Are You Addicted? (Gejolak Ma...

By RaAurora

172K 15.2K 441

Cerita yang di angkat dari novel boys love karangan Chai Jidan dengan perubahan nama-nama tokoh. > Descriptio... More

Chapt. 1 : Ibuku Menikah Lagi
Chapt. 2 : Ayahku Menikah Lagi
Chapt. 3 : Ayo Menjadi Saudara!
Chapt. 4 : Apa yang Kau Lihat Padanya?
Chapt. 5 : Jangan Menyebut Keluarga itu Di Depanku
Chapt. 6 : Pasangan Tua yang Menikah
Chapt. 7 : Anak Laki-laki yang Memakai Celana Pendek dan Sandal!
Chapt. 8 : Bagaimana Kau Membaca Nama Ini?
Chapt. 9 : Apakah Kau Bisa Makan Sebanyak Ini?
Chapt. 10 : Aku Akan Mengulitinya Hidup-Hidup!
Chapt. 11 : Sekantong Tisu Toilet
Chapt. 12 : Bagaimana Dia Selalu Tidur di Kelas?
Chapt. 13 : Haruskah Aku Berkenalan dengan Orang Ini?
Chapt. 14 : Perkelahian Dua Orang
Chapt. 15 : Sekarang Aku Memanggilnya Sapi!
Chapt. 16 : Apakah Kau Berani Menentangku?
Chapt. 17 : Pertunjukan Pribadi Jungkook
Chapt. 18 : Kau Pikir Itu Lucu!
Chapt. 19 : Kau adalah Cucu Kura-Kuraku
Chapt. 20 : Membatalkan Perkelahian Sengit
Chapt. 21 : Jahe Tua Lebih Pedas daripada Jahe Muda
Chapt. 22 : Kebahagiaan Sederhana
Chapt. 23 : Jungkook Benar-Benar Menyukaimu
Chapt. 24 : Papa Kim yang Luar Biasa
Chapt. 25 : Sesuatu Terjadi kepada Kim Taehyung
Chapt. 26 : Kau Adalah Obatku
Chapt. 27 : Nasib Pejabat Pemerintah
Chapt. 28 : Sikap yang Mulai Berubah
Chapt. 29 : Dengan Senang Hati Minum di Pinggir Jalan
Chapt. 30 : Perseteruan Antara Ayah dan Anak
Chapt. 31 : Cuaca Baik Hari Ini
Chapt. 32 : Aroma Memabukkan
Chapt. 33 : Perasaan Mulai Berubah
Chapt. 34 : Sebenarnya, Kau Salah Dengar
Chapt. 35 : Nenek Gemuk, Nenek Kurus
Chapt. 36 : Hanya untuk Seekor Ikan
Chapt. 37 : Ayah dan Anak Tidak Selaras
Chapt. 38 : Kau Tidak Bisa Memerintahnya
Chapt. 39 : Sayangnya, Dia Adalah Seorang Pahlawan!
Chapt. 40 : Mengejar Sang Istri!
Chapt. 41 : Kejadian Tidak Disengaja
Chapt. 42 : Tidak Ada Pilihan Lain
Chapt. 43 : Lihatlah Betapa Dia Terlihat Menyedihkan
Chapt. 44 : Apakah Kau Kerasukan?
Chapt. 45 : Bisakah Aku Memiliki Tongkat Manisan Hawthorn?
Chapt. 46 : Pasangan yang Sedih
Chapt. 47 : Ular Putih Kecil vs Gu Tua
Chapt. 48 : Biarkan Aku Memberimu Nafas
Chapt. 49 : Sungguh, Aku Bisa Mabuk!
Chapt. 50 : Mengapa Dia Jatuh Menimpanya?
Chapt. 51 : Biarkan Aku Menghangatkan Diri dengan Panas Tubuhmu
Chapt. 52 : Jungkook Perang Kata dengan Jiyoon
Chapt. 53 : Idiot!
Chapt. 55 : Kedok Jungkook
Chapt. 56 : Bermain Basket
Chapt. 57 : Seseorang Menjadi Marah!
Chapt. 58 : Kecemburuan Parah
Chapt. 59 : Hati Sanubarinya Hidup Kembali
Chapt. 60 : Bersiap Untuk Pergi
Chapt. 61 : Naga Kecil dan Cacing Kecil
Chapt. 62 : Warung Bibi Dambi Hancur
Chapt. 63 : Jungkook Membalas dengan Keras
Chapt. 64 : Mengapa Aku Begitu Menyukaimu?
