Kinara: Love Yourself

By larachma

18.4K 2.8K 968

Kinara ingin merasakan dikejar cowok semasa SMA. Dia ingin tahu bagaimana rasanya dicintai. Masalahnya dia ti... More

Promosi Dikit Yekan
Mari Bertemu Dengan Para Karakter
Prolog
02. Kok Namanya Banana?
03. Dia Dirga
04. Drama Candra
05. Rasa Iri
06. Dirga yang Baik dan Banana yang Menyebalkan
07. Aneh Katanya Bisa Punya Pacar
08. Kerja Kelompok
09. Bersemu Merah
10. Banana si Penyuka Pisang
11. Kaylira Tidak Salah Jatuh Cinta Kepada Dia?
12. Nyaman
13. Sebenarnya Siapa itu Banana?
14. Kenyataannya Mereka Saling Mengenal
15. Kemarahan Kinara
16. Masih Baik
17. Diskusi untuk Festival Sekolah
18. Harapan-harapan
19. Kaylira dan Aji
20. Lo Nyadar?
21. Banana dan Koko yang Aneh
22. Tentang Dirga yang Selalu Terlihat Sendiri
23. Jadi Jangan Mikir yang Aneh-aneh
24. Curhat
25. Banana yang Misterius
26. Acara Festival Sekolah
27. Seberapa Pantas
28. Patah Hati
Chat With Characters (Part 1)
Chat With Characters (Part 2)
Chat With Characters (Part 3)
29. Di Tempat Belajar
30. Dilihat
31. Undangan Acara Panti
32. Intuisi
33. Tingkah Banana
34. Seharusnya
35. Tahun Baruan
36. Selamat Tahun Baru
37. Akhirnya Dapat Cokelat Juga
38. Ayok Kita Bertemu
39. Pura-pura Lupa
40. Fakta yang Menyakitkan
41. Perasaan Sejak Lama
42. Sudahi
43. Keegoisan
44. Tempat yang Tepat
45. Kejujuran
46. Asumsi yang Salah
47. Kenapa?
48. Tempat Kembali
49. yang Sebenarnya
Hallo
Ada Lomba Menulis
Seandainya Kinara Pacaran Sama Koko | Chit Chat Seru Nih!!!!!
Hallo
50. Kinara dan Kaylira

01. Dia Kinara Sashi

960 94 48
By larachma

(DILARANG PLAGIAT)

*****

Pasti kita pernah merasa iri ketika melihat sahabat kita bisa mendapatkan sesuatu yang tidak bisa kita dapatkan.

*****

November, 2016

Kinara membeku ketika membaca pesan WhatsApp dari seseorang. Matanya tidak berkedip dan kini air mata mulai memupuk di pupil matanya. Ia baru saja selesai belajar, niat ingin membalas pesan dari seseorang yang sempat ia tunda karena memilih menyelesaikan kegiatan belajarnya terlebih dahulu, kini ia malah menerima pesan yang membuat dirinya sakit hati.

Doni
Kin, maaf yah sebelumnya gue tadi harus pulang duluan. Maaf banget kalau tadi kita jalan jadi nggak nyaman. Jadi keburu-buru. Tapi kayaknya kita emang nggak bisa lanjut, Kin. Bukan apa-apa tapi gue merasa lebih baik kita temenan aja.. Makasih yah buat beberapa bulan ini. Makasih suka bantuin gue kalau ada tugas yang nggak paham. Makasih suka ngingetin gua buat belajar juga.

Kinara kemudian membalas pesan Doni.

Kinara
Ya, Don. Makasih juga yah. Sehat selalu yah :)

Lalu setelah itu Doni tidak terlihat online lagi. Doni adalah cowok yang 3 bulan belakang ini sedang dekat dengan Kinara. Mungkin bisa dibilang mereka sedang PDKT-an. Mereka saling mengenal lewat Instagram. Saat itu Doni mengikuti akun Kinara dan dia sering komen status Kinara. Perlahan mereka sering bertukar pesan dan Kinara sudah terlanjur nyaman.

