Cry Heart ✔️

By afandima25

86.9K 6.2K 676

~ Memulai hubungan baru yang direncanakan sejak lama. Rasa terima kasih yang membuat hubungan itu terjalin. H... More

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
End

1.

9.8K 441 14
By afandima25


Happy Reading.

*

Disebuah istana yang megah yang dikuasai oleh Raja Park Jung Soo, keturunan dari Mendingan Raja Park Hwang Jun. Penguasa yang terkenal dengan kearifan dan kebijaksanaan dalam pemimpin kerajaannya.

Semua diperlakukan sama dan tidak ada perbedaan. Keadilan menjadi pilar utama raja Jung Soo dan karena pilar tersebut kerajaan yang Makmur dan sejahtera.

Tapi tidak selamanya kerajaan tersebut damai pasti akan ada masalah yang membuat sebuah kerajaan tersebut goyah.

Pernikahan pangeran mahkota sudah ditetapkan tapi masalah timbul karena penolakan keras sang pangeran mahkota yang menolak pernikahannya. Ini pernikahan perjodohan dan tidak semua orang setuju dengan pernikahan perjodohan apalagi untuk seorang pangeran keras pelan seperti pangeran Park Jimin.

*

Disebuah Paviliun khusus para wanita terjadi gosip yang begitu panas dan selalu dibicarakan. Tentu saja topiknya sang pangeran yang tidak mau dijodohkan. Pangeran tidak dijodohkan dengan seorang tuan putri melainkan dengan cucu seorang mendiang Panglima perang.

Wasiat itu diberikan pada Raja Jung Soo saat mendingan raja Park Hwang Ju masih hidup dan raja Jung Soo benar-benar menjalankanya hanya saja tidak setujunya sang pangeran pasti akan membawa masalah.

"Kurasa mendingan Panglima Kim menjebak raja Park Hwang Ju" Gosip terus bersebar dan para pelayan dan dayang selalu mengambing hitamkan mendiang Panglima Kim Tae Hoon dan cucu dari mending Panglima Kim Tae Hoon tidak bisa mendengar ucapan tidak benar mengenai kakeknya.

"Aku ingin menemui yang mulia  raja dan yang mulia ratu" ujar Aliya Kim tegas pada pengawal kamar sang raja.

"Saya akan minta ijin dulu nona" ujar pengawal itu sopan dan mengatakan dengan keras jika Aliya Kim ingin bertemu.

"Silahkan masuk Nona" Pengawal kamar raja langsung menyingkir dan membukakan pintu untuk Aliya masuk kedalam kamar raja.

*

Aliya mengatakan dengan berani ketidak nyamanannya atas gosip yang beredar di paviliun wanita. Aliya memang tidak pernah kenal kata takut selama apa yang ia kira benar. Dan Aliya kira menyuarakan kebenaran bukan sebuah kesalahan. Kakeknya orang yang baik dan tidak akan menjebak mendiang raja Park Hwang Ju hanya demi posisinya untuk menjadi Permaisuri raja muda. Aliya bahkan tidak berminat dengan posisi itu sama sekali.

"Aku tidak akan menarik keputusanku Aliya. Dan kuharap kau mengerti. Mendiang raja Park Hwang Ju sudah membuat janji dengan kakekmu dan aku tidak akan mengingkarinya. Kau yang akan jadi Permaisuri dikerajaan ini dan kau yang akan menikah dengan pangeran mahkota" Aliya hanya menunduk mendengar keputusan tegas raja Park Jung Soo. Jika sudah begini Aliya tidak akan bisa membantah.

"Jangan fikirkan tentang putra mahkota yang terpenting wasiat ini terlaksana dan kuharap kau membantuku dan tidak memperburuk keadaan" Aliya hanya diam mendengar keputusan mutlak raja Park Jung Soo.

"Ikutlah permaisuri untuk membuat baju pengantin. Kau harus tampil paling cantik di pernikahan besok"

*

Pangeran Park Jimin terlihat mengamuk dikamarnya, barang dan semuanya hancur karena terjangan tangannya dan jangan lupakan tangan Jimin yang terluka.

