TUBEROSE [KaiSoo ff On Going...

By Rosiebear01

17.4K 1.8K 245

[KaiSoo mpreg!] Some chapter private 😊 Follow your passion. follow your satisfaction. You get danger! Cinta... More

TUBEROSE (Chapter 01) Present by RoséBear
Tuberose (chapter 2) present by Rosébear
Tuberose (chapter 3)Present by RoséBear
Tuberose (Chapter 04) present by Rosébear
TUBEROSE [chapter 5] present by Rosébear
Tuberose (Chapter 6) present by Rosébear
Tuberose (chapter 8 END)Present by RoséBear

Tuberose (chapter 7) present by Rosébear

1.5K 202 43
By Rosiebear01

Tuberose 07 [KaiSoo ff]

Present by RoséBear

Warning: Everything include in the rating applies to the level of language, adult content, sexual situation in this story, Mpreg!

Disclaimer : Just a fanfiction!

Summary: Follow your passion, follow your satisfaction. You get danger!

Created: 171229

Di bawah bulan yang sedang bersinar. Sang malam telah menyaksikan, bagaimana semua kehampaan menjadi sebuah ketakutan.

Ia berdiri dengan semua keinginan. Menemukan jingga di dalam senja.

Lelaki itu... ya pemuda dengan rambut jingga yang sedang menarik kedua lututnya, mengurung pandangan dalam kehampaan. Melewatkan formasi bintang di langit yang bisa dia saksikan melalui cela atap bangunan.

"Kyungsoo..."

Panggilan lirih dari Kai menyadarkan pemuda itu. Pelan kepalanya menoleh dan dalam satu gerakan dia beranjak.

"K-Kai?"

Ketika dia sangat ingin memeluk sosok yang baru saja muncul dalam pandangan. Sesuatu yang sudah ditunggunya dengan melewati malam-malam panjang.

"Sssttt. Sekarang kau boleh menangis."

Matanya memang tidak pernah mengalirkan air mata sejak berada di ruang sempit ini. Meski terhalang silangan kayu yang begitu kokoh memenjarakan keberadaan Kyungsoo.

'Dua hari lagi adalah pertempuran besar. Seseorang harus dikorbankan, dan seperti yang kita tahu Kaisar bahkan tidak memiliki anak perempuan. Dia mengubah rencananya untuk menyingkirkan Kyungsoo. Kupikir sejak dia menyadari keistimewaan Kyungsoo, menghancurkan tempat asal ratu dan menjadikan keluarga kecilnya hidup bahagia. Dia benar-benar mengerikan menggunakan alasan mencari kehormatan dewa perang.'

'Kaisar tidak bisa mendapatkan apa yang dia inginkan. Ratu tidak akan pernah mengandung anaknya. Sejak kecil dia sudah disterilkan.'

'Apa maksud tuan?'

'Saat kecil ratu pernah datang ke negara ini, kakeknya yang merupakan raja pada masa itu mengatakan jika dia ingin salah satu cucu perempuannya tidak bisa mengandung untuk menjadi pengajar agama dan Byun Baekhyun terpilih.'

'Aku tidak mengerti bagaimana para orang tua itu berpikir. Kupikir anak adalah kebahagiaan untuk seseorang terutama wanita.'

Kai mengingat dengan jelas alasan kenapa kemudian dia menemukan Kyungsoo berada di penjara yang mengurungnya seorang diri. Pemuda mungil itu tampak sangat kurus dalam hitungan hari.

"Hiks..."

Isakannya semakin bertambah saat Kai memaksa kedua tangannya melewati sela kayu dan memeluk Kyungsoo erat.

"Maafkan aku karena begitu lama menemukanmu."

Dia berbisik pelan di sela-sela pucuk kepala Kyungsoo.

"Maafkan aku."

Bisikannya seperti alunan melodi nan lembut yang mengurangi isakan Kyungsoo.

'Jika Kaisar sadar ratu tidak akan pernah mengandung. Sesuatu yang sangat buruk pasti tetap akan terjadi. Hanya saja kita dalam situasi yang berbeda.'

Tarikan Kai semakin kuat. Dia benar-benar tidak ingin kehilangan pemuda ini. Setiap kata yang berlalu lalang sebagai alarm kesadaran telah membangkitkan tekad pemuda ini

"Aku pasti akan mengeluarkanmu dari sini."

Dia berbisik sekali lagi.

