Story of Life

By chacasu_

29.7K 4.1K 1K

Hanya kumpulan cerita absurd dengan genre Romance, Sad and Tears. More

Wrong?
Secret
Bersenyawa
Love for You 1
Love for You (Finish)
Perfect
Nice to meet you!
Sober
Not Single
Sooji
Detakan
Puisi
Niece
Rain and Guitar
Drabble Series
Drabble Series
Drabble Series
Drabble Series
Drabble Series
Drabble Series
Drabble Series
Drabble Series
Drabble Series
Memories
What am I?

Daddy to be

1.4K 151 63
By chacasu_

'Before too long your life will change
Becoming something new
You'll hold so close and tenderly
A tiny part of you
You'll feel a love you can't explain
That strengthens every day
You're going to be a daddy
And you'll be perfect in every way
As soon as you hold your child close
You'll start to understand
The smallest fingers hold your heart
Before they hold your hand.'

♡♡♡

Kim Hae Kyung berkali-kali menggelengkan kepala ketika melihat sang suami duduk menyandar pada sofa ruang keluarga. Kedua mata sang pria tertutup rapat dengan butiran keringat yang menempel pada dahi hingga pelipis.

Ditepuknya pelan bahu sang pria dengan sebelah tangan, "Kalau mau tidur dikamar, jangan disini. Kasihan Sooji jika harus mencium bau keringat ditubuhmu, oppa."

Sooji yang merasa namanya disebut hanya tersenyum simpul. Jemarinya mengusap lembut bagian perut dengan gerakan memutar.

"Yya, oppa!" Hae Kyung kembali mengeluarkan suara, sedangkan sang tersangka seakan tak peduli, masih menyadarkan tubuh tanpa merasa terganggu sedikitpun.

"Tidak apa-apa, eonni. Aku tidak sesensitif itu." Wanita itu tersenyum, membuat Hae Kyung mendengus, melipat tangan di dada dengan wajah cemberut.

"Kalau kau merasa mual dan tidak nyaman, segera panggil aku. Aku tidak mau keponakanku kenapa-kenapa."

Sooji mengangguk, lantas menggeleng pelan pada pria disebelahnya sesaat Hae Kyung berlalu. Sang pria membuka kedua matanya ketika tak lagi mendapati sang istri diantara mereka, membuat Sooji harus menahan tawa akan keusilan pria itu.

"Dia memang sebawel itu." Tutur sang pria dengan jemari ditelinga, "Membuat kotoran ditelingaku makin bertambah."

"Oppa keterlaluan sih."

"Hem?" Kim Rae Won memiringkan kepala, menatap sang wanita dengan dress selutut yang duduk disofa sama dengannya.

"Bagaimana bisa oppa tega membuat eonni mendekor rumah besar ini sendiri?" Sooji bersungut, mencebikkan bibir dengan mata menyipit menatap Rae Won.

"Aigoo , oppa hanya istirahat sebentar, lihat ini–– " tunjuknya pada area dahi yang terdapat keringat. "Ini tanda oppa bekerja keras sedari tadi."

"Oo-h." Bibirnya ia bulatkan, dengan suara yang terdengar meng-iyakan tapi terkesan mengejek. Membuat Rae Won seketika tertawa. Lalu bertanya kemudian, "Omong-omong, kapan Sehun menjemputmu?" Duduknya ia geser, jadi menghadap Sooji sepenuhnya yang berada diujung sofa.

"Sepertinya sebentar lagi." Respon Sooji setelah ia melihat jam yang melingkar di tangannya.

"Semoga dia tidak ditugaskan ke luar negeri lagi di waktu dekat ini. Kasihan kalau kau melahirkan sendiri nanti."

"Kalau begitu tolong bilang pada Ayah mertua untuk memberikan cuti pada Sehun, hem oppa?"

Rae Won menatapnya, lalu mengedikkan bahu kemudian, "Itu bukan wewenangku." Dilanjutkan dengan tawa sang pria yang terdengar menyebalkan.

"Aish."

♡♡♡

Sooji kembali merengutkan wajah pagi itu. Pasalnya baru beberapa hari yang lalu Sehun pulang kerumah, tapi kini koper hitam telah kembali berada di samping tubuhnya yang berdiri tegak dihadapan sang wanita.

Dipegangnya pelan jemari kanan Sehun yang bebas dengan kedua tangan. Sedang kepala ia tundukkan sembari menahan tangis.

"Jangan pergi."

"Hanya untuk tiga hari, sayang."

"Bagaimana jika dalam tiga hari itu aku melahirkan?" Kali ini ia mengangkat kepala, bertemu tatap dengan Sehun yang memandangnya minta pengertian.

Pegangan Sehun pada koper terlepas, beralih menempatkan sebelah tangannya yang bebas dari genggaman di pipi kanan sang istri.

