Usai kejadian di ruang kepala sekolah,Kenneth dan saudaranya yg lain segera membawa anak-anak mereka pulang ke pack house.
Sedangkan Finn dan saabatnya yg lain bertugas membereskan kekacauan yg mereka timbulkan.
Yah walaupun sebenarnya bukan mereka yg membereskanya.
Finn meminta beberapa anak buahnya yg membereskan semua itu sedangkan dirinya sendiri hanya mengawasi bersama sahabatnya yg lain...
Lain halnya Dylan dan adik-adiknya...
Remaja tampan itu langsung membawa Lind ke UKS sekolah begitupula dengan Marvin...
Tak berapa lama setelah Dylan membawa Lind ke UKS sekolah,remaja manis itu sudah sadar dan memohon diri untuk pulang lebih dulu karena ada suatu hal yg harus di kerjakan...
Awalnya Dylan berniat mengantarkan Lind sebelum remaja manis itu mengatakan hanya pulang mengambil baju ganti dan akan ke rumah Remaja tampan itu menggunakan mobil Ayahnya yg ternyata sudah selesai di perbaiki karean sesaat setelah remaja manis itu sadar memang ada panggilan masuk dari Ayahnya...
Sedangkan saat ini remaja tampan itu sedang menemani adik kembarnya yg masih di ruang UKS sekolah karena Andy tak kunjung sadar juga...
"Ayolah baby And...
Jangan membuatku cemas"kata Marvin yg masih saja cemas dengan keadaan Mate manisnya yg tak kunjung sadar
"Sabarlah Marv...
Sebelum pulang tadi aku sudah meminta Uncle Brian memeriksa keadaan Andy...
Uncle Brian mengatakan Andy baik-baik saja dan akan segera sadar"kata Billy
"Tapi kenapa dia tidak sadar juga dari tadi...
Apa perlu aku menciumnya lebih dulu seperti Snow White agar dia mau bangun.."kata Marvin
"Jangan mengada-ngada Marv...
Itu hanya cerita dongeng"kata Eric
"Tapi itu bekerja...
Siapa tahu Andy juga akan sadar jika aku mencium bibir manisnya"kata Marvin
"Itu memang yg kau mau dasar otak mesum"kata Dylan
"Jangan mengataiku mesum Dy..
Kau juga sama saja...
Bahkan kau hampir menghamili kakak ipar lebih dulu"kata Marvin
Dylan langsung bungkam mendengar perkataan Marvin..
Ingatkan dirinya bahwa adik kembarnya itu seorang mind reader...
Sedangkan Billy dan yg lainya langsung menatap Dylan dengan pandangan seolah tidak percaya..
"Wow...kau bergerak cepat Dy..
Kapan kau melakukanya.."kata Liam yg merasa penasaran
"Aku tidak melakukanya"bantah Dylan
"Benarkah...lalu siapa yg tidur telanjang sambil memeluk kakak ipar sehabis pesta ulang tahun Laura"kata Marvin
"Ooh...jadi kakak tampanku ini mengambil kesempatan saat Lind sedang mabuk"kata Billy sambil menggoda Dylan
"Kau benar Billy...
Bahkan dia hampir..eemmhh-."
Belum sempat Marvin menyelesaikan perkataanya,Dylan lebih dulu bergerak untuk menutup mulut adik kembarnya itu...
"Berhenti membongkar rahasia orang lain adik durhaka"kata Dylan sambil mengunci kepala Marvin dengan tangan tanganya
"Dan berhentilah mengatai adikmu sendiri kakak tidak pengertian"kata Marvin sambil mencoba melepaskam lengan Dylan yg mengunci lehernya
Billy dan yg lainya langsung tertawa melihat aksi konyol saudara kembar itu yg kekanakan...
Melupakan bahwa mereka sedang di ruang UKS sekolah menunggu Andy
"Ngomong-ngomong bagaimana dengan Laura"kata Ben yg baru teringat dengan gadis itu
Dylan dan Marvin langsung menghentikan kegiatan mereka dan saling pandang sesaat..
Benar juga..
Bagaimana dengan gadis itu
"Kami tidak tahu...
Mungkin dia sudah pulang bersama Ayahnya"kata Eric
"Tapi aku tidak melihatnya bersama Ayahnya tadi"kata Billy
"Mungkin gadis itu malu setelah ketahuan berbohong sehingga menjauhi orang-orang"kata Ben
"Lalu sebenarnya siapa Ayah dari bayi yg di kandung gadis itu...
Kenapa harus Dylan yg di jadikan sasaran?"kata Liam
"Entahlah...
