Mentari sudah menyapa.Mengusir dingin yang sejak tadi malam melanda.
Pagi adalah awal dari semua kegiatan manusia dimulai.
Sesuai apa yang akan mereka lakukan,mereka akan memulainya pagi ini.
Leo menutup pintu kamarnya.Dia sudah siap untuk berangkat ke sekolah.
Kakinya melangkah menuruni tangga.
"Brak"
Langkah Leo terhenti.Dia menoleh,dimana suara itu berasal.
Mata Leo menyipit,memastikan bahwa sosok itu lah pelakunya.
Gilang balik menatap.Memberikan tatapan tajamnya.Rahangnya mengeras.
Leo tidak peduli.Dia lalu meneruskan langkah.
Tidak dihiraukannya apa yang telah terjadi semalam.
Pagi hari tidak tepat jika untuk berkelahi.
Wanita Gilang tidak terlihat batang hidungnya.Apa wanita itu sudang pulang?
Biarkan.Peduli apa Leo dengan wanita yang mendesah menjijikkan itu?
Leo meninggalkan Gilang,yang masih menatapnya.
Dia lalu duduk di kursi makan.
Sania tidak ada di rumah.Karena wanita itu sedang menemani Bagas di kantor.
Tidak ada yang tersaji di meja makan,kecuali beberapa sisir roti dan selai.
Leo rindu sarapan buatan Sania.
Tangan Leo terulur mengambil roti lalu mengolesnya dengan selai.
Cowok itu lalu memakannya,dengan fikiran melayang.
Bagas dan Sania mungkin akan pulang nanti malam.Itu artinya motor milik Leo akan kembali juga nanti malam.
Berarti hari ini,Leo harus berangkat ke sekolah dengan menggunakan mobil Bagas.
Bukan Leo tidak mau.Siapa sih yang tidak mau ke sekolah dengan membawa mobil.Apalagi mobil itu mobil dengan harga yang wah.
Leo hanya malas saja.
Jika dia membawa mobil ke sekolah,itu berarti dia harus memasuki parkiran barat.
Karena mobil harus diparkirkan disana.
Dan selama ini,Leo selalu memarkirkan motornya di parkiran belakang sekolah karena itu adalah tempat khusus untuk motor.
Leo akan merasa canggung nanti,karena dia baru pertama kali masuk ke parkiran barat.
Selain karena akan bertemu dengan guru guru karena sebagian besar guru membawa mobil pribadi,alasan lainnya karena,pasti Leo akan bertemu dengan para siswa keturunan milyader.
Leo tidak suka.Bukannya Leo malu jika disanding,bahkan Leo bisa dikata keturunan milyader juga,tapi karena Leo muak dengan wajah sombong mereka.
Tidak ada pilihan lain.
Leo melahap sisa rotinya.Dia lalu meraih kontak mobil yang tergantung di gantungan dinding balik dapur.
Leo akan ke sekolah dengan membawa mobil.
Dia lalu melangkah ke luar rumah.
"Raja....."
Pagi pagi sudah ada kejutan yang Leo dapat.
Pelaku yang membuat Leo terkejut hanya tersenyum sok manis.
Apa tujuan Raja ke rumah Leo sepagi ini?
"Gue berangkat bareng lo"
Leo mendelik.
Dia langsung menuju garasi diikuti Raja di belakangnya.
"Kenapa motor lo?"
"Masuk bengkel"
"Lagi?"
"Iya.Tadi malam motor gue nabrak tiang listrik.Hancur deh."
Leo mengernyitkan kening.Dia meneliti Raja dari kepala hingga kaki.Tidak ada lecet sedikitpun.
"Bukan gue yang nabrakin,tapi sepupu gue"
Leo mangut mangut sebelum akhirnya bersuara.
"Ojek online masih banyak"
"Gue tadi udah naik itu,tapi karena gue keingat lo,gue jadi mampir ke rumah lo.Nempel sama tukang ojek gak sewangi nempel sama lo"
Raja meringis.Dia berharap Leo memberi tumpangan kepadanya.Karena alasan yang diutarakannya itu memang nyata,bukan akalan Raja.
"Berani apa lo minta tumpangan ke gue?"
Setidaknya,bahan perkataannya itu akan memancing masalah drama.Karena Leo masih ingin mengubah pemikiran Raja.
"Gue traktir lo seminggu deh,tapi selama seminggu ini gue nebeng lo"
"Ogah"
"Yah,tega banget lo sama gue"
"Biarin"
Raja memayunkan bibirnya.
