Jelita & Jingga

By vaniania_kurnia

90K 7.9K 711

Menceritakan kisah hidup dan romansa seorang gadis bernama Jelita Syasya Paramadina. "Langkahku takkan terhe... More

Part 1 "Perkenalan"
Part 2 "Selamat Pagi Mentari"
Part 3. "Berdetak"
Part 4 "Butterfly"
Part 5 "Can't help falling in love"
Part 6 "Heart Beat"
Part 7 "Hujan"
Part 8 "Kita"
Part 9 "Cinta"
Part 10 "Berdamai"
Part 11 "Pacar"
Part 12 "New Member"
Part 13 - "Doa dan Janji"
Part 14 "Posesif"
Part 15 "LDR"
Part 16 "LDR 2"
Part 17 "Guardian Angel"
Part 18 "Akselerasi"
Parts 19 "Kelabu"
Part 20 "Terbalik"
Part 21 "Kado Bunda"
Part 22 "Wanitaku"
Part 23 "Serius"
Part 24 "Break"
Part 25 "Blossom"
Part 26 "Kiss"
Part 28 "New Year"
Part 29 "My Tylenol"
Part 30 "Juang"
Part 31 "Concert"
Part 32 "Result"
Part 33 "Will you?"
Intermezo
Part 34 "Luluh"
Part 35 "Cemburu"
Part 36 "Prom"
Part 37 "Rafaku"
Part 38 "Queen of My Heart"
Part 39 "Jarak"
Part 40 "Photograph"
Part 41 "Welcome and Good Bye"
Part 42 "Sempurna"
Part 43 "Kuat"
Part 44 "Lambaian Tangan"
Part 45 "Built"
Part 46 "Syasya"
Part 48 This Day (1)
Part 49 This Day (2)
Part 50 "This Day (3)"
Q and A
Pengumuman!

Part 27 "A year"

1.9K 162 6
By vaniania_kurnia

"Setahun mewarna jingga dan jelita kehidupanku. Sujudku haturkan harap semoga selamanya.
Aamiinku untuk tiap doa bersamamu"

-JAA-

"Aku pernah berpikir tentang hidupku tanpa ada dirimu..."

Sebuah lagu dari band Indonesia menggema di mobil jemputan keluarga Rafa dari Ngurah Rai menuju Singaraja. Liburan di jogja telah berakhir, dan kini rombongan itu menuju ke rumah kedua keluarga Abdullah. Mbok Suti kali ini ikut dalam perjalanan ke Singaraja ini. Paksaan dan rayuan Ella telah mengalahkan mbok Suti. Sedangkan Adam akan terbang ke Bali besok malam setelah jam kantor.

Rafa tentu saja duduk bersebelahan dengan Syasya dan Ella di kursi belakang. Sedari tadi Rafa tidur dengan bersandar pada bahu Syasya, tidak biasanya dia begitu tapi Syasya membiarkannya mungkin Rafa sedang capek. Perjalanan cukup lancar, mereka sampai dirumah pukul 11 siang. Mereka segera menuju kamar masing-masing untuk beristirahat.

Malam harinya seperti biasa mereka akan berkumpul dengan keluarga besar Adam. Untuk kali ini akan bertempat di rumah Sarah, salah satu adik dari Adam, dan tentu saja lokasinya tak jauh dari rumah mereka. Jam 6.30 Ella sudah siap dan dia sudah mengerilya anak-anaknya untuk segera berangkat. Dan akhirnya dia memilih stay dikamar Syasya menemani Syasya ganti baju dan dandan.

Selama memperhatikan Syasya, Ella dibawa kembali bernostalgia dengan masa mudanya. Dia mengingat kembali bagaimana dia dan Erika sahabatnya dulu, dia dan Erika saling membantu berias, saling menganggu jika salah satu akan pergi kencan. Ella dan Erika memang sedakat itu dulu. Dan kini didepannya telah berdiri dengan sangat cantik peri kecil dari sahabatnya itu, yang sangat dia sayangi. Ditambah peri kecil itu pula lah yang berhasil mengisi hari-hari putra bungsunya. Sungguh Ella sangat bersyukur dengan keadaan ini. Semoga memang bisa terwujut untuk menjadikan Syasya menjadi anaknya, secara resmi. Meskipun apabila itu tidak terjadi, Ella tidak akan berubah, si Syayangnya akan tetap menjadi anak yang dia sayangi.