Aku juga tidak tahu kenapa bisa gadis itu memintaku bertanggung jawab sedangkan aku saja tidak pernah menyntuhnya sama sekali"kata Dylan
Semua orang tampak berpikir sejenak sebelum mengalihlan pandangan mereka ke arah Marvin
"Apa??
Kenapa kalian memandangku seperti itu?"kata Marvin
"Kau pasti tahu siapa Ayah dari bayi Laura"kata Ben
Marvin langsung mendengus kesal mendengarkan perkataan mate dari sahabatnya itu
"Rasanya aku sudah seperti Bank informasi berjalan"kata Marvin
"Salahkan dirimu yg bisa membaca pikiran orang lain"kata Billy
Marvin malah semakin kesal mendengar perkataan adik manisnya itu..
Terkadang memang menguntungkan dapat membaca pikiran orang lain...
Namun kadang kala merugikan juga
"Ayah dari anak Laura seorang pria berumur sekitar 28 tahun..
Aku tidak terlalu tahu siapa orang itu karena aku hanya melihat wajahnya saja"kata Marvin
"Ahh...jadi begitu..."kata Liam
Tak lama percakapan mereka terhenti saat Andy mulai membuka matanya..
"Eemgggh"....
Remaja manis itu mencoba duduk setelah pandanganya menangkap beberapa orang di dekatnya
"Baby,kau sudah bangun"kata Marvin yg dengan segera membantu Andy duduk
"Ini di mana?"kata Andy
"Kita sedang berada di UKS sekolah"kata Liam
"Huh...
Lalu kenapa aku bisa berada di sini?"kata Andy
"Tadi kau pingsan"kata Ben
"Pingsan?
Bagaimna bisa"kata Andy
Marvin dan yg lainya langsung diam dan berpikir sejenak untuk memberikan alasana pada Andy..
Tidak mungkin mereka mengatakan jika remaja manis itu pingsan akibat dari kekuatan Rafael
"Uncle Jace bilang kau terlalu kelelahan"kata Billy
"Itu mungkin saja...
Astaga..bagaimana dengan yg lainya"kata Andy yg baru teringat dengan Daddy Marvin dan yg lainya
"Mereka baik-baik saja..
Dan semua masalahnya sudah selesai..
Jadi kau tidak perlu memikirkanya lagi"kata Eric
"Syukurlah"kata Andy sambil menghela nafas lega
"Baby,bagaimana keadaanmu sekarang..
Apa sudah merasa lebih baik?"kata Marvin
"Aku tidak apa-apa Marv...
Aku baik-baik saja"kata Andy sambil tersenyum ke arah kekasih tampanya itu
Marvin langsung menghela nafas lega...
Setidaknya Andy tidak menayakan hal-hal yg lain
"Marv,kau antar Andy pulang...
Jam sekolah juga hampir habis untuk hari ini"kata Dylan sambil melihat jam di pergelangan tanganya
Marvin melirik saudara kembarnya sesaat sebelum mendengus kesal
"Kau tidak perlu mengingatkanku Dy...
Aku tahu apa yg harus ku lakukan"kata Marvin dengan Ketus
"Bagus...
Itu baru adiku yg manis"kata Dylan sambil menepuk pelan kepala Marvin
"Jangan memanggilku manis Dy...
Aku ini tampan bukanya manis"kata Marvin sambil menepis kasar tangan Dylan
Billy dan yg lainya langsung tertawa melihat wajah merajuk Marvin.
Wajah remaja tampan itu sangat lucu jika sedang merajuk..
♡
♧
♤
♢
Sementara itu di sebuah ruangan lembab yg minim dengan pencahayaan,terdapat seseorang yg sedang duduk di sebuah kursi tua dalam keadaan terikat...
Suasana sepi dan gelap di sekitar ruangan itu semakin menambah kesan menakutkan untuk orang lain agar tidak mendekati tempat itu di kala malam hari...
Mata itu mulai terbuka dan menyesuaikan pencahayaan minim yg terdapat di dalam ruangan itu untuk masuk ke dalam retina matanya...
Orang itu langsung terkejut saat menyadari dirinya tengah terikat di dalam sebuah ruangan gelap dan menakutakan..
Sebisa mungkin orang itu mencoba untuk menggerakan anggota tubuhnya agar terbebas dari ikatan itu
"Siapapun yg di luar tolooong aku....!!"teriak sosok terikat itu
"Kau sudah bangun rupanya"kata seseorang yg berjalan mendekat dari arah kegelapan
"Siapa kau..
Kenapa kau melakukan semua ini..
Apa salahku padamu"kata sosok yg sedang terikat itu
"Aku bukan siapapun karena aku hanyalah sisi lain kehidupan...