Tadi siang adalah untuk pertama kalinya mereka bertemu secara langsung. Memang, tadi saat mereka jalan terkesan buru-buru dan Doni juga beberapa kali mengecek ponselnya. Sampai akhirnya ketika mereka baru saja keluar dari toko buku hendak melanjutkan untuk makan siang, Doni malah berpamitan untuk pulang duluan dengan alasan harus mengantar Mamanya ke rumah Neneknya. Kinara pun memakluminya. Namun, yang Kinara tidak menyangka adalah pesan yang Doni kirimkan. Ia ingin tahu alasan mengapa Doni memilih untuk berteman saja.

Mata Kinara tidak sengaja melihat status WhatsApp Doni yang 5 menit lalu dia update.

Kenalan sama orang di sosmed emang kudu hati-hati yah. Difoto sih cakep pas ketemu kok wkwkwk.

Dada Kinara tiba-tiba saja merasa terhunus sesuatu. Ia memandangi status Doni dengan pikiran yang tiba-tiba saja kosong. Sekarang Kinara tahu, tanpa menanyakan langsung kepada Doni tentang alasannya, Kinara sudah tahu mengapa Doni tidak ingin dekat lagi dengannya. Tanpa menunggu lama lagi dan merasa sudah sakit hati, Kinara memblokir semua sosial media Doni. Dan semenjak hari itu Kinara tidka pernah lagi upload foto di media sosialnya.

*****

November, 2018

Perempuan berambut sebahu tanpa poni yang dikucir kuda itu berlari kencang ketika ia melihat dari jarak seratus meter guru piket sudah berteriak di gerbang sekolah. Sial! Kinara hari ini kesiangan. Ini pasti gara-gara semalam ia keasyikan menonton sampai larut malam. Di tengah rasa deg-degannya, Kinara masih sempat berpikir seandainya adegan klise kesiangan seperti ini layaknya di novel-novel yang telah ia baca kejadian juga kepadanya. Seperti tiba-tiba saja ia bertabrakan dengan prince charming, cowok dingin yang ternyata kalau sudah sayang bikin melting, atau pentolan sekolah yang hampir di DO sekalipun. Sayangnya ini bukan dunia fiksi. Ini adalah dunia Kinara Sashi dengan ketidakberuntungannya.

"Ayo, anak-anak jalannya dipercepat yah! Gerbang sudah mau ditutup!" teriak Bu Yusti menggunakan toa.
Kinara yang sedikit lagi sampai masih terus berlari sambil merutuk kesal di dalam hatinya.

Apes banget gue hari ini, kesal Kinara dalam hati.

Kinara kesiangan bukan karena menonton terlalu malam juga kok. Keluarga Kinara juga kesiangan akibat Mama dan Papa pulang larut malam dari acara kantor Papa, Bang Candra pulang malam juga akibat jadi panitia di acara kampusnya, alhasil satu keluarga kesiangan dan paginya kerepotan. Belum lagi angkutan umum yang Kinara tumpangi tadi tiba-tiba saja bannya pecah. Mau tidak mau Kinara harus turun dan memilih berjalan saja ke sekolahnya, karena jaraknya memang sudah tidak jauh lagi dan sayang uang kalau naik angkutan lagi.

Dengan satu tarikan napas kini Kinara sudah memasuki sekolahnya. Ia terdiam sejenak sambil membungkukkan punggungnya untuk mengatur napasnya yang terengah-engah. Suasana sekolah memang sudah ramai. Murid-murid yang masih di luar gerbang berlari cepat untuk memasuki gerbang. Sebagian juga ada yang jalan santai kayak yang nggak takut kesiangan. Kalau Kinara sih takut kesiangan, soalnya hukumannya itu loh bikin bete.

"Kinara?" panggil seseorang dari samping Kinara. Dari suaranya kedengaran cowok. Mau ngapain yah? Apa mau nembak? Ngasih cokelat mungkin? Atau mungkin kejadian di novel akan kejadian juga di hidupnya? Atau bertemu cowok ganteng yang ternyata diam-diam menyukainya sudah lama, mungkin?

Ah, nggak mungkin, inget Kinara ini bukan dunia fiksi, batin Kinara.

Kinara mendongakkan kepalanya dengan punggungnya yang masih membungkuk. Ditatapnya cowok di sampingnya itu. Matanya sedikit melebar ketika tidak sengaja melihat cowok itu memegang satu bungkus cokelat.

