POSSESSIVE COUPLE

By Granzee19

437K 12K 315

Benci atau benar-benar cinta?-D Obsesi atau terlalu cinta?-G Tidak ada perbedaan,hanya saja semuanya terlalu... More

Part.1 (Revisi)
Part.2 (Revisi)
Part.4 (Revisi)
Part.5 (Revisi)
Part.6 (Revisi)
Part.7 (Revisi)
Part.8 (Revisi)
Part.9 (Revisi)
Part.10 (Revisi)
Part.11 (Revisi)
Part.12 (Revisi)
Part.13. (Revisi)
Part.14 (Revisi)
Part. 15 [revisi]
Part.16
Part.17
Part.18
Part. 19
Part.20
Part.21
Part.22
Part.23
Part.24
Part.25
Part.26
Part.27
Part.28
Part.29
Part.30
Part.31
Part.32
Part.33
Part. 34
Part.35
-,-
Part.36
Part.37
Part . 38
Part. 39
Part.40
Part.41
Part.42
Part.43
Part.44
#Instagram
Part.45
Part. 46
Part. 47
Part.48
Part. 49
Part. 50
Part.51
Part.52
Part.53
Part. 54
Part. 55
Part. 56
Part. 57
Part. 58
Part. 59
End
Extra Part .
Extra Part ..
Squel
Ada apa?

Part.3 (Revisi)

11.5K 283 0
By Granzee19

Siang ini langit terlihat mendung, sehingga udara nya agak sejuk membuat beberapa siswa siswi yang masih mengikuti jam pelajaran terakhir ini yang merasa ngantuk menjadi tambah ngantuk karena suasana nya pas untuk tidur.

Di kelas XI IPA 5, kelas Grace dkk. Sedang berlangsung mata pelajaran Bahasa.Indonesia di mana yang mengajar adalah bu Ninik, guru yang terkenal lemah lembut. Guru tersebut menerangkan pelajaran dengan suara halusnya, membuat beberapa siswa siswinya memilih tidur menelungkupkan kepalanya di lekukan tangan dari pada menyimak apa yang bu Ninik terangkan. Salah satunya adalah Grace, perempuan cantik itu tengah tertidur dengan nyenyaknya di pojok kelas tepatnya di tempat duduknya. Di sampinya, Monic yang merasa gabut hanya mencoret-coret bagian belakang bukunya dengan asal.

Teeeet.. Teettt.. Teeeeeetttt....

Suara bel pulang sekolah bagaikan surga untuk murid-murid SMA Gerilya.

Mereka semua bersorak senang membuat Grace yang sedang tidur nyenyak terbangun karena kaget mendengar sorakkan teman-teman nya.

"Paan sih Mon berisik banget elah" tanya Grace dengan suara khas bangun tidurnya.

"Bel pulang." Jawab Monic setengah acuh sambil membereskan buku-buku nya.

"Baik anak-anak karena jamnya sudah habis, saya akhiri sampai sini dulu ya. Nanti kita lanjut di pertemuan selanjutnya, selamat beristirahat di rumah dan jangan lupa belajar agar nilai kalian meningkat. Baik sekian dari saya . Terimakasih dan Assalammuaikum" Ceramah singkat bu Ninik dengan suara halusnya.

'Waalaikumsalam warahmatullah hiwabarokatuh' jawab teman-teman Grace dengan serempak.

Grace dan Monic keluar kelas dengan beriringan.

"Grace, kek nya mo ujan deh." Gumam Monic yang tengah mengamati langit.

Grace mengikuti arah pandang Monic lalu mengangguk. "Hm."

"Lo bawa mobil kan Grace?"

"Gue gak bawa mobil."

"Lah? Terus kita pulangnya gimana? Eh eh mana udah gerimis gini lagi."

Grace heran, lalu mengernyitkan dahinya dan menengok kearah Monic. "Emang lo gak bawa mobil? Kan biasanya lo selalu bawa mobil." Heran karena tak biasanya Monic tak membawa kendaraan beroda empat itu.

Monic menghela nafas, ia menggeleng. "Mobil gue masuk bengkel, ini semua tuh gara-gara abang gue yang sembarangan pake tau! Kalo aja abang gue gak pake mobil gue semalem. Pasti mobil gue masih baik-baik aja." Omelnya

"Emang di apain mobil lo sama bang Ricko?" Tanya Grace penasaran.

"Gak tau gak jelas! Intinya semalem nabrak trotoar dan mobil gue bagian depan nya reok." Terangnya dengan bibir di majukan beberapa senti.

