Vampire Wars [Completed]

By Aiolios24

571K 37.9K 3.4K

(18+) BOOK 2 OF MY PRINCE VAMPIRE SERIES ✔ Berawal dari kehidupan sulit yg di alami kakak dan adik. mereka be... More

Prolog
Chapter 1 : Zee & Zea
Chapter 2 : Kerajaan Lioncourt
Chapter 3 : Hutan Vampire
Chapter 4 : Penasaran
KARAKTER
Chapter 5 : Kotak Musik
Chapter 6 : Menyelidiki Pergerakan Musuh
Chapter 7 : Berkumpul Bersama
Chapter 8 : Flashback One
Chapter 9 : Flashback Two
Chapter 10 : Pasangan Sempurna
Chapter 11 : Kakak Terhebat
Chapter 12 : Perdebatan Kecil
Chapter 13 : Party Di Castel Del Monte
KARAKTER
Chapter 14 : Penjelasan
Chapter 15 : Bertemu Mate
Chapter 16 : Air Mata
Chapter 17 : Kecerobohan Irish
Chapter 18 : Mencari Keberadaan Irish
Chapter 19 : Tangisan Yang Berakhir Bahagia
Chapter 20 : Langkah Awal
Chapter 21 : Zea & Irish Di Culik
Chapter 22 : Misi Bunuh Diri
Chapter 23 : Bertemu Wanita Iblis
Chapter 24 : Amarah Kebencian
Chapter 25 : Penyesalan
Chapter 26 : Terbangun
Chapter 27 : Mengukir Kehangatan Bersama
Chapter 28 : Gairah Cinta
Chapter 29 : Jeritan Hati Dan Kejujuran
Chapter 30 : Danau Tersembunyi
Chapter 31 : Permainan Gila
Chapter 32 : Rundingan
Chapter 33 : Pergerakan Musuh
Chapter 34 : Wahana Permainan
Chapter 35 : Fighting
Chapter 36 : Pengorbanan
Chapter 37 : Antara Hidup Dan Mati
Chapter 38 : Teka-Teki Petunjuk
Chapter 39 : Pertualangan Di Mulai
Chapter 40 : Penyerangan Musuh
Chapter 41 : Menjalankan Misi
Chapter 42 : Lautan Darah Dan Mantra Terlarang
Chapter 43 : Terjebak
Chapter 44 : Perubahan Irish
Chapter 45 : Teka-Teki Sialan!
Chapter 46 : Pilihan Sulit
Chapter 47 : Darah Pengganti Dan Munculnya Pohon Kembar.
Chapter 48 : Sebuah Harapan
Chapter 49 : Kembalinya Sean Dan Zea
Chapter 50 : Batu Jiwa Tak Bertuan.
Chapter 52 : Berlebihan.
Q & A
Chapter 53 : Bersamamu!
Chapter 54 : Kehebohan Di Istana Lioncourt.
Chapter 55 : Makhluk Aneh
Chapter 56 : Akankah Semuanya Berakhir?
Chapter 57 : Musuh!!
Chapter 58: Perbedaan Kekuatan
Chapter 59: Tamat

Chapter 51 : Selubung Rindu.

6.5K 490 32
By Aiolios24

Zee menatap keluar jendela, tatapan matanya hampa. Meski ia terlihat tenang, tapi tak ada yg tahu kalau sebenarnya ia tengah di penuhi rasa takut dan khawatir yg tak di ketahui semua orang.

Berulang kali ia menghela nafas berat, megatur deru nafasnya yg semakin sesak. Dalam hatinya ia bertanya-tanya tentang keadaan gadisnya. Perasaan rindu yg kini di rasakannya semakin menggila.

Tok... tok...tok...

Ketukan pintu kamarnya yg di ketuk seseorang, menyentaknya. Zee mengalihkan pandangannya menatap ke arah pintu. Matanya mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya ia berkata. " Masuk!!! "

Teriaknya dari dalam kamar dan tak lama kemudian, pintunya terbuka. Disana, Zee mendapati sosok Sean yg berjalan mendekat ke arahnya sembari tangannya ia masukkan ke dalam celana jeans.