"Syayangnya mama duh cantik banget sihh. Anak bungsu mama ntar gimana ini? Pasti pengen cepet lulus sekolah dia" goda Ella sambil memperhatikan Syasya yang baru saja selesai berganti baju dan memakai sepatu.

"Ah mama bisa aja, mama pasti waktu mudanya lebih cantik lagi. Buktinya kak Za cantik banget gitu" balas Syasya.

"Wah yaaa pasti dong sayang, mama sama bunda kamu dulu idolaa di SMA" Ella dengan bangganya menceritakan masa-masa mudanya. Keduanya terlarut dengan obrolan itu sampai tidak menyadari Rafa sudah berdiri di depan pintu kamar Syasya, selesai ganti baju tadi senggaja pintu kamarnya dibuka agar Ella bisa tahu kalau anak-anaknya yang lain sudah siap.

"Ehem" Rafa berusaha membuyarkan perhatian mamanya dan Syasya yang kini sedang benar-benar asyik berdua.

"Eh Rafa udah siap sayang? Duh mama lagi nostalgia masa muda sampai lupa kalo mau pergi. Yuk yuk sayang kita jalan" Ella segera beranjak dari duduknya di ranjang Syasya.

"Hai bidadari" bisik Rafa begitu Syasya sudah berada disampingnya. Syasya langsung merona reflek dia memukul halus tangan Rafa. Yang otomatis langsung di ambil alih dengan Rafa yang mengengam erat tangan Syasya. Keduanya langsung menyusul Ella dan yang lainnya yang telah lebih dulu jalan ke parkiran.

"Haii Si Syayang ya ampun kyuutnya lucukkkk bajuunya kakak sukaaa" ucap Zara dengan antusias.

"Aku suka juga" balas Rafa yang membuat Syasya yang semula akan menjawab Zara jadi tertawa kecil. Kebiasaan Rafa memang, membuat Syasya gemas.

"Dih, nyamber aja" jawab Zara sambil menarik kecil rambut Rafa. Yah selanjutnya meraka saling berbalas, sampai akhirnya Ella memanggil mereka untuk segera masuk ke dalam mobil. Perjalanan mereka sungguh singkat, tak sampai 10 menit mobil mereka sudah parkir kembali dihalaman sebuah rumah yang tampak sudah ramai dengan banyak tamu. Rombongan itu segera turun dari mobil.

Diruang tamu sudah berkumpul saudara-saudara dari Adam yang tinggal di Bali. Mereka menyambut hangat rombongan dari Jakarta itu. Dan lagi-lagi Syasya dan Rafa yang kembali menjadi perhatian dari hampir seluruh keluarga yang datang.

"Aiiiih nih kak Zara udah digandeng pake cincin lagi. Sudah resmi. Ini kapan?" Sarah, tante Rafa yang menjadi tuan rumah menyambut Rafa dan Syasya yang masuk ke dalam rumah secara beriringan mulai menggoda sejoli itu.

"Naaah iyaa, cantik gini loh Rafa. Ati-ati banyak yang ngincer mending cepet-cepet" Fakhri sang paman tidak ketinggalan.

"Wah wah bisa makin ngebet nih kalo pada dikomporin gini" Zara menimpali sembari menggelang-gelengkan kepalanya.

"Segera om tante. Doaian ya" jawab Rafa singkat sambil tersenyum dan mengengam tangan Syasya.
Syasya hanya bisa tersenyum dan menunduk malu, selalu saja dia dibuat seperti ini. Dan jawaban Rafa langsung mendapat sambutan "ciyeeeee" berjamaah dari para sepupunya.