Dan kau memiliki banyak urusan denganku Laura Amadeus"kata sosok misterius itu pada orang yg tengah terikat di kursi yg tak lain adalah Laura
Mata Laura langsung terbelalak lebar saat mengetahui siapakah yg sudah melakukan hal itu padanya...
"Kau....
Apa yg kau lakukan padaku..."teriak Laura
"Aku tidak melakukan apapun"kata sosok misterius itu
"Dasar brengsek...
Kau mengikatku di tempat sampah ini dan kau mengatakan tidak melakukan apapun"kata Laura
Sosok misterius itu tersenyum kecil mendengar perkataan dari Laura sebelum senyuman itu berubah menjadi tawa yg mengerikan di telinga Laura
"Aku memang berniat memberikanmu hukuman kecil"kata sosok misterius itu setelah puas tertawa dan mengeluarkan sebuah pisau lipat dari jaket yg di kenakanya..
Laura langsung melotot tidak percaya saat melihat sosok di depanya mengeluarkan pisau Lipat yg tampak bercahaya saat penerangan minim di ruangan itu mengenai permukaan mata pisau
"A..aku tidak membuat kesalahan apapun padamu...
Kenapa kau melakukan ini padaku"kata Laura yg mulai ketakutan
"Kau sudah membuat kesalahan besar karena menganggap seseorang milikmu sedangkan orang itu bukan milikmu"kata sosok misterius itu sambil menempelkan permukaan pisau di kulit putih laura
"D....d..dia juga bukan milikmu...
Kenapa kau menganggapnya seolah-olah Dylan adah milikmu"kata Laura dengan terbata karena merasa was-was
Mata sosok misterius itu menggelap mendengar perkataan Laura.
Sosok misterius itu menekan ujung mata pisau itu sampai menembus kulit paha Laura sampai darah merah keluar dari luka memanjang yg terbuka
"Aaaaaaahhhhhhhh......"
Laura langsung berteriak kesakitan saat kulit putihnya tertembus mata pisau yg cukup tajam samai darahnya keluar dan menetes di lantai
"Dylan hanyalah miliku...
Tidak ada orang lain yg boleh menyentuhnya selain aku apalagi berniat memilikinya...
Hanya akulah yg boleh memiliki Dylan"kata sosok misterius itu
"Hah...hah..hah..
Kau bertingkah seperti itu sedangkan kau tidak pernah berdekatan dengan Dylan"kata Laura
"Ohh...rupanya selama ini kau juga memperhatikan miliku...
Mungkin jika mata indahmu tidak berada di tempatnya kau akan berhenti memperhatikan milik orang lain"kata sosok misterius itu sambil mengarahkan pisau di tanganya ke arah Mata Laura...
"Tidak....tidak..
Jangan lakukan itu.."kata Laura yg sangat ketakutan saat ujung mata pisau yg tajam itu sudah menempel di ujung matanya
Tanpa mendengarkan permohonan Laura,sosok misterius itu menacapkan pisau di tanganya dan mencongkel bola mata gadis itu sampai keluar dari tempatnya sedangkan gadis itu sendiri semakin berteriak kesakitan
"Aaaaaaaaahhhhh...
Cukup...sudah cukup...
Tolong ampuni aku..."kata Laura yg tidak bisa menahan air mata yg keluar dari sebelah matanya dan memohon ampunan dari sosok yg sedang berdiri di depanya...
Sosok misterius itu hanya memandang datar ke arah Laura yg menagis dengan tatapan kosong...
Tanganya tidak berhenti memainlan bola mata gadis itu sambil sesekali tersenyum kecil saat melihat cairan merah kental itu semakin banyak yg keluar...
"Mulut jalangmu itu hanya berisi kebohongan...
Bahakn kau meminta orang lain bertanggung jawab atas pebuatan yg tidak pernah di lakukanya..."kata sosok misterius itu yg terus melemparkan bola mata Laura ke udara dan menagkapnya lagi
"T...tolong ampuni aku...
Aku m...memang bersalah...
Tapi kumohon...
Bi...barkanlah aku tetap hidup..."kata Laura sambil menagis dan menahan rasa sakit
"Aku tidak bisa membiarkanmu tetap hidup...
Orang sepertimu tidak pantas hidup lebih lama lagi..
Kau hanya akan menambahkan masalah dalam kehidupan orang lain"kata sosok misterius itu...
Laura semakin ketakutan saat sosok misterius itu mendekat lagi ke arahnya...
Gadis itu dengan brutal menggerakan tangan dan kakinya yg terikat,berharap ikatan itu bisa terlepas..