"Ya?" tanya Kinara kebingungan dan gugup. Ia tidak kenal sama cowok itu. Tapi, Kinara akui lumayan ganteng juga sih.

Cowok itu menyodorkan sebungkus cokelat yang ia pegang. Kinara jelas kaget. Cepat-cepat ia menegakkan tubuhnya dan tersenyum kikuk. Masa dia dikasih cokelat? Ini serius? Cowok itu suka sama Kinara? Akhirnya ada yang diam-diam suka juga!

"Ngggh, gue titip ini sama lo. Tolong kasihin sama Kaylira, yah," ucap cowok itu.

Perasaan Kinara seolah-olah dihempaskan dari ketinggian beribu-ribu meter. Ia juga sadar diri, mana ada cowok yang mau memberinya cokelat secara percuma. Hanya 0,01 persen kejadian di dunia fiksi akan kejadian di kehidupannya. Yang artinya mana mungkin Kinara bisa menjalani kehidupan seperti di novel-novel remaja?

Kinara mengambil cokelat dari tangan cowok itu sambil tersenyum kecut.

"Oke," sahut Kinara.

Cowok itu tersenyum lebar. Kelihatan banget senangnya.

"Ya udah makasih yah. Eh, tapi lo harus bener kasihin sama Kaylira awas aja kalau nggak nyampe," ucap cowok itu lagi.

"Iya. Pasti disampein kok."

"Bilangin juga itu dari gue. Banyu kelas 12-IPS 5."

"Iya-iya," jawab Kinara ogah-ogahan. "Kenapa nggak lo kasih sendiri sih? Kelas kita deketan padahal."

Cowok itu berdecak. "Malu lah, Kin. Gugup rasanya kalau berhadapan sama Kaylira langsung, jadi gue titip sama lo aja, lo kan temen dekatnya."

Lo kan teman dekatnya. Kenyataan pahit yang harus ia telan ketika berteman dengan Kaylira yang bersinar. Kinara agak kesal. Baru saja sampai sekolah, capek, langsung disuruh titipin cokelat lagi. Kalau cokelatnya buat Kinara sih, ya, nggak keberatan. Tapi, ini? Buat Kaylira lagi.

"Ya udah."

"Oke. Thanks yah Kinara," kata cowok itu sambil menepuk bahu Kinara dan berlalu melewatinya.

Kinara menghela napas perlahan seraya memandangi cokelat yang berada di telapak tangannya. Lagi-lagi ia dijadikan perantara. Rasanya Kinara ingin menolak apabila ada orang yang menitipkan apapun kepadanya hanya untuk Kaylira. Tapi mau gimana lagi inilah risiko punya sahabat cantik. Jika Kaylira popular karena kecantikannya dan termasuk ke dalam barisan primadona sekolah, maka Kinara dikenal sebagai teman dekat Kaylira yang bisa dijadikan penghubung bagi para cowok kepada Kaylira.

Kinara ingin terlihat juga. Maka dari itu Kinara juga ingin cantik.

*****

"Kinara tumben lo kesiangan, mukanya jangan bete gitu dong, masih pagi lho," ucap Koko ketika Kinara baru sampai depan pintu kelasnya, 12-IPS 1.

Cowok itu emang hobi nangkring di depan kelas saat pagi bersama teman-temannya yang juga tidak Kinara sukai. Namun, kelihatannya baru Koko saja yang datang. Kinara menghiraukan ucapan cowok itu. Ia menabrak bahu Koko begitu saja untuk memasuki kelas yang sebelumnya tertahan di ambang pintu karenanya.

"Aduh, padahal lo cantik loh, Kin, kalau lo nggak jutek!" teriak Koko.

Teman sekelasnya yang mendengar teriakan cowok itu cuman berdecak, menggelengkan kepala, ada juga yang terkekeh. Kinara tahu itu bukan pujian melainkan ledekan.