"Di doain terus dong sayang, dah cocok gini loh. Ya ga mba El?" Sarah merangkul Ella dengan erat. "Sini Syayangnya boleh dong duduknya sama tante" lanjut Sarah sambil mempersilahkan Syasya duduk diantara dia dan Ella.

"Iya cocok banget. Abis itu aku tinggal nunggu gendong-gendong cucu" jawab Ella sambil tertawa senang.

***
Malam nanti Adam akan sampai di Singaraja. Hari ini mereka mengadendakan untuk makan malam bersama. Hanya keluarga kecil mereka saja kali ini. Mereka ber 6 dan mbok Suti. Ella berencana memasak makanan khas arab favorit suami dan anak-anaknya. Tentu saja Syasya turun tangan untuk membantu, Ella sangat senang Syasya mau ikut membantunya karena dengan begitu resep keluarga Adam akan turun ke generasi berikutnya. Terlebih sekarang Syasya sudah semakin mahir membuat racikan bumbu untuk gulai dan nasi mandhi.

"Mama ini sudah smua kan ya?" Ucap Syasya setelah memasukan santan terakhir untuk gulai kambingnya.

"Iya Nak. Sudah capek ya pasti"

"Ga ko ma. Mau masak dessert juga ga?"

"Mau" celetukan Rafa yang dari tadi berada di tempat makan bermain game. Sedari tadi dia tidak mau beranjak, dia bilang ingin menemani mama dan pacarnya memasak, dan tak lupa dia sudah memasang portable AC di sekitar tempat Syasya memasak.

"Ahahahaha tuh pacarmu yang mau. Mau dimasakin apa kamu nak?" Geli Ella dengan sikap manja anak bungsunya itu kepada Syasya.

"Sayangku lagi pengen masak apa?" Kini Rafa sudah ikut berada di area dapur, disamping Syasya yang sedang memcuci peralatan bekas masaknya. Seketika wajahnya memerah seperti biasa, namun karena tangannya sedang sibuk dia tidak bisa membalas kejailan Rafa dengan mencubitnya.

"Bahannya bisa buat milky puding coklat atau kalo kue brownies yang" balas Syasya.

"Milky puding rasa cinta deh"

"Rafaaaa" Syasya sudah merasa sangat malu karena ada Ella disitu.

"Ahahahha duh mama jadi inget masa muda" Erika terkekeh melihat tingkah anak-anaknya itu. Kemudian aktifitas masak itu semakin seru dengan datangnya Zara kearea dapur, namun langsung diberi tugas oleh Ella untuk membantu mbok Suti aja menyiapkan buah dan tempat makan malam.

***
Adam sudah sampai di rumah singaraja di jam 6 sore, dia sengaja berangkat lebih pagi dari Jakarta. Kini mereka sudah bersiap untuk makan malam bersama. Mbok Suti dan Bu Niluh sudah menyiapkan makanan diatas meja makan, kini para anggota keluarga sudah mulai hadir di meja makan.

Adam duduk diujung meja, disamping kanannya duduk Ella, Rafa dan Syasya. Di seberang mejanya ada Edgar dan Zara. Mbok Sutipun diajak bergabung untuk makan bersama, mbok Suti duduk di hadapan Syasya, tepat disamping Zara.

"Abah, Mama, Zara sama Edgar punya sesuatu yang mau diomongin" Edgar membuka pembicaraan setelah mereka selesai menyanyap makan malamnya.

"Wah apa tu nak?" Ella tampak antusias.

"Zara hamil maaah, sudah 5 minggu" kini Zara yang berbicara dengan senyum yang terus mengembang diwajahnya.

"Alhamdulillah" semua yang ada dimeja makan bersamaan mengucapkan syukur, kemudian secara bergantian mereka memeluk Zara untuk mendoakan dan memberikan selamat.