Dalam situasi seperti ini, Kai putuskan membawa Kyungsoo pada batas dinding terakhir tempat penahanannya.

Setiap langkah yang mereka buat, menjadikan bulan sebagai saksinya. Pandangan pemuda tan itu tidak sekalipun melepaskan keberadaan pujaan hatinya.

'Kau harus memberitahu Kyungsoo. Dia akan diselamatkan besok. Tepat ketika ia berada di altar pengorbanan.'

'Di bawah langit gua yang terbuka, air akan turun membasahi Kyungsoo. Saat itu jangan sampai dia menangis agar upacara pengorbanan tidak berlangsung segera. Namun pastikan dia jika sebelum mereka memaksanya menangis, kita akan membawanya menjauh dari altar, itu satu-satunya cara mendapatkan Kyungsoo dan menyelamatkan semua tahanan pribadi Kaisar.'

'Kenapa tidak menyelamatkannya malam ini? Kyungsoo adalah prioritasku.'

'Kita tidak bisa menyelamatkannya hingga upacara besok. Semua rencana akan gagal jika Kaisar tahu terlalu cepat. Kita tidak memiliki bantuan pertahanan hingga besok, aku sangat berharap kita mendapatkan bantuan tepat waktu.'

Kai benar-benar menyampaikan pesan senator Do kepada Kyungsoo. Genggaman tangan pemuda mungil itu semakin mengerat pada tautan jemarinya bersama Kai. Tentu saja karena dia sangat ketakutan.

"Kau percaya padaku Kyungsoo?"

Mereka hanya duduk bersender, menghapus jarak walau tidak sepenuhnya sebab jeruji kayu ini telah menjadi penjara untuk Kyungsoo hingga besok.

Pemuda mungil itu menjatuhkan kepalanya ke kiri di mana pundak Kai berada. Ia mendongak dan berusaha tersenyum. Ahhh, terlalu kuat untuk seseorang yang memiliki dua pilihan buruk. Kai menyusupkan tangannya yang bebas, mengelus pipi Kyungsoo yang tampak tirus.

"Aku sangat percaya padamu."

Mereka hening beberapa saat.

"Kai~"

Ia panggil pemuda itu dengan suara yang lembut.

"Terima kasih banyak. Jika kita sudah keluar dari sini, aku ingin tinggal di tempat yang tenang, di bawah kaki gunung atau di dekat sungai. Keduanya bukanlah pilihan yang buruk. Kita bisa memiliki ladang yang luas. Menanam banyak tanaman obat untuk membantu pejalan yang lewat. Aku sangat ingin tinggal bersamamu."

Harapan kecil Kyungsoo dibalas anggukan oleh pemuda itu. Tentu saja dia juga sangat ingin.

Malam itu dia mengakhiri pertemuan dengan ciuman yang panjang. Meluapkan segala kerinduan dan rasa cintanya sebelum melangkah pergi.

Pada waktu yang hampir bersamaan, ada upaya pembebasan yang di lakukan oleh para tahanan pribadi Kaisar. Mantan bangsawan yang masih memiliki harapan hidup namun dikubur dalam batasan tembok melingkar dengan segala tuduhan penghianatan. Satu persatu dari mereka melintasi jalur yang telah dibuat, keluar dari istana di saat orang-orang menyiapkan acara besar besok pagi.

Sementara di kediaman Kaisar, pria tinggi itu terkejut mendapati wanita yang paling dicintainya tidak menyadari kedatangannya beberapa saat lalu. Bahkan ketika dia telah berada satu langkah di belakang ratu yang duduk menghadap cermin menampilkan keberadaan dirinya.

Sesuatu telah menjadi kabut tebal di dalam pikiran ratu. Ia benar-benar tertelan dalam pikirannya. Bahkan ketika Chanyeol membawa tubuhnya condong ke depan, memperhatikan wajah Baekhyun dalam jarak yang sangat pendek.

Gesekan wajah Chanyeol pada pipi kanan Baekhyun semakin mendekati ujung dan dia menemukan bibir tipis sang ratu tidak tertutup sempurna.

Memaksa tubuh yang jauh lebih pendek itu untuk sedikit berbalik. Menciumnya penuh perasaan yang begitu mendalam.

"Hmphhhhh."

Jika dia menjadi licik, itu karena cinta telah membuatnya sangat nekat.

