From : Hangga-Hangga Di Dinding (18.46)
Ran Kiran.. ini ade cewe bening bgt elah minta temu si bos
Kiran mendengus pelan dari atas tempat tidurnya. Ia kini tengah bersantai di dalam kamarnya, menunggu kabar dari kekasihnya yang katanya akan menemui sesosok wanita cantik bernama Audi - ketika satu chat dari Hangga masuk ke smartphonenya.
Cewek bening? Huhh.. coba aja godain cowok gue kalau bisa..
To : Hangga-Hangga Di Dinding (18.48)
Bening-bening woooo.. btw, titip pacar aku yaaahhh.. dijaga baik-baik. Laporin kl do'i mulai macem2.. 😱😱
Ya Tuhan.. gue minta laporan? Sejak kapan gue jadi posesif gini? Laki-laki itu emang ya, bikin gue kek gini coba..
From : Hangga-Hangga Di Dinding (18.48)
Siap laksanakan nyonya besar. Walaupun banyak cewe bening, tp nyonya besar ttp yg paling bening 😎
To : Hangga-Hangga Di Dinding (18.49)
Elah segala gombalin gue. Gue laporin pak bos lu!
Kiran tak mampu menyembunyikan tawanya. Temannya yang satu itu memang super duper ajaib. Teman? Of course! Sosok semenyenangkan Hangga tentu sayang jika tidak dijadikan teman.
Tok tok..
"Gue masuk ya.." dan muncullah sosok Dewa di ambang pintu kamar Kiran.
"Elo ngapa tawa-tawa sendiri? Gue tau elo sedang mengalami euphoria habis jadian. Tapi gue nggak mengharapkan adik kesayangan gue jadi gila secepat ini yee.."
"SIALAN LO!!" Kiran mengambil bantal berbentuk bola di sampingnya kemudian melempar sekuat tenaga ke arah sang kakak yang berusaha menghindari serangan Kiran.
"Anjiirr! Kalau kena kepala gue gimana woii!!"
"Lagian elo sih. Kakak macem apa elo, doain adeknya gila. Makanya sono cepetan cari pacar. Enak lho, ada yang ngucapin selamat pagi, kalau mau tidur ada yang nelpon or vidcall buat ngucapin selamat malem, terus ada yang ngapelin juga pas malem minggu.." ledek Kiran pada Dewa yang kini tengah berbaring di atas tempat tidurnya serta menaruh kepalanya di atas paha Kiran.
"Jangankan pacar, timbang buat ngucapin selamat pagi doang mah kasir indomaret juga bisa kali.."
"Kok kesel ya. Salah apa gue punya kakak kek elu yee..." Kiran mencebik pelan mendengarkan olokan sang kakak. Kakaknya itu bisa jadi sosok yang luar biasa menyebalkan jika sedang kumat. Sayangnya, Dewa memang setiap hari kumat. Jadi kesimpulannya dia itu memang sangat luar biasa menyebalkan.
Tring..
Suara notifikasi masuk dalam smartphone Kiran. Sontak saja si empunya smartphone langsung mengecek dan memekik keras di tempatnya.
"Yaakk!!"
"Heh jono! Ngapain teriak sih?" Sambar Dewa kesal sembari mengusap-usap telinganya.
"Mereka ngapain coba pake deket-deket gini?!" Kiran menggeram kesal melihat foto yang dikirim oleh Hangga.
Notifikasi yang masuk tadi merupakan chat dari Hangga yang masih sibuk dengan tugas memata-matai sang bos.
"Siapa sih?" Tanya Dewa sembari menurunkan smartphone milik Kiran untuk melihat isi pesannya.
"HAHA.. makan noh. Cowok elo ketemuan sama cecan.." ledek Dewa yang ditimpali dengan desisan sebal dari Kiran.
"Diem deh, berisik!" Balas Kiran dengan jitakan pelan di kening kakaknya.
"Wadaaww.. sakit geblek!" Pekik Dewa, mengusap keningnya pelan. Kemudian ia berujar lagi.
"Udah tenang aja. Cowok elo udah cinta mati sama elo. Kagak bakal deh do'i main api. Paling banter juga main mata. Lagian cewek bohai model begitu, kalau disodorin mah gue juga nggak nolak kali.."
"Mas Dewa!!" Teriak Kiran kesal yang membuat Dewa langsung beranjak dari pangkuan Kiran dan berlari keluar kamar dengan tawa membahana.
"Sumpah ya, punya kakak dua kok kagak ada yg normal deh.." gumam Kiran kesal, namun sedetik kemudian senyum geli terukir di bibirnya.
"Gesrek-gesrek gitu abang gue gini kan.. Oh iya kak Dev! Sampe kelupaan kan.." Kiran mulai bermonolog sambil mulai mengetikkan chat pada Dev.
To : Cogan Selasar
Jangan ngelihatin cewek itu lama-lama ya. Inget pacar ya pak..
Cogan Selasar? Haha, kan Dev memang cogan. Cogan gue tuh!
Tidak lama kemudian notifikasi kembali masuk ke smartphonenya. Balasan dari Dev!
From : Cogan Selasar
Dari mana kamu tau aku ngelihatin Audi??