Chapt. 65 : Apa Kau Pikir Itu Mungkin?
Chapt. 66 : Tidak Sebagus Anjing Kecil
Chapt. 67 : Datanglah Padaku Jika Kau Berani
Chapt. 68 : Sedikit Perasaan Tidak Menyenangkan
Chapt. 69 : Tidak Ada yang Menyentuhnya!
Chapt. 70 : Hati Nurani Jungkook
Chapt. 71 : Malam Yang Tenang
Chapt. 72 : Keberuntungan Kim Heechul
Chapt. 73 : Jungkook Meyakinkan Taehyung
Chapt. 74 : Ayah Tua yang Humoris
Chapt. 75 : Beradu Kecerdasan!
Chapt. 76 : Kemarahan yang Meluap
Chapt. 77 : Kenyamanan Istimewa
Chapt. 78 : Identitas Segera Terbongkar
Chapt. 79 : Bagaimana Bisa Menjadi Dia?
Chapt. 80 : Min Yoongi Mencari Kim Taehyung
Chapt. 81 : Joongin, Kemari dan Selamatkan Aku!
Chapt. 82 : Kebenaran Perasaan Jungkook
Chapt. 83 : Badai Hebat yang Menyapu Jantung
Chapt. 84 : Menyerang dengan Pengakuan Gila!
Chapt. 85 : Panggil Aku Hyung!
Chapt. 86 : Lelucon Surat Cinta
Chapt. 87 : Memperlihatkan Kenakalan
Chapt. 88 : Benar-Benar Tidak Bisa Mengeluarkannya!
Chapt. 89 : Didiagnosis Penyakit Melalui Pemeriksaan Fisik
Chapt. 90 : Malam Penuh Gairah
Chapt. 91 : Tertawa Sepanjang Jalan
Chapt. 92 : Membeli Furniture
Chapt. 93 : Perasaan Berkembang di Tengah Hujan
Chapt. 94 : Dua Setan Kecil Menghasilkan Uang
Chapt. 95 : Kecemburuan yang Berlebihan
Chapt. 96 : Kau Tahu Apa yang Aku Mau
Chapt. 97 : Akhirnya Memberi Tanggapan
Chapt. 98 : Pelakunya Ditemukan
Chapt. 99 : Seorang Pembuat Masalah
Chapt. 100 : Pengakuan dari Sepupu
Chapt. 101 : Tengah Malam di Tempat Pribadi
Chapt. 102 : Apa Kau Bodoh?
Chapt. 103 : Dipermalukan Pria Lain
Chapt. 104 : Tidak Tahu Malu
Chapt. 105 : Berurusan dengan Scumbag
Chapt. 106 : Dia Melakukannya!
Chapt. 107 : Ayah Menikah!
Chapt. 108 : Papa Kim Menikah
Chapt. 109 : Jungkook Melindungi Hidup Istrinya!
Chapt. 110 : Hanya Karena itu Dia
Chapt. 111 : Jangan Mengganggu Kami!
Chapt. 112 : Fondasi Baru Mereka
Chapt. 113 : Malam Damai
Chapt. 114 : Panggilan yang Mengganggu
Chapt. 115 : Interogasi Larut Malam
Chapt. 116 : Tuan Muda Gila
Chapt. 117 : Perilaku Tuan Muda
Chapt. 118 : Sebuah Pertentangan yang Berlaku
Chapt. 119 : Penderitaan Tengah Malam
Chapt. 120 : Masalah Kali Ini
Chapt. 121 : Kau Tidak Bisa Mengalahkanku
Chapt. 122 : Pada Akhirnya, Terlalu Terlambat
Chapt. 123 : Biarkan Semuanya Tenang
Chapt. 124 : Rapat Aksidental di Jalan
Chapt. 125 : Mulai Memahami Cinta
Chapt. 126 : Hampir di Akhir Ikatan
Chapt. 127 : Membuatmu Kalah dalam Semua Harapan
Chapt. 128 : Aku Akui, Aku Bersalah
Chapt. 129 : Lebih Baik Menghadapinya Daripada Menghindarinya
Chapt. 130 : Jangan Terlalu Kejam
Chapt. 131 : Mengeluarkan Kata-Kata Kejam
Chapt. 132 : Anak yang Baik Akan Tetap Baik
Chapt. 133 : Pertama Kali Tidur Nyenyak
Chapt. 134 : Tidur yang Lama
