Origami Surat Angsa

By Lianamay_

5.7K 2K 1.3K

Cerita tentang pecundang yang menyatakan perasaannya dan tentang bagaimana ia bisa memiliki apa yang ia ingin... More

OSA - Prolog
OSA - 1 [Arbimo Kusumo]
OSA - 2 [RakalahΓ—Lengger]
OSA - 3 [Jagoan Bk Sakit]
OSA - 4 [telat lagi, dihukum lagi]
OSA - 5 [Teman kala bocor]
OSA - 6 [vivid purple hair]
OSA - 7 [Caper]
OSA - 8 [Ekskul]
OSA - 9 [Pelarian sementara]
OSA - 10 [Letter]
OSA - 11 [flashback I]
OSA - 12 [flashback II]
OSA - 13 [Sisi lain gadis nakal]
OSA - 14 [Makam]
OSA - 15 [Terimakasih]
OSA - 16 [kaku]
OSA - 17 [susah ditebak]
OSA - 18 [Truth or dare]
OSA - 19 [Aurora Lintang Wulandari]
OSA - 20 [Mengupas luka lama]
OSA - 21 [Telepati cara Tiyan]
OSA - 22 [Kepikiran]
OSA - 23 [Jubah hitam]
OSA - 24 [Si manis Tiara]
OSA - 25 [Move on]
OSA - 26 [Baikan]
OSA - 27 [Penjelasan]
OSA - 28 [Tampar Salsa]
OSA - 29 [Ditolak]
OSA - 30 [Ingin dapat surat]
OSA - 31 [Membalas]
OSA- 32 [sadis]
OSA - 33 [Aneh]
OSA- 35 [Terungkap]
OSA - 36 [Berhenti]
OSA - 37 [Damai]
OSA - 38 [Hambar]
OSA - 39 [Yang sebenarnya]
OSA - 40 [Bahagialah]
OSA - 41 [Origami terakhir]

OSA - 34 [Berjumpa]

88 28 26
By Lianamay_

•:Part 34:•

💌💌Origami Surat Angsa💌💌

•:BAB:•

💌💌Berjumpa💌💌

✉✉✉


Pembelajaran telah berlangsung dengan khidmat tanpa ada gangguan di ruangan XI-C. Buku paket tebal dengan lembar soal telah berada di hadapan para siswa. Sejak guru di depan menyuruh para siswa untuk mengerjakan, Rani malah menggambar coretan-coretan asal di atas soal.

Lintang hanya mendengus ketika memperhatikan. Ia berfikir raga Rani berada di sini namun hati dan fikirannya entah ada di mana.

"Mikirin Bimo?"

"Ihhh apaan sih?!" tanpa aba-aba ia langsung menoleh pada bangku Bimo yang berada di pojokan. Bimo sedang menenggelamkan kepalanya di atas buku.

"Tukan, buktinya Lo merhatiin dia."

"Alah, udah deh buruan kerjain." Lintang hanya tersenyum lalu keduanya mulai sibuk dengan mengerjakan soal.

✉✉✉





Rani tahu kemana ia harus pergi. Bel istirahat telah berbunyi beberapa waktu tadi. Rani meminta izin kepada Lintang bahwa dirinya akan ke toilet. Padahal ia menuju loker pakaian.

Tak di sengaja ia berpapasan dengan beberapa siswi dari kelas lain yang kebetulan kenal dengan Rani. Mereka menyapa dan memberikan sebuah informasi kepada Rani.

"Tadi kita liat ada cowok aneh buka loker lo, ran."

Rani menatap sekelilingnya lalu sedikit mendekat kepada beberapa siswi tersebut lalu bertanya lirih. "Beneran? Lo liat dia pakai baju apa?"

Siswi tersebut berfikir sejenak, "Dia pakai jaket warna hitam kedodoran gitu, tapi dari posturnya cowok kok." Rani mengangguk, ia teringat jaket hitam yang sama dengan yang dia lihat lewat cctv beberapa hari lalu.

"Gak ada liat sesuatu yang beda gitu? Kaya kira-kira kelas berapa gitu?"