"Pangeran saya mohon hentikan ini. Anda bisa terluka lebih parah lagi" Jimin hanya menunjukkan wajah dinginnya dan kembali menghantam meja kecil disampingnya dengan tangan.

"Biar aku terluka dan pernikahan sialan ini dihentikan" sinis Jimin yang membuat kepala pelayan Hwang Ju Shik menghela nafas panjang.

"Apa yang membuat pangeran tidak setuju?" Jimin mendengus sinis dan menatap tajam pelayannya.

"Aku bahkan tidak mengenal gadis itu, dan aku disuruh menikah dengannya. Kau fikir pernikahan apa yang akan kami jalani? Pernikahan sandiwara yang akan berakibat buruk bagi kerajaan ini dimasa mendatang? Itu yang kau maksud?" Pelayan Hwang Ju Shik menghela nafas dan menatap dalam Jimin.

"Ini bukan murni karena masa depan kerajaan. Tapi pangeran juga melibatkan kepala Pelayan Kang Seulgi. Benarkan?" Tangan Jimin yang semula akan membanting meja terhenti mendengar ucapan Hwang Ju Shik.

"Saya yang menemani pangeran mahkota dari kecil dan saya mengenal pangeran mahkota dengan baik. Saya tau apa yang pangeran mahkota fikirkan. Bukan maksud saya menggurui pangeran tapi perlu pangeran tau jika kepala pelayan wanita Kang Seulgi bukanlah wanita yang baik. Jauh dibandingkan dengan Nona Aliya. Mendiang raja Park Hwang Ju tidak mungkin salah pilih jika ini menyangkut masa depan keluarga dan kerajaan. Ini sudah larut dan sebaiknya pangeran mahkota fikirkan baik-baik. Saya permisi" pamit Hwang Ju Shik dan meninggalkan Jimin sendirian.

"Apa maksudnya?"

*

Aliya hanya diam saat para dayang yang mendandaninya. Acara pernikahannya akan dimulai sebentar lagi dan Aliya tengah bersiap. Hanbok khusus kerajaan dengan warna Peach dengan hiasan kepala yang benar-benar mirip seperti hiasan permaisuri.

Jika terus mengingat statusnya akan berubah menjadi istri pangeran mahkota sebentar lagi, Aliya rasanya masih belum bisa percaya.

"Apa Nona siap?" Aliya menghela nafas mendengar pertanyaan dayang Jung Soo Hyun.

"Apa aku punya pilihan lain?" Balik Aliya yang bertanya.

"Nona pasti akan bahagia dengan pangeran Jimin" Aliya hanya diam dan tidak membalas ucapan Jung Soo Hyun.

"Hampir waktunya Nona. Kajja" Aliya melirik Jung Soo Hyun dengan datar.

"Berhenti memanggilku Nona Soo Hyunie. Aku muak mendengarnya" Desis Aliya dan membuat Jung Soo Hyun diam. Mereka memang teman dan Aliya tidak suka saat Jung Soo Hyun memanggilnya Nona. Bagi Aliya itu terdengar menjijikkan. Tidak ada tingkatan dalam pertemanan dan tidak ada status yang menghalanginya. Semuanya sama.

"Kuharap kau bahagia Aliya" doa Jung Soo Hyun tulus dan membuat Aliya tersenyum.

"Kau harus ada disampingku nanti" Jung Soo Hyun tersenyum dan mengangguk.

"Kajja" ajak Aliya menarik tangan Jung Soo Hyun.

*

Pernikahan Jimin dan Aliya berjalan lancar dan tidak ada halangan dari siapapun. Bahkan ada beberapa raja dari kerajaan tetangga yang datang untuk memenuhi undangan Raja Park Jung Soo dan mengucapkan selamat atas pernikahan calon raja muda.

"Cucu mendiang Panglima Kim Tae Hoon sangat cantik. Pangeran mahkota beruntung mendapatkannya sebagai istri. Hah andai saja ada kembaran dari istri putra mahkota. Pasti aku akan langsung meminangnya" pujian jelas terdengar untuk Aliya, kecantikan dan kesopanannya tidak diragukan lagi. Apalagi nama Kim Tae Hoon yang ada dibelakangnya. Sudah pasti tidak akan ada yang memandang sebelah mata padanya. Tidak ada yang meragukan keturunan mendiang Kim Tae Hoon.

