Tak terasa waktu istirahat les telah tiba. Beberapa mata mulai merasakan kantuk dan hampir saja tertidur di kelas. Saat guru mulai keluar dari kelas dan berkata waktu istirahat telah tiba barulah rasa kantuk itu hilang. Beberapa orang siswa ataupun siswi keluar dari kelas lesnya sambil bergosip dan ada sebagian dari mereka merebahkan kepala dan menopangnya dengan kedua lengan tangan. Gebby dan Fira keluar dari kelas lalu berjalan menuju tangga.
"Geb, gimana nih? Udah, terima aja si Rio. Lumayan cakep tuh anak. Dari pada jomblo gini." Ucap Fira yang sedari tadi berceloteh.
"Apaan sih Fira." Ucap Gebby sambil menoleh ke arah Fira lalu tersenyum kecil.
"Halah.. sok nggak mau nih. Tapi di dalam hati.. beh.. udah terima sana" ucap Fira sambil menyenggol lengan kiri Gebby.
***
Malam harinya ucapan Fira kembali teringat oleh Gebby. Gebby duduk termangu dikasur sambil memegang handphone miliknya. Tiba-tiba terdengarlah bunyi notive dihandphone milik Gebby.
"Cling.. cling..." Gebby memeriksa handphonenya lalu terkejut dan membalikkan layar handphonenya diatas kasur. Ternyata itu pesan dari Rio orang yang telah menyatakan perasaanya kepada Gebby sebelumnya. Gebby menggigiti ujung kukunya sambil menoleh kearah handphone yang ada diatas kasur. Dengan frustasi ia memberanikan diri mengambil handphone miliknya lalu membalas pesan dari Rio.
Rio: hai Gebby..
Gebby: hai juga
Rio: apakah aku mengganggumu?
"Ya, tuhan By harus jawab apa?" Tanya Gebby dalam hati.
Gebby: tidak juga Rio
Rio: jadi.. gimana? Apakah udah ketemu jawaban dari pernyataan aku waktu itu?"
"Arggh... lah ini harus jawab apaa??" Gebby bangkit dari duduknya lalu berputar-putar didalam kamarnya sambil berfikir. Lima menit sudah Gebby berfikir sambil mengacak-acak rambut panjang sebahunya. Lalu kembali terdengar notive di handphone milik Gebby lalu memeriksa itu pesan dari siapa. Tiba-tiba mood Gebby menurun karena itu dari Fakhri.
"Lha? Kok dari anak ini sih? Nggak sesuai keinginan banget. Tapi nggak apa-apa lah. Dari pada muncul pesan dari Rio" ucap Gebby dalam Hati.
Fakhri: hai Gebby. Apa aja tadi tugas disekolah? Kebetulan Ari nggak datang ke sekolah.
"Tunggu dulu, anak ini kan nggak sekelas dengan By. Maunya apa sih? SKSD mungkin nih." Ucap Gebby sambil tersenyum penuh arti.
Gebby: Fakhri, kita kan beda kelas.
Fakhri: oia ya, maaf deh kalo gitu. Gebby, fakhri boleh nggak minjam buku cetak agama punya Gebby? Buku agama punya Fakhri hilang entah kemana. Mungkin dipinjam sama teman tapi lupa balikin. Kebetulan ada PR dari guru yang menerangkan tadi Bisa bawa kesekolah besok Gebby?
Jelas Fakhri panjang lebar. Gebby yang membaca pesan dari Fakhri hanya termangut-mangut lalu tak lama kemudian notive pesan dari Rio berbunyi. Gebby merasakan darahnya mulai naik ke ubun-ubun lalu membuka pesannya.
Rio: Gebby, kok diam sih?"
"Lha harus jawab apa nih?" Ucap Gebby frustasi dan kembali mengacak rambutnya yang telah cukup berantakan.
"Udah ah, dari pada ribut nih anak terima aja kali ya.." ucap Gebby ragu.
Gebby: By udah mikirin jawabannya, oke By mau jadi pacar kamu.
Ketik Gebby cepat lalu melempar hanpdhonenya ke atas kasur dan berbaring penuh dengan rasa deg-degan.
Rio: oke berarti dari sekarang kita resmi pacaran ya.
Gebby: hemm iya oke.
Lalu Gebby kembali menutup layar handphonenya diatas kasur dan menutup wajahnya dengan bantal.
Dilain tempat,
"Kenapa Gebby lama banget balas pesan dari Ari ya? Hemm mungkin dia udah tidur kali ya? Tunggu besok aja deh." Putus Fakhri lalu mematikan paket data handphone miliknya, mematikan handphone lalu menchargenya didekat meja belajarnya yang kebetulan ada penyambungan kearus listrik.
Kembali ke tempat Gebby,
Gebby meletakkan bantal kembali ke bawah kepalanya dan ia teringat satu hal kemudian mengecek handphone miliknya yang ternyata ia ingat bahwa pesan dari Fakhri belum sempat dibalas.
"Wah panjang banget nih anak ngetiknya." Ucap Gebby.
"Minjam buku ternyata, oke deh, besok by anterin ke kelas nih anak" sambung Gebby.
Gebby: oke Fakhri.
Ucap Gebby singkat.