Bad Bodyguard • Kai

By Imsakk

1.4M 93.6K 8K

18+ Bukankah seorang Bodyguard di pekerjakan atau di tugaskan untuk menjaga atasannya? tapi ini kenapa bukann... More

Bad Bodyguard - 0
Bad Bodyguard - 1
Bad Bodyguard - 2
Bad Bodyguard - 3
Bad Bodyguard - 4
Bad Bodyguard - 5
Bad Bodyguard - 6
Bad Bodyguard - 7
Bad Bodyguard - 8
Bad Bodyguard - 9
Bad Bodyguard - 10
Bad Bodyguard - 11
Bad Bodyguard - 12
Bad Bodyguard - 13
Bad Bodyguard - 14
Bad Bodyguard - 15
Bad Bodyguard - 16
Bad Bodyguard - 17
Bad Bodyguard - 18
Bad Bodyguard - 19
Bad Bodyguard - 20
Bad Bodyguard - 21
Bad Bodyguard - 22
Bad Bodyguard - 23
Bad Bodyguard - 24
Bad Bodyguard - 25
Bad Bodyguard - 26
Bad Bodyguard - 27
Bad Bodyguard - 28

Bad Bodyguard • 29

23.5K 1.4K 319
By Imsakk

Bad Bodyguard • Kai

"Ga Aiina! Kamu ga bisa ngelakuin ini sama saya!" Aiiden memegang koper yang Aiina pegang, mencegahnya yang hendak keluar. "Saya sudah jelaskan apa yang terjadi, kenapa kamu seperti ini?" Aiiden mengeraskan rahangnya. Dia ingin meledak sekarang. Tapi takut Aiina malah pergi menjauh.

"Saya tau aiiden, tapi saya sudah mengambil keputusan yang tidak bisa di ubah!"

"Ga!!! Kamu istri saya, saya tidak akan membiarkan kamu pergi menemui pria yang bahkan sudah menduakan kamu! Laki-laki yang menyakiti kamu!" Aiina mendengus geli mendengar perkataan aiiden yang terdengar tidak tahu diri itu. Dia lupa atau bagaimana. Dia sudah banyak menyakiti Aiina.

"Ngaca aiiden. Sudah berapa kali dan berapa banyak kamu nyakitin saya. Jangan bicara dulu sebelum kamu Sasa dengan apa yang kamu katakan." Aiina mencoba menarik kopernya, namun tidak bisa. Aiiden memegang dengan kencang. "Kalau kamu memang benar mencintai saya, relakan saya pergi"

"Tidak akan! Saya bukan lelaki pecundang yang akan menyerah begitu saja! Kamu milik saya dan selamanya akan begitu!" Aiina sedikit tergelonjat saat aiiden menyentak nya. Sadar dengan ekspresi wajah Aiina yang berubah, aiiden mengusap wajahnya kasar. "Don't leave me" ucapnya memelas. Namun Aiina menggelengkan kepalanya. "Kalau begitu pergilah" Aiina membulat, sebelum suaminya itu berubah pikiran dengan cepat dia berjalan.

"TAPI INGAT! SAYA ADALAH SUAMI SAH KAMU. SAYA MENCINTAI KAMU. SAYA MEMBIARKAN KAMU PERGI HANYA UNTUK MEMBAWA KAMU KEMBALI LAGI!" Teriak Aiiden, keningnya mengerut melihat punggung Aiina yang bergetar. "Dia bahkan menangis, mencintai Lay apanya. Jelas-jelas dia hanya mencintaiku"

Aiina berjalan dengan cepat, saat sudah keluar gerbang dia melihat kebelakang, dia ingin memastikan Aiiden tidak membuntutinya. "Astaga!!! Perut gw sakit. Ga kuat nahan ketawa!" Setelah itu dia tertawa terbahak-bahak seperti orang gila.

•••

Beberapa jam yang lalu.

"Apaan sih Lay. Aku ga mau jadi janda" Ucap Aiina menyikut perut Lay. Lalu keduanya tertawa terbahak-bahak. Aiiden melihat dengan kesal. Seperti seorang mata-mata dia berjalan dengan banyak bersembunyi untuk mencuri dengar apa yang sedang di bicarakan Aiina dan Lay.

"Udah makan belum? Ayo aku lapar makan bareng" Lay langsung menarik pergelangan tangan Aiina dan membawanya ke mobil. Aiiden mengutuk, mengumpat Lay dengan kata-kata kasar dan kotor. Dia berniat mengikuti, tapi sadar tidak membawa dompet. Dengan terpaksa kembali menuju kantornya.

"Gimana?!!" Serbu Lisa, Resepsionis Joy, dan ketiga karyawati Wendy, Seulgi dan Sana.

"Tau ah! Dia pergi sama mantannya! Kesel gw!!!" Aiiden sedikit berteriak, suaranya menggema, membuat karyawannya melihat dengan bingung. Bahkan mereka menghentikan aktivitas untuk mengetahui apa yang terjadi.