Koko adalah cowok paling menyebalkan di kelas Kinara. Bukan bad boy yang hobi bolos tapi hobinya ngeledek orang dan buat bikin kesal. Di kelas teman dekatnya sekitar ada empat orang: Majid si ketua kelas dan pemegang peringkat 1 yang anehnya mau temenan sama Koko. Benji, cowok sok ganteng yang percaya diri banget. Wendi, cowok yang otaknya emang rada-rada mesum dan katanya anak mamih banget. Dan terakhir Aji, cowok sarkas yang sekalinya ikut ngomong, bah! Bikin sakit hati. Kinara juga bingung kenapa Koko ada pengikutnya. Padahal jahilnya minta ampun. Sampai Lita yang pernah dijahilin pengin ngegorok lehernya.

Kinara menaruh tasnya di atas meja. Di sampingnya Kaylira tengah sibuk menulis, sampai-sampai tidak tahu kalau Kinara sudah ada.

"Lo ngerjain apa sih?" tanya Kinara.

"PR Bu Tuti, Kin. Gue lupa. Ini juga dapet nyontek dari Bimbim. Baik banget, kan, dia," jawab Kaylira tanpa melihat ke arah Kinara.

Jelas Bimbim si pemegang peringkat ke-3 itu dengan sukarela membagikan PR-nya kepada Kaylira. Toh, Kaylira cantik. Bukannya yang cantik itu setengah hidupnya dimudahkan?
Tapi walaupun cantik, Kaylira itu otaknya tidak sepintar Kinara yang memegang juara ke-2. Peringkatnya belum pernah masuk ke 10 besar. Paling dekat 11 dan paling parah 18. Namun, tetap saja. Jika dibandingkan dengan Kinara, hidup Kaylira lebih banyak bonusnya.

"Ada cokelat buat lo nih," ucap Kinara sambil menyodorkan cokelat itu.

Kaylira melihat sekilas kemudian kembali berkutat dengan aktivitasnya. "Dari siapa?"

"Dari cowok. Namanya Banyu, kelas 12-IPS 5."

"Oh pasti yang kemarin nge-DM gue. Lo makan aja deh, Kin, itu cokelatnya."

"Mana bisa, ini kan punya lo?"

"Gue bosan dikasih cokelat mulu." Kaylira tersenyum tipis. Sudah pasti Kaylira bosan. Hampir setiap hari dikasih cokelat. Kalau Kinara sih mana bosan, jarang dia makan cokelat. Buat beli cokelat saja yang harganya mahal bisa mikir dua kali. Mending uang tabungannya dibeliin tas, atau apa gitu.

"Ya udah, gue makan nih dari pada lo buang, kan? Sayang banget. Tapi, serius nih lo nggak mau makan?" tanya Kinara memastikan. Masalanya cokelat ini bukan ecek-ecek. Muahalll.

"Iya, makan aja."

"Makasih ya."

Kaylira mengangguk.

Kinara membuka bungkus cokelat itu dan mematahkan satu kotak. Lumayan kan cokelat gratis, Kinara nggak bakalan nolak kok. Pagi-pagi makan cokelat bisa membuat mood-nya lebih baik walaupun cokelat itulah yang tadi sempat membuatnya bete.

"Waduh! Pagi-pagi udah makan cokelat. Cokelat apa tuh, Kin? Bagi-bagi dong."

Baru saja mau menyuapkan satu potong cokelat ke dalam mulut, suara seseorang yang tak lain adalah suara Benji membuat Kinara tidak jadi makan. Ia melirik ke arah meja di sebelahnya yang di mana ada Benji yang baru saja datang. Mereka memang duduk bersebrangan. Kayak biasa, gayanya sok ganteng. Rambutnya di jambul udah kayak burung kakak tua, klimis juga yang kayaknya dipakaiin pomade. Semerbak parfum-nya, beeeuhh, udah kayak satu pabrik parfum dia tumpahin ke bajunya. Belum lagi ditambah jam tangan berwarna orange selalu melingkar di pergelangan tangannya. Kinara sempat bertanya-tanya, emang harus oren banget yah?

"Terserah gue dong. Lo mau? Sini, gue bagi," ucap Kinara sesantai mungkin sambil menyuapkan cokelat itu ke dalam mulutnya.

"Widih! Pagi-pagi udah mencari pahala dengan cara berbagi. Lanjutkan!" sahut Benji.

"Iya dong harus! Pagi-pagi kan tontonan gue mah ceramah," jawab Kinara lagi.

