Nisya bingung ketika dia selesai mandi sore tiba-tiba saja Rizky masuk ke dalam kamar dengan muka ditekuk, "Kamu kenapa Ky?"
"Tuh di depan ada selingkuhan kamu!" balas Rizky ketus
Nisya mengernyitkan dahinya tak mengerti, "Ck jangan ngaco! Siapa sih?"
"Bang Aldo"
"Aldo di bawah?"
"Hmm"
"Kyaaaaaa kangen banget sama Aldo" ucap Nisya memekik senang dan langsung berlari ke bawah
Rizky hanya bisa mendengus kesal, "Jangan lari-lari Zil, nanti kamu jatoh"
"Gue bener-bener gak ngerti kenapa ikatan batin mereka kuat banget, bisa-bisanya Bang Aldo kesini pas banget ketika Zilli lagi sakit" gumam Rizky
Aldo yang mendengar teriakan Nisya langsung menutup kedua telinganya, dia bergerak mundur ketika melihat Nisya yang ingin memeluknya, "Gak ada peluk ya! Bisa diamuk suami lo nanti gue"
Nisya seketika berhenti dan mencebikkan bibirnya, "Lo emang gak kangen gue apa Do?"
"Gue masih waras buat gak kangenin istri orang"
"Ish! Yaudah sana pulang, ngapain kesini kalo gak kangen?"
"Cuma mau liat keadaan lo. Lo baik-baik aja ternyata, yaa biarpun muka lo sedikit pucet tapi gue rasa lo gapapa, paling maag lo kambuh kan?"
Rizky yang baru saja ikut bergabung dengan kedua sahabat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya. Benar kan dugaannya Aldo kesini mau memastikan keadaan istrinya itu.
"Kok lo tau Zilli maagnya kambuh?" tanya Rizky
"Nih, gue kasih tau fakta tentang istri tercinta lo. Nisya tuh kalo sakit, idihhh manjanya minta ampun! Gak bakalan mau ditinggal itu anak, kerjaannya tidur mulu kalo lagi sakit kaya bayi. Jadi pas liat dia mukanya pucet kaya sekarang tapi bisa petakilan kaya gini, kemungkinannya cuma dua, kalo gak nyeri pms yaa maagnya kambuh"
"Cie Aldo perhatian banget sih sama gue sampe hafal gitu"
Aldo menatap Nisya malas saat gadis itu menggodanya, "Kalo lo gak lupa, tiap lo sakit kan lo selalu ngerepotin gue, gimana mungkin gue gak hafal sama kebiasaan lo"
"Do, lo kan kemaren abis dari Bali. Terus lo kesini gak bawa oleh-oleh gitu buat gue?"
"Tadinya gue mau beliin oleh-oleh tapi gak jadi gara-gara mantannya Rizky!" kesal Aldo menatap Rizky
"Siapa sih Bang? Gue gak punya mantan selain Bila ya"
"Vianna bukan maksud lo Do?"
"Yaelah Nis, kalo tuh cewek mah gue tau bukan mantannya Rizky. Dia mah cuma ngarepin Rizky doang"
"Bellva?" tanya Nisya
"Bukan. Dia anak SMA Bangsa, junior kita sih kayanya"
"Keira bukan namanya?"
"NAHHH IYAAA ITUUU" jawab Aldo
Nisya langsung menoleh kearah Rizky dan menyipitkan matanya tak suka, "Kamu sama dia pernah pacaran?"
"Enggak Zil, cuma kan yang pernah ngaku jadi pacar aku cuma dia"
"Udah deh lo berdua gak usah berantem. Lagian lo kecil sok-sokan sekarang pake cemburu-cemburu, dulu aja bodo amat lo" ejek Aldo
"Heh jomblo sirik aja!" balas Nisya dan menjulurkan lidahnya
"Mentang-mentang udah nikah gaya banget ya lo. Gue jomblo juga gara-gara lo nempel terus sama gue. Asal lo tau aja nih, sekarang gue kalo kondangan sendiri semua orang nanyain lo, dan terus ngeselinnya lagi mereka bilang gue harus sabar karena ditinggal lo nikah. Gila ya, pacaran sama lo aja gak pernah"
"Hahahaha kasian sekali anaknya Ibu Diana ini"
"Tap—"
"Stop! Kalian tuh bisa gak sih kalo ketemu gak pake berisik atau drama kangen-kangenan?" kesal Rizky
"Gak bisa Ky, kita kan emang kaya gitu. Ya kan Do?"
"Ehemmm" balas Aldo menganggukkan kepalanya setuju
"Pake dijawab lagi"
"Ya kan kamu nanya makanya aku jawab"
"Zillll" geram Rizky
Nisya tertawa dan mengecup pipi Rizky cepat, "Iya maaf, bercanda sayang"
"Gak usah merasa dunia milik berdua deh lo"
Nisya menjulurkan lidahnya kearah Aldo dan mengalihkan topik, "Tapi kok Keira bisa tau Aldo sih?"