Dahi Zee mengernyit bingung. Kenapa pamannya yg sebentar lagi akan menjadi adik iparnya itu mengenakan baju santai?. Bukankah Sean seorang raja yg harus mengenakan jubah kuno ala kerajaannya di setiap saat.

Zee terkekeh geli sendiri ketika mengingat jubah kerajaan yg ia sendiri tak ingin memakainya. Ia memang seorang pangeran tapi, bukan berarti ia harus memakai jubah khusus seorang pangeran di kerajaan. Oh ayolah... sekalipun ini sudah menjadi adat kebiasaan keluarga kerajaan memakai jubah kuno seperti itu, tapi ingatlah jika jaman sudah modern. Tentu ia tak harus mengikuti kebiasaan jaman dulu bukan?. Tidak akan pernah!.

" Bagaimana keadaanmu? " Sean bersandar di dinding dekat Zee, berdiri. Posisinya membelakangi Zee yg menghadap keluar jendela dan sedangkan Sean menghadap ke arah pintu masuk. " Ku dengar dari Zea, kau terlihat murung dan banyak beban pikiran? " ujarnya.

" Hemm... "

Zee hanya bergumam, tak berniat menjawab. Ia terlalu malas untuk membahasnya. Bukankah mereka bisa menebaknya sendiri tanpa ia beri tahu.

" Tentang keadaan Irish? " tebak Sean, tapi Zee masih bungkam. " Aku dengar dari Victor, keadaan gadismu cukup serius. Tubuhnya sama sekali tak merespon sihir yg di berikan Javier, Lorein maupun Victor. Bahkan, sampai sekarang mereka masih berusaha tapi tetap saja tak berhasil. " jelasnya tanpa merasa bersalah. Perkaraan Sean membuat Zee menggeram marah.

Kenapa tak ada yg memberitahu tentang masalah ini kepadanya? Bukankah ia harus mengetahui keadaan gadisnya bagaimana pun kondisinya. Apa mereka tak lagi menganggapnya sebagai belahan jiwa Irish. Pantas saja ia merasa cemas dan khawatir. Ia tahu ada hal buruk yg menimpa gadisnya, hanya saja kondisinya sekarang ini masih terlalu lemah.

" Kenapa tak ada yg memberi tahukan hal ini kepadaku hah?! " geramnya marah. Zee menatap Sean tajam. Sedangkan yg di tatap justru balik menatapnya dengan tatapan yg sama tajamnya. Sean sendiri baru saja mengetahuinya kemarin. Jadi kenapa ia juga di persalahkan dalam hal seperti ini.

" Ck, apa kau menuduhku?! Aku juga baru tahu tentang keadaan Irish kemarin malam. " ketusnya kesal.

Memang benar, Sean kemarin malam sempat mengobrol dengan Zeldric dan yg lainnya. Mereka berkumpul untuk membahas kondisi Irish yg sama sekali tak merespon sihir penyembuh milik Javier, Lorein dan Victor. Bahkan mereka juga telah mengundang beberapa ahli sihir dari berbagai kota. Tetapi hasilnya tetap sama.

Perkataan Sean menyadarkan Zee tentang perbuatannya. Tak seharusnya ia melampiaskannya kepada Sean juga. Zee terduduk di pingiran ranjangnya. Kepalanya tiba-tiba saja merasa pening dan pusing. Zee menggeram tertahan sembari memijit-mijit kepalanya.

" Pergilah... aku ingin sendiri! "

Sean menghela nafasnya kasar. Apa-apaan itu hah?! Mengusirnya seenak jidat. Bahkan Zee tak tahu akan kata terima kasih atau juga permintaan maaf, sebagaimana ia merasa bersalah. Sean menatap Zee geram. Bolehlah ia memukul pria di hadapannya saat ini juga?.

