Makanya jangan genit, dapat yang ngga ori baru tau rasa.
_Jesiie Kei Kavanya
_____
"Udah push tower nya Al... "
"Kaga bisa kak, minions nya udah habis. Tunggu dah gue sama farming dulu,"
"Buseet, noob banget marksman nya,"
Percakapan kedua laki - laki itu lantas membuat Jesiie muak. Sejak 3 jam yang lalu, mereka hanya sibuk dengan handphone nya yang dipegang membentuk landscape.
Tidak berhenti sampai disitu saja. Berulang kali mereka mengumpat dan teriak - teriak gak jelas. Jesiie hanya diam. Sampai saat ini cukup memperhatikan saja.
"Anjir, afk lagi oddete nya, lo mid only aja ka"
"Iya kak, eh dasar totol, gaberani maju hylos. Tank modal kerupuk nih," dengan muka penuh greget "Tuh gua ulty lo dasar bego, noob elah,"
Sungguh Jesiie benar - benar menyesal mengajak malam minggunya kumpul bareng Daviie dan Alfa yang berakhirnya pun dicuekin dengan main game.
"Kak, tadi aku beli Cup cake mau ga?" ujar Jesiie mencoba ambil suara. "Ada taburan coklat sama kacang almond nya loh kak?"
"Kak?"
"Iya ntar kakak beliin ya, bentar jes," sahut Daviie yang masih fokus menekan kursor hpnya. Jesiie menghela nafas berat. Mencoba menahan amarahnya.
"Al, gua tadi ditraktir cewek kelas IPA 2, katanya dia naksir elo tapi gatau cara deketinnya. Eh dia deketin gue malah, dia bayarin bakso gue sama nanya - nanya pendapat. Mau gue kasih tau yang mana?"
"Tapi menurut gue masih cantik an si Fio sih Al? Gimana?"
"Masih cantik an Natalia Jes,"
"Eh, siapa tuh? Kok lo ga pernah kenalin ke gue?"
"Ini Assassin andalan gue Jes,"
Daviie yang mendengarkan percakapan Alfa dan adeknya itu tertawa lebar. Tak kalah Alfa yang sedang memegangi perutnya dengan terbahak.
Jesiie kini cemberut. Habis sudah kesabaran nya. "Udah ah males gue sama kalian. Katanya mau nongki bareng, mumpung malam minggu. Tapi kalian sibuk sendiri main game mulu. Yaudah Jesiie mau tidur aja, kesel dikacangin mulu,"
Daviie kini melirik adeknya itu, melihat muka masam Jesiie membuatnya merasa bercanda nya keterlaluan dan telah mengacuhkan adek satu - satunya itu.
Begitupun Alfa yang merasa miris dengan sikap Jesiie yang kini duduk bersila dengan menunduk cemberut.
"Iya iya ayo makan cake nya. Mana katanya beli?" ujar Daviie.
"Tinggal Cup nya tuh makan aja," celatuk Jesiie. Alfa menahan tawa mendengar celoteh Jesiie.
"Lah ngapain nawarin kalau udah kamu habisin sendiri," tukas Daviie.
"Makanya jangan main hape mulu, dari tadi juga udah dibuat in coklat hangat satu teko sama aku beliin cup cake, gaada yang nyentuh," dumel Jesiie tak kalah sebal menahan kesalnya terhadap dua lelaki itu.
"Ah kak Daviie sih," omel Alfa.
"Lo juga ogeb, dasar lo ketek ga sadar juga," sambar Jesiie tak bisa menahan amarah. Sembari bangkit dari duduk nya pergi meninggalkan balkon rumahnya menuju kamar.
"Kenapa sih nak?" tanya Galih yang memperhatikan anaknya berjalan mengehentakkan kaki dengan muka kesal.
"Tuh kak Daviie sama Alfa nyebelin," ujar Jesiie mengadu.
"Kenapa lagi, mereka ngapain kamu?"
"Masa aku di cuekin pa, mereka sibuk main game di hpnya. Padahal aku yang ngajak nongki malah dicuekin sampai kelaparan," dengan nada merengek seolah dibuat - buat.
"Daviie.. Raka.. " panggil Galih dengan nada besarnya. Daviie dan Alfa yang mendengar suara panggilan itu mendesah. Firasatnya sudah tidak enak lagi.
