Nadia dan Salsa kini tengah berdiri di depan lorong yang mengarah menuju kamar mandi, Nadia tidak masuk ke dalam lorong, dia malah berdiri di sana, dan matanya terlihat sayu ketika bola matanya mengekor pada seorang laki laki yang sedang berdiri di tengah lapangan sembari tersenyum lebar dan mengoper spidol berwarna kepada teman teman nya untuk mencoret baju putih nya.
Salsa yang melihat perubahan pada mata indah Nadia, menyadari bahwa Nadia harus segera kembali ke kelas, kalau tidak ia akan menjadi tempat untuk penampungan hujan yang di ciptakan oleh Nadia.
"Nad, kenapa?" Salsa mulai merangkul pundak Nadia.
"Dia terlihat bahagia ya Sal, dia gak pernah tau selama ini gue pengen banget bahagia sama dia, selama ini dia tau gak sih Sal kalo gue selalu menatap dia dari jauh kayak gini, dia gak pernah anggap gue ada Sal" Ucap Nadia dengan suara yang mulai bergetar.
"Ah elo sih, gausah berharap lagi sama dia kenapa si Nad, lo harus lupain dia tau gak, yaudah balik ke kelas aja yuk" Ajak Salsa, yang juga merasa kesal pada dirinya sendiri karena tidak berfikir lebih dulu bahwa Nadia mengajaknya untuk melihat si kakak kelas itu bukan berniat benar benar ingin ke kamar mandi.
"Tapi gue masih pengen di sini Sal" Pinta nya pada Salsa.
"Tapi lo bakalan sakit disini, ngeliat dia yang bisa ketawa lepas merayakan kelulusan nya, dan yang bakalan bikin lo sakit lagi ketika lo ngeliat dia kayak gituh! dia tersenyum lebar ketika berfoto sama kakak kelas cewek yang minta foto sama dia"Salsa bergerutu sembari menunjuk nujuk sosok manusia yang ada di antara banyak nya siswa pada Nadia.
"Hahaha... Salsa Salsa, Ini hari kelulusan nya Sal, gue gak peduli dia mau deket sama siapa aja, di foto sama kakak kelas cewek yang mana aja, gue gak peduli, yang penting gue bisa punya moment, moment gue bisa menyaksikan dengan mata kepala gue sendiri kebahagiaan dia di hari kelulusan nya, hari ini mungkin bakalan jadi hari yang terakhir bagi gue buat bisa menatap diam diam dia, melihat semua tingah, senyum nya dia dari jauh, gue gak mau ketinggalan ini semua, bahkan gue berharap setidaknya gue punya kenangan dimana gue bisa foto berdua sama dia di hari kelulusan ini" Nadia berbicara melibihi kereta yang sedang melaju, Nadia nyerocos, dia tidak memberi peluang untuk Salsa memotong ucapan nya.
"Tapiii kan Nad, ah yaudah deh" Salsa memilih mengikuti keinginan Nadia.
"Gue sayang dia Sal" Lirih Nadia yang masih tertangkap oleh indra pendengar Salsa.
"Iya gue tau" Salsa merangkul erat pundak Nadia, dan Nadia pun merebahkan kepalanya di pundak Salsa.
"Kapan lo sadar dengan keberadaan gue kak" Ucap Nadia yang di barengi butiran bening yang berasal dari kelopak matanya.
"Eh eh Nad, tukan lo malahh nangis, gue gak mau liat lo nangis Jelek" Salsa yang merasakan kehangatan dan basah di pundaknya menyadari bahwa Nadia menangis.
"Gue pengen ngebenci dia Sal, tapi gak bisa semakin gue berusaha ngebenci dia semakin gue merasa takut buat kehilangan dia" Nadia berucap pelan.
"Nad, lo gak usah nangisin dia, dan lo tau, air mata lo lebih berharga kalau di pake buat nangisin dia, suatu saat harus sadar nad ada cowok yang benci dengan air mata lo, dia benci liat lo nangis" Salsa tidak bisa menahan kesal karena sikap Nadia.
"Siapa" Nadia mengangkat kepalanya dari pundak Salsa.
"Suatu saat lo bakal tau" Sahut Salsa.
"Siapapun dia, semoga dia berhasil mencair kan hati gue sal" Nadia mencoba menghapus air matanya.
"Semoga"
Terlihat di mata Salsa, Nadia begitu terlihat menyedihkan setiap melihat laki laki itu.
"Gausah sedih, yuk balik ke kelas" Ajak Salsa.
"Hmmm" Hanya Hmm dan senyuman sebagai jawaban dari Nadia.
"Yuk" Salsa menarik lengan mungil Nadia.
Sebelum mereka kembali ke kelas, Nadia berlari menuju kamar mandi untuk menghapus air matanya.
"Gue bakal rindu sama kebiasaan gue yang selalu datang lebih pagi kesekolah, supaya bisa jadi orang yang pertama kali lo liat di saat lo datang kesekolah ka" Batin Nadia.
Hehehehhh...
Gak lupa Voment
Kalo ada typo maklum ya
10 mei 2018