"Lahhhhh!!! Sia-sia dong akting gw tadi!" Sana mendengus geli. "Padahal kita udah komporin Aiina tadi" tambah Seulgi. "Padahal mereka omongannya pedes banget loh. Bahkan saat nona Aiina di bilang wanita mana lagi yang akan mengaku hamil anak kamu" ucap Joy polos.

"Apa?? Siapa yang ngomong gitu?" Joy, Wendy dan Seulgi menunjuk Sana yang memasang wajah datar. "Sana! Itu bibir ga bisa di rem?"

"Dih marah, masih untung gw ikutan drama ga jelas ini. Di bayar juga ga. Bye!!" Sana mengibaskan rambutnya. Aiiden menggerang kesal. Kalau tidak ingat dia sepupunya sendiri, sudah dia Jambak itu rambutnya sampai rontok.

"Hhhhhh udah hentikan drama ini. Gw tau gw sexy, tapi jangan jadikan gw karakter pelakor dong" Lisa tertawa geli, karena saat ini aiiden masih menatap sana dengan gemas. "Udah ah! Gw mau lanjut kerja!" Ucap Wendy, Lisa, Joy dan Seulgi pun kembali ketempat nya. Aiiden pun berjalan dengan kesal.

Aiina yang kembali untuk mengatakan sesuatu pada aiiden menahan tawanya. "Jadi tadi semua hanya drama yang aiiden produseri. Ahhh memalukan, karena gw ketipu, dan dia liat gw sama Lay. Wahhh gw punya ide buat kerjain dia balik. Sekali-kali lah gw kerjain dia. Masa ya dia terus yang mempermainkan gw.

•••

"Saya pulang" ucap aiiden dengan suara keras yang di sengaja, dia melihat Aiina yang sedang tertawa dengan ponselnya. Aiina hanya melirik suaminya itu dan langsung menarik koper yang sedari tadi sudah ada di sampingnya. Mata aiiden menyipit.

"Kamu mau kemana?" Tanyanya memegang tangan Aiina yang berjalan melewatinya. "Kamu bilang mencintai Lisa. Dan saya tadi bertemu dengan Lay. Mungkin kamu masih ingat dengan nya. Saya merasakan hati saya bergetar. Saya masih mencintainya."

"Mencintai dia apanya? Kamu itu hanya mencintai saya!"

"Ha? Kenapa saya hanya mencintai kamu saja? Helo! Saya bukan wanita bodoh yang akan mengemis cinta pada seorang laki-laki. Saya tau ada Lay yang sangat mencintai saya. Buat apa saya tetap di sini mengharap kamu yang bahkan tidak pernah mencintai saya"

"Ga Aiina, semua itu hanya bercanda. Saya hanya ingin mengetahui kamu mencintai saya atau tidak. Makanya saya memainkan permainan tadi"

"Dan... Kamu lihat sekarang, saya tidak mencintai kamu. Saya memilih Lay."

Aiina tertawa mengingat kejadian tadi. "Haduh. Ga nyangka, ngerjain orang bisa selucu ini. Pantas si kamjong suka banget jailin gw" Aiina langsung tersentak saat sebuah klakson berbunyi. Dia melihat Chanyeol dan Irene di dalam mobil. Dia tersenyum dan berjalan menuju mobil itu. "Lama datangnya. Gw di gigitin nyamuk." Chanyeol tersenyum geli sambil membantu memasukan koper ke dalam bagasi.

"Ya udah, kamu jalan aja sama Irene, biar saya masuk dan memanasi aiiden. Pasti seru"

"Gila Chan. Tadi gw hampir ngakak di dalam, ga kuat liat muka aiiden yang nahan marah udah kaya ibu-ibu hamil lagi ngeden" ketiganya langsung tertawa. Setelah puas keduanya memasuki mobil.

"Kalau udah selesai hubungi saya yah aii, saya bakalan bawa aiiden"

"Oke. Makasih buat bantuannya ya"

"No need" Aiina langsung menjalankan mobilnya meninggalkan Chanyeol yang sedang pemanasan. "Oke aiiden waktunya main drama bossku."

"Bos!!" Chanyeol langsung membuka pintu dengan paksa. Aiiden yang duduk berfikir langsung tergelonjat kaget.

"Ngagetin aja. Apa sih? Mau gw hajar?"

"Galak banget sih. Itu tadi gw liat Aiina sama cowok pelukan, terus lumat-lumatan bibir juga." Mata aiiden langsung membulat. "Tapi kayaknya gw kenal deh cowok itu siapa. Itu kayaknya yang pernah gw selidiki sama Sehun itu kan?"

"Sialan!!" Aiiden menggebrak meja. Chanyeol tergelonjat. Hampir saja tawanya meledak.