"Iya pa, kenapa?" tanya Daviie dengan berjalan menuju ruang tengah.
"Iya om, ada apa?" tambah Alfa.
"Kalian ini ngapain aja sih, liat ini Jesiie cemberut gini sampai kelaparan," omel Galih. Jesiie sedikit meringis melihat aksi papanya.
"Iya Daviie tau salah, yaudah ayo keluar aja beli makan?"
Jesiie mengerjapkan matanya seraya mengangguk puas.
-
Daviie mengendarai mobil Yaris hitamnya melesat menuju warung nasi goreng langganan Jesiie. Sudah terbiasa mengurus sifat manja dan mengesalkan Jesiie.
"Kak, emang jam segini masih buka?" tanya Jesiie memecah keheningan.
"Sampai jam sepuluh kayaknya, gatau juga sih,"
"Kalau gaada ke bakso deket terminal bus langganan kita aja Jes," saran Alfa.
"Eh, bagus tuh. Sekalian cari jodoh buat kakak gue nih. Disebelahnya kan tongkrongan cewek clubing," goda Jesiie serta melirik kakaknya yang fokus mengendarai itu.
"Ngawur mulu nih, emang kakak suka cewek begituan, lagian meskipun kakak jomblo juga banyak yang ngantri. Bukan gaada yang mau," tukas Daviie tak terima.
Dan benar saja, warung nasi goreng padang langganan Jesiie telah tutup. Dan bergegaslah mereka menuju terminal bus.
Jesiie memesan bakso dan membiarkan Alfa dan Daviie menunggu di dalam mobil.
"Eh kak, tuh tuh liat, ada cewek beneran kan. Coba deh samperin," ujar Alfa menyarankan untuk menghampiri cewek yang sedang duduk di halte bus.
"Anjir, gila lo al. Ntar dikira gue genit males ah,"
"Haha, ayolah kak. Isengin aja. Dari belakang sih kayaknya lumayan juga tuh,"
"Yaudah ayo coba berdua, gue gamau kalau sendiri,"
Dan mereka pun keluar dari mobil. Berjalan menuju halte dan duduk di sebelah cewek yang duduk agak miring itu lantas belum terlihat wajah nya.
"Nunggu bus lewat ya?" tanya Daviie canggung mencoba membuka percakapan tanpa menoleh cewek di sebelahnya. Alfa hanya meringis menahan tawa melihat tingkah Daviie. Namun cewek itu hanya mengangguk.
Karena kalau di terminal pasti masih lama dan nunggu penumpang lain, jadi pilihan yang bagus adalah nunggu di halte untuk mereka yang butuh waktu cepat. Mungkin juga dengan cewek ini.
"Udah makan nih?" tanya Daviie lagi.
"Belum, emang mau dibeliin?" jawab cewek itu dengan suara sangat pelan hampir tidak terdengar.
Buseet tanpa basa basi banget nih cewek, batin Daviie. "Iya, gue lagi pesan bakso di deket situ. Mau gue pesenin juga?"
"Ih, jibang deh," sahut nya.
"Jibang apaan?" tanya Alfa yang dari tadi diam di sebelah Daviie.
"Jiji banget lah bang," ujar cewek itu sambil menyibakkan rambutnya dan tersenyum genit pada Alfa dan Daviie.
Spontan Daviie dan Alfa terjingkat dari tempat duduknya. Tidak kalah dengan cewek itu yang sekarang memegang erat tangan Daviie.
"Bang, ayo dong. Beli makan yang enak, ke clubing mau? Kita senang-senang," tawar cewek itu lagi.
Daviie kini berkeringat dan mencoba menahan dirinya. Berusaha mencari cara untuk kabur.
"Dasar bego lo al, cewek jadi-jadian nih," umpat Daviie berbisik di telinga Alfa yang berdiri dibelakangnya.
"Yah gue juga gatau kalau dia bencong kak," rutuk Alfa.
"Bang, ayo cus. Eke udah laper nih," desahnya yang semakin membuat Daviie kesal.
Dengan mengambil nafas berat, kini Daviie mencoba menetralkan dirinya dan mencoba memikirkan jalan buat kabur dari cewek jadi-jadian itu.
"Eeh, iya iya ayo. Lepasin dulu tangan gue. Kita jalan ke sana sekarang," ujar Daviie tenang.