"Dokter mengatakan dua minggu lagi, sayang."

"Tapi itu kuasa Tuhan, bukan dokter, Sehun."

Helaan nafas Sehun berikan, menarik tubuh Sooji kedalam pelukan hangatnya, "Aku janji akan segera datang saat itu juga."

Sooji tak dapat berkata-kata lagi, memeluk tubuh Sehun dengan erat sembari membenamkan wajah pada dada sang pria. Ia akan sangat merindukan aroma tubuh pria itu. Sesaat kemudian pelukan mereka terurai, Sehun menekuk kedua kaki dan langsung berhadapan dengan perut buncit Sooji. Mengelus dengan kedua tangan penuh kelembutan, "Ayah pergi sebentar ya jagoan, titip ibumu disini, jaga dia baik-baik."

Reflek Sooji menepuk pundaknya gemas, "Yang ada aku menjaganya."

Sehun terkekeh, mendaratkan satu kecupan di perut Sooji lalu bangkit berdiri. Sooji memejamkan mata tatkala bibir Sehun menyentuh dahinya cukup lama, lalu turun menuju hidung dan berakhir dibibir. Lumatan dengan tempo pelan dan penuh kasih.

♡♡♡

'Kita perlu waktu untuk tidak bersua, tapi sejenak saja
Mungkin tidaklah salah, aku pendam dulu rasa rindu
Biarkanlah hati merintih dan meratap
Tapi sejenak saja, lalu untuk selamanya kita berpayung dalam satu cinta.'

14.25 KST

Tiga hari telah berlalu sejak kepergian Sehun ke Jeju. Sooji duduk di balkon kamar dengan ditemani alunan musik yang mengalunkan lagu milik Lady Gaga 'Shallow'. Ia memejamkan mata, meresapi setiap bait yang terdengar diseluruh penjuru kamar. Kamar dirinya dulu dirumah sang ayah, karena tidak mungkin ia tinggal dirumahnya dan Sehun disaat sedang hamil besar.

Sehun sudah tahu akan itu dan mengijinkan. Omong-omong suaminya itu mengatakan akan menaiki pesawat malam, jadi tidak bisa menepati janji pada Sooji untuk hanya meninggalkan gadis itu tiga hari.

Kedua mata itu terbuka ketika mendengar getar ponsel yang berada diatas meja samping ia duduk. Panggilan video dari pria yang selalu ia rindukan. Her husband, Oh Sehun.

"Sayang."

Sooji tersenyum, ketika melihat Sehun yang sedang terbaring diatas ranjang dengan tangan menyentuh dahi. Jam tangan itu-- jam tangan yang ia belikan sebagai kado pernikahan mereka yang pertama, dua bulan lalu.

"Kau sedang bersantai?"

"Hem. Untuk beberapa menit, setelahnya aku akan kembali menghadari rapat pukul 3 nanti."

Sooji mengangguk tanda paham, lalu menatap lama wajah Sehun dari layar ponsel tanpa berbicara lagi. Sungguh ia merindukan pria itu.

"Sudah makan?"

"Tentu saja."

"Kenapa masih kurus?"

Diujung sana, Sehun menarik sudut bibirnya, "Memangnya sekali makan bisa langsung gendut?"

"Bisa saja." Sooji menjawab tak acuh, lantas tanpa sengaja melirik bagian perutnya.

"Mau lihat bayi kita?" Sehun mengangguk cepat dengan senyum yang semakin lebar.

Sooji mengarahkan ponselnya pada bagian perut, hingga Sehun dapat melihat dengan jelas perut buncit yang sudah tiga hari tidak ia sentuh, seketika ia merasa tersentuh.

"Dia sehat, appa." Sooji terkikik mendengar suaranya sendiri yang memanggil Sehun dengan sebutan ayah. Diujung sana Sehun pun melakukan hal yang sama, membalas candaannya dengan senyum dan air mata bahagia.

"Aku rindu kalian, sangat-sangat rindu."

"Kalau begitu cepatlah pulang, karena kami juga rindu." Sooji kembali berucap dengan ponsel yang kembali menyorot wajahnya.

"Wah–– istriku yang cantik semakin cantik."

"Gombal."

"Tidak. Itu kenyataan."

"Hem, baiklah. Cukup. Kau membuatku malu."

"Untuk apa malu dengan suamimu sendiri."

Sooji mencibir, jika dibiarkan seperti ini terus bisa-bisa ia kembali meleleh dan berakhir gila karena sangat merindukan pria itu.

"Berhentilah menggodaku, sudah hampir jam tiga kau harus bersiap-siap bukan?"

Sehun menepuk dahinya, memandang sebentar pada jam tangan lalu menatap Sooji kembali, "Ya, aku harus pergi. Kita bicara lagi nanti, oke?"

