Yeri merapatkan bibir. Matanya melirik kesana kemari, tidak mau menatap objek didepannya. Berbeda dengan Haechan yang malah menyandar malas pada kursi.
Mereka masih diruang radio. Bersama seseorang yang baru saja masuk dan membuat Haechan kaget sehingga melontarkan kata kata kasar.
"ada perlu apa kalian diruangan ini? "
Cowok dengan kulit putih bersih dan wajah yang mirip koko china itu menatap bingung kedua manusia didepannya.
Yeri buru buru mengangkat kepala. "oiyaa jun gue tadi ada yang ketinggalan. Jadinya ngajakin Echan kesini soalnya takut hehe." Yeri tertawa hambar.
Renjun. Dia adalah ketua ekskul radio disekolah. Wajah tampannya itu menjadi idola para siswi perempuan disekolah. Ditambah lagi kepintarannya itu membuatnya menjadi salah satu siswa yang sangat berprestasi. Namun kekurangannya, Renjun itu cuek banget terus galak banget kalau lagi marah. Mulutnya pedes banget kalau ngamuk, bisa buat orang tersinggung.
"oh iyaa kalau gitu gue duluan ya jun!"
Yeri beranjak dari kursi memegang lengan Haechan, menyeretnya keluar.
Sementara Renjun, hanya menatap dua orang itu bingung. Lalu dirinya menyimpan dokumen yang ia bawa ditasnya. Jadwal untuk minggu besok.
Haechan mencoba melepaskan tangan Yeri yang menyeretnya seperti anak kucing. Gadis itu seperti sedang memikirkan banyak hal diotaknya sampai tidak menyadari Haechan yang icemoci diseret seret begini.
"Elah Yer, lepasin dulu atuh ih." katanya memelas.
Yeri tersadar, berhenti berjalan dan melepaskan tangan Haechan. "Aduh kesel banget gue tuh ish! ". Katanya menggerutu.
"lo sih Chan! Gabisa banget diandelin..."
Haechan mendengus mendengar gerutuan teman dari oroknya itu. "yaudah si kan bisa besok lagi neng.."
"menurut lo siapa sih yang ngirim itu surat, gara gara dia gue hampir malu tau ga! "
"hah? Malu kenapa?". Haechan menggaruk pelipisnya, bingung.
"ish lo tau kan gue tuh paling gasuka sama hal gitu! "
"seenggaknya dia kalau mau nembak gue tuh langsung aja gitu ke guenya, gausah bikin gue malu sama semua orang! " Lanjutnya
Haechan merapatkan bibir. Jadi diam.
Yeri mendengus. Menghela nafas pelan ia coba untuk meredakan emosinya karena tidak mendapatkan bukti apapun diruang radio. Kini ia menatap Haechan dengan wajah yang merenggut.
"nebeng pulang chan... " melasnya.
"Anying kan pasti dah"
Haechan mendengus malas.
Happy reading 😄