Hasil ulangan dipajang di mading sekolah. Membuat semua siswa berbondong-bondong memenuhi mading tersebut. Banyak siswa yang memberlihatkan ekspresi menyenangkan namun ada juga yang memperlihatkan ekspresi sebaliknya "menyedihkan"
Seperti kisah cinta yang dialami cela. Memiliki kesamaan, Sama-sama "menyedihkan" :)
Hyunjin tersenyum puas melihat hasil ulangan matematikanya yang memuaskan.
Ya, karna usaha tidak akan membohingi hasil.
"Selamat ya hyun" seungmin menepuk bahunya hyun.
"Makasih." Balas hyun.
Jisung dan bangchan menghampiri hyunjin yang tengah puas dengan nilainya.
"Wess. Ketua osis kita dapat 100 lagi nih" kata bangchan sambil memukul pelan bahu hyunjin
"Makan-makan bisa nih" ucap jisung
"Iya-iya, nanti gua traktir" jawab hyunjin
"Betul ya?"
"Hmm"
"Wehhh selamat yah pacar"
Seseorang berkata dibalik mereka
Hyunjin membalikan badannya terdapat cela yang tengah melipat kedua tangannya didadanya.
"Pacar?" Tanya jisung ragu
"Iya pacar" jawab cela dengan antusias
"Mimpi kali lo" ucap jisung remeh
"Udah ah gak usah dipermasalahkan,min,sung,chan,cel, gua deluan ya" kata hyunjin pergi meninggalkan mereka
"Lo sih nongol" kata bangchan
"Bodo" jawab cela dan pergi ninggalin seungmin, jisung dan bangchan
.
.
Sekarang ini hyunjin berada diloteng sekolah. Ia sedang memandang langit dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. Disaat dia harusnya bergembira seperti temannya yang lain mendapatkan nilai yang memuaskan, dia malah bersedih karena sekarang ini hyun mengingat papanya.
Ya, papa hyunjin adalah sesosok yang paling iya kagumi. Namun karna dunia berkata lain membuat papa hyunjin meninggal pada saat hyunjin masih berumur 13 tahun. ya, masih terbilang umur yang kecil untuk seorang hyunjin. Ayah nya meninggal karena kecelakaan yang dialaminya. Sampai sekarang hyunjin sangat merindukan papanya.
Dibalik semua yang kita alami pasti ada himah nya
"Kalau papa masih ada pasti papa bangga sama hyun" gumam hyun dalam hati
"Hyun"
Kata seseorang yang tiba-tiba duduk disebelah hyun, yaa dia adalah cela.
"Kamu kenapa?" Tanya cela
"Gakpapa" kata hyunjin berusaha menutupi rasa sedihnya
"Kamu lagi sedih?" Tanya cela lagi. Karna dia yakin bahwa hyunjin sekarang sedang bersedih dan dia percaya bahwa perasaannya dia kali ini gak salah. Karna cela sudah menyukai hyunjin sudah sangat jauh dan itu membuat cela sangat mengerti hyunjin orangnya bagaimana.
"Engga" kata hyunjin menggeleng-gelengkan kepalanya
"Yasudah kalau kamu gak mau cerita" ucap cela pasrah
"Mau aku beliin minuman?" Tawar cela
"Gak usah makasih, aku gak haus" jelas hyun
"Hmm.. baiklah"
.
.
.
.
.
Jam menunjukan pukul 17.25 pertanda bahwa langit sudah mulai menggelap. Hyunjin dan seungmin sedang membereskan barang-barangnya mempersiapkan diri untuk kembali kerumah.
"Hyun, proposal sudah selesai?" Tanya seungmin
"Bentar lagi, nanti malam gua selesain" jelas hyunjin
"Yaudah kalau begitu, gua balik deluan ya" ucap seungmin pergi meninggalkan hyunjin
"Iya hati-hati" saut hyunjin dan lanjut mengunci ruang osis.
.
.
Hyunjin berjalan menuju parkiran. Terlihat diparkiran hanya tinggal motor dia seorang, sesampainya diparkiran dia langsung menaiki motor skopinya dan langsung pergi meninggalkan sekolah.
.
.
Sesampainya dirumah dia langsung menuju kamar mandi yang berada didalam kamarnya untuk membersihkan dirinya
.
.
Selesai membersihkan dirinya dia memilih untuk keluar kamar, dia ingin melihat apa yang sedang mamanya lakukan, dan ternyata mamanya sedang memasakan sesuatu untuknya
"Ma, lagi masak apa?" Tanya hyun
"Oh ini lagi masak capcai, bentar lagi selesai kok" jawab mamanya dan ya, tidak perlu waktu lama capcai buatan mamanya pun selesai juga
Hyunjin pun mulai menyantap capcai tersebut perlahan dan ya, rasanya tidak bisa diragukan lagi, ini lah yang menjadi alasan hyunjin lebih memilih makan dirumah ketimbang membeli makanan diluar, karna menurutnya masakan mamanya lah yang paling enak
.
.
Selesai makan hyunjin kembali kekamarnya untuk menyeselaikan proposalnya yang tadi tertunda karna waktu.
.
.
.
.
.
Jam menentukan pukul 22.30 dan akhirnya proposal yang dikerjakan hyunjin selesai juga
"Hyun belum tidur? Besok kan sekolah, tidur sayang ini udah malam" suruh mama hyunjin
"Iya ma, hyun bentar lagi tidur. Mama kenapa belum tidur?" Tanya hyun
"Mama gak bisa tidur kalau lampu kamar kamu masih nyala, pasti nanti kamu tidur larut malam lagi" jelas mama hyun
Hyun tersenyum, dia sangat bersyukur memiliki mama yang sangat perhatian padanya. Meski pun papanya sudah tidak ada tapi mamanya tetap bisa menjaga dan merawat hyunjin hingga sekarang.
"Iya ma, hyun tidur. Mama tidur juga yah." Pamit hyunjin mencium kening mamanya
Hyun membaringkan kan tubuhnya dikasurnya itu. Dia sedang berandai jika saja papanya masih ada, mungkin mimpinya untuk berkuliah dikorea akan lebih mudah untuk terwujud.
Hyun tersenyum ketika terbayangkan sosok papanya yang selalu membuat dia tegar dikala down
-bermimpilah selagi mimpi itu diperbolehkan-
Tbc.