Zee menoleh ke arah Sean yg sama sekali tak bergeming dari tempatnya berdiri. " Aku bilang pergi dan tinggalkan aku sendiri!! " bentaknya marah dengan mata merahnya yg menyorot tajam ke arah Sean. Jelas Sean tahu bahwa Zee sekarang ini tengah frustasi.

Sean memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana jeansnya. Ia lalu membalikkan badannya, membelakangi posisi Zee. " Jika gadisku mengalami hal yg sama seperti Irish. Maka, aku hanya perlu membangunkannya dengan caraku sendiri! " ujarnya.

Setelah itu Sean melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu. Sedangkan Zee tubuhnya terdiam kaku. Matanya menatap ke arah pintu dimana Sean menghilang. Sepertinya perkataan Sean tepat mengenai hatinya. Zee mengacak rambutnya frustasi. Geraman juga terdengar mengalun berulang kali seolah-olah tengah melampiaskan kekesalan dalam dirinya sendiri.

" Kenapa mendadak menjadi bodoh seperti ini? Ck, si brengsek itu juga seenaknya menyarankanku hal yg tak aku pikirkan sebelumnya. Irish sayang.. sekarang aku tahu kenapa kau sangat menghormarinya. " Zee membatin dalam hatinya sembari tertawa sumbang.

Zee merasa tak sebanding dengan Sean yg selalu tahu cara terbaik melindungi gadisnya. Sosok pria tak pernah egois. Ia sosok pria yg akan selalu setia mengutamakan kepentingan gadisnya sebelum ia mengutamakan dirinya sendiri.

" Aku tak akan tahu hasilnya sebelum mencobanya terlebih dulu. Lagi pula, tak ada salahnya juga memakai saran si brengsek Sean. " batin Zee menyemangati dirinya sendiri. Pilihan nekat yg kali ini ia ambil dan juga saran terbaik yg pernah ia dapatkan.

Seletah itu ia bergegas mengganti bajunya. Zee tak bisa menunggu hingga besok. Ia sendiri yg akan menemui gadisnya sekarang juga. Meskipun tubuhnya masih lemah tapi dengan kondisinya sekarang ia tak akan mati. Zee juga butuh bantuan Sean dan tentu saja Zea.

Hanya mereka yg bisa membatu agar ia bisa keluar dari istana ini. Lagi pula Sean dan Zea terkenal akan sepasang merpati yg hidup bebas melakukan apapun sesuka hati. Sepasang kekasih yg sering kali memberontak dan melangar pantangan yg ada. Mereka hanya suka mengikuti kata hati mereka tanpa peduli akan larangan orang lain.

●●●🌷●●●

" Ck, sial! Tak ada perubahan sama sekali. Tubuh putrimu benar-benar tak merespon. " ujar Vicror fruatasi sendiri. Chelsea yg berada di sampingnya berusaha memberikan dukungan kepada suaminya agar terus berusaha.

Javier dan Lorein menghela nafas gusar. Sebagai orang tua, mereka merasa gagal ketika melihat putri kandungnya mengalami musibah. Padahal, mereka sudah berusaha keras menyalurkan energi sihir ke tubuh putrinya. Tapi, tubuh Irish benar-benar menolak dan seolah-olah tubuhnya membuat perisai pelindung sebagi penangkal sihir yg masuk. Lalu, apa lagi yg harus mereka lakukan?.

Lorein menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya. Ia menangis tersedu-sedu karena takut putrinya tak akan bangun lagi. Ia terlihar frustasi dan putus asa. Sudah tak ada jalan keluar yg bisa membuatnya melihat sebuah harapan. Terlalu sulit untuk bisa menerima kenyataan mengerikan seperti ini. Bagai mimpi buruknya yg akan terus menghantuinya.