Grace terkekeh lalu matanya tak sengaja menangkap sosok cowok tinggi tegap tengah memandang langit yang tengah memancarkan hujan yang tiba-tiba menderas.

"Mon, gue kesana dulu ya." Monic yang paham langsung menganggukkan kepalanya.

"Hai Pacar." Sapa Grace sambil merangkul lengan Darrel yang tengah di masukkan kedalan saku celananya.

Darrel berdecak kesal, lalu mengedikkan lengan nya guna menjauhkannya dari tangan nakal Grace.

"Ish! Kok gitu sih? Kan jadi makin Gemay." Ucap Grace kembali merangkulkan tangan nya dan memasang senyum termanisnya.

Darrel menatap Grace tajam dan sadis. Tetapi Grace tak mengindahkannya, gadis berambut pirang itu hanya mesem-mesem gak jelas di tatap seperti itu oleh Darrel.

"Lepas!" Gumam Darrel rendah namun tajam.

Grace mengernyitkan dahinya, dan terlihat sedang berfikir. "Kalo aku gak mau gimana?" Tanya Grace menantang.

"Jauhin Gue!"

"Grace gak mau." Jawab Grace kekeh dengan keputusannya.

Darrel diam, wajahnya mengeras dan makin dingin setelah mendengar jawaban Grace. Cowok tampan namun dingin itu memilih menerobos hujan dari pada harus berduaan dengan makhluk pengganggu seperti Grace.

Grace tersentak setelah Darrel menarik lengannya yang tengah di peluk oleh Grace dengan tiba-tiba, gadis itu cengo melihat Darrel yang menerobos hujan sederas ini dan menuju parkiran sekolahnya untuk mengambil mobilnya.

Grace kesal karna ia lagi-lagi medapat penolakkan begitu saja dari Darrel. Monic menghampiri sahabatnya yang tengah memandang mobil Darrel yang sudah melaju meninggalkan halaman sekolah.

"Yang sabar yah, gue yakin tuh cowo irit ekspresi pasti bakal suka dan jatuh cinta ke elo, liat aja nanti. Lagian bodoh! Kok bisa-bisa nya yah dia mengabaikan cewek cantik nan semok macem lu?" Katanya dengan nada jenaka.

"Sialan lu." Ucap Grace tertawa sambil menyenggolkan bahunya ke bahu Monic. Mereka tertawa.

"Tenang aja Mon, ini semua belum ada apa-apanya. Masih permulaan" ucapnya sambil tersenyum miring.

Setelah menunggu 20 menit lebih, hujan mereka dan hanya meninggalkan sisa-sisanya. Masih gerimis, namun mereka berdua tetap memutuskan untuk pulang.

Sebelumnya Grace telah memesan GoCar untuk mereka pulang.

"Mon lu mau pulang ke rumah, apa mau ikut gue?"

"Gue pulang aja deh Grace, capek gue pen tidur." Jawabnya.

"Oh yaudah."

Kebetulan Arah rumah Grace melewati rumah monic yang berada di pinggir jalan, jadi tidak perlu muter-muter menunjukkan arah untuk menuju rumah Monic.

"Pak berhenti di rumah pager hijau itu ya" perintah Monic kepada Drivernya. Sang Driver hanya mengangguk.

"Gue balik dulu ya Grace, bye lafyu." monic memeluk Grace lalu turun dari Mobil.

"Byee mon." Grace melambaikan tangan nya.

Mobil kembali berjalan menuju alamat yang telah di tentukan.

Sesampainya didepan rumah, Grace turun. Dan berjalan gontai menuju rumahnya.

"Eh Grace udah pulang?" Tanya bi Ida menghampiri Grace yang baru saja duduk di sofa.

"Iya bi." Jawabnya tak semangat.

"Mau bibi bikinin coklat panas?" Tawar bi Ida.

Grace tampak sedang berfikir lalu mengangguk, tanda ia mau.

"Yasudah bibi ke dapur dulu ya"

"Hm." Grace hanya bergumam.

Setelah beberappa menit bi Ida kembali dengan membawa coklat panas untuk Grace. "Grace kelihatan capek sekali, mau bibi pijit?" Tawarnya, namun Grace menolak. Ia tak enak hati karna telah banyak merepotkan bi Ida.

"Gak usah bi gapapa, Grace ke kamar dulu ya. Mau mandi." ucapnya.

"Yasudah, kalo gitu bibi balik ke belakang ya. Kalo ada apa-apa panggil bibi aja Grace"

"Iya." Jawabnya sambil menaiki tangga.