"Ah mama bakalan punya cucu, seneng banget deh baaaah" ucap Ella dengan riangnya. "Ayoo Syasya Rafa cepet lulus. Mama juga mau cucu dari kalian"

Semua langsung tertawa dengan ucapan Ella. Sepanjang malam akhirnya mereka lalui dengan berbincang mengenai kehamilan dan bayi. Ella menceritakan masa kecil anak-anaknya dan bagaimana mereka tumbuh. Keluarga ini sedang sangat berbahagia.

***
Dering telepon dari handphone Syasya membangunkan Syasya dari tidur malamnya. Caller IDnya adalah Jingga Arrafa. Syasya tentu saja segera mengangkatnya.

"Hallo, rafa kenapa?"

"Assalamualaikum cantikku" balas Rafa diseberang sana.

Syasya yang semula panik menjadi tenang karena pasti ini kekasihnya hanya ingin mengajaknya sholat bersama. "Wa'alaikumsalam pacar, ada apa?" Balasnya dengan tersenyum malu.

"Sholat yuk sayang"

Akhirnya Syasya keluar kamar dan kemudian dia mendapati Rafa sudah duduk di mushola rumah itu. Kemudian keduanya berwudhu dan menunaikan sholat malam. Selesai sholat Rafa tidak langsung beranjak pergi dan menunggu Syasya di depan mushola. Namun kali ini dia membalik posisi duduknya menghadap kebalakang, menghadap Syasya yang masih berdoa. Begitu Syasya selesai berdoa Rafa sedikit mendekat.

"Sayang, happy annyversary" Rafa berkata lambut sambil menatap Syasya. Syasya membeku dan kemudian mencoba mengingat-ingat. Memang cara mereka jadian yang tidak biasa yang membuat Syasya juga tidak begitu mengingat secara tanggal, namun secara pengalaman itu tidak akan pernah Syasya lupakan. Syasya pun tersenyum kearah Rafa.
"Yuk berdoa dulu buat kita" ajak Rafa dan kemudian dia kembali menghadap kedepan, sejenak keduanya berdoa. Dan setelah selesi berdoa Rafa kembali menghadap Syasya dan mengarahkan tangannya untuk membelai kepala Syasya.

"I love you Sya" bisiknya pelan. Syasya kembali merasakan debaran dan mual diperutnya. Suasana ini membuat tiga kata itu melelehkan hati Syasya, disaat suasana hening setelah berdoa dan tiga kata itu terucap dari kekasih hatinya.

'Oh Tuhaaaaan, Syasya lemah sudah kalo Rafa kayak gini. Semoga selamanya seperti ini ya Tuhan' doanya kembali dalam hati.

Setelahnya keduanya kembali ke kamar masing-masing. Tidak ada kata lagi setelah itu. Keduanya setelah sholat hanya saling bergandengan tangan, dan Rafa mengantarkan Syasya ke kamarnya dan kemudian dia sendiri kembali ke kamarnya.

Begitu Syasya duduk di ranjangnya sambil mengingat kejadian yang membuatnya sangat bahagia tadi, handphone di nakasnya kembali berbunyi. Ada sebuah pesan yang masuk.

From: Jingga Arrafa.
Jelitaku,
Siap siap ya, sore ini jam 4 kita pergi.
Kali ini boleh dandan cantik.

Syasya kembali tersenyum, lelakinya itu entah bagaimana selalu membuatnya malu berdebar dan segala hal yang membuatnya melayang, ya walau sering kali ada rasa sedih atau cemas karena lelakinya itu juga. Syasya kemudian kembali tidur, dia tidak sabar nanti akan pergi dengan Rafa, pastinya akan merayakan anniversary hubungan mereka.

***
Jam 3 sore Syasya sudah mulai bersiap-siap. Hari ini Ella, Adam, dan Edgar Zara akan kembali makan malam bersama keluarga besarnya. Sedangkan Rafa sudah pamit akan pergi dulu dengan Syasya. Namun karena makan malam bersama ini sekalian akan menginap bersama disebuah villa, maka Rafa dan Syasya setelah pergi akan tetap menyusul mereka ke villa tersebut. Syasya sebelumnya telah menitipkan baju ganti dan beberapa keperluannya pada mbok Suti.