Kinara Sashi selalu dijadikan bahan godaan oleh Koko dkk, dikarenakan ia memiliki wajah yang jauh dari kata cantik yang katanya harus mengikuti beauty standar masa kini. Ia juga jutek dan jarang tersenyum. Agak galak dan tegas. Karena berteman dengan Kaylira dan sering beriringan sampai-sampai terlihat kontras banget. Satunya indah bagai bunga satunya lagi indah bagaikan bunga bangke.

"Wih! Kinara lo bisa dapet cokelat juga. Dari siapa tuh?" tanya Aji yang baru saja datang lalu duduk di bangkunya, yaitu di depan meja Benji.

"Kenapa emangnya kalau gue bisa dapet cokelat, hah?" tanya Kinara sengit. Ia tahu banget maksud Aji itu secara nggak langsung, "Loh kok orang kayak Kinara bisa dapet cokelat sih?"

Aji tersenyum singkat. "Nggak apa-apa. Bagus akhirnya lo ada yang suka juga."

"Emang Kinara bisa ada yang suka yah?" celetuk Benji.

Mata Kinara langsung melotot. Bisa-bisanya mereka gomong kayak gitu. Ya-oke, Kinara tidak mengelak kalau dia emang nggak laku. Tapi bisa kali mulutnya dijaga. Kinara tersenyum manis terkesan dipaksakan. Aji malah mengobrol dengan Benji seolah tidak sadar sama omongannya.

"Makasih loh kalian pagi-pagi udah bikin gue pengen berburu ular," kata Kinara membuat Aji dan Benji meliriknya.

"Hobi baru, Kin?" tanya Aji. Sialan nggak sadar diri banget.

Kinara menghela napas kasar lalu melemparkan cokelat yang masih panjang itu ke arah Aji yang langsung ditangkap oleh cowok itu.

"Cokelat itu sebenarnya udah bikin gue bete, ditambah lo berdua, jadi gue bagi buat kalian aja," ucap Kinara sembari bangkit dari duduknya.

"Bete kenapa sih, Kinara? Perasaan gue dari tadi diem deh nggak tiba-tiba punya inisiatif buat buat kuras laut," sahut Benji. Aji menggeplak kepala cowok itu sambil tertawa.

Kinara memutarkan bola matanya. "Pikir aja sendiri. Kalau ngerasa salah yah pasti sadar lah!"

Benji berjengit. "Sewot banget anjir kayak si Koko yang baperan."

Baperan katanya? Astaga seharusnya di dunia ini diadakan les ngomong buat orang-orang yang nggak punya adab dalam bicaranya.

Kinara tidak menggubrisnya ia malah melenggang dari sana.

"Kin, mau ke mana?" tanya Kaylira membuat langkahan kaki Kinara yang baru saja di depan papan tulis terhenti.

"Perpus, pinjem buku rukyah, " jawab Kinara yang setelah itu benar-benar keluar dari kelas.

Kaylira menghela napas perlahan. Lalu kembali berkutat dengan aktivitasnya. Saking fokus dengan kegiatannya, Kaylira sampai tidak sadar bahwa Kinara pagi ini bete abis.

"Lo nulis apa sih, Kay?" tanya Benji.

"PR Ekonomi."

"Emang ada?" tanya Benji dan Aji secara bersamaan.

"Ada, ini gue lagi ngerjain."

Aji dan Benji seketika langsung heboh. Mengeluarkan alat tulis lalu mendekati Kaylira.

"Bagi jawaban yah, Beb," ucap Benji.

*****

Kinara dan Kaylira sedang berada di kantin. Kayak biasa menu kesukaan Kinara itu siomay sama teh manis. Sedangkan Kaylira lebih suka makan bakso sama jus strawberry.

"Kin, nanti besok lo bawa laptop yah. Kita kerjain tugas makalah PPKN. Soalnya kalau ke rumah lo agak jauh."

Kinara mengangguk sambil menyuapkan sepotong siomay ke mulutnya.

"Kaylira." Panggilan itu membuat Kinara dan Kaylira menoleh dan mendapati seorang laki-laki yang tengah tersenyum lebar.

Kaylira mengernyitkan dahinya karena tidak mengenal. Sedangkan Kinara sudah kenal. Dia Banyu yang tadi pagi titip cokelat.