"Gue nurutin apa yang lo mau deh.Asal gue bisa nebeng lo selama seminggu ke depan"
Jika tidak karena musibah itu,Raja tidak akan meminta tumpangan Raja.
Raja tidak menyalahkan Fans,sepupunya yang telah membuat motornya masuk bengkel.Raja sabar,karena itu musibah dari Tuhan.Syukur,Fans hanya lecet di beberapa bagian di tubuh,karena cowok itu menjatuhkan diri sebelum motor yang dikendarainya menabrak tiang.
Naina menyarankan jika Raja bisa menggunakan mobil miliknya.
Tapi Raja menolak,karena dia tidak mau Mama nya kesulitan saat akan kepergian jika Raja membawa mobil itu ke sekolah.
Raja lebih memilih naik ojek online ataupun taksi online.Tapi alhasil,Raja mengganti pilihannya untuk menumpang kepada Leo saja.
Bukan karena Raja sayang menggunakan uangnya,hanya saja menurutnya,naik taksi online ataupun ojek online sangat tidak menyamankan,walaupun hanya dalam waktu seminggu.
Leo berhenti tepat di depan pintu garasi.Garasi masih terkunci.Dia melipat tangan di dada.Memikirkan perkataan Raja tadi.
"Ok.Lo harus ngabulin permintaan gue."
"Siap.Asal jangan yang aneh aneh"
Leo tersenyum.Ada rencana yang tersusun di otaknya.
"Lo harus jadiin gue pemeran utama gantiin Tata,dan harus Kiara yang jadi pasangan gue.Jangan ngira kalo gue suka sama Kiara,karena gue cuma pengen nunjukin ke lo,kalo gue bisa melakukan lebih dari yang lo pikirkan.Ok deal"
Leo menarik tangan Raja,lalu terpaksa menjabatkan tangannya pada tangan Raja.
Raja menarik tangannya.
"Gue sampai lupa bilang ke lo.Gue gak bakal ngrubah pemain,tapi gue bakal ngrevisi naskah gue.Berita ini bakal gue share ke grup.Gak terima komentar apalagi protes"
Itu yang sudah Raja fikirkan dengan matang tadi malam.
Kening Leo berkenyit.
"Padahal itu satu satunya permintaan gue.Kalo gak mau,yaudah silahkan pesan ojek online"
Leo tak kehabisan akal.
Dia kemudian membuka pintu garasi.
"Yah....."
Leo mengabaikan keluhan Raja.Cowok itu sudah masuk ke dalam mobil.
"Lo bawa mobil,gue nebeng lo ya,Plisss"
Tangan Raja mengatup.memohon sepenuhnya kepada Leo.
" Gue gak bakal kasih lo tumpangan kalo lo gak mau nglihat kelebihan gue di dunia akting."
"Gue fikirin dulu deh."
"Silahkan pesan taksi online"
Leo menutup pintu mobil.
"Ok.Gue jadiin lo peran utama"
"Deal"
Leo menjulurkan tangannya dari kaca mobil.
Raja menjabat tangan Leo.
"Masuk"
Dengan cepat Raja masuk ke mobil,duduk di samping Leo.
Dari raut wajahnya,Raja melakukan itu karena terpaksa.
Tapi,boleh juga Raja melihat seberapa handal kemampuan akting Leo memerankan tokoh utama.Apakah sesuai dengan karakter tokoh utama yang ada di naskah drama yang dibuatnya?
Leo menghidupkan mobilnya,lalu melaju sembari membawa rekahan senyum di hati.
Dia berhasil.
📝📝📝
"Berangkat berdua lo?"
Tara menghentikan kegiatan menyapunya.
Dia berkacak pinggang,sembari menatap kedua cowok yang tengah berdiri berdampingan di depan pintu.
"Enggak"
Raja merespon.Cowok itu kemudian berjalan mendahului Leo.
Leo mencebik,apa ruginya sih untuk mengakui jika Leo berbaik hati memberi tumpangan Raja?
Leo berjalan menuju bangkunya.
Dia melirik Kiara yang tengah sibuk dengan handphone.
Leo tersenyum.Tak ada hal lain yang menyenangkan kecuali melihat sang pujian hati.
Leo menggeser kursi,lalu mendudukkan diri.
Dia masih memaku tatapannya pada Kiara.
Mengapa cewek itu terlihat serius sekali?
"Woy,Leo, bukannya hari ini piket lo?"
Teriakan keras itu mengalihkan pandangan Raja.
Siapa lagi pelakunya jika bukan Sang ketua kelas.
Leo mengernyit.Dia piket hari Selasa,dan ini hari Sabtu,dan besok holiday.