"Siapapun tolong aku....!!"teriak Laura dengan suara cukup keras saat ikatan di tangan dan kakinya tidak terlepas sementara sosok itu sudah semakin dekat padanya
"Berteriaklah sesukamu....
Tidak akan ada yg mendengarkan teriakanmu karena tempat ini sudah sepi"kata sosok misterius itu sambil membuka paksa mulut laura dan menarik lidah Gadis malang itu sebelum memotongnya.
Laura tidak lagi bergerak dan meronta saat sosok misterius itu memotong jari-jari tanganya.
Sosok misterius itu tahu bahwa Lura sudah tidak bernyawa lagi...
Namun insting Psycopath dalam dirinya belum merasa puas sebelum anggota badan gadis itu benar-benar hancur...
Sosok misterius itu terus menyayat kulit Laura yg tidak lagi putih karena sudah tertutup dengan merahnya darah...
Sosok itu terus menyayat mulai dari kulit leher dan perut gadis itu sampai usus gadis malang itu keluar dan memotongnya secara asal sehingga usus itu berserakan...
Membuat luka memanjang di sepanjang lengan dan kaki Laura...
Tak lupa sosok misterius itu menarik keluar jantung Laura dan menusuknya beberapa kali dengan pisau sampai jantung itu benar-benar hancur.
Dan sebagai penutup,sosok itu membalik tubuh Lura yg sudah tidak bernyawa dan menyayat panjang punggung gadis itu..
"Sudah selesai...
Benar-benar karya yg indah...
Aku benar-benar hebat..
Jika anak itu yg melakuanya,pasti tidak akan sebagus ini"kata sosok misterius itu sambil berjalan keluar dari ruangan gelap itu meninggalkan mayat Laura
"Jadi seperti ini dirimu yg sebenarnya"kata suara Lain yg melihat sosok misterius itu
"Lalu kenapa...
Apa kau keberatan...
Aku bisa saja membunuhmu seperti gadis jalang ini"kata sosok misterius itu sambil memandang datar ke arah kegelapan
"Aku sedang tidak berniat untuk mati sekarang"kata sebuah sara itu sebelum benar-benar hilang dari ruangan gelap itu
Setelah itu sosok misterius itu keluar dari ruangan gelap tempatnya membunuh Laura,dan sesaat kemudian sosok misterius itu berhenti sejenak.
"Tetaplah jadi anak baik dan jangan katakan ini pada siapapun atau kau akan benasip sama seperti gadis itu"kata sosok misterius itu pada seseorang yg berada di ujung ruangan itu
Orang itu langsung keluar dari tempatnya dengan wajah pucat dan ketakutan.
Benar...
Ada saksi mata yg melihat sosok misterius itu membunuh Laura dan mendengar percakapan sosok misterius itu entah dengan siapa
Sosok misterius itu langsung berjalan mendekati orang yg melihat aksinya membunuh Laura dan menepuk pundak orang itu.
"Ingatlah kata-kataku...
Jaga rahasia ini baik-baik atau kau bernasip sama dengan gadis itu"kata sosok misterius itu
Orang yg menyaksikan pembunuhan Laura langsung mengangguk setelah mendapatkan ancaman dari sosok misterius itu
"Good boy...
Tetaplah diam dan kau akan selamat"kat sosok misterius itu sambil mencium pipi orang yg melihat aksi membunuhnya sebelum meningglakan orang itu yg langsung jatuh terduduk karena lemas.
.
.
.
.
.
.
.
.
Evan salah gak ya nulis yg kayak ginian😟😟
Kok kesanya kayak ngajarin kriminal gitu...
Tapi emang itu sih yg lagi terlintas di kepala😞😞
Bagi para pembaca sekalian..
Mohon maaf bila kalian kurang suka dengan bagian ini...
Apabila ada yg menanggap Evan terlalu berlebihan Evan mohon maaf...
Evan sih mintanya semoga kalian gak ngikutin apa yg Evan tulis..
Kalo ada masalah yg di selesaikan secara baik-baik ok...
Jangan pake kekerasan...
Semua hal itu ada inti dasarnya...
Kalo kita bisa melihat intinya apapun itu bisa di selesaikan.
Begitupula dengan masalah...
Jika kita tau kuncinya masalahnya,kita juga pasti bisa nemu solusinya..
Sampai ketemu di next Chapter.....
See yaaa...🙋🙋🙋🙋💋💋💋💋
☆☆☆☆☆☆☆
☆☆☆☆☆☆
☆☆☆☆☆
☆☆☆☆
☆☆☆
☆☆
☆