Syasya memilih menggunakan dress putih yang simple namun tetap elegan. Dia tidak tahu Rafa akan mengajaknya kemana, Rafa hanya memberi clue bukan warung tenda. Jadi Syasya menyiapkan dirinya dengan dandanan yang cukup Rapi.

Begitu siap Syasya segera melangkah keluar kamar, dan ternyata Rafa sudah berdiri disana. Dengan kemeja putih dan celana panjang hitam yang Rapi. Rafa begitu mempesona sampai Syasya dibuat terdiam. Dan tak disangka Rafa juga membeku menatap kekasihnya yang baru saja keluar dari kamarnya itu.

"Tatap terusss ampe restorannya keburu tutup" celetuk Zara yang kebetulan lewat dari kamarnya menuju dapur dan melihat pemandangan aneh itu.

"Yuk yang" Syasya yang tersadar terlebih dahulu kemudian meraih tangan Rafa mengajaknya melangkah pergi.

"Bentar yang" balas Rafa. "Ke mama abah dulu yuk. Pamit". Rafa yang membawa sebuah jaket ditangannya langsung memasangkan jaketnya itu terlebih dahulu pada Syasya. "Buat dijalan biar ga dingingin" bisiknya singkat.

Kemudian keduanya melangkah ke ruang tengah dimana mama dan abah mereka sedang menonton televisi sambil berbincang-bincang, dan ternyata juga ada mbok Suti dan Edgar disana.

"Ma abah, Rafa jalan dulu ya" ucap Rafa sambil mencium tangan Mama dan Abahnya, Syasya pun mengikutinya. "Mbok Suti Kak Edgar kita jalan dlu ya"

"Hati hati nak, sukses ya, semoga Syasya suka" bisik Ella di kuping anak lelakinya.

"Sampe ketemu di villa Raf" balas Edgar.

Kemudian keduanya melankah menuju mobil dan segera melaju ke tempat yang sudah Rafa persiapkan.

***

Jam 5 mereka sampai di restoran yang dimaksud. Keduanya langsung diantar oleh petugas restoran hotel tersebut ke lokasi dinner mereka yang sudah tampak sangat indah persis di pinggir pantai. Syasya sempat tercengang, pemandangan di depan begitu indah. Petugas mempersilahkan mereka duduk atau jika mau untuk jalan-jalan terlebih dahulu dan dinner akan segera disiapkan begitu mereka siap untuk makan. Rafa memilih untuk jalan-jalan terlebih dahulu.

"Rafa cantik banget tempatnya" Mereka kini mulai berjalan menyusuri pantai.

"Susah ga jalannya?" Rafa tampak memperhatikan langkah Syasya yang mengenakan hak tinggi.

"Ga kok yang"

"Suka sama tempatnya?" Lanjut Rafa sambil mengenggam tangan kekasihnya itu. Kemudian dia mengeluarkan handphonya dan mengarahkan pada Syasya.

"Sukaaaa, romantis tempatnya" ucap Syasya malu-malu.

"Syukurlah" Rafa mulai memotret Syasya.

"Ih Rafa. Kok fotoin aku aja sama kamu juga dong yang" ujar Syasya tak terima.

"Hahaha iya iya bidadariku" kemudian Rafa langsung mendekatkan dirinya pada Syasya dan bersiap-siap selfie. Setelah beberapa kali mengambil foto ada salah satu pelayan restoran yang kebetulan lewat menawarkan untuk mengambilkan foto.

Dengan senang hati Rafa dan Syasya kemudian banyak mengambil foto kebersamaan mereka dipinggir pantai ketika senja itu. Setelah sudah mendapatkan beberapa foto mereka sudah merasa cukup dan menyuruh pelayan itu untuk kembali bekerja, tak lupa mereka memberikan sedikit tips atas kebaikan yang sudah dilakukan oleh pelayan tersebut.