Pria itu bangkit, merapikan sedikit kemejanya yang kusut masih dengan ponsel yang mengarah pada wajah. Ia menatap Sooji lagi, memberikan senyum termanis sebelum berkata, "Kututup, aku mencintaimu, sayang."

Bunyi bip terdengar sesaat setelah Sehun menutup panggilan.

"Aku mencintaimu juga."

♡♡♡

20.36 KST

Hae Kyung menarik pergelangan tangan Rae Won ketika mereka telah sampai di Seoul Hospital. Kim Jaemin–– putra dari Hae Kyung dan Rae Won nampak mengerjapkan mata yang mengantuk ketika sang ayah meletakan dirinya pada sofa sebuah ruangan. Tante Sooji yang ia kenal tampak sedang berbaring disebuah kasur putih dengan dikelilingan banyak orang.

"Bagaimana?" Itu Hae Kyung yang bertanya pada Sooji

"Baru pembukaan dua." Bae Ji Hyun menjawab, mengusap kepala sang putri yang nampak masih kesakitan.

"Ponsel Sehun tidak aktif." Oh Mi Sook menghampiri, ia tadi berusaha menghubungi Sehun untuk memberitahukan keadaan Sooji, tapi ponsel anaknya itu tidak aktif.

Sooji semakin meremas kencang baju bagian perutnya yang terasa nyeri. Dokter bilang itu biasa ketika mengalami pembukaan dua. Tapi mendengar bahwa Sehun tidak dapat dihubungi membuat ia merasakan nyeri yang lebih hebat. Tiba-tiba ia merasakan khawatir dan perasaan tidak tenang itu menghampiri.

"Se–hun."

♡♡♡

'Permainan takdir yang membuatku jatuh
lalu bangkit kemudian
Karena kau selalu
ada disisiku'

¤

"Apa Sehun masih tidak bisa dihubungi?"

Kim Rae Won menggeleng, menyentuh bahu Hae Kyung ketika sang istri tampak terlihat lemas. Memeluk tubuh itu dengan tangan menepuk punggung sang wanita.

Kim Jaemin menatap ayah dan ibu dengan dahi berkerut. Umurnya baru empat tahun, jadi cukup sulit mengerti keadaan yang sedang terjadi. Lalu pandangannya beralih pada nenek dan kakeknya yang saling memeluk, ada keluarga tante Sooji juga disana, memasang raut wajah yang sedih. Dia semakin bingung.

Mereka berada diluar kamar yang ia ketahui ada tante Sooji didalamnya. Mengingat itu Jaemin jadi ikutan sedih ketika melihat tante Sooji menangis kesakitan sembari memegang perut. Kata mama sih ada anak tante Sooji didalamnya. Makanya Jaemin diam saja ketika mereka semua diminta untuk keluar ruangan, anak tante Sooji akan lahir katanya. Dia bahagia, tapi melihat kesekeliling yang saling memeluk dan menangis, Jaemin jadi bingung.

Sedangkan didalam sana, Sooji sedang berjuang. Perutnya mengalami kontraksi yang luar biasa, dokter terus memberikan arahan yang ia ikuti sesuai anjuran. Menarik nafas lalu menghembuskan dengan perlahan. Peluh bercucuran memenuhi wajah dengan jemari mencengkram erat sisi ranjang.

Instruksi terakhir yang dokter berikan membuat Sooji mengejan dengan kuat. Saat itulah satu suara kehidupan menerbitkan satu senyuman dari wajahnya.

"Bayinya laki-laki."

Sooji kembali tersenyum ketika suster meletakkan dengan hati-hati tubuh bayi mungil itu diatas dadanya, inisiasi dini. Bayi dengan berat 3,4 kilogram dan tinggi 50 cm meter itu perlahan bergerak, merangkak naik setelah satu jam dibiarkan berada diatas dada Sooji.

Sooji menangis ketika mendapati bayi mungil itu berhasil menemukan sumber makanannya. Menghisap pelan dengan jemari mungil yang terkepal. Dengan hati-hati Sooji mengangkat tangan, menyentuh perlahan punggung mungil yang terasa lembut dan rapuh secara bersamaan. Mengelusnya dengan sayang sembari melihat bagaimana bayinya terus menyusu.

Bunyi ruangan yang terbuka dengan tiba-tiba membuat kegiatan Sooji terjeda. Menoleh cepat pada sosok yang baru saja datang dengan kemeja yang cukup berantakan. Peluh memenuhi wajah pria itu.

"Sehun?"

