepadaku.

"Udah yuk, pergi. Kalo kemalaman, cuma dapat waktu sebentar dong buat kencannya."

"Eh tunggu aku kasih tau Mbok Yun dulu." Aku berjalan kedapur sebentar mau memberi tau kalau aku bakal pulang telat malam ini.

Setelah memberi tau Mbok Yun barulah kami pergi dan menaiki mobil Jazz-nya Adit.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Author's POV

Lika dan Adit makan malam disalah satu restoran yang menjadi incaran para kaum Adam dan Hawa untuk menyantap hidangan enak sekaligus mencari suasan romantis.

Mereka duduk disalah satu meja yang dekat dengan pantai. Angin malamnya membelai wajahku lembut. Serta lampu - lampu yang didesign sedemikian rupa dan terkesan sangat romantis.

Adit mendorong sebuah kotak perhiasan kehadapan Lika. Lika bingung sama Adit. Merekakan, masih SMA. Masa udah mau dilamaran? Ngaco deh kamu, Dit.

"Ini hadiah aku buat kamu dihari jadian kita yang baru seumur jagung ini. Tapi aku hanya bisa memberi ini. Aku gak bisa memberikan kamu barang mewah, tas branded, atau segala yang berbau mahal. Aku cuma bisa ngasih kamu ini sama yang pastinya hatiku."

Aiiiih. Adiiiit. Kok kamu romantis banget sih? Lika kan jadi terharu.

Karena tidak melihat reaksi Lika, Adit meraih kotak itu dan menyodorkan kearah Lika dengan memperlihatkan isi dalam kotak itu. Sebuah kalung berliontin huruf A terpajang indah diatas bantalah kotak itu. Lika sumringah melihat isi dalamnya. Lika hanya bisa menutup mulutnya dengan tangan untuk menahan kegirangannya. Ya, walaupun kalung didepannya ini bukan kalung emas, tapi Lika sangat menyukainya.

Adit berdiri dan berjalan kebelakang Lika. Dia memasangkan kalung itu dileher jenjangnya Lika. Lika sangat senang dengan perbuatan Adit malam ini. Dan ini malam terindah Lika.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Lika's POV

Aku memasuki rumah dengan hati senang dan hati gembira. Dan semua itu hilang ketika aku mendapati sahabatku duduk diruang tamu dan membawa sebuah koper mini.

Kila duduk santai sambil memainkan PSP yang katanya dibeli di Australia waktu dia liburan kemaren. Padahal, PSP kan juga ada disini. Gak usah jauh - jauh ke Australia kalo cuma mau beli mainan itu doang.

"Ngapain lo kesini?" tanyaku dan langsung duduk disamping Kila. Kila segera menyimpan PSP-nya ketika sadar dengan kehadiranku.

"Gue nginep disini ya, sampai Uda gue balik." Pinta Kila.

"Hah? Emangnya Uda lo kemana?"

"Dia masih di Australi. Dia mau ngurus beberapa kontrak kerja sama salah satu perusahaan di Australia dengan perusahaan tempat dia kerja."

"Emang berapa lama?" tanyaku pada Kila lagi.

"Kok nanyanya gitu? Gue gak boleh tinggal disini ya?" ujarnya ngambek.

"Iya, kan kalo lo tinggal disini, bisa habis makanan dikulkas."

"Ih, Lika. Udah pinter nge-bully ya sekarang. Gue pergi kerumah Hanny aja deh." Kila mendorong kopernya. Aku sengaja tidak menahannya. Aku tau dia kesini pasti mau cerita. Ya walaupun sekarang di Apartemen Udanya memang tidak ada orang.

Kila orang asli Padang. Dia pindah ke Jakarta ngikut Udanya yang sudah mulai berkarir di Ibu kota sejak dia masih kelas 2 SMP. Kila tinggal hanya berdua dengan sang Uda. Papa dan Mamanya sudah lama bercerai. Papanya pindah ke Manado dan mempunyai keluarga kecil yang baru. Sedangkan Mamanya asik dengan bisnis Catering yang sudah mulai sukses di Padang serta mengurusi sang adik yang masih kelas 1 SMP itu.