Javier memeluk erat tubuh Lorein sembari mengusap-usap pungung istrinya. " Tenanglah! Putri kita pasti akan baik-baik saja. Dia tak selemah itu dan percayalah putri kita pasti akan kembali sadar!. "

Ethan, Tiffany, kimberly, Leon, Lynn, Raven, Zeldric dan Ciel yg juga berada disana. Terlihat tak tahu harus melakukan apa untuk membantu. Mereka jelas bukan penyihir yg pandai merapalkan sebuah mantra. Hanya penyihir seperti mereka yg bisa membantu memulihkan kesadaran Irish. Jadi yg bisa mereka lakukan hanyalah memberi dukungan dan semangat saja.

" Sepertinya, tubuh putrimu itu benar-benar enggan bangun. Um.. maksudku, kau tahu? Semacam penolakan karena sesuatu hingga menyebabkan kesadarannya tak lagi ada dan hal itu yg membuat tubuhnya tak merespon sihir yg kalian berikan. " Lynn tak tahu apa yg baru saja ia katakan dan yg jelas ia hanya menebak-nebak saja.

Mereka semua menatap Lynn dengan pandangan yg sulit di artikan. Apa perkataannya salah?. Lynn merutuki dirinya sendiri yg tak menyangka akan mengatakan hal aneh seperti itu. Lynn sendiri juga tak paham akan pikirannya.

Namun tiba-tiba saja Kimberly menepuk tangannya sekali. Lalu ia berkata. " Mungkinkah semua itu ada hubungannya dengan apa yg di rasakannya. Maksudku, itu tentang Zee. Kalian tahu bukan, kalau selama ini Irish sering kali menangisi Zee dan berkata kalau dia merindukannya. Jadi mungkin saja tubuhnya tak merespon sihir yg kalian berikan karena memang ia tak mau bangun. Um... itu lebih mirip seperti bentuk penolakan. "

Dahi Kimberly berkerut-kerut ketika mengutarakan pendapat yg ia rasakan. Menurutnya, sebagai sesama perempuan ia memahami apa yg di rasakan Irish sekarang.

Leon berdecak. " Ck, perempuan itu memang membingungkan dan sangat merepotkan. Jika memang begitu panggil saja sang pangeran yg di rindukannya datang kemari. Lalu berikan ciuman di bibir dan sang putri akan kembali bangun. "

Lynn melototkan matanya tajam ke arah Leon, begitu juga dengan Tiffany dan Kimberly. Sedangkan Lorein justru tersenyum sembari masih sesegukan akibat menahan tangis. Berbeda halnya dengan yg di lakukan Ciel, wanita itu justru menggelengkan kepalanya heran.

Pletak...

Raven menjitak kepala Leon sedikit keras sembari berdecak geram. " Ck, bodoh! Isi otakmu itu memang tak pernah beres. Lebih baik kau tutup mulut brengsekmu sebelum aku bakar menggunakan kekuatanku!!. " ancamnya kepada Leon yg terlihat kesakitan akibat jitakan keras di kepalanya. Detik berikutnya ia menggeram jengah.

Victor yg berdiri di samping kiri Leon dengan mata terpejam dan bibir mengatup, tanpa aba-aba ia langsung memukul kepala Leon. " Apa kau pikir ini cerita Cinderella hah! Bagaimana kalau kau saja yg aku sihir tak bisa bangun dan aku nanti yg memberikanmu ciuman, sebagai salam perpisahan untuk yg terakhir kalinya!!! " geramnya.

Ethan dan Javier melongo tak percaya mendengar perkataan Victor. Bukan karena ancaman Victor kepada Leon, melainkan karena cerita yg di ucapkannya.

" Ck bodoh! Lebih tepatnya Snow White, bukan Cinderella!! " bentak Ethan dan Javier bersamaan. Apa otak temannya tak ada yg normal.

Victor mengaruk tengkuknya yg tak gatal sembari cengegesan tak jelas. Sedangkan Zeldric terbahak akibat tingkah konyol temannya. Kenapa mereka justru berdebat tentang dongeng anak-anak yg tak penting untuk di bahas. Berbeda lagi dengan para wanita yg justru di buat semakin geram dan kesal.