"Beneran ya, gak boong nih?"
Daviie hanya mengangguk. Alfa bingung, dan mencoba menyadarkan Daviie. "Kak, lo yakin nih?"
"Udah diem Al, ikutin gue aja deh," Alfa lantas mengangguk. Dan mereka bertiga berjalan menuju tempat clubing di dekat terminal bus. Belum sampai di tempatnya, Daviie menginteruksi Alfa untuk segera berlari.
Daviie mengacungkan tangannya disamping Alfa, 1..2..3.. "Kabur..,"
Cewek itu menyadari dan berbalik mengejar. "Eh, bang tungguin. Mau kemana yaampun, inces capek dong lari - larian," teriaknya.
Bodoh amat, batin Daviie.
-
Jesiie duduk di dalam mobil dengan geram. Kemana perginya Daviie dan Alfa. Udah ninggalin mobil ga di kunci, ditelfon juga ga di angkat.
Trttt...trttt...
Buru - buru jesiie membuka hpnya dan hendak mengangkat telfon. Tetapi nama yang tertera di layar hpnya bukan Daviie ataupun Alfa. Melainkan Raka Satria. Jesiie berusaha menetralkan dirinya dan segera mengangkat telfonnya.
"Halo.. "
"Iya, halo. Ada apa ka?"
"Gapapa Jes, cuman mau denger suara lo aja sih ehe. Lagi apa nih?"
"Beli bakso di deket terminal langganan gue sama Alfa biasanya itu,"
"Jauh banget, sama Alfa?"
"Iya sama kak Daviie juga, tapi gatau nih mereka kemana. Masa ninggalin mobil ga di kunci dan gue telfon gaada yang bisa,"
"Mau gue samperin Jes? Rumah gue deket dari situ,"
"Jangan lah Ka, bentar lagi juga balik mungkin lagi ke warung deh kayaknya,"
"Eh, itu mereka lagi lari - larian. Udah dulu yak, ntar gue kabarin lagi,"
"Yaudah kalau gitu Jes, bye.."
"Iya, bye."
Belum sempat Jesiie mengintrogasi Daviie dan Alfa mengumpat ga jelas.
"Jes, ada minum gak?" tanya Alfa.
Jesiie meraih sebotol air mineral di jok mobil dan menyodorkan kepada Alfa. "Dari mana sih pake lari - larian segala. Udah mobil ga di kunci juga,"
"Alfa tuh deketin cewek di halte sana. Eh gataunya cewek jadi - jadian," dumel Daviie dengan mengatur nafasnya.
Jesiie yang mendengar cerita kakaknya itu reflek tertawa lebar.
"Makanya jangan genit jadi cowok, dapat yang ga ori baru tau rasa kan," oceh Jesiie yang masih meneruskan sisa tawanya.
"Yaudah kita pulang aja, udah semua kan?"
"Udah dari tadi kak," jawab Jesiie. Kemudian mobil hitam itu pergi melesat. Perjalanannya terisi dengan cerita panjang lebar dari Daviie dan Alfa. Jesiie tak berhenti tertawa menyimak kejadian yang dialami oleh kakak dan sahabatnya itu.
Trtt.. Trtt..
Handphone Jesiie kembali berdering. Melihat notif yang muncul. Pesan dari nomer tak bertuan.
+6892266...
Hai Jes, ini gue Lando.
Save ya nomer gue. Btw gue dapat nomer lo dari data pendaftaran class music, hehe.
Jesiie tersenyum simpul melihat pesan yang baru saja diterima nya. Bukan karena tanpa alasan. Sebenarnya, Jesiie juga senang berteman dengan Lando yang merupakan kakak senior paling care padanya itu.
Me
Hehe iya kak gapapa.
Oke aku save kok.
Belum sampai beberapa detik hpnya berdering lagi.
Anjir cepet banget deh bales nya, batin Jesiie.
Telkomsel
Collect sms. Pesan anda sudah diterima dan biaya ditanggung oleh penerima.
Jesiie tertegun melihat sms yang baru saja diterima nya. Dalam hati mengumpat.
____
Huhuhu udah selesai nih part 12 nya.
Jangan lupa vomment yak gais.
Thank's yang udah setia 😍😊❤️