"Jaga bicaramu. Orang yang kau puji sebentar lagi akan menjadi Permaisuri dan bicaralah yang benar. Kau akan dapat masalah jika berbicara sembarangan" Jimin hanya menatap datar pada anak petinggi kerajaan yang sedang memuji Aliya. Terdengar memuakkan dan Jimin benci itu.

"Kenapa kau disini pangeran? Temani istrimu" kata Taeyeon yang menegur Jimin yang sibuk sendiri dan meninggalkan Aliya dengan para putri mahkota dari kerajaan tetangga.

"Ibunda~~~" Taeyeon menatap tajam Jimin yang akan membatah ucapannya.

"Jangan buat malu dirimu pangeran. Kau pasti tau jika ini menyangkut masa depan kerajaan ini dan masa depan posisimu" Jimin menahan kekesalannya dan berjalan menghampiri Aliya.

Taeyeon yang melihatnya hanya bisa menghela nafas pasrah. Jimin akan sangat keras kepala dan susah diatur. Apalagi jika menyangkut keinginannya.

"Semoga semuanya berjalan dengan baik" doa Taeyeon tulus dalam hati.

*

Aliya berdiri canggung didepan cermin kamar Jimin. Mereka ada dalam satu kamar dan Aliya tidak tau harus melakukan apa. Jimin sedang ada dikamar mandi dan Aliya masih diam disini. Baju pengantinnya masih lengkap ia pakai dan jangan lupakan hiasan kepala yang masih menempel sempurna dikepala Aliya.

Rasanya sangat berat dan Aliya sudah tidak tahan lagi. Ia ingin melepaskan semuanya dan segera tidur. Tubuhnya sangat penat tapi saat ingat jika ini bukan kamar miliknya Aliya harus memikirkan semuanya dengan ulang.

Pandangan Aliya jatuh pada ranjang mereka. Aliya tau jika bawah selimut itu dilengkapi kain satin putih, jelas Aliya tau artinya. Kain itu berfungsi untuk mengetahui apa mereka, Jimin dan Aliya melakukan malam pertama atau tidak. Kain itu berfungsi menampung darah yang akan keluar jika mereka melakukan hubungan itu. Dan Aliya jadi ngeri jika membayangkannya.

Jangan lupakan para dayang dan pengawal yang menjaga kamar mereka didepan. Aliya tidak tau jika semua ini akan serumit ini.

"Huh kepalaku pusing" keluh Aliya.

"Kau mau terus duduk disana?" Sibuk dengan lamunannya Aliya tidak sadar jika Jimin sudah ada didepannya.

"Pangeran mahkota? Anda disini?" Pertanyaan bodoh yang dilontarkannya Aliya membuat Jimin mendecih sinis.

"Lepaskan semua pakaian mu dan segera akhiri ini dengan cepat. Mereka harus segera pergi dari sini. Dan kau pasti tau apa artinya" Aliya meneguk kasar air liurnya dan menatap takut kearah Jimin. Itu artinya mereka akan benar-benar melakukan malam pertama.

"Pangeran Mahkota saya~~~" Jimin mendesis mendengar ucapan Aliya yang begitu lama. Dengan kesal Jimin menarik tangan Aliya dan membuat Aliya ada dalam pelukannya.

Aliya yang mendapat serangan dari Jimin hanya bisa menahan nafasnya kaget. "Kau terlalu lama" desis Jimin dan langsung mencium kasar bibir Aliya. Sontak Aliya terbelalak kaget.

"Ige Mwoya?" Tarikan kasar Jimin membuat Aliya kehilangan keseimbangan tubuhnya. Kepalanya masih pusing karena hiasan itu masih menempel sempurna dikepalanya dan sekarang Jimin menariknya dengan kasar.

"Pangeran kepalaku pusing" ujar Aliya disela-sela cumbuan mereka dan membuat Jimin melepaskan ciumannya. Melirik kepala Aliya dan mendengus saat melihat hiasan pengantin yang terlihat utuh disana.

"Kau tidak bisa melepaskan itu?" Aliya menggeleng pelan mendengar pertanyaan dingin Jimin. Ia takut sekarang.