Chapt. 135 : Di Pangkalan Militer Bersama Jungkook
Chapt. 136 : Taehyung Berhasil
Chapt. 137 : Kau Layak Mendapatkannya
Chapt. 138 : Jendral Datang untuk Memberi Salam
Chapt. 139 : Krisan Emas
Chapt. 140 : Seseorang Berkulit Tebal
Chapt. 141 : Konsekuensi Dari Tindakanmu
Chapt. 142 : Tindakan Tidak Tahu Malu Taehyung
Chapt. 143 : Segera Diperlihatkan
Chapt. 144 : Serigala Besar Kepanasan
Chapt. 145 : Saat yang Luar Biasa untuk Disaksikan
Chapt. 146 : Misi Mulia Telah Dicapai
Chapt. 147 : Langkah Lebih Lanjut Memahamimu
Chapt. 148 : Semua Kebenaranku
Chapt. 149 : Mencari Solusi
Chapt. 150 : Laki-Laki Cerewet
Chapt. 151 : Menemukan Petunjuk Berharga
Chapt. 152 : Berbagai Hal Mulai Terbentuk
Chapt. 153 : Jungkook, Peluk Aku
Chapt. 154 : Munculnya Kebenaran
Chapt. 155 : Neraka Dalam Hati Terlepas
Chapt. 156 : Membakar dengan Kemarahan
Chapt. 157 : Saudara yang Sangat Manis
Chapt. 158 : Aku Membuatmu Kehilangan Wajah
Chapt. 159 : Jenderal dari Keluarga Park
Chapt. 160 : Kecelakaan yang Benar-Benar Besar dan Tidak Terduga
Chapt. 161 : Bagaimana Aku Tidak Baik?
Chapt. 162 : Hadiah Selamat yang Lezat
Chapt. 163 : Mendapatkan Pasangan Bersama
Chapt. 164 : Pemanasan sebelum Perlombaan
Chapt. 165 : Kekerasan Domestik
Chapt. 166 : Kekuatan yang Kuat dari Kaki Jimin
Chapt. 167 : Turun untuk Mengarahkan
Chapt. 168 : Dia Akan Kembali
Chapt. 169 : Jangan Biarkan Siapa Pun!
Chapt. 170 : Satu Malam Tanpa Tidur
Chapt. 171 : Akhirnya Melakukan Panggilan
Chapt. 172 : Keahlian Antar Saudara
Chapt. 173 : Perisapan Sebelum Pergi
Chapt. 174 : Suami Istri Bersatu Kembali
Chapt. 175 : Aku Hanya Ingin Menyentuhmu dan Merasakan Manis Terus-Menerus
Chapt. 176 : Suara Hubungan Mereka
Chapt. 177 : Hujan Badai yang Datang Bersama Angin Kencang
Chapt. 178 : Dua Kata Besar Darimu untuk Menghidupkannya Kembali
Chapt. 179 : Terjebak dalam Keadaan!
Chapt. 180 : Diskusi Formal Ayah dan Anak
Chapt. 181 : Proses Mencuci Otak di Mulai
Chapt. 182 : Keberhasilan Tikus yang Penuh Semangat
Chapt. 183 : Serangan Mendadak
Chapt. 184 : Berita Baik
Chapt. 185 : Betapa Hebatnya Kebaikan Seorang Ayah
Chapt. 186 : Terowongan Ditemukan
Chapt. 187 : Cara Membuat Seseorang Benar-Benar Khawatir
Chapt. 188 : Menantang Dua Pasukan
Chapt. 189 : Taehyung Pergi Mencari Sehun
Chapt. 190 : Jungkook Berhasil Melarikan Diri
Chapt. 191 : Perjalanan Cinta
Chapt. 192 : Mencari Tempat untuk Tinggal
Chapt. 193 : Penduduk Kota Tanpa Pamrih
Chapt. 194 : Jiyoon Tiba-Tiba Bertobat
Chapt. 195 : Penyerangan Kejutan di Jalan
Chapt. 196 : Kebijakan Internal Dua Anak Muda
Chapt. 197 : Musuh Telah Dicuri
Chapt. 198 : Tuan Jeon Menyelesaikan Situasi
Chapt. 199 : Senda Gurau Pasangan Pengantin Muda
Chapt. 200 : Fantasi Liar Jungkook