" DIAM!!! " bentak para wanita bersamaan, kecuali Ciel. Wanita itu justru melihat ke arah jendela sembari melamun. Entah apa yg sedang ia pikirkan, hanya saja ia merasa bahwa akan ada orang yg datang.

" Apa kau akan melakukan hal nekat seperti kebiasaanmu dulu nak! Aku merasa kau akan datang kemari. " batinnya dalam hati. Ciel tentu mengerti dengan sifat putra dan putrinya yg suka melakukan hal nekat. Mereka akan melangar yg tak boleh di lakukan. Memang sifat pemberontak kedua anaknya seperti itu.

" Wah... apakah aku ketingalan sesuatu yg penting disini? Kenapa tak menungguku terlebih dulu? " Sean muncul tiba-tiba. Ia berdiri di jendela sembari tersenyum tak jelas dan detik berikutnya sesuatu terjadi kepada Sean.

Bruk...

" Shit! "

Sean mengumpat saat seseorang mendorongnya dan membuatnya jatuh terjerembab. Sean menoleh ke arah seseorang yg mendorong tubuhnya dari arah belakang dan ia mendapati Zea yg tertawa geli.

" Hahaha... kenapa kau tiduran disitu honey! " ucap Zea bertanya sembari terbahak, menertawai Sean. Sedangkan Sean mendengus kesal. " Ups... maaf, aku sengaja. "

Sean melotot ingin memperotes, tapi perkataannya terhenti saat Zee memasuki ruangan dengan sedikit terhuyung. Sean dan Zea dengan sigap menahan tubuhnya agar tak terjatuh. Sedangkan yg lainnya, terlihat terkejut ketika mendapati sosok Zee yg tiba-tiba muncul. Padahal, tubuhnya saja belum sembuh sepenuhnya.

" Apa yg kau lakukan disini?! " Zeldric menggeram tertahan. Matanya menatap tajam ke arah putranya. Tetapi Zee justru tak peduli dan dengan langlah pelan, ia mendekati tubuh gadisnya yg terbaring di atas ranjang. " Kau tak seharusnya datang kemari! "

Tiba-tiba Zea memeluk erat tubuh ayahnya. Kepalanya sedikit menjembul dari balik punggung tegap ayahnya. Ia menengok tepat ke arah Victor, Ethan dan Javier yg tadi sempat berdebat tak jelas.

" Hai uncle! Apa kalian bertiga suka cerita Cinderella dan Snow White? Kalau aku suka The Little mermaid. Itu lho, Ariel si duyung cantik dan baik hati seperti aku. " cerocosnya tanpa henti. Zea saat ini tengah mencoba mengalihkan perhatian mereka agar tak ada yg memarahi kakaknya.

Dahi Victor, Ethan dan Javier mengernyit. Mereka menatap aneh ke arah Zea. Sedangkan Zea justru tersenyum manis, merasa tak bersalah dengan pertanyaan yg baru saja di lontarkannya. Zea sendiri dalam hati, terkekeh geli.

" Ck, kalau kau lebih mirip Belle, di cerita Beauty and the beast! " dengus Ethan geram. Bisa-bisanya gadis di hadapannya menanyakan hal yg tak penting. Ethan tak tahu apakah ada yg salah di kepala Zea hingga pertanyaannya mendadak jadi aneh.

Zea memincingkan kepalanya tak mengerti. Kenapa justru jadi Belle sih? Bukankah yg ia sukai Ariel. " Kenapa jadi Belle? Memang cantik tapi aku suka Ariel, bukan Belle! "

Protesnya tak terima. Membuat Ethan, Victor dan Javier kembali di buat geram. Sedangkan yg lain hanya menggelengkan kepalanya heran.

" Aku setuju dengan Ethan. Kau lebih mirip Belle dari pada Ariel. " Seru Javier setuju dengan ucapan Ethan membuat Zea mencebikkan bibirnya kesal.

Victor menepuk puncak kepala Zea sembari berkata. " Kau Belle dan dia Beastnya. Benar begitu, bukan? " jemarinya menunjuk ke arah Sean dengan tatapannya yg tak merasa bersalah sedikitpun.