Sesampainya di kamarnya Grace meletakkan cangkir berisi coklat panas buatan bi Ida yang ia bawa tadi, lalu melenggang menuju kamar mandi untuk sekedar membersihkan tubuhnya.

Selesai mandi Grace hanya memilih duduk di ranjang nya sembari memikirkan apa saja yang tengah terjadi pada dirinya, termasuk pada kehidupan nya.

'Kenapa susah banget sih buat masuk ke hati lo Rel? Padahal kalo dilihat apa kurang nya gue? Cantik? Gak perlu ditanya. Banyak kok yang mengagumi gue karna kecantikan gue. Lo emang beda, dan itu yang bikin gue tertarik sama lo, lo yang gak seperti cowok pada umumnya yang kalo liat cewek bening dikit langsung dilirik. Dan gue yakin, lo pasti bakalan ngelindungin cewek yang jadi pacar lo. Dan gue yakin pake banget kalo cewek yang bakal jadi pacar lo itu adalah gue.' Batin Grace yang tengah bergelut dengan pemikiran nya.

Setelah puas berfikir, Grace memutuskan untuk tidur.

-----------------------------

Darrel saat ini tengah berbaring di ranjang king size nya, ia menyesal karna telah menerobos hujan sederas itu hanya karna ingin menghindar dari cewek pengganggu itu. Saat ini tubuhnya menggigil, Darrel bukan cowok lemah yang terkena air hujan sedikit pasti akan sakit, namun tubuh Darrel akhir-akhir ini memang sedang tidak se-vitt biasanya. Kondisinya yang kurang tidur dan jarang sarapan membuat ia harus menahan sakit sendirian tanpa orang lain yang peduli.

Di saat suasana seperti ini Darrel jadi berpikir tentang Grace, dan bertanya-tanya kepada dirinya sendiri . Mengapa cewek itu gencar sekali mengejar dirinya? Bahkan sampai meng-klaim dirinya sebagai pacarnya. Bukan siswa siswi seantero sekolah saja yang mengetahui fakta itu, fakta yang hanya Grace yang membenarkannya. Bahkan guru-guru SMA Gerilya pun sudah mengetahuinya, tak jarang pula guru-guru selalu membandingkan Perilaku Grace yang terkesan trouble dengan Darrel yang memang terlihat Kalem, pendiam dan memiliki otak Cerdas bahkan menjurus ke Jenius.

Ia bertanya-tanya, apa kesan cewek itu pertama kali melihat dirinya, sehingga se-tergila-gila itu kepada nya. Darrel paham, ketampanan yang ia miliki memang tak bisa diragukan lagi. Sudah terbukti ketika ia melintas pasti ada saja yang berbisik-bisik mengagumi Darrel, bahkan ada juga yang berkata terang-terangan. Tetapi, setampan itukah Darrel? Sampai-sampai queen trouble seperti Grace rela di permalukan dengan penolakkan-penolakkan yang sering Darrel berikan? Ia heran. Tentu saja.

Setelah Darrel merasa lelah memikirkan banyak nya pertanyaan di otaknya, ia memutuskan untuk tidur sejenak , mengistirahatkan otak dan tubuhnya.

-------------------------

Pukul 21.34

Grace terbangun dari tidurnya, ia menggeliat lalu melihat ke arah jam di nakas samping kiri ranjang nya dan betapa terkejutnya ia melihat jam. Grace ada janji dengan beberapa teman nya untuk pergi ke club malam ini, namun ia tertidur hingga semalam ini.

Grace langsung bergegas mengganti bajunya dan berjalan keluar rumah menuju garasi untuk mengambil mobilnya.

Sesampainya di club ia mengedarkan pandangan nya guna mencari keberadaan sahabat-sahabatnya, terlihat di pinggir ruangan dekat meja bar terdapat ketiga sahabatnya tengan melambaikan ke arah Grace.

"Kok lama Grace?" Tanya Intan teman Grace yang berbeda sekolah itu.

"He'em, gak biasanya lo mulur gini. Kan biasanya lu yang paling semangat kalo urusan kesini." Tanya Riana yang kebetulan satu sekolah dengan Intan.

"Gue ketiduran tadi"

"Ooh" jawab mereka berdua bebarengan sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Mon, kok diem aja?" Tanya Grace kepada Monic.

"Enggak, gue heran aja. Kok tumben sih lo tidur ampe gak inget waktu gini? Lo tidur dari pulang sekolah kan?" Tanya Monic heran.

"Iya, mungkin emang gue butuh tidur. yaudah sih biarin, biar gue gak ngantuk juga ntar pas pulang." Jawabnya

"Iya gak ngantuk. Tapi mabuk." Ucap Riana dengan kekehan nya.