"Sayang" bisik Rafa kemudian setelah pelayan itu pergi.

"Ya?" Jawab Syasya.

Rafa menarik pergelangan tangan kiri Syasya keatas, kemudian sejurus kemudian dia mengambil sesuatu dari saku celananya. Rafa ternyata mengambil sebuah cincin cantik yang kemudian dia pasangkan di jari manis Syasya. Setelahnya dia cium lembut punggung tangan kekasihnya itu.

"Happy one year Sayang, thanks sudah mau jadi pacarku" ucap Rafa lembut. "Stay with me ya?"

Syasya mengangguk air matanya tak sadar terjatuh dipipinya. Air mata bahagia tentunya.

"Loh sayang jangan nangis" Rafa kemudian mengelap butiran air mata di pipi gadisnya itu.

"Happy aniv juga Rafaku. Thank you for always beside me, always have my back. I love you" balas Syasya lambut yang langsung disambut Rafa dengan pelukan hangat. Setelahnya Rafa mencium puncak kepala Syasya. Tak lama Rafa melepaskan pelukannya dan mengarhkan Syasya kedepan menghadap ke pantai dan lanjut memeluknya dari belakang.

"Senjanya cantik, kayak kamu" bisik Rafa ditelinga Syasya. Yang disambut dengan senyum dan rona merah di pipi Syasya. Mereka berada di posisi itu cukup lama sambil menikmati moment sunset.

"Rafa"

"Ya sayang?" Rafa membuka pelukannya dan menatap Syasya penuh tanya.

"Sya lapar, kapan kita makan?" Bisik Syasya malu malu.

"Hahaha gemesssh.. yuk bidadariku kita lanjut dinernya" Rafa langsung merangkul Syasya ke tempat makan mereka tadi.

Kemudian keduanya makan sambil menyaksikan ombak di pantai dan hamparan langit yang penuh bintang. Mereka menyantap hidangan barat yang menjadi favorit di restoran itu.

"Suka cincinnya?" Rafa memulai pembicaraan saat keduanya tengah menyanyap dessert yang disajikan.

"Sweet yang, kok bisa tahu ukuran jariku?" Syasya penasaran dengan cincin yang bisa begitu pas dengan jari manisnya.

"Hmm kasih tau ga ya" canda Rafa yang mendapat cemberutan dari Syasya. " ish gemessh. Ini berkat mama dan mbok suti dong sayang"

"Oh pantesss.. berarti banyak rahasia yaaa antara kalian dan Sya, sampai Sya ga tau kalo jarinya diukur" gerutu Syasya.

"Kan cincin kamu banyak Syayangku" ucap Rafa sambil mengelus rambut Syasya.

"Tetep aja kok Sya sering dapat kejutan" Syasya tak terima.

"Gemesssh..kejutannya kejutan bahagia gapapa dong" jawab Rafa.

Kemudian pelayan datang untuk mengambil piring dessert yang sudah habis sambil memberikan tambahan minuman dan beberapa buah-buahan. Dan ada satu lagi yang datang dan memberikan sebuah ukulele kepada Rafa.

"Apa lagi ini yang?" Syasya tersenyum dan sudah sedikit menebak akan ada sesuatu lagi setelah dia melihat ukulele ini.

"Mau nyanyi, buat kamu. Yang ga didenger orang lain" bisik Rafa lembut sambil mengelus pipi Syasya.
Kini Rafa memiringkan duduknya untuk bisa menghadap Syasya.