"Yaa karena dia tau kamu Zil"
Dahi Aldo dan Nisya mengkerut bingung dengan jawaban Rizky. Sedangkan Rizky hanya bisa menghela nafasnya ketika melihat reaksi yang sama yang ditunjukkan oleh keduanya.
"Kalian tuh gak sadar yaa? Kalian tuh dulu jaman SMA kaya manusia sepaket, kalo kenal Aldo yaa pasti udah tau Nisya. Kalo tau Nisya udah pasti dia tau Aldo"
Nisya menggelenggakan kepalanya takjub, dia mengingat-ingat masa SMA dulu dan ucapan Rizky memang benar, dulu jika Aldo terkenal itu wajar karena laki-laki itu Ketua OSIS tapi dirinya yang hanya siswa biasa saja juga turut dikenal oleh siswa-siswa di SMA Bangsa dan dia baru sadar itu sekarang, "Gila ya Do kita dulu terkenal banget ternyata hahaha"
"Iyalah kita kan dulu best couple SMA Bangsa, ap–"
"Gak pake nostalgia bisa Bang Aldo Alviano yang terhormat?"
Aldo terkekeh dan Nisya malah mencolek-colek pipi Rizky menggoda suaminya itu, "Cie cemburu cie hahaha"
"Mending lo cepet cari cewek deh Bang. Gue bosen banget liat lo nempel mulu sama istri gue dari jaman SMA" ketus Rizky
"Nahh lo yang lima tahun ini menghilang aja tanpa liat kita, bosen liat gue sama Nisya nempel terus, apalagi gue? Bosen banget sumpah sama istri lo terus, jadi lo tenang ajalah gue sama Nisya beneran sahabatan Ky, dari dulu dan akan selamanya begitu"
Aldo menjelaskan itu dengan tenang dan menyelipkan candaan disana. Sejujurnya dia sangat bosan melihat kecemburuan Rizky yang menurutnya tak masuk akal itu. Harusnya laki-laki itu sadar kalo memang niatnya ingin merebut Nisya, mungkin waktu lima tahun ini cukup jadi waktu untuk merebut gadis itu kan? Bahkan yang membuat mereka bersatu juga karena salah satu usaha dirinya yang berbicara saat itu dengan Bila.
Dia memang mencintai sahabatnya itu. Tapi dia mencintai gadis itu seperti gadis itu mencintai Axel saat ini. Cukup menyimpannya dalam hati dan melanjutkan hidup sebagaimana mestinya. Lagipula, bahagia buat Aldo itu tak muluk-muluk, cukup melihat Nisya bisa bahagia dan tersenyum saja dia juga ikut bahagia.
"Yaudahlah gue pulang dulu, nanti dicariin sama nyokap"
Nisya menunjukkan raut sedihnya. Dia sangat kenal bagaimana Aldo, dan dia tau apa yang dirasakan laki-laki itu saat ini"
"Hati-hati Bang, cepet ketemu jodoh deh lo"
"Sipp gue cabut ya!"
Aldo yang ingin melangkahkan kakinya, berbalik menoleh ketika lengannya ditahan oleh seseorang yang dia yakini itu adalah Nisya.
"Peluk sebentar aja boleh gak Do?" sendu Nisya
Aldo melirik Rizky yang dibalas anggukkan dan senyum tulus laki-laki itu
Nisya langsung menubruk tubuh Aldo dan memeluknya erat saat laki-laki itu merentangkan tangannya. Dia benar-benar tidak mengerti kenapa dirinya sangat sedih ketika Aldo ingin pulang. Air matanya jatuh begitu saja ketika dipelukkan Aldo, rasanya beban yang seminggu ini dia tanggung hilang begitu saja.
Dia menghirup aroma tubuh Aldo rakus, karena dia tau setelah ini dirinya dan Aldo akan berbeda. Tapi Nisya berharap ini bukan pelukan terakhir yang Nisya rasakan dari laki-laki itu.
Aldo sebenarnya bingung ketika merasakan dadanya basah. Tapi dia hanya bisa mengelus punggung gadis itu dan mengeratkan pelukannya.
"Jangan pergi Do" lirih Nisya
Aldo terkekeh pelan, "Kan udah ada Rizky sekarang, masa gue sama lo terus?"
"Udah ya? Gak enak diliat sama Rizky. Gue pergi dulu, lo baik-baik disini. Jangan lupa buat selalu bahagia" sambung Aldo dan mengacak rambut sahabatnya itu
Rizky hanya bisa menghela nafas karena lagi-lagi melihat drama dua sahabat itu. Namun dia juga tak bisa memisahkan drama dua sahabat itu ketika melihat Nisya yang menangis.
Nisya hanya diam menatap mobil Aldo yang semakin menjauh. Jika saja bisa, dia ingin sekali menahan Aldo untuk saat ini. Dia tak tau apa yang dia rasakan, tapi yang pasti dia selalu berharap yang terbaik untuk sahabatnya itu.
***