Sean berdecak. " Ck, wajahku tak seburuk pria di cerita itu bodoh! "

Zea dan juga yg lainnya terbahak, merertawai ekpresi wajah kesal Sean yg terlihat lucu. Zeldric juga menyungingkan senyum simpul. Zeldric, merasa bahwa mungkin sekarang saatnya memberi waktu Zee dan Irish. Biarkan putranya sendiri yg menyadarkan Irish. Zee pasti bisa melakukannya dengan caranya sendiri. Putranya itu tak mungkin datang tanpa alasan yg pasti.

Ciel memberi peringatan kepada yg lain agar mereka semua diam.
Mereka mengalihkan tatapannya ke arah Zee dan menunggu apa yg akan di lakukan pria itu kepada Irish.

Zee mendekatkan bibir pucatnya ke dahi Irish. Di kecupnya penuh kerinduan, sedangkan tangannya meraih jemari Irish. Terasa ada yg hilang dan hampa ketika melihat gadis yg di cintainya mengalami hal sama sepertinya. Mungkinkah seperti ini yg di rasakan gadisnya ketika ia tak kunjung bangun dari tidurnya.

" Hei! Aku telah menepati janjiku. Tapi kau justru mengingkari janji yg kau buat sendiri. Tidakkah kau merindukanku hem? " bisiknya di telinga Irish. Ia sesekali memberi kecupan sayang di seluruh wajah gadisnya.

Kemudian tanpa mereka sadari, Zee tiba-tiba melukai pergelangan tangannya sendiri dan setelah itu ia mengarahkannya di bibir pucat gadisnya. Zee tak tahu apakah yg di lakukannya itu akan berhasil? Tapi, hanya saja ia merasa bahwa yg di lakukannya memang sudah benar.

Dengan perlahan darah keluar dari pergelangan tangannya yg tadi di lukainya. Zee buru-buru mengarahkan darah itu ke mulut gadisnya dan tepat seperti apa yg di harapkannya. Darah itu masuk ke bibir gadisnya secara perlahan-lahan. Mereka yg berada di dalam ruangan itu hanya diam membisu tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Belum sempat mereka tahu apa yg akan terjadi, tapi tiba-tiba saja pintu ruangan terbuka lebar dan menampilkan sosok keempat pangeran muda yg masuk dengan santainya. Mereka Chiron, Zenos, Renner dan Elder.

" Kenapa berisik sekali? Aku mendengar keributan dari dalam ruangan ini. Memangnya apa yg terjadi? " celetuk Renner yg tiba-tiba masuk ke dalam ruangan itu. Sedangkan Chiron, Zenos dan juga Elder hanya mengangguk setuju.

Elder berdehem. " Sepertinya tadi aku mendengar tentang dongeng anak-anak. Memang, sejak kapan ayah dan uncle menyukai cerita dongeng anak-anak? " ujarnya tak mengerti.

Zenos mendengus. " Ck, seperti anak kecil saja. Kenapa tak suka cerita yg lain, asalkan itu bukan cerita dongeng anak-anak? Um... seperti The Lord Of The Ring atau bisa juga yg lain, yg lebih keren! " ujarnya mengusulkan cerita yg bagus di baca oleh orang dewasa.

Victor, Javier, Ethan dan Sean menggeram secara bersamaan. Mereka tak terima jika di katai seperti anak kecil penggila cerita dongeng anak-anak. Menggelikan sekali.

" Ck, diam kau! Kalau kau mau yg lebih keren lagi, tonton saja Ninja Turtles. Mirip kalian berempat!! " dengus Victor jengah. Kenapa bisa ia memiliki putra dan keponakan yg menyebalkan seperti mereka berempat, di tambah lagi dengan Zea. Sungguh menyebalkan sekali.

Renner, Zenos, Chiron dan Elder mengernyit bingung. Mereka tak mengerti kemana arah perkataan Victor.