Petikan ukulele itu mulai melantunkan sebuah lagu.
She's my sunshine in the rain
My Tylenol when I'm in pain yeah
Let me tell you what she means to me
Like a tall glass of lemonade
When it's burning hot on summer days
She's exactly what I need

She's soothing like the ocean rushing on the sand
She takes care of me baby
And she helps me be a better man
She's so beautiful, sometimes I stop to close my eyes
She's exactly what I need

She's my smile when I'm feeling blue
She's my good night sleep when the day is through yeah
Let me tell you what she means to me
(She's kinda like this)
Kinda like the feeling after your first kiss
Except that everyday she makes me feel like this
She's exactly what I need
Oh yeah

She's soothing like the ocean rushing on the sand
She takes care of me baby
And she helps me be a better man
She's so beautiful, sometimes I stop to close my eyes
She's exactly what I need

She's soothing like the ocean rushing on the sand
She takes care of me baby
She helps me be a better man
She's so beautiful, sometimes I stop to close my eyes
She's exactly what I need

She's exactly what I need

Sepanjang alunan lagu itu Rafa tak sekalipun melepaskan pandangannya dari tatapan mata Syaya. Dan Syasya seakan mendapatkan sihir yang begitu kuat, sepanjang lagu dia tersenyum sampai pada akhirnya air mata jatuh ke pipinya. Yang buru-buru dia hapus.

Selesai menyanyi Rafa mendekat kearah Syasya. Dia usap bekas air mata Syasya di pipinya kemudian dia memberikan kecupan lembut. Yang membuat Syasya memejamkan matanya.

Dan kejadian Jogja terulang. Syasya kembali merasakan milky pudingnya lagi. Syasya hanya diam saja namun begitu bibir Rafa bergerak dia mengikuti gerakan itu. Hampir satu menit mereka saling berciuman. Sampai akhirnya Rafa menjauh. Dan mendaratkan kecupannya di kening Syasya.

"Aku belum menyiapkan hadiah buat kamu" Syasya memulai pembicaraan.

"Sudah kok" jawab Rafa tegas.

"Ih belum, emang Sya ada kasih Rafa sesuatu?"

"Senyum kamu yang, itu kado terbaik, daaaan" ucapan Rafa terputus sebentar. "Yang barusan aku minta tadi" bisik Rafa kemudian.

"Makasih Sayang" bisik Rafa kemudian.

Syasya membalas dengan senyumannya. "Ga boleh jadi kebiasaan loh yang" bisiknya sambil menunduk.

"Iyaa. Maaf ya, abis kamu cantik mulu dari kemarin"

"Diih tetep aja ga boleh"

"Iyaaa jadi pengen cepet lulus cepet lamar kamu"

"Dih apaaaa lagi ini Rafa percakapannya kan Syasya malu"

"Ahaha iiish gemes kan. Abis kamu gemesin dan makin cantik terus kan bikin aku kek tadi yang. Makanya pengen cepet-cepet halalin" balas Rafa.

"Iish Rafa Sya malu"

"Jangan malu dong kan sama aku"

"Tetep aja yaaaang please jangan bahas itu lagi."

"Oke oke, aku janji ga bakalan minta kek gitu lagi sampai kita resmi. Maafin aku ya"

Syasya mengangguk mendengar pernyataan Rafa. Sesungguhnya walaupun sangat malu, Syasya selalu suka dengan ucapan Rafa yang ingin segera meresmikan hubungan mereka. Entah kenapa itu membuat Syasya merasa aman, dan membuat Syasya merasa akan sepenuhnya memiliki seseorang sebagai keluarganya. Walaupun sekarangpun keluarga Rafa sudah mengangapnya sebagai keluarga.

***

Xoxo semoga suka ya. Maaf banyak kiss kiss bertebaran 😅 karena ngikutin momentnya aja sih.

Ditunggu vote dan commentnya ya

Tq.

Continue Reading

You'll Also Like

15.4M 218K 8
Sudah terbit
34.2M 2M 75
[SUDAH TERBIT DI COCONUTBOOKS (Bintang Media)] Alaska Tahta Wardana, cowok jangkung berwajah tampan, pandai dalam hal adu fisik maupun otak, Bad boy...
200K 12.4K 26
(COMPLETED) Berbagi itu indah. Sejak secil ibunya selalu mengajari hal itu kepada rahma. Tapi, jika berbagi suami? Itu tidak akan semudah membangi...
9.8M 184K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...