Perilaku ekstrem Chanyeol dalam memperlakukan baekhyun kerap terjadi. Dia bahkan duduk di sebelah Baekhyun dan dalam satu gerakan mengangkat tubuh wanita itu untuk naik ke pangkuan tanpa melepaskan ciuman mereka.

Kekuatan tekadnya luar biasa untuk mempertahankan Baekhyun, tidak memberi pembatas untuk dirinya sendiri.

"Dengar, aku hanya ingin kau memikirkanku dan calon janin di sini."

Itu adalah sikap tegas Chanyeol yang secara terus menerus dia ucapkan kepada Baekhyun. Tapi nyatanya, ratu itu telah mengetahui rencana Kaisar.

Pertemuan Baekhyun dengan Kai beberapa saat lalu, ketika tiba-tiba dia menemukan Kai di kediaman Kaisar. Pemuda itu memberitahunya tentang satu hal.

'Aku tidak sedang mengujimu, kami sedang berjuang menghadapi kesusahan untuk menyelamatkan orang-orang yang kami sayangi. Saat ini hanya Maldonfy yang tidak mengalami masalah dalam hasil pertanian, Kaisar mengatakan pada para petinggi jika dia akan menyerang negaramu dan membuktikan kau adalah milik negeri ini. Sebagai balasan, selir Do akan dikorbankan dalam upacara besok sebelum perang.'

Pesan yang Kai sampaikan memiliki implikasi yang jelas, sebuah negara akan mati bersamaan dengan impian orang-orang di dalamnya.

Pesan itu benar-benar mempengaruhi pikiran Baekhyun. Dia bahkan tidak tahu harus bagaimana ketika Chanyeol yang kini di hadapannya memutuskan membawa tubuh keduanya ke atas ranjang.

~ RoséBear~

Sepertiga malam ketika para panglima yang baik berkeliling untuk memeriksa kondisi balatentara mereka sebelum sebuah pertempuran besar terjadi.

Ketika alam semesta begitu damai dengan kegelapan dan sedikit cahaya karena bintang-bintang itu perlahan kehilangan cahayanya.

Kim Jongin

Pemuda itu berdandan untuk sebuah usaha penyelamatan, mempertimbangkan seragam dan kamuflase yang dihasilkan Sehun serta senator Do. Dia tidak sendirian, bersama beberapa orang yang sangat siap melarikan diri untuk membentuk kelompok baru dan kehidupan yang lebih baik. Jauh dari negeri ini, jauh dari sebuah keserakahan. Tidak untuk unjuk kekayaan dan gengsi.

Sepatu yang terbuat dari kulit rusa kutub dengan menjahit bagian kaliman yang membentang sepanjang bagian atas sepatu menuju ujung jari kaki. Ia memberi ikatan pada celana gembrong yang digunakannya, membungkus tubuhnya dengan mantel persegi yang ditahan menggunakan peniti.

Tubuh Kai yang lebih tinggi memaksa senator Do untuk menaiki kayu guna memakaikan tudung dari lipatan mantel yang dikenakan pria ini.

"Saat aku melihat anakku bersamamu, aku tahu Kyungsoo menemukan kehidupan yang lebih baik."

Pria itu bicara pelan. Dia selesai membantu Kai bersiap.

"Akan Kupastikan dia keluar dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik."

Senyuman yang dia tunjukkan membuat orang-orang yakin dengan rencana mereka hari ini.

Matahari mulai naik, cuaca terlihat sangat baik.

Hanya saja, tidak ada yang tahu secara pasti.

Kai berjalan keluar dari perpustakaan pohon. Langkahnya terhenti dan pria itu mengangkat tangan. Tubuhnya merasakan hempasan angin yang cukup kencang. Napas beratnya meluncur begitu saja, Kai kembali ke dalam. Bertemu dengan Sehun dan memberikan sesuatu kepada pria itu.

"Aku ingin kau memiliki ini."

Sebuah lembaran kulit sapi yang begitu tipis. Terdapat tarikan garis-garis yang dibuat dengan arang.

Pemuda berkulit putih itu juga telah siap dengan penggambaran seseorang yang akan melarikan diri dalam sebuah kelompok. Tujuan Sehun kembali ke negeri ini adalah untuk membantu senator Do, dia juga menemukan beberapa tempat yang bisa memecah keberadaan mereka nantinya.

Tapi apa yang Kai berikan serta sebuah petunjuk membuat Sehun sedikit menegang. Sepertinya dia benar-benar harus siap bertindak.