Semuanya terkekeh, "Pesen gih Grace, si Intan lagi baik noh mau bayarin kita." Ucap Monic

"Realy?"

"Ya, itung-itung amal ama gembel kek kalian" jawab Intan dengan muka malasnya.

"Anjing lu." Maki Grace sembari menoyor dahi Intan. Yang di tonyol hanya tertawa melihat kelakuan teman nya, "Pesenin dong Ri, males gue ke sana nya, banyak cowok tuh," perintah Grace kepada Riana sambil mengedikkan dagunya ke arah meja bar yang memang sedang di kerumuni oleh cowok-cowok yang akan memesan minum.

"Lah emang napa kalo ada cowok?" Tanya Riana.

"Males ntar di godain, lagi gak mood gue, dari pada ntar gue bikin keributan kan? Mending gak kesana deh gue nya. Pesenin yaah pliss." Mohon Grace kepada sahabatnya itu.

Riana memutar bola matanya, "Iya deh iya, tunggu bentar ya." Jawab Riana

"Kenapa bisa gak Mood Grace?" Tanya Intan.

"Biasalah dapet penolakkan lagi." Jawab Monic sambil memandang Grace lurus menuju matanya.

"Kenapa sih Grace, gak lo cari cowok lain aja? Padahalkan yang lebih sempurna dari cowok irit ngomong itu banyak. Mau lo yang kaya gimana? Ganteng? Grace, bahkan cowok-cowok yang terang-terangan bilang kalo dia suka sama lo dan mau jadi pacar lo itu banyak. Yang kek apa lagi sih?" Tanya Intan

"Iya Grace, lagian bukan cuma cakep, mereka juga tajir-tajir. Gak nyesel deh kalo lo pilih salah satu dari mereka, dan yang gue liat-liat sebagian dari mereka bukan cowo player lho. Gue yakin mereka pasti bakal perlakuin lo kek putri raja." Tambah Riana yang baru saja duduk sambil menyerahkan dua gelas Wine ke arah Grace dan tak lupa satu botol wine lagi, cadangan barangkali mereka ingin nambah.

Melihat Grace yang hanya diam tanpa ingin mengeluarkan kata-katanya, Monic berkata "Yang di bilang Intan sama Riana bener Grace, dan Darrel cuma cowok bodoh yang bisa-bisanya mengabaikan cewek kek elo." Grace hanya diam sembari meneguk segelas wine nya sampai tandas.

Lalu berucap, "Bodo amat kalian mau bilang apa. Gue maunya Darrel, dan gak akan ada yang bisa gantiin Darrel di hati gue." Ujarnya Serius.

"Seserius itu kah elo ngejar dia?"tanya Monic.

"Mon, lo tau sendiri kan gimana gue buat deketin dia di sekolah, bahkan gue udah mengklaim dia sebagai cowok gue, bersikap posesif ke dia cuma biar gak ada yang berani deketin dia. Masa iya sih gue berhenti gitu aja deketin dia? Sia-sia dong pengorbanan gue selama ini? Mau di taro di mana muka gue? Harga diri gue sebagai perempuan udah jatoh di depan banyak orang karna Darrel, dan gue harus bikin dia jatuh cinta ke gue untuk membayar semuanya." Jawab Grace panjang lebar lalu menenggak kembali gelas berisi wine nya sampai habis satu botol.

Ketiga sahabatnya hanya menggelengkan kepalanya melihat perilaku Grace yang memang sangat keras kepala, dan selalu berambisius untuk mendapatkan sesuatu yang telah menjadi keinginan nya.

Grace memegang kepalanya yang terasa pening, akibat kebanyakkan minum.

"Terserah lo aja Grace. Kita mah sebagai sahabat cuma gak pengen liat lo terus-terusan di permaluin gitu." ujar Riana pasrah melihat sahabatnya yang memang keras kepala.

"Berenti minum Grace! Lu udah mulai mabuk" Cegah Monic saat melihat Grace menuangkan Kembali minuman berlkohol itu kedalam gelasnya.

"Udah biarin mon. Kita liat seberapa kuatnya dia nahan mabuk karna banyak minum, kalo dia ampe teler. Tinggalin aja, apa susahnya? Biarin dia jadi bulan-bulanan cowok mabok di sini." Ucap Intan sadis, membuat Grace yang ingin menenggak minummannya kembali langsung berhenti dan memandang Intan.

"Kok kalian gitu sih? Tega ama gue!" Ucap Grace sambil melipat lengannya di depan dada.