Chapt. 54 : Hanya Ingin Bersamamu

706 81 0
By RaAurora

Pada jam sebelas malam, Kim Heechul telah selesai mandi. Di pundaknya ditempatkan kain lap; air menetes ke kamar Taehyung saat dia masuk.

"Sebelum tidur, jangan lupa mengunci pintu halaman."

Taehyung mengangguk, matanya tertuju pada layar komputernya.

Saat Heechul kembali ke kamarnya, tangan Taehyung dengan keras menabrak keyboard, menatapnya debgan marah. Sialan! Dia tidak tahu apa yang salah dengannya hari ini. Ketika dia bermain video game dia akan berakhir mati atau diblokir, sungguh merepotkan! Taehyung berdiri dan menyingkirkan kursi dengan kakinya, keluar untuk berjalan beberapa saat.

Bulan itu indah, bundar dan cerah, tetapi ketika Taehyung melihatnya, dia merasa ingin meludahinya.

Kenapa hari itu bulan harus bundar?

Pintu utama masih terbuka, jadi Taehyung mengambil kunci tua berkarat yang terasa dingin dan perasaan itu membuatnya menggigil.

Saat dia menutup pintu, pintu itu didorong terbuka oleh kekuatan yang luar biasa.

"Jangan mengunci pintu."

Wajah seseorang tiba-tiba muncul di pintu, menyebabkan Taehyung membeku di tempat.

Jungkook muncul entah dari mana dengan wajah yang lusuh dan lelah. Saat dia melihat Taehyung, dia tidak mengatakan apapun dan habya memeluk Taehyung dengan cepat.

Taehyung bisa mengetahui dari bau yang tercium dari tubuh Jungkook, bahwa dia telah bergegas sepanjang hari. Jantungnya berdetak kencang dan cepat, menyebabkan detak jantung Taehyung menjadi sedikit tidak stabil.

Ketika memegang Taehyung, Jungkook merasa seolah hatinya semakin penuh. Setelah memberikan penghormatan kepada makam ibunya, perasaannya sangat kacau, dan dia hampir melompat ke sungai dengan frustrasi. Dia telah melakukan perjalanan untuk kembali kepada Tsehyung, dan dia sangat takut bahwa pintu sudah dikunci, takut bahwa dia tidak akan bisa melihat Taehyung lagi. Pada saat ini, hanya ada tempat ini dan orang ini yang bisa mengobatinya dan melupakan kesepiannya.

Setelah terdiam cukup lama, Taehyung akhirnya berbicara. "Kau idiot, aku pikir kau sudah mati!"

Jungkook menghela nafas panjang. "Mendengar perkataanmu melecehkanku, terdengar sangat hebat."

Hati Taehyung berkonflik, bagaimana dia bisa melepaskan Jungkook dengan mudah? Melihatnya memeluknya dengan erat, tanpa melepaskan tubuhnya, Taehyung dengan keras memukul tulang rusuknya. Dan akhirnya berhasil mendorong Jungkook sedikit.

"Menjauhlah dariku! Jangan bermain-main di luar lalu datang untuk mengganggu tidur cantik orang-orang!"

Jungkook merasa hatinya sakit hingga dia tidak bisa bernafas. Melihat bahwa Taehyung akan menutup pintu, dia dengan sembarangan menyelipkan dirinya di antara dua panel pintu. Mata hitamnya dengan paksa menatap Taehyung. "Aku tidak akan pergi kemana-mana malam ini, biarkan aku menginap di sini."

"Kau akan menghabiskan malam di sini?" Taehyung mendengus dengan dingin, "Jika kau membayarku, aku bisa mempertimbangkan untuk membiarkanmu tidur di kandang babi."

Jungkook segera terbawa ke dalam tawa, satu tangan berpegangan pada bagian dalam pintu, yang lain membelai belakang kepala Taehyung, dan dengan menggunakan nada menenangkan seolah-olah dia tengah berbicara dengan seorang anak, "Oke, oke, jangan marah. Bukankah cukup bahwa aku mengakui kesalahanku? Aku seharusnya tidak pergi tanpa memberitahumu apa-apa dan membiarkanmu mengkhawatirkanku sampai kau menunggu sampai larut malam."

Taehyung dengan keras menjauhkan tangan Jungkook, begitu berapi-api hingga dia bahkan menarik dua helai rambutnya sendiri. "Jangan terlalu menyebalkan, oke? Siapa yang sedang menunggumu?!"