♡♡♡

Kim Jaemin memandang dengan takjub tubuh kecil yang berada dibalik selimut. Kaki ia jinjitkan beserta dengan kedua tangan yang bertumpu pada pinggir ranjang. Tangannya ingin menyentuh tapi tidak berani karena belum minta ijin. Tiba-tiba paman Sehun sudah berada dibelakang tubuhnya. Membuat Jaemin harus mendongak guna bertemu tatap dengan paman Sehun.

"Bayinya tampan."

Sehun tersenyum, meletakkan kedua tangannya dibahu Jaemin, "Benarkah?"

Anggukan Jaemin berikan, "Kata mama mirip Jaemin, sama-sama tampan." Senyum pria kecil itu.

Sehun tergelak, refleks menepuk gemas bahu Jaemin yang di balas anak itu dengan tawa lucu. Dan tak menduga bahwa suara tawanya membangunkan seseorang yang sedari tadi terlelap.

"Oh Sejun bangun." Sehun berseru membuat orang-orang diruang rawat itu ikut bergabung, menatap penuh binar pada Sejun yang membuka mata sedikit.

"Tatapannya seperti Sehun, datar sekali." Rae Won berkomentar yang diangguki Hae Kyung.

Tersenyum sekali lagi, Sehun mengangkat tangan dan mengelus pipi bayinya dengan lembut, "That's my boy."

Sedang disisi lain, Sooji tersenyum memperhatikan buah hatinya dan Sehun yang kini dikelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya.

♡♡♡

Pagi hari dikediaman keluarga Oh. Hae Kyung berulang kali memukul punggung Rae Won ketika mendapati pria itu ketahuan bermain taruhan yang menyebabkan mobil mereka menjadi jaminan.

"Sudah berulang kali kukatakan, jangan ikut taruhan bodoh itu jika kau akan selalu kalah." Pukulan itu tidak berhenti, untung saja Jaemin sudah diamankan diruang bermain sehingga dijamin pria kecil itu tidak akan melihat kekerasan rumah tangga yang dilakukan oleh ibunya.

Sooji meringis, berusaha menutup kedua mata Sejun yang baru berusia empat bulan itu dengan mengarahkan wajah anaknya pada bagian dadanya.

Suara kesakitan dari Rae Won semakin mengeras seiring dengan pukulan terakhir yang Hae Kyung berikan.

"Awas jika sekali lagi aku tahu kau bertaruhan. Akan kupotong asetmu." Hae Kyung mengancam, menurunkan kembali lengan baju yang ia gulung tadi.

"Sabar eonni." Sooji mencoba menenangkan, mengelus punggung Hae Kyung yang masih terlihat kesal.

Rae Won kembali meringis, membenarkan posisi duduknya sembari mencoba meraih jemari sang istri.

"Aku janji tidak akan melakukannya lagi. Maafkan aku ya." Ia memasang wajah memelas, membuat Hae Kyung mendengus lalu membuang muka.

Dan tanpa sengaja menangkap wajah Sejun yang tertawa kearahnya. Berhubung posisi ia dan Sooji duduk bersebelahan disofa ruang keluarga.

"Lihat, Sejun saja menertawakanmu."

Seketika Sooji memandang putranya, pria kecil itu tertawa dengan mata memandang kearah Rae Won. Sehun yang sedari tadi diam menyaksikan dan mendengar perdebatan itu beralih menatap sang putra. Ia berdiri sembari menggendong Seola–– putri dari Suho sahabatnya yang sengaja dititipkan pada Sehun karena ingin merayakan ulang tahun pernikahan–– menghampiri Sooji lalu menunduk. Memberikan kecupan manis dipipi sang anak lantas mencuri kecupan dibibir sang istri.

"Putraku yang terbaik." Ujarnya sembari mengacungkan jari jempol, bangga.


Selesai.


















Udah segitu aja dulu ya :)

Continue Reading

You'll Also Like

137K 10.9K 16
NOT BL ❗❗❗ bagaimana rasanya bertransmigrasi menjadi bayi yang baru lahir. "ANJIR MASA JADI BAYI LAGI... MANA BARU BROJOL HUWAAAA" 20 juni 2023
510K 26.7K 25
[VOTE AND COMMENT] [Jangan salah lapak‼️] "Novel sampah,gua gak respect bakal sesampah itu ni novel." "Kalau gua jadi si antagonis udah gua tinggalin...
1.2M 30K 70
WARNING⚠⚠ AREA FUTA DAN SHANI DOM YANG NGGAK SUKA SKIP 21+ HANYA FIKSI JANGAN DI BAWA KE REAL LIFE MOHON KERJASAMANYA. INI ONESHOOT ATAU TWOSHOOT YA...
93.6K 1.9K 17
Ini aku bikin Oneshoot haechan harem ya!! Jadi jangan lupa di baca dan vote yaa!! Haechan: sub Member Nct: dom Lapak bxb🔞🔞 Ga suka/homo phobia=skip...