"Makanya berenti minum sayaaang." ucap Riana gemas.

"Heran gue, lu minum udah sebotol tapi masih keliatan seger gitu? Gak mabuk? Kok gue yang baru beberapa gelas udah pusing pake banget ya?" Heran monic kepada sahabat sekaligus chairmate-nya ini.

"Mungkin Grace lebih terbiasa dari kita kali Mon. Atau jangan-jangan sebelum kita kesini dia udah lebih sering kesini lagi?" Tuduh Riana

"Bener gak Grace? Jangan berfikir macem-macem dulu. Mungkin Riana nuduh gitu karna kan elu yang pertama kali ngajak kita ke sini?" Tanya Intan dan jelasnya karena melihat Grace merubah posisi duduknya seperti ingin mengintimidasi.

Grace kembali duduk bersender di kepala sofa dengan tangan tak lepas dari pelipisnya yang tengah memijatnya pelan, "Kalo iya emang kenapa?" Tanya Grace acuh.

"WHAT?" Mereka semua kaget.

"Jujur sama gue Grace, dari sejak kapan lo mulai memasuki ruangan sumpek plus bising kek gini?"tanya Monic mengintimidasi.

"Dari gue kelas 8 SMP" jawab Grace Jujur.

"Gilak! Gilak sumpah gilak! Pantesan aja pas pertama kali kita kesini tuh penjaga gak ngelarang, padahal kan waktu itu usia kita masih 16 tahun kurang." Ucap Intan Tak percaya.

"Gimana bisa Grace di usia lo yang baru menginjak 13 tahun lo di perbolehin masuk ke sini?" Tanya Monic heran. Riana masih kaget, ia lebih memilih diam.

"Gue punya orang dalem di sini. Dan Bartender yang nyapa kita pas awal gue bawa lo pada kesini adalah kenalan gue. Dia pernah nolongin gue gitu dari jambret dulu, jadi kita banyak sharing dan akhirnya dia udah kek abang buat gue. Sampe sekarang juga kita masih berhubungan baik, meskipun dia udah punya istri." Terang Grace.

"Pantesan Aja!"

"Gilak gue masih belum percaya lu mulai masuk ke dunia hitam ini pas usia lu baru 13 atau 14 tahun? OMG." Ucap Riana Sambil menggelengkan kepalanya.

"Udahlah gue udah pusing banget ini, gue mau balik."

"Yaelah Grace lagian juga masih jam 2. Udah mau pulang aja lo"

"Gak tahan gue Tan, dari pada gue teler kan? Emang kalian mau angkat gue apa?"

"Ye kagak lah! Dari pada berat ngangkat lo mending gue tinggalin aja lo di sini." jawab Intan terkekeh.

"Yaudah gue mau balik."

"Gak mau ajep-ajep dulu?" Tanya Monic

"Gak Mon, gue cape."

"Yaudah kalo gak mau, kita aja yuk."

"Yaudah gue balik byee." ucap Grace sembari melemparkan kiss byenya ke arah mereka bertiga yang berjalan menuju dance floor untuk meliuk-liukkan tubuhnya melupakan sejenak masalah mereka dan bersenang-senang di sini.

~¤☆♡¤~
~~~~~¤~~~~~Sekian~~~~~¤~~~~~

2457 kata.. panjang banget lho😁

Ngetik ini tuh butuh perjuangan, buktinya, gue nulis ini dari jam 2 dini hari dan baru selesai jam setengah enam pagi. Huufthh alamat ngantuk dah ntar di tempat kerja 😧😧😧

Banyak Rasa yang ingin ku ungkapkan, tapi bingung bagaimana cara menyampaikannya.

Continue Reading

You'll Also Like

5.8M 338K 17
"Ayang pelukkk" "Yang kenceng meluknya" "Ayang mau makannn" "Ayangg ciummm" "Ayanggg ikutt" "Ayanggggg" Pertamanya sok-sok an nolak.. Ujung-ujun...
56.1M 3M 85
Mika, seorang gadis pembuat onar, sementara Angkasa adalah ketua OSIS yang paling disukai di sekolah mereka. Tidak ada yang menduga kalau dua orang b...
14.4M 1.1M 68
[BAB MASIH LENGKAP] Kayla mengalami ketakutan paling besar yaitu hamil saat masih duduk di bangku SMA. Dan hidupnya seketika tak berarti ketika menge...
19.5M 2.7M 60
{Tersedia di Gramedia} ( Sudah terbit, end & masih lengkap!) Calista Shaqueena, gadis yang begitu kuat dan berani. Mempunyai paras cantik tapi selalu...