"Aduh apa ya? Kayaknya sih kelas dua belas, soalnya dia juga bawa buku sukses UN tahun ini juga." Bagus satu fakta terungkap. Dengan tersenyum sopan Rani berterima kasih kepada siswi tersebut.

"Lo buruan liat loker Lo deh, kalau ada yang hilang langsung ke ruang BK aja." Usul mereka yang membuat Rani mengangguk. Ketika mereka pergi Rani langsung membuka loker miliknya dan melihat origami angsa dengan warna berbeda, suratnya kini telah dibalas.

Ketika ia ingin membuka Fahri datang bersama Diki dengan membawa es dalam plastik, mungkin mereka dari kantin. Dengan cepat Rani memasukan origaminya kedalam saku rok.

"Ngapain ran?" Fahri mendekat kearahnya sedangkan Diki berjalan melewatinya untuk menuju kelas.

"Eh, itu ambil barang dari loker." Fahri manggut-manggut lalu mengajak Rani menuju bangku yang dekat dari sana. Lebih tepatnya depan kelas yang berada di taman.

"Udah jajan?" Tanya Fahri lagi. Rani menggeleng.

"Belum, males makan aja."

"Kenapa? Keliatan ada masalah? Lo bukan Rani dulu lagi." Mendengar pernyataan Fahri, Rani langsung tertawa dan memukul pelan lengan kokoh milik pria di hadapannya ini.

"Apaan sih? Gak ada kali, gue cuma pengen berubah jadi cewek baik aja. Enggak ngapelin pak Mujan gitu misalnya haha.."

"Lo sekarang aneh ran." Rani menatap Fahri serius sedangkan yang ditatap malah sibuk dengan plastik es yang ia bawa tadi dan meminumnya hingga kandas.

"Lo yang aneh dari tadi bilang gue berubah mulu. Lo fikir gue Mak lampir bisa jadi cantik jelita. Eh gue emang cantik deng."

Fahri terkekeh dan membuang bungkus es-nya ke tempat sampah. "Haha.., Iya Lo itu emang cantik, bahkan lebih cantik dari Cinderella."

"Cinderella tokoh dongeng Fahri.."

"Ah iya juga, berarti kalau kamu itu versi nyatanya."

Keduanya pun larut dalam candaan. Rani si pembuat onar akan berubah menjadi Rani yang banyak disukai orang. Mungkin itu niat Rani kini. Hanya tinggal waktu dan usaha yang akan mewujudkannya.

Ketika Rani dan Fahri asyik tertawa pria yang sama di seberang sana mengepalkan tangannya kuat sembari menahan sesak di rongga dadanya. Tanpa pikir panjang ia langsung pergi begitu saja dengan wajah merah padam bukti dari keemosian. Karena ia sadar pesaingnya bukan hanya satu orang.

Ketika pria tersebut berbalik dan akan pergi ia malah bertabrakan dengan Bimo.

"Anjir! Jalan pakai kaki woy." Olok Bimo dengan memperhatikan pria di depannya. Tanpa aba-aba Bimo membuka tudung kepalanya. "Eric? Lo ngapain siang-siang gerah gini pakai jaket? Kedodoran lagi."

"Diem lo, bangsat!" Tanpa menjelaskan Eric langsung pergi dan membuat Bimo acuh akan apa yang dilakukan pria itu.

✉✉✉


Kini Bimo dan Fahri duduk di bangku milik kedai kopi milik kang Totok. Fahri sedang mengatakan sesuatu yang penting untuk Bimo sekarang. Fahri mulai menjelaskan.

Setelah Fahri menjelaskan Bimo tersenyum untuk menenangkan Fahri dan mengusap bahunya.

"Lo hebat dan kuat. Gue salut jadi sahabat Lo." Respon Bimo singkat dan pergi berlalu setelah menenangkan Fahri.

✉✉✉

Selesai mandi Rani menuju meja belajar untuk mencari origami. Ia mengambil tas dan mulai menggeledahnya. Berkali-kali menggeledah ia tak kunjung menemukan. Rani baru ingat bahwa ia memasukannya ke dalam saku rok ketika Fahri menghampirinya pagi tadi.

