Warning!!
Jungkook x Taehyung
.
.
Sejak melihat Taehyung beberapa menit lalu hingga sekarang, tangan besar pemuda Jeon tersebut tak pernah rela melepaskan genggaman pada jemari lembut milik namja cantik disebelahnya.
Ibu jari Jungkook mengusap lembut punggung tangan si submassive, menghantar getaran hangat yang sudah lama sangat ia rindukan.
"Apa kau lapar? Mau berhenti dulu untuk membeli makanan?" –tanya Jungkook tanpa mengalihkan pandangan dari jalanan yang kini mulai ramai karena jam makan siang.
Taehyung menggeleng, ia ingin cepat-cepat pulang dan mandi. Mereka bisa memesan makanan lewat layanan delivery tanpa perlu bersusah payah mengantri sesampainya di apartment.
Mereka?
Ya, Taehyung berharap Jungkook bisa tinggal bersamanya lebih lama.
"Apa dia menyakitimu?"
Si pemuda Kim menoleh pada wajah tampan didepan kemudi, lalu menggeleng sambil berucap "Tidak" dengan suara yang lirih.
"Tapi sepertinya dia menyakiti Jinan."
Taehyung menghela nafas berat, ia sangat khawatir ketika mendengar pemuda manis yang menjadi teman barunya itu memilih untuk tetap tinggal. Apapun penjelasan yang di utarakan Jinan sebelum mereka berpisah tetap saja membuat Taehyung tak dapat melihat sisi baik dari Koo Junhoe lagi.
FLASHBACK
Jinan tidak tau apa hubungan Taehyung dengan pemuda berjaket hitam yang kini datang dan langsung menarik namja cantik itu dalam pelukannnya. Akan tetapi, raut wajah kalut yang perlahan menghilang dari wajah indah Taehyung membuat Jinan bernafas lega.
"Jinan, perkenalkan ini Jeon Jungkook temanku."
Jungkook mengangguk sekilas, lalu bergumam ketika namja yang lebih pendek dari Taehyung itu memperkenalkan diri.
"Aku Kim Jinhwan, sebaiknya kalian cepat pergi dari sini"
Satu-satunya dominan disana setuju, ia ingin menjauhkan Taehyung secepat mungkin dari kawasan perumahan ini mengingat lokasi itulah yang menjadi tempat kecintaanya ditahan.
"Ayo. Kau bisa tinggal di apartment-ku." –suara Taehyung sembari meraih lengan pemuda Kim disebelahnya.
Namun Jinan tak bergeming, ia perlahan melepas tangan ramping milik Taehyung.
"Aku tidak bisa, Ju Ne membutuhkanku."
Kening Taehyung mengeryit, setelah apa yang dilakukan pemuda Koo tersebut padanya, Jinan masih bisa memikirkan namja gila itu?
"Dengar! Dia melukaimu, kau dikurung, dan .."
"June sahabatku, aku tidak mungkin meninggalkannya. Tolong maafkan perlakuan June terhadapmu Taehyung sii, aku yakin dia tidak bermaksud seperti itu." –Jinan membungkuk dalam menggantikan permintaan maaf yang seharusnya dilakukan oleh June.
Taehyung diam begitu pula dengan Jinan yang masih saja membungkuk, merasa tidak enak hati melihat pemuda manis tersebut melakukan hal yang tak seharusnya ia lakukan untuk orang lain.
"Jinan, tidak perlu begitu. Berdirilah dengan benar."
Senyum tipis ditunjukkan si pemuda Kim seraya menepuk pundak lawan bicaranya dengan pelan, memperhatikan wajah mungil yang terkesan seperti anak kecil itu -hangat.
"Ini nomor yang bisa kau hubungi jika membutuhkan bantuan kami." –ucap Taehyung sambil memberikan handphone milik appa Jinan setelah mengetik beberapa digit angka disana.
Jungkook ikut menepuk punggung Jinan seadanya lalu merangkul bahu pria yang ia cintai— menuntunnya bergerak menuju mobil sementara Jinan melambaikan tangan pada Taehyung.
"Taehyung sii, June orang yang baik." –suara Jinan terburu sebelum pintu itu tertutup.
"Aku mengerti. Ohya, panggil aku Taehyung. Jangan terlalu formal, bukankah sekarang kita berteman?"
Jinan mengangguk antusias.
'Benar-benar seperti anak kecil.' -bathin Taehyung gemas.
FLASHBACK END
.
.
.
Suara deru mesin berhenti tepat di pinggir jalan masuk kekawasan gedung apartment tujuan mereka, Jungkook mengambil kembali tangan halus milik Taehyung untuk ia genggam.
Jangan tanyakan bagaimana rona merah yang menjalar memenuhi wajah halus milik si submissive hingga ketelinga, manik indahnya bergerak menghindari pandangan Jungkook.
"Tatap aku Tae." –ucap si pemilik marga Jeon.
Taehyung menurut dengan gerakan yang tiba-tiba menjadi kaku, beberapa detik setelahnya ia terperangkap.
Terkurung dalam obsidian kelam yang pernah ia nikmati cukup lama beberapa tahun silam, tetap terasa kuat dan selalu bisa membuatnya enggan berpaling.