"Lalu kenapa kau belum mengunci pintunya? Aku ingat dua hari terakhir ketika aku di sini, kau selalu mengunci pintu pada jam sembilan tepat."

Kemarahan Taehyung sudah sampai titik puncak. Dia bahkan sudah berniat mengangkat kakinya untuk menyerang, tapi Jungkook tidak mempedulikannya dan berjalan ke arahnya, memeluknya lebih erat. Sabgat erat hingga tidak menyisakan satu inci pun ruang di antara mereka.

"Tae, jangan membuat keributan besar, oke? Aku baru saja datang dari makam ibuku. Aku merasa sangat kacau. Bisakah kau mentolerirku untuk sementara waktu?"

Tubuh Taehyung terjepit erat bersama Jungkook. Mendengar bisikan lembutnya, dia akhirnya perlahan-lahan menjadi tenang.

Ketika mereka memasuki rumah, Jungkook menyimpan kotak di atas meja.

"Aku membeli kue bulan ini untukmu."

Meskipun Taehyung telah membiarkan Jungkook masuk, ekspresi wajahnya masih sedingin kulkas. "Makanlah sendiri."

Jungkook membuka penutup kotak itu, dan dengan membujuk berkata, "Aku khusus mendapatkan ini untukmu. Kau benar-benar tidak mau mencobanya?"

"Kau bisa memberikannya kepada siapa pun yang kau inginkan, tetapi ketika aku mengatakan aku tidak ingin memakannya berarti aku tidak ..." Taehyung menoleh dan terpesona oleh pemandangan kue bulan besar di depannya. Itu sebesar pizza!

Di atasnya tertulis empat kata besar "telur dan pasta teratai". Kue bulan telah diisi sampai penuh dan diwarnai dengan menarik. Bahkan ada aroma manis yang keluar dari keraknya.

"Aku harus pergi ke banyak toko sebelum aku menemukan satu yang sesuai dengan permintaanku. Jangan memandang rendah kue bulan besar ini, ini sangat sulit membuatnya! Sebuah kue bulan dengan empat kuning telur sudah sangat sulit untuk dimakan. Membuat, dan menemukan cetakan yang sesuai juga merupakan masalah besar. Kesulitan yang mendasar adalah bahwa kuning telur tidak akan menempel dan akan terpisah dengan mudah. ​​Kue bulan yang saya pesan ini memiliki total 12 kuning telur, dijamin akan mengisi perutmu dengan baik."

Jungkook berbicara dengan gembira, dan membiarkan Taehyung merasakan jantungnya berdetak kencang.

"Apakah kau idiot? Kenapa kau tidak membeli beberapa kue bulan saja? Kenapa kau harus membuang banyak energi untuk mendapatkan yang sebesar itu?"

"Ini berbeda," kata Jungkook, ekspresi wajahnya seolah ingin tersenyum tetapi tidak berani. "Kita berdua memiliki selera makan yang besar, dan aku ingin makan kue bulan bersamamu. Jadi ini adalah pilihan terbaik."

Taehyung sedikit mengejek kata-katanya, matanya sama tajamnya dengan ujung garpu, tapi dia sudah menerima potongan kue bulan dari Jungkook yang telah dipotong untuknya. Beruntung Jungkook memahaminya dengan baik, dan tidak menunggunya berbicara sebelum menusukkan sepotong di garpunya dan memberi isyarat kepada Taehyung untuk memakannya.

Taehyung ragu sejenak, tapi masih membuka mulutnya.

Kunyahan pertama terasa ringan dan lembut, dengan rasa tajam, mengobati perasaannya dua hari terakhir.

.

.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

1.6M 107K 53
"Seharusnya aku mati di tangannya, bukan terjerat dengannya." Nasib seorang gadis yang jiwanya berpindah ke tubuh seorang tokoh figuran di novel, ter...
133K 11.7K 47
Cerita fanfic ini akan fokus kepada kehidupan Hong Haein dan Baek Hyun Woo sebelum mereka menikah kembali, ketika menikah, dan setelah mereka menikah...
84.2K 5.8K 18
Laksita Hana Bahira adalah seorang Perempuan yang terpaksa menyewakan Rahimnya pada seorang Laki-laki karena satu masalah yang sedang membebaninya. N...
198K 14.3K 83
Tiga pasang remaja yang di takdirkan menemukan bayi yang di takdirkan mengurus ke empat bayi karna suatu insiden dulunya bayi bayi itu di tempatkan...