"Leo piket hari selasa sama gue"
Alih alih Leo menjawab,Raja sudah mendahului.
"Gue kira lo berdua gak ingat hari ini hari apa"
Dan Kiara ikut menoleh sejak Tara berteriak.
Cewek itu kemudian menatap Leo,yang tanpa dia duga,Leo juga tengah menatapnya.
Dengan cepat Kiara membuang pandangan.
Kiara memasukkan handphone nya di laci
Dia memejamkan matanya pelan,sebelum akhirnya menguatkan tekad.
Kiara harus meminta maaf kepada Leo tentang tadi malam.Kiara telah bersalah karena memperlakukan Leo tidak sopan,padahal Leo sudah baik membantu Kiara.
Sedangkan penyebab masalah itu sudah meminta maaf kepada Kiara tadi dengan perantara.
Ok,Ryan mengakui kesalahannya karena telah meninggalkan Kiara tadi malam.
Cowok itu juga akan mengembalikan hoodie Kiara yang tertinggal di mobil nya.
Karena Ryan sudah mengikat perjanjian dengan Kiara untuk bertemu.
Kiara tersenyum tatkala Raja menyapa.
Dia sudah berdiri di samping bangku Leo.
Dan Raja,dia kemudian melangkah menjauh.
Ada misi yang harus dijalankan.
Dia harus mengirim informasi ke grup drama jika kelompok drama yang dia pimpin harus berkumpul nanti,saat pulang sekolah.
Lalu,mengapa harus keluar dari kelas jika hanya untuk mengirim chat?
Karena kuota internet Raja habis,dan dia tengah mencari wifi sekolah yang hanya bisa dijangkau di luar.
"Gue minta maaf sama lo"
Leo mengernyit.
Ada salah apa lagi Kiara dengan dirinya?
"Untuk apa?"
"Tadi malam saat gue berperilaku buruk ke lo.Gue harusnya sadar,kalo gue masih punya utang balas budi ke lo.Tapi,nyatanya di luar kesadaran gue,gue malah bertingkah gak baik ke lo"
Hanya untuk itu?
Leo tersenyum.Harusnya Kiara tidak perlu meminta maaf jika hanya untuk itu.
Leo saja tidak menghiraukan jika Kiara sudah berbuat tak baik dengannya.
Leo harus mengakui,jika Kiara adalah cewek yang benar benar baik.Dan cepat menyadari jika telah berbuat salah.
"Gak usah minta maaf,gue udah maafin lo,sebelum lo ngelakuin itu?"
"Gue benar benar baru sadar saat lo udah pulang"
"Iya,udah gak perlu dibahas lagi."
"Mama gue bilang,dia nyesel karena gak bisa ngobrol sama lo"
Leo tersenyum.Dia memang berpapasan dengan Lista tadi malam.
Lista sempat meneriaki namanya,tapi Leo hanya membalas dengan senyuman.
Sedikit menyesal juga,seharusnya dia menunda sedikit lebih lama untuk tidak pulang lebih dulu.
Dengan begitu,Leo akan bisa mengobrol panjang dengan Lista,atau malah dengan Papa nya Kiara.
Dan itu bisa memudahkan Leo untuk melancarkan usahanya mendapatkan Kiara.
Semakin dekat dengan orang tua,maka semakin dekat juga dengan anaknya.
Kiara duduk di kursi Raja,memutar tubuhnya menghadap Leo.
"Lo harusnya gak ikut urusan gue sama Ryan.Gue sadar,lo banyak berkorban saat gue sama Ryan pacaran"
Dalam hati Leo tersenyum.Dia tidak menunjukkan senyuman itu di bibirnya.
Ok,Kiara telah mengakui Leo bahwa cowok itu sangat berpengaruh.
"Apa lo lihat kalo gue sama Ryan serasi?"
Jika boleh Leo akan menjawab "Nggak,lo serasinya cuma sama gue ra"
Tapi,kalimat itu tidak boleh diucapkan Leo sekarang.
"Kalo gak serasi ngapain pacaran.Pacaran itu karena ada kecocokan,makanya mereka mengikat dengan hubungan"
Mata Kiara berbinar.Apa itu kata kata bijak Leo?
Kiara mulai intropeksi,ada kecocokan apa dirinya dengan Ryan jika suatu saat nanti keduanya pacaran?
Kiara bukan orang terkenal,tidak seperti Ryan yang menjadi sorotan di SMA Cendekia.
Akui saja,Kiara mulai terkenal karena gosip yang bertebaran itu.
Terkenal dengan keburukan.
Apa itu mengagumkan?