"Aku ingin menjelaskan banyak hal padamu." –kedua tangan Jungkook menangkup pipi gembil milik Taehyung sembari mengusap halus rona merah disana.
"Aku dan Tsuyu sekarang tidak punya hubungan apapun." –dapat Jungkook lihat manik indah namja didepannya sedikit melebar tanda terkejut lalu berubah teduh seperti sebuah kelegaan.
Taehyung menahan senyum, perasaan bahagia dalam dirinya ingin membuncah.
"Tsuyu memiliki kekasih di Jepang dan minggu depan ia akan melangsungkan pernikahan." –jelas Jungkook.
"Sebelum kami berpacaran aku sudah mengetahui hal tersebut. Tak ada yang tersakiti antara aku maupun Tsuyu, ini hanya masalah kesepakatan dan waktu hingga akhirnya kami putus lalu ia kembali kepada kekasihnya." –lanjut pemuda Jeon itu.
Taehyung masih menatap manik kelam Jungkook, berkedip sesekali dengan mata bulatnya yang indah.
"Yang tersakiti itu aku." –suara pemuda cantik tersebut lirih, bibirnya mem-pout lucu tanda tengah kesal –ia merasa cemburu ketika membayangkan kebersamaan Jungkook dengan Tsuyu.
Apakah mereka juga berciuman?
"Hei, apa menurutmu aku tidak sakit saat tau kekasihku pergi dan bertunangan dengan orang yang sudah aku anggap seperti hyung-ku sendiri?" –balas Jungkook sambil mencubit gemas kedua pipi Taehyung.
"Aku minta ma.."
Jungkook menghentikan ucapan namja cantik tersebut dengan sapuan jari telunjuk tepat pada bilah bibir milik si pemuda Kim.
"Kau tidak harus minta maaf, seharusnya aku lebih berusaha untuk menghentikan pertunangan kalian. Bukan malah menyerah dan mundur seperti seorang pecundang." –ucap Jungkook.
Ia sadar kala itu dirinya hanya seorang anak bau kencur yang tak punya nyali apapun untuk melawan seseorang setara Mr.Kim yang memiliki segalanya. Mungkin jika bertarung fisik satu lawan satu, Jungkook yakin akan menang namun resiko selanjutnya yang mungkin harus ia terima jauh lebih buruk.
"Ani, keputusanmu sudah tepat." –jawab Taehyung.
Jungkook terdiam, menurunkan kedua tangannya kearah jemari milik Taehyung. Namja Kim tersebut mengalihkan etensi pada genggaman Jungkook lalu kembali pada kedua manik kelam yang sedang memandangnya dalam.
"Perasaanku masih tetap sama seperti dulu, maukah kau kembali mencobanya denganku?"
Waktu disekitar Taehyung terasa berhenti, kalimat indah barusan membuat jantung yang semula berdetak teratur berubah kencang dan terasa tercubit. Menyenangkan.
Dilain pihak, Jungkook yang mendapati namja cantik didepannya terdiam dengan wajah tertunduk merasa gelisah. Apa terlalu cepat? –bathin pemuda Jeon itu.
"Maaf, bukan berarti aku menjadikanmu pelarian karena baru saja putus dari Tsuyu. Ha.."
"Aku mau." –potong Taehyung. Wajahnya bersemu merah sambil melirik Jungkook malu-malu.
Ia tau pemuda Jeon tersebut benar-benar masih mencintainya.
"Beri aku kesempatan untuk menjaga cintaku sekali lagi." –suara Taehyung.
Disituasi saat ini, dirinyalah yang terasa diberi kesempatan setelah apa yang ia lakukan pada Jungkook beberapa tahun lalu atas kemauan appa-nya.
"Beri aku kesempatan juga untuk kembali memiliki hatimu." –kekeh Jungkook sembari menarik pelan dagu Taehyung untuk mempertipis jarak keduanya.
Merasakan hangat deru nafas masing-masing yang menggelitik garis bibir sang pasangan, menghantarkan kejut listrik persis seperti kali pertama mereka menyadari perasaan masing-masing, namun terasa lega dan jauh lebih menyenangkan.
"Sarangheo"
"Nado."
Kedua daging kenyal tersebut menyatu perlahan, memberi sensasi menggelitik yang membuat keduanya tersenyum.
Ciuman Jungkook terasa sangat lembut dibibir Taehyung. Sesekali si dominan akan memberi sedikit lumatan dan mengakhiri dengan beberapa kecupan.
"Kenapa?"
Jungkook mengusap rambut halus milik Taehyung setelah ciuman mereka berakhir sambil terkekeh, pasalnya kini wajah cantik itu sudah terbenam pada dada bidang sang kekasih.
"Hei..." –panggil Jungkook lembut. Tangannya mencari dagu sang pasangan agar mendongak hingga si pemuda Jeon dapat kembali menyelami obsidian indah tersebut.
"Aku mencintaimu." –ucapnya sembari mengecup kening Taehyung lama.
"Aku tau."
Tbc.
Thanks for reading.
Jangan lupa vote dan Comment . :*
:*
Bonus foto beler nya si Junedi..