~ RoséBear~

Ketika sebuah negeri menunjukkan niat berperang, sebuah formasi rapat digunakan.

Perang hanya akan membuat mereka berkorban, bahkan perisai sekuat apapun tidak bisa melindungi mereka. Meninggalkan negeri itu juga bukanlah sebuah pilihan yang tepat.

Orang-orang Maldonfy dari tanah hijau itu mengeluarkan semua pedang, kapak, tombak dan busur yang mereka miliki. Dalam satu perjalanan mereka bergabung bersama prajurit yang telah lama meninggalkan negeri agar bisa membawa kembali putri raja mereka.

Sementara fajar menyingsing, matahari bersiap. Mereka telah membagi kelompok-kelompok beranggotakan tujuh orang.

Beberapa orang berpura-pura mati agar bisa keluar dari negeri dengan sebuah kelompok yang akan memakamkan almarhum. Disaat negeri tidak terlalu aktif karena orang-orang berfokus pada upacara sebelum perang besar.

Di kediaman Kaisar, pemilik kekuasaan tertinggi saat ini tengah bersiap diri tanpa menyadari beberapa hal telah terjadi. Dia juga bukanlah pria yang mau menunggu, ketidaksabarannya membawa langkah menemui ratu. Menemukan wanita itu menghadap cermin hias.

"Kau sudah sangat cantik sayang. Setelah ini, semua orang di negeriku akan mencintaimu sebagaimana aku mencintaimu."

Suaranya mengalun lembut tepat di telinga Baekhyun.

Chanyeol tersenyum. Mengulurkan tangannya agar Baekhyun segera bangkit.

"Kau memiliki kotak perhiasan baru?"

Pandangan Chanyeol menatap apa yang di bawa Baekhyun. seketika wajah wanita itu menegang namun dia segera mengangguk pelan.

"Ko-kotak wewangian. Aku boleh membawanya?"

Tanpa memeriksa, pria itu menyetujui begitu saja. Membuat Baekhyun bernapas lega. Ini adalah pemberian Kai saat mereka bertemu tadi malam. Kai ingin agar Baekhyun memilikinya.

Suasana di luar cukup ramai, orang-orang berhenti bekerja dan berhenti melakukan kegiatan. Mereka terfokus pada upacara sakral ini. Kapan terakhir hal seperti ini di lakukan? Rasanya telah puluhan tahun yang lalu sejak mereka benar-benar menjadi negeri yang besar dan ditakuti banyak negeri sekitar.

Jika semua berjalan dengan baik, maka Chanyeol akan menulis namanya dalam sejarah kebesaran negeri ini. Tidak ada yang mampu memperluas kekuasaan setelah kakeknya. Ayahnya bahkan tidak mampu berburu menggunakan busur dengan baik.

Upacara itu di lakukan di tengah-tengah negeri, tepat pada balai kekaisaran. Saat di mana Kaisar dan ratu duduk dengan beberapa senator serta pejabat negara lain di belakangnya. Tanpa Chanyeol sadari jika seorang senator tidak berada di tempatnya.

Lelaki itu maju untuk menyerahkan simbol keagungan. Ia tersenyum saat pemuda bertubuh mungil itu di seret menghadapnya. Memberi simbol pada dahi Kyungsoo sebelum berdiri di tengah-tengah.

Saat Kyungsoo dibawa keluar, beberapa orang yang belum mengetahui rencana Chanyeol benar-benar terkejut. Apalagi mereka mengenal siapa Kyungsoo.

Di bawah terik matahari yang begitu menyengat, dia memberitahu siapa Kyungsoo, memberitahu keistimewaan Kyungsoo yang kemudian ia katakan sebagai kemalangan untuk negeri. Juga memberi tahu tentang negara yang akan mereka serang. Tidak hanya itu, Chanyeol bahkan mengatakan jika seorang putra mahkota akan segera lahir dari ratu yang dia cintai. Pria itu terlalu banyak berharap. Terlalu banyak bualan yang dia umbar.

Namun sorak sorai warga yang memang dibutakan pada kekuasaan atas perang terdengar membahana selama prosesi pidato itu terjadi. Chanyeol berhasil membakar semangat mereka tentang perang hingga melupakan tentang putra tunggal seorang senator.