Semua siswa menggunjing,lalu Kiara akan mengacuhkan,sembari berlalu dengan headset terpasang di telinga.
Lalu dalam hati Kiara berkata,
"Dengerin musik lebih seru daripada dengerin nyinyiran lo yang gak ada bobotnya"
"Tapi,kalo pacaran tanpa ada kecocokan gimana?"
Mengapa Kiara melontarkan pertanyaan seperti itu?
Apa Kiara dan Ryan pacaran tanpa ada kecocokan?
"Hubungan mereka gak akan lama lagi berakhir"
Jika iya,maka Leo akan bahagia.
Karena baginya,kecocokan Kiara hanya ada pada dirinya.
Kiara berlesung pipi,dan Leo juga iya.
Bukankah itu sebuah kecocokan?
Sejatinya,kecocokan dalam berhubungan itu bukan seperti itu.
Bukan hanya kecocokan fisik tapi juga hati.
Jika kedua pihak suka,dan keduanya berhubungan,maka mereka terikat karena kecocokan.
Dan itu mungkin akan rentan dengan yang namanya putus.Atau malah bisa menuju pelaminan.
Apa itu memang yang sebenarnya?
"Putus maksud lo?"
Leo mengangguk.Kiara percaya?
Bukan Leo membohongi Kiara,tapi itu faktor pacaran,versinya.
Dan masih ada faktor pacaran lainnya,yang belum Leo gali.
Padahal itu bisa menjadi dasar bagi Leo untuk mempengaruhi Kiara,disamping rencana yang dia buat lainnya.
"Kalo mereka saling suka?"
"Suka aja gak jamin bisa hidup bahagia bersama."
"Terus?"
"Pake cinta juga"
Seperti rasa cinta yang tumbuh di hati Leo untuk Kiara.
Sampai kapan?
Selamanya,sekalipun Kiara belum membalas,Leo akan berusaha.
Karena untuk saat ini,Kiara masih tersesat di hati yang salah.
Ryan bukan cowok yang baik untuk Kiara.
Entah bukti darimana,mengapa Leo bisa berfikiran seperti itu.
Mungkin karena bagi Leo,hanya dirinya yang pantas untuk Kiara.
Walaupun kesucian bibir Kiara telah Ryan renggut.Leo akan menghapus bekas itu suatu saat nanti,dan mengganti dengan kecupan bibirnya.
Asal jangan sampai mahkota Kiara yang Ryan renggut.
Jika itu terjadi,maka Leo akan menancapkan sebilah pisau tajam tepat di alat vital Ryan.
Leo tidak akan memaafkan,bahkan tidak membiarkan Ryan hidup.
Camkan itu.
"Apa cita cita lo jadi konselor?"
"Gue gak punya cita cita"
Kiara membelalakkan mata.
Yang benar saja,cowok tidak neko neko seperti Leo tidak memiliki cita cita.
"Gue gak percaya"
"Perlu gue buktiin agar lo percaya?"
Kiara tertarik.
"Boleh.Gimana caranya?"
"Datang ke rumah gue.Lo tanya sama Bunda.
Bunda orang pertama yang tahu kalo gue gak punya cita cita,dan orang yang kedua itu lo"
Itu bukan bohongan.Selama tujuh belas tahun hidup,Leo tidak pernah sekalipun memebeberkan cita cita tanpa tujuan itu kepada semua orang,terkecuali Bunda dan Kiara.
Mengapa?
Apa Leo tidak pernah ditanya,tentang apa cita cita Leo?
Pernah.Tapi Leo akan beragumen,jika cita cita tidak perlu diceritakan ke orang lain,hanya diri sendiri saja yang tahu,karena jika diceritakan kepada orang lain,dan ternyata cita cita itu tidak tercapai,maka yang malu adalah kita sendiri.
Sekalipun,orang lain itu mengetahui seberapa besar usaha kita untuk meraih cita cita itu.
Kiara bimbang.
Ingin dia membuktikan ucapan Leo.
Tapi hatinya,tidak siap jika harus bertemu seseorang yang sedang dihindarinya.
"Bunda gue baik.Dia penyayang.Apalagi sama cewek.Bunda pengen banget punya anak cewek,tapi Tuhan belum memberi.Mungkin perlu berusaha lebih keras lagi"
Kiara diam,tengah berfikir.
"Gue gak maksa kok."
"Berikan gue waktu buat berfikir"
Kiara bangkit,kembali ke bangkunya.
Karena,Raja yang juga sudah kembali ke dalam kelas,diikuti dengan Radit ,teman sebangkunya.
📝📝📝
Maaf untuk typo