"Boleh ikutan duduk?" tanya Banyu.

Kaylira mengangguk. "Mmm, boleh."

Banyu kemudian meletakkan soda kaleng yang ia bawa di atas meja dan duduk di sebelah Kaylira. Sedangkan Kinara melanjutkan makan, mencoba menghiraukan mereka berdua karena ini bukan sama sekali urusannya.

"Tadi, cokelat dari gue lo makan?" tanya Banyu.

Pertanyaan itu membuat Kinara berhenti mengunyah dan melebarkan kupingnya lebar-lebar untuk menyimak. Takut kalau Kaylira bilang bahwa cokelat itu dimakan olehnya. Bisa-bisa Kinara mampus digiling si Banyu.

"Oh, itu dari lo?" tanya Kaylira.

Banyu mengangguk. "Iya. Gue titipin sama temen lo, kok. Iya kan, Kin?"

Kinara menoleh kaku. "I-iya yang tadi pagi, Kay."

"Nanti kalau mau kasih cokelat, langsung kasih aja sama orangnya, yah. Jangan dititip-titipin segala," ucap Kaylira.

Banyu kelihatan malu. Ucapan Kaylira barusan membuatnya tertohok.

"Tapi, thanks yah, Banyu," ucap Kaylira.

Banyu tersenyum lebar. "Ya..."

"Tapi maaf banget cokelatnya tadi dimakan sama temen sekelas. Soalnya mereka tadi pada minta."

Banyu seketika menampilkan raut wajah kaget sekaligus kecewa.

"Tapi gue hargain pemberian lo kok."
Banyu tersenyum kikuk. Ia kemudian bangkit dari posisi duduknya. Ia merasa tidak nyaman duduk di samping cewek itu yang seolah-olah memberikan jarak.

"Gue ke kelas dulu, deh."

"Oh, boleh," sahut Kaylira.

Banyu makin kikuk dan agak kesal dengan respon Kaylira yang seperti tidak mau mengobrol dengannya. Ia kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan Kaylira dan Kinara. Kinara yang sedari tadi mendengarkan, mendengus.

"Udah banyak cowok yang lo kacangin, Kay," ujar Kinara.

"Gue nggak ngacangin."

"Seharusnya lo respon cowok yang coba deketin lo."

Kinara kalau jadi Kaylira pasti sudah tinggal pilih cowok mana aja yang mau dia pacari. Tapi Kaylira malah menyia-nyiakan semuanya. Sedangkan Kinara yang ingin punya pacar nggak ada satupun cowok yang mendekatinya.

"Mana bisa! Gue nggak mau sama cowok yang mau sama gue karena hal tertentu."

Kaylira sadar selama ini cowok-cowok yang mencoba mendekatinya dengan berbagai cara hanya ingin berpacaran dengannya karena ia memiliki paras yang cantik. Mereka bakalan bangga bisa dapetin Kaylira. Nggak malu dibawa ke mana-mana, dikenalin ke tongkrongan, dan pasti di bangga-banggakan.

"Muka lo sih terlalu cantik jadi banyak yang deketin," kata Kinara dengan tertawa pelan dan tersirat rasa iri.

Kaylira mendengus. "Gue pengen kayak lo deh yang nggak tertarik sama cowok gitu. Cuek."

Kinara hanya tersenyum dan kemudian kembali makan. Kinara tidak tertarik sama cowok? Bukan nggak tertarik, tapi nggak laku. Ingin sekali ia berteriak seperti itu tepat di depan wajah Kaylira kalau tidak mengingat dia terlanjur bilang kalau dia belum tertarik sama cowok atau pacaran untuk menutupi gengsinya. Jadinya Kaylira tidak tahu isi hati Kinara yang sebenarnya. Padahal Kinara mau banget pacaran kalau tidak mengingat dia dilarang pacaran selama sekolah sama Mamah. Iya, selain karena nggak ada cowok yang mendekatinya, Mama juga melarangnya pacaran sebelum lulus SMA. Sehingga Kinara pun berpikir, ya, memang sebaiknya setelah lulus SMA saja dia mulai berpacaran-lebih leluasa-itu pun kalau ada yang mau. Walaupun hati kecil Kinara saat ini ingin merasakan rasanya dideketin sama cowok seperti apa yang dirasakan Kaylira saat ini.