Pesan itu langsung dibalas secepat mungkin oleh Kiran. Mungkin memanas-manasi kekasihnya adalah ide yang cukup oke.
To : Cogan Selasar
Hmmm kayaknya besok aku harus kasih hadiah buat Hangga. Aku ajak dia jalan aja apa ya?? 😋😋
"Haha.. mau bales apa ya pacar gue?" Monolog Kiran kembali sebelum akhirnya ia kembali memekik puas setelah membaca balasan chat dari Dev.
From : Cogan Selasar
Jangan harap!
"Hahaha.. oh my cuttie man, kan gue jadi makin cinta.."
*
"Oh iya, maaf ya aku tiba-tiba ngehubungin kamu gitu aja. Aku ngerasa agak nggak sopan aja.." Audi berujar pelan, membuat Dev yang tengah fokus membalas chat Kiran mendongak menatap wanita cantik itu.
"Oh? Nggak papa sih. Saya cuma agak kaget aja. Nomor yang kamu hubungin itu adalah nomor pribadi, dan nggak pernah saya kasih ke sembarang orang. Oh sorry, saya nggak bermaksud buat nyinggung kamu.." Dev buru-buru menambahkan begitu melihat kerutan di dahi Audi.
"Calm down Dev, santai aja. No need to say sorry kok.." timpal Audi, menyunggingkan senyuman lebarnya - berharap Dev mungkin terpesona dengan senyumnya itu. Namun yang didapati Audi hanyalah raut wajah biasa dari laki-laki yang duduk tenang di hadapannya.
Ini cowok bener-bener ya.. geram Audi dalam hati.
"By the way, kamu lagi sibuk ya? Aku perhatiin dari tadi kamu fokus ke handphone kamu. Maaf ya kalau aku ganggu.."
Dev hanya mengulas senyum tipis dan menjawab pertanyaan Audi ringan.
"Santai aja, saya cuma ada beberapa pekerjaan yang belum kelar. Dan saya juga sedang menunggu kabar dari calon istri saya.."
Jdeeerr!!
Rasanya seperti ada petir di aiang bolong yang menyambar dan begitu mengagetkan Audi. Dirinya memang sudah menduga bahwa Dev pasti telah memiliki tambatan hati. Oh ayolah, laki-laki setampan dan semapan Dev pasti banyak yang melirik. Namun mendengar Dev menyebut kata calon istri sedikit banyak mempengaruhi keyakinannya. Beberapa menit yang lalu dia masih memiliki seratus persen keyakinan untuk bisa lebih dekat dengan lelaki itu. Tapi sekarang, rasa ragu sedikit menghampirinya. Calon istri? Haruskah ia menyerah? Menyerah sebelum berperang?
Persetan dengan semua itu, gue belum nyoba buat deketin dia; dan dalam kamus hidup gue nggak ada kata menyerah sebelum mencoba..
"Pantes dari tadi kamu senyum-senyum sendiri sambil natap handphone kamu ya.."
"Masa? Saya nggak sadar.." ucap Dev terkekeh sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Haha.. kamu lucu tau nggak Dev kalau lagi malu gitu. She's so lucky to have you Dev.." jawab Audi - menyesap cappucino yang tersaji di mejanya.
"No. Kamu salah. Saya yang beruntung mendapatkan dia."
"Ya.. kalian sama-sama beruntung kalau gitu. Adil kan?"
"Hahaha.. ya bisa dibilang gitu.." jawab Dev menyetujui gagasan Audi.
Audi melirik jam berwarna putih yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Ia lantas berujar pelan pada Dev.
"Emm Dev, aku balik duluan ya. Ditunggu mamah di rumah soalnya. Sekali lagi makasih ya.."
"Oh oke. Jangan dipikirin. Cuma sapu tangan gini kan.." jawab Dev mengikuti Audi yang beranjak dari tempat duduknya.
"Oh iya.. salam ya Dev buat calon istri kamu - hmm siapa namanya?"
"Kiran. Kiran Kalandra." Ucap Dev membuat tubuh Audi sedikit menegang.
Kiran Kalandra? Double shit! Jadi pacarnya Dev itu.. Kiran Kalandra?? Batin Audi, sekali lagi terkejut dengan fakta yang ia dapat malam ini. Mungkin dia memang harus bekerja extra keras jika ingin bersaing dengan seorang Kiran Kalandra.
TBC...
Yeaaahhh I'm back again pemirsaahhhh...
Yang kangen babang Dev ayo cungkan jari!!!
Sorry banget yaa, baru sempat up hari ini. Padahal kalian pasti udah nunggu2 dari hampir sebulan yg lalu kann? Hayo ngaku... wkwk
Karena satu dan lain hal akhirnya author harus menunda up cerita ini. Kalian mohon bersabar ya. Aku pasti akan update kok 😅😅
Nah lho, jadi sebenernya ada hubungan apa antara Audi dan Kiran? Kalian penasaran?
Sama, author jugaaa 😂
Next part ditunggu yee.. dalam minggu ini mudah2an bisa up lagi.
Jangan lupa vomment ya..
Don't be silent reader ya gaesss 😏
Maaciihhh ❤❤