Semua orang yang menghadiri upacara itu memberi penghormatan pada Baekhyun karena pidato Chanyeol barusan tentang seorang anak yang akan lahir di kediaman kaisar. Namun wanita itu tidak bisa berbuat apa-apa. Dia terlalu shock dengan pengakuan Chanyeol tentang negara yang akan mereka serang besok, tepat seperti apa yang Kai katakan.

Pria itu berjalan mendekat kembali pada Baekhyun, sedikit condong untuk berbisik pelan.

"Aku sudah memberikan kepercayaan rakyatku untukmu."

Posisi Baekhyun tidak terlalu bagus, kedua tangannya mencengkram sisi-sisi pada kursi agar bisa bertahan. Napas wanita itu terasa sesak. Jika mereka semua tahu bahwa dia tidak akan pernah melahirkan seorang anak apalagi putra mahkota. Mungkin dialah yang akan berada di posisi Kyungsoo saat ini.

Ahh pemuda mungil itu.

Setiap langkah yang dia buat di antara sorak sorai mereka yang hadir. Hanya kepercayaan tentang Kai akan menyelamatkannya yang membuat Kyungsoo masih bertahan. Dia dibawa sedikit menjauh dari warga, menuju jembatan kayu yang terhubung dengan goa kecil ditengah-tengah negeri, pusat meteor pernah jatuh puluhan juta tahun lalu. Satu-satunya tempat yang dianggap sangat baik oleh penduduk. Bagian utara Goa terhubung langsung dengan paya-paya daerah luas lahan yang tidak pernah digunakan karena dianggap terlarang. Satu-satunya jalan memasuki goa ini adalah jembatan itu, kini diangkat dan di tarik terpisah oleh parit yang digenangi lumpur putih. Tidak ada jalan melarikan diri selain bagian utara goa.

Sementara langkahnya semakin mendekati pusat dari negeri...

DUSHHHHHHHH

Dari kejauhan, suatu benda terbang ke langit, menarik perhatian semua orang karena perasaan bingung. Begitu pun dengan Kaisar dan ratu.

BOMM!

Benda itu meledak di langit, mengeluarkan cahaya perak diikuti asap tebal yang mengelilingi bagian goa, inti dari negeri ini.

"Apa yang sedang kalian lakukan!? Pergi ke sana dan tarik selir Do keluar."

Detik itu teriakan Kaisar membuat beberapa prajurit mengangkat tombak. Mereka berlari, sayangnya langkah menjadi sulit karena lumpur putih itu menenggelamkan prajurit hingga sedada.

Orang-orang yang berada di upacara itu mulai panik, berpikir mereka salah menyerahkan selir Do, mereka telah melakukan kesalahan. Menganggap ledakan itu barusan sebagai bentuk kemarahan dewa.

Ketika situasi menjadi tidak terkendali, memasuki goa yang kehilangan cahaya karena obor penjaga tiba-tiba mati akibat angin kencang yang terlalu tiba-tiba.

Selalu ada bahaya dalam setiap tindakan, bahkan untuk mengambil miliknya.

"Arghhh!"

Bahkan dalam kegelapan itu, suara teriakan kesakitan dari seorang prajurit semakin membuat keadaan tidak terkendali. Kelima orang lain bersiap siaga. Mereka melepaskan Kyungsoo membuat pria mungil itu berada di tengah-tengah bagaimanapun mereka masih harus mempersembahakan sang selir Kaisar.

"Arghhh!"

Suara hunusan pedang disusul oleh pekikan sakit menguasai seisi Goa.

Ketika utusan yang membawa selir mencoba mengayunkan pedang mereka tidak bisa menyentuh siapa yang telah menyerang. Suara pedang tertahan oleh perisai hoplite besar. Disusul kembali dengan hunusan pedang meninggalkan Kyungsoo sendirian.

"K-kai?"

Detik itu Kyungsoo bersuara.

Panggilannya di jawab oleh sebuah pelukan yang begitu erat. Membawa tubuhnya tidak memijak tanah.

"Kita harus cepat melintasi paya-paya itu sebelum prajurit Kaisar mengelilingi bagian utara goa."

Suara beratnya dengan jelas menunjukkan kepercayaan diri yang kuat, melewati jalur sempit yang rendah di bagian Goa, menemukan cahaya di luar sana.

Kai menengadah.

"Sebenarnya apa yang akan terjadi? Kenapa menjadi hangat?"

Ia bergumam pelan saat memperhatikan awan kelam bergerak cepat seiring angin kencang yang terus menerpa mereka.