"Eh bos mau kemana?".

"Mau keluar, gw bakalan hajar itu si Lay. Berani banget dia nyium istri gw"

"Yee telat. Mereka udah pergi. Udah mending Lo istirahat aja. Biarin Aiina menikmati malam nya bersama Lay"

"Ngomong apa Lo Chan? Mau mati?"

"Lu ancamannya kalau ga bogem ya matiin. Serem. Masih mending gw kasih tau Lo"

"Kenapa Li ngasih tau gw? Harusnya lo hajar si Lay di luar tadi bego!" Aiiden menendang kaki Chan.

"Sakit woii. Kenapa jadi gw yang kena!!" Chanyeol mendengus. Tidak. Dia tidak merasa sakit di kakinya. Perutnya lah yang sakit menahan tawa. "Gw pulang ah. Ga kuat di sini. Jadi pelampiasan Lo"

"Ya udah pergi sana. Ngapain juga Lo kesini. Nambah mood gw buruk aja"

"Dih, si mamanx ngegas" Chanyeol langsung kabur saat melihat aiiden yang hendak melemparkan remote tv padanya. "Sialan si Chanyeol."

"Iya. Saya bos? Kenapa?" Aiiden mengangkat kepalanya. "Kenapa Lo balik lagi?"

"Lapor bos. Numpang makan" dusta Chanyeol. Padahal itu hanya alasannya. Karena mobilnya di bawa Irene dan Aiina.

Irene❤️
Chan, kita udah selesai. Kamu bisa bawa aiiden ke sini

Chanyeol tersenyum membaca pesan dari Irene. Dan langsung menghampiri Aiiden yang sedari tadi sibuk dengan laptopnya. Dia tau, kalau itu hanya untuk mengalihkan pikirannya pada Aiina.
"Bos jalan yuk. Sehun nungguin di tempat biasa"

"Males"

"Ada cewek baru. Masih virgin" aiiden langsung memberikan tatapan maut. "Eh. Lupa Lo udah tobat yah. Biasanya kalah denger kata virgin itu mata langsung berubah jadi berkabut gairah" Chanyeol mengasuh saat sebuah pulpen melayang ke kepala nya.

"Tapi di lihat-lihat, kayaknya gw kenal ink baju. Eh body, bukanya ini Aiina? Dia di jual sma Lay ke tempat itu ya?" Chanyeol menunjukkan Poto Aiina yang berada di klub malam. Aiiden mengambil ponselnya dengan kasar.

"Kenapa Aiina di sini? Dia ga pernah datang ke tempat kaya gini sebelumnya"

"Mana gw tau. Gw kan tempe. Heee vis" ucap Chanyeol melihat aiiden yang siap menerkamnya habis .
"Ya udah jangan banyak menduga-duga. Ayo kesana sekarang" Aiiden langsung mengambil kunci mobilnya dan berlari keluar. Chanyeol mengekor.

•••

Aiiden berlari kencang dari parkiran menuju klub. Keringatnya sudah bercucuran. Sejak dalam mobil pun dia tidak bisa diam. Dia khawatir dengan keadaan Aiina. Chanyeol tersenyum. Benar-benar melihat orang lain dalam diri sahabatnya itu.

•••

"Sehun? Lo di sini?" Sehun tersentak. "Lo kenapa kaget gitu."

"Bo-bos. Lo udah ga ada hubungan sama Aiina lagi ya?"

"Kenapa Lo ngomong gitu?"

"Tadi gw liat Lay sama Aiina masuk ke dalam kamar paling ujung. Tempat yang paling... Ya lo tau sendiri---"

"Shit! Bakalan gw habisin si Lay!" Dengan cepat gw menuju ketempat yang Sehun katakan. Soalnya pintu kamar terkunci. "Lay buka pintunya! Gw dobrak yah!" Tidak ada jawaban. Gw pun langsung membuka pintu dengan paksa. Tapi dalam kamar gelap. "Aiina? Kamu di mana?" Gw meraba-raba dinding untuk menyalakan lampu.

"Kejutan" Ucap Aiina dengan nada riang saat lampu menerangi seluruh kamar. Aiina tersenyum lebar dengan kedua tangan memegang kue ulang tertulis nama gw di atasnya. "Selamat ulang tahun. Suamiku" ucapnya lembut. Kedua matanya berkaca-kaca. Gw langsung menghambur memeluknya dengan erat. Tidak memperdulikan teriakan Aiina karena di antara kami ada kue yang hancur.

Gw hanya takut ini mimpi. Gw ga akan lagi melakukan hal bodoh. Gw akan selau melakukan yang tepat buat Aiina mulai detik ini.

End 🤣

Continue Reading

You'll Also Like

72.6K 5.6K 34
Love and Enemy hah? cinta dan musuh? Dua insan yang dipertemukan oleh alur SEMESTA.
204K 10K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
58.1K 4.3K 56
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...