HAPPY READING;
•••••
"Jadi apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Chanyeol dan masih memandangi mobil polisi mulai menghilang dari pandangannya.
Ya, Kai baru saja dibawa untuk dimintai keterangan.
Ah, entahlah mereka menjadi tambah pusing dengan masalah Kai terlebih lagi ia tidak mendapatkan apa-apa dari cctv kolam karena cctv-nya ada yang putar hingga mengintai arah yang lain.
"Kita akan pergi ke China," balas Sehun frustasi.
"Bagaimana dengan Kai?" tanya Chanyeol dan mengikuti Sehun yang sudah melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah.
"Lis, siapkan barang-barangmu. Kita akan menitip semua anak-anak kita pada Irene," titahnya lalu memberi komando pada Thomas untuk menyiapkan pesawat pribadinya secepatnya.
"Sehun! Bagaimana dengan Kai?!" tanya Chanyeol lagi dan mulai mencengkram pundak Sehun.
"Aku akan menyuruh Luhan mengurus itu." Ucapnya lalu memijat keningnya pelan.
"Aku ikut," Taehyung menawarkan diri membuat mereka saling pandang.
"Kau yakin?" tanya Chanyeol.
Taehyung mengangguk mantap.
"Baiklah, aku harap kau tidak menyesal," balas Sehun dan melenggangkan kakinya membantu istrinya itu.
•••••••••••
03.58PM, CHINA.
Kedua pria menertawakan kebodohan yang dilakukan oleh Kai.
Tetapi karena kebodohan Kai membuat mereka harus pindah tempat lagi kali ini.
"Shawn?" panggil Jack lantaran sedari tadi Shawn mencoba mengajak Selice bermain tetapi Selice hanya menunjukkan ekspresi takutnya.
Shawn menoleh tidak suka karena aktivitasnya diganggu.
"Kita harus berpindah tempat," sahut Xavier lagi.
"Kenapa? Kita ketahuan?" tanyanya tak minat.
Lagi pula masih banyak waktu untuk berpindah tempat mengingat jarak Los Angeles dan China cukup jauh meski ditempuh dengan pesawat terbang.
Ia merasa aneh dengan cara bicaranya setelah melakukan perawatan selama bertahun-tahun terlebih lagi menghabiskan uang banyak untuk mengoperasi bagian pita suaranya.
Untung saja waktu itu ia terjatuh diatas atap mobil seseorang hingga ia bisa hidup sampai sekarang meskipun dengan kondisi ekonomi yang berbeda seperti sebelumnya karena terlalu banyak pengeluaran yang keluarganya keluarkan untuk pengobatannya.
Tetapi bekas tembakan didadanya karena ulahnya sendiri tidak bisa menghilang.
Xavier mengangguk, "tapi orang suruhanku bilang jika Kai telah ditangkap, jadi kemungkinan kecil mereka akan mengetahui posisi kita lagi." Balasnya membuat Shawn mengangguk dan menoleh pada Selice.
"Jangan menangis, aku tidak ingin Mommy-mu membenciku," lirihnya kemudian menggendong Selice dengan paksa lalu mengikuti Jack yang sudah menggendong Cessie layaknya membawa karung beras.
••••••••
Pesawat pribadi milik Sehun terbang dengan kecepatan yang lebih cepat dari biasanya.
Sehun melirik Lisa yang terus saja mondar-mandir seraya menggigit kukunya.
Pria itu menghela nafas pelan lalu menyandarkan punggungnya pada sofa.
Sedangkan Kriss yang memilih ikut dengan mereka sekarang mencoba mengotak-ngatik laptop yang Kai pakai dirumah Sehun tadi.
"Kau yakin bisa melakukannya?" tanya Chanyeol dengan ragu.
Kriss mengangguk, "aku pernah belajar pada Kai," Balasnya membuat Chanyeol menghela nafas pasrah.
Ia melirik Rosé yang tertidur dilengannya.
Sebenarnya mereka sudah melarang Lisa ataupun Rosé untuk ikut tetapi mereka tetap bersikukuh untuk ikut membuat Sehun dan Chanyeol hanya bisa pasrah.
"Lis? Kau tidak bisa duduk?" ucap Sehun sarkas yang mulai pusing melihat Lisa yang tidak berhenti.
Wanita itu mendecak dan ikut duduk disebelah Sehun.
"Aku tidak bisa tenang. Bagaimana bisa kau setenang ini ketika anakmu sendiri diculik?!"
Sehun menghela nafas pendek, ia menjadi serba salah.
Tenang? Geez! Bahkan Sehun cukup frustasi saat ini.
"Hey! Jangan asal bicara." Balas Sehun tidak terima.
"Kau memang terlihat seperti itu!"
"Sudahlah, kenapa malah kalian yang ribut?" tegur Taehyung dengan nada lemah yang merasa terganggu aktivitasnya bermain game.
Mereka menghela nafas kasar mendengar itu dan memilih diam.
Kriss terus mengotak-atik isi laptop yang Kai pakai tetapi masih belum mendapat sebuah jalan.
"Kau sedang apa?" tanya Taehyung mendekati Kriss.
"Aku ingin melihat kembali lokasi terakhir Cessie,"
Taehyung bergeming lalu menyuruh Kriss sedikit menyingkir.
"Chip-nya mana?"
Kriss menepuk keningnya pelan dan Sehun yang mendengar itu langsung melempar sebuah Chip yang ada disakunya pada Taehyung yang langsung ditangkap dengan sempurna.
"Kau mengerti tentang ini?" tanya Kriss saat melihat sudah muncul banyak layar pada laptop yang berukuran mini itu.
"Sedikit," ucap Taehyung lalu meng-klik sesuatu hingga tertulis loading.
Kriss mengusap tengkuknya yang tidak gatal, ia menjadi merasa malu karena bersikap sok tahu dan sesekali melirik Chanyeol yang sedang menahan tawanya.
"Lokasinya terus bergerak," ucap Taehyung lalu memperbesar layar yang menunjukkan sedang berada dijalan besar.
"Seharusnya jalan besar memiliki beberapa cctv," ucap Kriss pelan dan terus melihat layar.
"Tetapi sayangnya aku tidak bisa meretas," ucapnya dengan nada merasa bersalah.
"Jangan sampai laptop ini mati," saran Taehyung dan mulai kembali ke tempat duduknya kembali.
Ia kembali melirik Sehun dan Lisa yang terlihat sedikit berdebat.
"Bagaimana jika anak kita dibunuh?!"
Geez! Pikiran Lisa benar-benar terlalu negatif.
"Jangan berbicara seperti itu, tidak mungkin Selice dibunuh." Balas Sehun mencoba menepis pikiran negatif istrinya itu.
"Mungkin saja terlebih lagi Xa--"
"Tidurlah jika kau tidak ingin aku perkosa didepan mereka," potong Sehun langsung dengan pelan lalu memejamkan matanya hingga merasakan sebuah cubitan keras mendarat diperutnya membuat ia meringis.
"Ish! Cubitanmu itu sakit!" ringis Sehun kesal.
"Kau sudah tua, sebaiknya jangan berbicara seperti itu," dengus Lisa dan bersedekap dada.
"Tetapi si Tua ini bisa memuaskanmu, kau tahu kan?"
"Sehun!"
Sebelum Lisa mencubitnya kembali ia langsung berdiri dan menuju kamar disana lalu mengunci diri dari Lisa yang terus menggedornya.
"Dasar macan!" dengusnya lalu mengusap dadanya dan bersender dibalik pintu.
"Hey! Aku mendengarmu!"
Tebece.