Dari tempat mereka berdiri. Kai bisa melihat beberapa prajurit berusaha melewati Lumpur putih dan beberapa lainnya memgambil jalan memutar.

Sangat jauh di sana Kaisar masih berdiri dengan ekspresi sangat marah. Chanyeol mungkin tertipu, mengira Kai maupun senator Do tidak menyadari rencananya mengorbankan Kyungsoo.

Jaraknya dengan Kaisar hanya beberapa ratus meter saja, namun di pisah oleh parit berlumpur.

Pemuda itu bergegas membawa Kyungsoo melarikan diri. Suasana menjadi berantakan, orang-orang itu panik dan menyalahkan keberadaan ratu serta keputusan Kaisar.

Sikap marah Chanyeol muncul saat mendengar teriakan orang-orang agar Kaisar menghukum ratu. Orang-orang yang berteriak itu, mereka tidak melihat keberadaan Kyungsoo yang semakin menjauh bersama Kai karena posisi rendah mereka.

Boleh jadi jarak membuat Chanyeol kesulitan. Ia memerintahkan pemanah untuk menyerang mereka.

Namun kedua pemuda itu berusaha menghindar sejauh mungkin.

Tidak sekalipun Kai melepaskan pegangan tangannya pada Kyungsoo. Ia meminta pemuda mungil itu untuk bertahan.

Ada alasan lain kenapa Kai harus membawa Kyungsoo sesegera mungkin namun tidak bisa begitu cepat.

Karena Baekhyun mengatakan jika Kyungsoo sedang hamil dan dia dibuat percaya bahwa anak yang di kandung Kyungsoo adalah anaknya.

"Arghh!"

"KAI!"

Pekikan Kyungsoo bersamaan dengan tersungkurnya pemuda itu ke dalam paya. Rerumputan yang mengalami kesulitan tumbuh di rawa dangkal itu tidak mampu menopang tubuh Kai.

"Ahhh." Desahannya keluar karena mencabut anak panah di betisnya.

Membawa pandangan Kai pada sosok yang jauh di sana. Di mana Kyungsoo mengikuti pandangan Kai, menemukan Chanyeol berdiri dengan busur panah.

Pria itu, dia yang telah melesatkan anak panah mengenai bagian kaki Kai.

"Kai! Kumohon bertahanlah."

Jika sebelumnya Kai selalu bergumam agar Kyungsoo bertahan, kali ini pemuda itu yang memohon. Tangan dan pakaiannya menerima darah dari tubuh Kai.

"Kumohon Kai!"

Dia berteriak panik menahan darah yang tak berhenti di bagian kaki.

"Kyungsoo. Tenangkan dirimu sayang."

Di tengah kepanikan Kyungsoo, di saat itu beberapa prajurit semakin mendekat.

"Kita harus pergi Kai!"

Susah payah dia membawa Kai berdiri dan kembali berlari menjauh. Tapi langkah pemuda tan itu mengalami kesulitan. Dia selalu selangkah di belakang Kyungsoo, melindungi pemuda manis itu sekuat tenaga dan hatinya.

'Apapun yang nanti akan kita dapatkan, entah itu kehidupan baru atau hal lainnya, di manapun kita berada aku akan selalu mencintaimu.

Tidak peduli apa yang maha kuasa berikan untukmu, selama itu untukku aku akan menjaga sebaik-baiknya.

Aku sungguh mencintaimu, tidak ada kekurangan dalam dirimu. Jika kau percaya, kumohon bersabar sebentar lagi saja.'

Bahkan hanya beberapa langkah terasa sulit saat mereka harus melewati rawa dangkal yang dipenuhi oleh rumput serta pohon sulit tumbuh itu, sebuah anak panah kembali melesat.

Tidak ada cara menghindar saat Kai sadar Chanyeol mengincar Kyungsoo.

Satu lompatan ketika dia berpijak pada pohon keras yang tertanam di rawa, dia melingkarkan tangannya di kepala serta perut Kyungsoo.

"Arghhh!"

Membiarkan panah itu menusuk punggung belakangnya, tepat di tengah sedikit ke kiri. Chanyeol hampir mengenai jantung Kai.

Detik itu, berbagai perasaannya menjadi kacau. Dia menjadi bingung untuk pelukan Kai yang menghentikan langkah mereka. Namun kemudian kebingungan itu berubah menjadi perasaan takut.

"Jangan pernah menoleh ke belakang Kyungsoo."