Masalahnya semua itu tidak bakalan terjadi karena Kinara tidak cantik.

*****

Malam harinya setelah mengerjakan PR, Kinara langsung tiduran di atas kasur sambil menyalakan laptop. Kinara memang tipe yang mengerjakan tugas lebih awal karena ia berpikir semakin cepat selesai, semakin cepat juga ia istirahat.

Laptop Kinara entah kenapa tidak menyala sedari tadi . Layarnya tetap hitam. Kinara lalu mengecas laptopnya. Tapi, layar laptop itu masih hitam. Ia menghela napas kesal. Mana besok disuruh bawa laptop lagi sama Kaylira buat ngerjain tugas. Ia pun memilih menghubungi Kaylira.

Kinara
Kay, besok lo yah yang bawa laptop. Mendadak laptop gue rusak nih. Padahal kemarin baik-baik aja.

Kaylira
Kenapa bisa rusak? Ya udah, kalau gitu besok gue yang bawa.

Kinara
Gue juga nggak tau. Lo tau gak tempat buat benerin laptop?

Kaylira
Gue nggak tau tempatnya. Tapi gue punya kenalan yang ortunya buka servis alat elektronik gitu. Tapi gue nggak akrab sama dia T_T

Kinara
Oh gitu yah. Siapa?

Kaylira
Gimana kalau lo coba chat dia. Dia orangnya baik kok. Sekalian juga bisa tanyain masalah harga kan.

Kinara
Ya udah. Mana nomornya?

Kaylira
Bentar kayaknya ada di Hp gue dulu. Di Hp ini gak gue save nomornya.

Kinara
Oke.

Selang beberapa menit balasan Kaylira muncul.

Kaylira
Nih gue punya no Wa-nya. 0815765****. Nggak tau masih aktif atau nggak, soalnya ini nomor pas masih kelas 10 hehe. Namanya Dirga. Kelas 12-IPA 1. Anak klub TIK juga. Anaknya agak pendiam sih. Tapi anak olimpiade TIK tau.

Kinara
Oke, makasih.

Kaylira
Sama-sama.

Setelah itu Kinara langsung menyimpan nomor Dirga dan ia langsung menghubunginya.

Kinara
Malam. Maaf ganggu. Ini Dirga, kan? Ini gue Kinara kelas 12 IPS-1 temennya Kaylira. Kata Kaylira lo punya toko servis alat elektronik yah? Btw, laptop gue tiba-tiba rusak. Apa boleh tau alamat toko lo di mana?

Setelah terkirim dan langsung centang dua, Kinara tersenyum lebar. Kinara juga tidak tahu kenapa tiba-tiba laptopnya rusak. Padahal kemarin malam dipakai nonton laptopnya masih baik-baik saja.

"Kin, kata Mama anter gue ke minimarket."

Kinara mendongakkan kepalanya dan menatap seorang pemuda yang berdiri di ambang pintu sambil memegangi handle pintu.

"Mau ngapain?" tanya Kinara.

"Disuruh belanja. Kebutuhan udah abis katanya."

Kinara menghela napas pelan sambil mengangguk. Ia kemudian turun dari kasur dan mengambil kardigan yang tersampir di kursi belajarnya.

"Eh, Bang , laptop gue tiba-tiba rusak, layarnya hitam gitu. Bang Candra tau nggak kenapa laptopnya jadi kayak gitu?"

Candra yang mau melengos dari tempatnya tiba-tiba kembali menatap Kinara.

"Nggak tau, mungkin lo kali yang nggak hati-hati makenya."

Kinara memasang tampang lesuh. "Iya kali yah."

Continue Reading

You'll Also Like

5.7M 298K 61
Dia, gadis culun yang dibully oleh salah satu teman seangkatannya sampai hamil karena sebuah taruhan. Keluarganya yang tahu pun langsung mengusirnya...
2.8M 282K 65
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
3.5M 281K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
607K 69K 26
Berkisah tentang seorang Gus yang dikejar secara ugal-ugalan oleh santriwatinya sendiri. Semua jalur ditempuh dan bahkan jika doa itu terlihat, sudah...