Akhirnya Kila mengalah dan kembali duduk. "Kalo gue kerumah Hanny, gue ceritanya sama siapa dong?"

"Nah... Gitukan jelas. Yuk kekamar."

>>>>>>>>>>>>>>

Akhirnya, Kila menceritakan tentang sang pacar yang notabenenya kakak kelas itu, Radit selingkuh dibelakang dia dengan salah satu teman sekelasnya. Waktu itu Kila memang sedang di Australi untuk berlibur, tetapi karena sang kakak ada urusan kerja, maka Kila pulang lebih awal. Dia sengaja tidak mau memberitahu sang pacar.

Niatnya mau memberikan Radit Surprise, eh ternyata Kila yang dapat surprise. Saat itu, Kila sedang menggunakan taksi dan berniat kerumah Oomnya untuk memberitahu sang oom, kalau dia sudah sampai di Jakarta, sekalian ngasih oleh - oleh. Tidak sengaja dijalan kosong, Kila melihat mobil Ford Rangernya Radit. Karena melihat mobil itu, Kila langsung turun sedikit jauh dari mobil Radit.

Kila berjalan mendekat sembari menarik koper kecilnya, mobil Radit masih dalam keadaan hidup. Kila terus berjalan mendekati mobil Radit. Kaca Radit yang gelap, tapi bisa diterawang itu melihatkan isi dalam mobil. Apa yang sedang dilakukan sipengemudi dan sipenumpang.

Kila melihat Radit sedang bercumbu dengan Fio - teman sekelas Kila. Sadar dilihati Kila, Fio yang tidak sengaja melirik jendela dibelakang Radit langsung menarik diri dan menatap kedepan. Mereka seperti membicarakan sesuatu, sampai akhirnya Radit menoleh kejendela. Mata Kila dan Radit bertemu.

Untung saja saat itu ada Taksi yang lewat. Kila langsung melambai kearah Taksi dan masuk ke bangku penumpang. Radit baru saja mau menarik pintu penumpang taksi itu, tapi Kila sudah lebih dulu menguncinya. Taksi Kila melaju saat Radit sudah mulai memukul - mukul jendela Taksi. Masih terdengar jelas oleh Kila suara Radit yang memanggilnya.

Kila terus kerumah Oomnya dan menenangkan diri. Berusaha untuk tidak menangis. HPnya disengajakan mati. Kila tidak ingin pulang ke apartementnya, pasti Radit sudah menunggunya. Dia tidak tau harus kemana sampai dia ingat aku. Dia segan kalau harus menumpang dirumah Hanny. Papa Hanny punya bisnis kue kecil. Mau tidak mau, rumah Hanny selalu ramai akan pembeli dan karyawannya. Sedangkan Dara, adiknya yang bernama Husen itu, sangat nakal. Dara saja selalu dijahili, apa lagi Kila yang dia kenal sebagai sahabat dekat Kakaknya. Akhirnya pilihan terakhir Kila padaku. Rumahku sepi, hanya ada Mama, dan aku tidak punya Adik.

"Jadi, sampai sekarang lo belum ngidupin HP lo?" Kila menggeleng. "Kalo uda lo nelpon gimana?"

"Kalo gue idupin, nanti Radit nelpon gimana?" Kila melempar pertanyaan itu padaku. Aku menghela nafas dan memutar bola mataku.

"Di riject aja. Ribet banget ah hidup lo." Aku beranjak dari tempat tidurku dan meraih sebuah toples berisi coklat Swiss yang dikasih Abi tadi dan melemparkan sebungkus pada Kila. Kila menangkapnya dengan gesit.

"Nanti kalo dia sms? Bbm? Line?Kakao.."