"K-kai?" Kegugupan Kyungsoo tertahan oleh dekapan Kai yang begitu erat.

"Sial! Kenapa dia belum juga tiba."

Kai bergumam tanpa melepaskan Kyungsoo.

Dashh

"Arghh!"

Dalam keheningan itu, dengan jelas Kyungsoo mendengar sebuah tusukan diikuti erangan Kai. Panah ketiga yang mengenai tubuh Kai. Dia segera sadar dengan segera.

"K-kai!"

Air matanya tumpah, kesedihan melingkupi Kyungsoo.

Sementara itu Kaisar masih berusaha menarik satu anak panah pada busurnya.

"Kaisar!"

Detik itu seorang penjaga menghampiri dan berlutut di hadapan Chanyeol.

"Orang-orang Maldonfy menyerang pasukan di perbatasan dengan kuda dan berpakaian zirah. Mereka juga meledakkan gudang penyimpanan senjata untuk perang besok."

Sesungguhnya ini adalah sesuatu yang tidak terduga untuk Chanyeol. Namun dia menjadi tidak terlalu peduli, tetap menarik anak panahnya untuk menyerang Kai.

"Chan!"

Pekikan Baekhyun bersamaan dengan pelukan wanita itu pada tubuhnya. Membuat Chanyeol kaku seketika.

Chanyeol pikir Baekhyun tidak akan pernah melakukan ini padanya, wanita ini terlihat tidak aktif dan juga lemah. Namun itulah pesona yang membuat Chanyeol mencintainya.

Bahkan saat dia merasakan sebuah belati menusuk tubuhnya dari belakang. Wanita itu menggunakan senjata yang Kai berikan, dalam keraguan dia menjadi sangat yakin untuk menghentikan Chanyeol.

"Ba-Baek?"

Ucapannya terbata. Memuntahkan darah dari dalam mulut akibat perbuatan wanita yang sangat dia cintai. Pria itu berbalik badan, tidak sekalipun dia mendorong tubuh Baekhyun menjauh. Yang ada semakin memeluknya begitu erat.

"Ke-kenapa? Kenapa kau menusukku?"

Dia membuat panik orang-orang di dekat mereka namun Chanyeol menghentikan dengan sebuah penolakan saat melihat air mata Baekhyun mengalir tanpa henti ketika tubuh mereka tersungkur.

"Aku mulai mencintaimu Chan. Tapi aku tidak ingin kau menyakiti lebih banyak orang lagi. Aku, aku pikir keberadaanku membuatmu menjadi orang baik. Tapi kenapa kau masih menyakiti keluargaku!?"

Sesungguhnya dia menjadi frustasi. Pekikan Baekhyun menyadarkan Chanyeol. Namun semua terlambat ketika sekali lagi Baekhyun menusukkan belati itu tepat di jantung Kaisar.

"Arghhh!"

Tubuh Baekhyun terpelanting karena tangan seorang pengawal yang memisahkannya dari Chanyeol.

"Cepat panggil tabib! Kaisar terluka!"

Teriakan-teriakan menakutkan membuat mereka semakin panik. Suasana kacau disaksikan oleh puluhan orang dalam upacara perang itu.

Sementara di dalam paya, pemuda itu menangis terisak saat Kai tak kunjung melepaskan pelukannya. Kyungsoo sangat ingin membalas pelukan pria ini.

"Kumohon bertahanlah sebentar lagi. Sehun akan membawamu pergi dari sini."

Dia berbisik pelan pada Kyungsoo. Pelukannya semakin erat menahan tubuh Kyungsoo, namun sangat lembut di bagian perut.

"Aku ingin anak kita hidup dengan baik. Tidak ada peperangan, tidak ada keserakahan, bahkan untuk kekerasan sekecil apapun. Kau bisa menjadi orang tua yang baik untuknya."

Kebingungan Kyungsoo semakin bertambah. Air matanya tak berhenti untuk keluar.

"Kai kumohon!"

"Astaga! Apa yang terjadi!?"

Keduanya mendongak saat sosok Sehun menggunakan baju zirah di atas kuda. Pria itu juga membawa kuda kosong yang direncanakan untuk Kai membawa Kyungsoo.

"Aku membawakan kuda yang kau minta!"

Kai tersenyum pada pemuda itu, rencana mereka tersusun rapi.