Seketika ia berlari menuju ruangan cuci dan menemukan beberapa pengasuh yang sedang bekerja. "Ada yang lihat rok seragam saya?" Para pengasuh langsung berdiri dan menunduk ketika melihat putri rumahnya berada di ruangan khusus pengasuh.

"Baru saja saya masukan pada mesin cuci nona." Rani langsung menutup matanya dan mendesis.

"Yaampun, gaada liat apa gitu?"

Pengasuh yang lain mendekat dan memberikan kertas kucel berwarna kuning yang sudah mulai pudar. "Maaf nona tadi saya membuangnya saya fikir sampah, apa mungkin ini yang membawa nona kemari?"

"Iya ini. Apa kamu membukanya?" Tanya Rani takut jika pengasuh ini membuka, membaca lalu memberitahukan pada ayahnya.

"Tidak nona." Rani menghela nafas syukur. Setelah mendapat apa yang ia mau, Rani langsung pergi menuju kamar.

Dengan cepat ia membuka lipatannya, meski sudah kucel, tapi Rani masih dapat membacanya.

~~~
Mengejutkan ketika kutemukan balasan
Surat Origami darimu

Jangan takut denganku, aku bukan orang jahat
Aku hanya pengagum bukan pemilik
Jadi kumohon tetaplah nyaman

Akan kutulis siapa diriku.
Aku akan datang ketika kau butuhkan
Aku selalu berada dimana pun kau ada
Aku tak terlihat namun aku ada
Aku adalah penyuka senyummu
~~~


Dengan berat hati karena kecewa dengan isi balasannya, Rani langsung membalas. Mengambil kertas origami dan pena dan mulai menuliskan sebuah kata.

~~~
Kau tau? Aku seperti orang
Kurang kerjaan ketika membalas suratmu ini, tapi disisi lain aku juga penasaran dengan siapa kamu ini!

Kenapa dizaman semodern ini kamu memilih mengagumi dan mendekati ku menggunakan secarik kertas?

Bukan tulisan yang berisi tentang ciri-ciri mu, tapi tulisan tentang nama, kelas. segala hal yang lebih spesifik dengan dirimu.
~~~

Jelas pengirimnya pasti bukan Bimo. Karena Bimo telah mengakui dirinya pengirim e-mail. Lalu siapa lagi?

Rani jadi kepikiran Bimo. Sedang apa ya kira-kira cowok krempeng itu. Dengan pelan-pelan Rani membuka kordennya berharap ada Bimo di seberang sana.

Namun hasilnya nihil. Kamar Bimo lampunya padam. Mungkin pemiliknya belum pulang. Dengan berat hati Rani hanya mampu memainkan ponselnya hingga nama Bimo menghiasi chat room-nya.





Setelah mengetahui Bimo adalah pengirim e-mail. Bimo tak lagi mengirim via email. Melainkan via chat yang biasa digunakan keduanya.

Rani tak henti-hentinya tersenyum merekah kala membayangkan wajah gemas milik Bimo. Ia jadi rindu. Kini Rani akui, waktu telah memanfaatkan dirinya untuk berujung dengan Bimo.

✉✉✉

Tak mengapa asal ini adalah awal dari sebuah kebahagiaan.
-Maharani Agnindi-

💌💌💌💌





Hallo aku kembali:v
maaf ya jarang up.
Gimana OSA sejauh ini?
Kalian percaya pengirimnya Erik?
Jangan lupa vote dan komennya:)
Follow juga gpp kok

•:Salam:•

💌💌Lianamay_💌💌

Continue Reading

You'll Also Like

7.4M 227K 46
Beberapa kali #1 in horror #1 in thriller #1 in mystery Novelnya sudah terbit dan sudah difilmkan. Sebagian cerita sudah dihapus. Sinopsis : Siena...
13.9M 1.1M 81
β™  𝘼 π™ˆπ˜Όπ™π™„π˜Ό π™π™Šπ™ˆπ˜Όπ™‰π˜Ύπ™€ β™  "You have two options. 'Be mine', or 'I'll be yours'." Ace Javarius Dieter, bos mafia yang abusive, manipulative, ps...
8.7M 527K 33
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...