"Kilaaaaa.... Lo read aja apa susahnya. Yang penting ga usah dibales. Biar tambah bersalah tu orang." Aku kembali kekasurku dan duduk berhadapan dengan Kila. Kila menghembuskan nafas panjang, meraih iPhone pink itu dan menghidupkan iPhone yang sedari tadi mati. 10 menit kemudian dering pemberitahuan berdenting secara berurutan. Kila menunggu sampai dering itu berhenti dan mengecheck handphonenya itu. 102 Miss Calling - RaditPanuan, 57 SMS - RaditPanuan, 32 BBM - Radit Pandara U, 78 Line - RaditPanuan, 12 Path - RaditPanuan Message, dan 7 Miss Calling - Uda.

"UDA?" Kila berteriak dan langsung meletakkan handphonenya ditelinga kanannya. Tuhkan apa aku bilang, Kila... Kila, emang deh sifat kepala batunya belum berubah.

"Halo, Da?"

"..."

"Iya, tadi HP mati."

"..."

"Engga papa, kok."

"..."

"Iya, aku dirumah Lika."

"..."

"Males sendiri di apartement lagian anak DIS masih libur minggu depan, jadi aku kesini aja deh."

"..."

"Aku kan bawa mobil."

"..."

"Iya, iya, Kila engga ngerepotin Mama Lika. Udah deh ah. Uda bawel banget, Bye."

"..."

"Kumsalam." Kila memutuskan panggilannya.

Dan mengecheck beberapa pesan dari Radit mulai dari SMS.

"Nih gue bacain sms-smsnya." Aku mengangguk setuju.

"RaditPanuan

Kila, maafin aku. Itu semua gak kaya yg kamu bayangin. Plis kasih aku kesempatan

RaditPanuan

Kila, hidupin HP kamu plis.

RaditPanuan

I love you, Vakila Rasyad

RaditPanuan

Aku udah diluar Penthouse kamu

RaditPanuan

Kila balas sms aku plis

Dan selanjutnya isi sms itu sama.

RaditPanuan

I miss you. Aku tau aku salah. Give me the second chance. Let me tell you the truth. Dan plis jangan seperti ini. Aku bisa gila. Kamu kemana?"

"Hahaha.... Kalo yang BBM?" tanyaku. Kila mengambil aplikasi BBMnya dan membaca semua BBM dari Radit yang isinya sebelas-duabelas dengan yang di SMS. Line, dan Path juga sama. Aku tertawa terpingkal - pingkal. Jelas sekali muka kesal Kila saat melihat reaksiku ini.

"Apaan sih Lik? Ketawa lo itu berlebihan. Ini semua gak ada lucu - lucunya. Yang ada, gue makin sakit hati."

"Hey. Gue cuma menertawakan Radit. Gue ngebayangin bagaimana paniknya dia saat ini. Hahaha..."

"LIKAAAAAAAAA........" Kila melemparku dengan bantalnya.

"Okei, gue berenti. Tapi jawab pertanyaan gue dengan jujur. Kenapa lo nggak mutusin Radit aja?"

"Gue juga mau. Tapi, gue gak bisa, Lika."

"Kenapa?"

"Gue gak bisa cerita."

"Kalo gitu, mending lo pulang." Aku mengancam Kila dan tersenyum kemenangan.

"Okei, gue cerita. Gue gak bisa mutusin dia itu, karna..."

"Karnaaa....?"

"Karna.... Karna gue udah pernah nyium bibir dia."

****************

Sorry satu cerita ketinggal hehehe. lupa aku copy. but, makasih udah ngelirik Curcol 3 nya. kiss you. muah...

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 447K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an...
14M 1M 74
Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sos...
32.6M 2M 103
1# Mavros Series | COMPLETED! MASIH LENGKAP DI WATTPAD. DON'T COPY MY STORY! NO PLAGIAT!! (Beberapa bagian yang 18+ dipisah dari cerita, ada di cerit...
14.9M 1.5M 53
[Part Lengkap] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [Reinkarnasi #01] Aurellia mati dibunuh oleh Dion, cowok yang ia cintai karena mencoba menabrak Jihan, cewek...