Benda yang terbang ke langit itu adalah sebuah rakitan kembang api untuk menyamarkan ledakan di gudang penyimpanan senjata negeri ini. Sehun sudah melakukan tugasnya dengan baik. Tahanan lain telah memulai perjalanan menjauh ketika orang-orang dari tanah hijau tempat Baekhyun berasal melakukan serangan konvensional. Hanya tertinggal mereka bertiga yang harus keluar dari tempat ini. Namun tidak terpikir oleh Sehun jika dia menemukan Kai dalam keadaan kritis di mana beberapa prajurit berpedang semakin mendekat.

"Bawa Kyungsoo menjauh dari sini."

Mata Kyungsoo membulat saat Kai mendorong tubuhnya dalam satu gerakan. Dengan sigap Sehun menangkap tubuh yang lebih mungil itu. Dia juga sama terkejutnya dengan Kyungsoo.

"Tidak banyak waktu yang kita miliki, Maldonfy tidak mengenal kalian. Mereka bisa menyerang kalian juga. Segera bawa Kyungsoo menjauh. Aku akan menahan mereka untuk kalian."

Kai berteriak memberi Sehun perintah sembari tubuhnya berbalik. Dia mengeluarkan pedang bersiap untuk menghadapi beberapa prajurit yang semakin mendekat.

"Bagaimana denganmu?"

Kai melirik kuda yang kosong.

"Aku akan menyusul kalian."

Dia kemudian bicara tanpa melihat Kyungsoo.

Tubuh pemuda mungil itu kemudian melepaskan diri dari Sehun, melompat turun membuat cipratan air yang mengejutkan Kai.

"Kyungsoo!" Dia segera berbalik dan mendapatkan pelukan yang begitu hangat.

"Apa aku hamil!?"

Tubuhnya menegang mendengar pertanyaan barusan. Air mata pemuda itu ikut mengalir. Dia mengangguk membenarkan. Membuat Kyungsoo melonggarkan sedikit pelukannya. Mencium bibir Kai dengan sangat dalam.

"Jangan khawatir."

"Aku mencintaimu. Aku akan menunggumu. Aku tahu kau pasti menyiapkan tempat yang baik untuk kami."

Air mata Kyungsoo dihapus dengan lembut.

"Pergilah lebih dulu. Kau percaya padaku kan?"

Kyungsoo dibuat percaya oleh ucapan Kai. Pemuda itu mencengkram ikatan yang menutupi simbol budak di lengannya dan menunjukkan pada Kyungsoo.

"Ingat ini, aku akan mengembalikannya padamu."

Kyungsoo melepaskan diri sebelum mengangguk, ia berbalik dan menerima uluran tangan Sehun.

Saat ini, tidak ada ketakutan yang bisa Kyungsoo tunjukkan. Jika Kai mempercayakan dirinya pada pemuda yang bahkan sudah sangat lama tidak Kyungsoo lihat ini, maka dia juga harus sangat percaya.

To Be Continue...

Glossary

Belati; senjata tajam dengan fungsi menusuk atau menikam. Lebih kecil daripada pisau.

Hoplite; hoplon; sejenis perisai yang digunakan oleh para prajurit Yunani Kuno. Senjata yang dibawa.

Paya; rawa (yang bertumbuh-tumbuhan).

Sterilisasi; metode paling efektif dalam mencegah kehamilan secara permanen.

Zirah; pakaian ; lapisan pelindung yang dikenakan melindungi tubuh maupun kendaraan dari senjata atau benda yag dapat memberi luka fisik.

AN: I enjoyed this chapter, thank you for reading my story. Thank you to everyone who has reviewed Tuberose. To taken time out of your day to read it and sent me honest and kind words. But, don t forget. It is just a fanfiction by me.

Regards

Rosie.

Continue Reading

You'll Also Like

111K 13.6K 45
tidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pus...
257K 26.8K 49
Menyesal! Haechan menyesal memaksakan kehendaknya untuk bersama dengan Mark Lee, harga yang harus ia bayar untuk memperjuangkan pria itu begitu mahal...
110K 11.8K 103
Sang rival yang selama ini ia kejar, untuk ia bawa pulang ke desa, kini benar-benar kembali.. Tapi dengan keadaan yang menyedihkan. Terkena kegagalan...
225K 12.5K 26
dreamies jadi bayi? itulah yang terjadi ntah bisa dibilang keberuntungan atau kesialan bagi Hyung line gk pinter buat deskripsi langsung baca aja ...