" Kenapa kami jadi di miripkan dengan Ninja Turtles? Memang apa hubungannya? " kerutan di dahi Chiron semakin dalam. Ia sungguh tak mengerti dengan yg di katakan ayahnya. Sedangkan Renner, Zenos dan Elder terlihat setuju dengan perkaraan Chiron.

Kepala Victor, Javier, Ethan dan Sean seakan ingin meledak saja. Sungguh bocah-bocah yg sangat merepotkan dan menjengkelkan.

" TIDAK ADA!!! " geram mereka berempat secara bersamaan dan sedangkan yg lainnya kembali di buat tertawa. Perdebatan mereka benar-benar tak masuk akan, lucu dan sangat menghibur sekali.

Renner, Zenos, Elder dan Chiron mendengus kesal. Tapi kemudian, Renner yg posisinya menghadap tepat ke arah Zee dan Irish, justru memekik kegirangan. Membuat mereka semua sontak menoleh ke arahnya.

" Woahh... kak Irish bangun!!! " pekiknya senang. Renner benar-benar di buat heboh sendiri saat Irish membuka matanya sembari tersenyum kecil ke arah Zee dan matanya terlihat sudah di penuhi dengan derai air mata. Ia terlihat lemah. Begitu pikir Renner dalam hati.

Mereka menghembuskan nafas lega ketika mendapati Irish sudah bangun kembali. Sedangkan Zee, tanpa pikir panjang langsung saja menarik tubuh gadisnya ke dalam pelukannya. Zee sungguh sangat merindukan gadisnya begitu juga dengan Irish yg menangis keras di pelukan Zee. Mereka seakan-akan tak peduli dengan kondisi mereka yg masih lemah.

" Maaf... membuatmu menunggu lama. Tapi sekarang kau tak perlu khawatir. Aku akan selalu disini bersamamu. " bisik Zee di telinga Irish. Tangan kekarnya mengusap punggung gadisnya berulang kali. " Aku berhasil menepati janjiku. "

" Hiks... kau lama sekali... hiks... kau senang membuatku cemas... hiks... " isaknya meraung keras. Ia memeluk erat tubuh tegap pria yg di rindukannya. Beberapa hari ia tak bertemu, terasa seakan dunia indah miliknya hancur begitu saja dalam sekejap mata. Entah apa yg akan terjadi jika Zee benar-benar meninggalkannya.

" Tenanglah sayang... aku sudah kembali. " hiburnya kepada Irish.

____TBC____

Ya... akhirnya selesai juga satu chap. Ugh... saat bikin chap ini hatiku dag-dig-dug sendiri. Jiah emang dah kalau baper yg gini. Eh... masa baper cerita sendiri. Gpp lah sekali-kali aja boleh 😂

Tapi noh akhirnya muncul juga kekoplakkan mereka di chap ini dan entah deh gimana menurut kalian. Udah deh kasih Voment aja buat ngehargain cerita ini. Udah susah-susah buat lho aku 😢

》 SELAMAT MEMBACA GUYS!!

Continue Reading

You'll Also Like

3.1M 320K 30
[M] Mikasa kabur dari rumah sang Bibi yang berniat menjualnya kerumah bordil. Gadis itu berlari masuk kesebuah hutan terlarang di daerahnya. Hutan At...
965 129 5
Laksamana Tarung kesal karena penyamaran di Stasiun Tapops mereka sebagai Pencucian Kapal terbongkar sebelumnya mereka menyamar sebagai Laundry tapi...
14.5K 1.7K 42
[Completed] #Peringkat 12 Sourcemusic [17 Juli 2020] #Peringkat 27 Taerin [17 Juli 2020] #Peringat 12 Taerin [ 20 Agustus 20 ] Gadis itu Menunjuk Bin...
16.4K 1.4K 12
Mansion vampire penuh darah manusia. kelalaian manusia yang datang ke mansion itu akan tiada tanpa kata kata yang keluar dalam mulutnya. sang vampire...