"Sebenarnya apa yang kau bisa?" Tanya Jimin kesal dan membantu Aliya melepaskan hiasan itu.

"Pangeran~~~" Aliya menutup mulutnya saat Jimin dengan ringan melempar hiasan itu kelantai. Aliya tidak ingin melihat kemarahan Jimin. Jelas Aliya tau jika Jimin tidak ingin pernikahan ini. Jimin sudah menolaknya diawal.

"Mari selesaikan ini dengan cepat" desis Jimin dan kembali mencium bibir Aliya lalu melanjutkan kegiatan mereka sampai larut malam.

"Akhhh~~~~"

*

"Apa Baginda yakin jika semua akan membaik?" Jung Soo hanya diam saat Taeyeon bertanya padanya.

"Aku tidak terlalu percaya dengan Jimin" Jung Soo mengarahkan pandangan keluar dan melihat jika akan ada badai yang datang malam ini.

"Kita akan jadi penonton Permaisuri. Lihat apa yang akan terjadi dimasa depan. Aku sendiri tidak tau apa yang akan dilakukan Pangeran kedepan"

*

Aliya mengigit bibir bawahnya dengan kuat agar suara desahanya tidak terdengar keluar. Diatasnya Jimin sedang bergerak keluar-masuk dalam tubuhnya dan Aliya benar-benar harus menahan semua dari tadi.

Bunyi tubuh mereka yang saling bertabrakan sudah pasti didengar diluar dan Aliya benar-benar tidak tahu apa yang akan ia lakukan jika bertemu pelayan besok.

"Ugh~~~" lenguhan lirih Aliya terdengar pelan saat Jimin semakin bergerak cepat. Tubuhnya benar-benar sudah lelah dan Aliya ingin istirahat sekarang.

"Pangeran Ah!" Jimin sendiri semakin gelap mata melihat Aliya yang terus melenguh dibawahnya. Jimin hanya ingin mengakhiri ini dengan cepat tapi setelah merasakan kenikmatan meniduri tubuh Aliya, Jimin tidak yakin hanya akan melakukannya sekali. Tubuh Aliya terlalu nikmat.

"Ugh~~~" kepala Jimin mendongak keatas setelah sampai pada titik kenikmatan yang ia tuju. Sementara Aliya hanya bisa diam menikmati cairan Jimin yang masuk kedalam tubuhnya.

"Apa kau siap menderita?" Pertanyaan Jimin membuat Aliya mendongak menatapnya.

Aliya yakin jika akan ada banyak masalah yang ia hadapi kedepannya. Dan tidak menutup kemungkinan jika Jimin adalah sumber utamanya.

"Jangan berharap lebih pada pernikahan ini. Ini hanya perjodohan dan kau pasti tau dengan akhir dari perjodohan?" Aliya memejamkan matanya sesaat dan membalas tatapan mata Jimin.

"Aku akan bertahan sebisaku dan semampuku. Entah itu berakhir bahagia atau menderita tapi yang aku tau anda adalah suamiku. Maaf berbicara tidak sopan pada anda pangeran. Tapi mari lihat kedepannya. Berakhir buruk atau baik hanya Tuhan yang tau dan aku akan berjalan sesuai dengan takdir Tuhan" Jimin diam mendengarkan ucapan Aliya.

"Mari saling melihat dan menjalaninya"

Tbc.

Continue Reading

You'll Also Like

520K 8.5K 20
🔞🔞🔞🔞 21+++ Bocil minggir dulu, maksa? Tanggung sendiri!!!!🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞
6.3M 686K 63
[SUDAH TERBIT DAN TIDAK LENGKAP] *** Pembentukan karakter seorang remaja dimulai dari lingkungan sekitarnya, namun bagaimana jika lingkungan yang dig...
AREKSA By Itakrn

Teen Fiction

34.2M 3.3M 64
"Perasaan kita sama, tapi sayang Tuhan kita beda." ****** Areksa suka Ilona Ilona juga suka Areksa Tapi mereka sadar... kalau mereka berbeda keyakina...
3M 24.9K 13
21+ . tahap revisi. school sexs bts = sch sexs baca info biar ga bingung.