Maaf semua, aku lama gak next karena beberapa kendala. Ranking aku tiba-tiba naik di smester sekarang ngebuat aku harus ngebayar nya dengan gak ngisi kuota selama satu minggu kemarin. Huhu
🍁🍁🍁
"Vin pulang.."
(Namakamu) merengek pada Kevin yang sedang video call dengan dirinya, masih dengan piyama tidur dirinya berdiam di taman belakang pinggir kolam.
"Bentar Ay, aku kan lagi latihan" Kevin terlihat berapikan rambutnya yang sedikit basah oleh keringat.
"Tapi pulang nya cepet ya? Kita main ke rumah Koh Sinyo, aku kangen sama Ci Agnes"
"Iya, jam makan siang aku pulang"
(Namakamu) tersenyum, lalu mengelus perutnya pelan.
Entah kenapa semenjak ia dan Kevin tahu ada seorang janin di dalam sana, (namakamu) lebih manja dan banyak mau nya.
"Udah sarapan belum? Mbak Laras udah bikinin kamu makan?"
"Udah, tadi makan roti bakar"
"Kenyang nggak? Kalau enggak mending kamu nyemil-nyemil aja"
(Namakamu) cemberut manja. "Tambah gendut dong akuu"
"Nggak papa, tambah enak kalau di peluk"
Cih, dasar lelaki.
"Yaudah iya, yang penting cepet pulang nya, hati-hati juga di jalan"
"Iya Ay, makasih udah khawatirin aku"
"Ya ya ya" malas (namakamu).
"Yaudah ya, kuota aku abis ntar, bye Vin love you"
Bersamaan dengan (namakamu) mematikan sambungan, datanglah Mbak Laras sang asisten rumah tangga yang baru bekerja satu minggu ini.
"Non, ada Nyonya Rina nungguin Non di taman depan"
"Oh ada Mama? Yaudah kamu bikinin minum sama bawa cemilan ya ke depan"
Mbak Laras mengangguk sopan lalu pergi menuju dapur, sementara (namakamu) menemui Mama mertua nya.
"Hai sayang, gimana sama kandungan nya? Ada perkembangan apa? Dia udah nendang atau apa gitu?" Antusias Mama menarik (namakamu) untuk duduk di sebelahnya.
"Ma, (namakamu) baru ketauan hamil dua hari yang lalu, belum ada perkembangan apa-apa" ringis (namakamu), lucu juga Mama mertua nya ini.
"Oh iya iya, gini nih orang tua yang ngebet pengen cucu, kamu kan tahu Kevin anak satu-satu nya Mama sama Papa"
(Namakamu) mengangguk mengerti, sangat mengerti.
"Mami kamu mau ke indonesia sayang?" Tanya Mama mengelus lengan (namakamu) lembut.
Rasa sayang nya sama seperti pada Kevin. Apa lagi (namakamu) perempuan baik yang bisa mengerti dirinya dan juga anak lelakinya itu.
"Katanya ngambil jam terbang lusa Ma, sama Kak Salsha juga"
"Oh oke, nih Mama bawain kamu buah-buahan import terbaik dari luar negeri" Mama menaikkan keranjang buah nya ke atas meja.
"Loh kok repot-repot sih Ma?"
"Nggak repot kok sayang, Mama emang suka belanja buah impor di temen Sma Papa, jadi kamu gak usah takut bahan kimia atau apa ya, ini udah di jamin sehat" Mama tersenyum.
"Makasih deh Ma kalau gitu" (namakamu) tersenyum senang, dengan perhatian Mama pada nya.
"Mbak Laras!" Teriak Mama.
"Dia ada kan sayang di dalem?" Tanya Mama pada (namakamu).
"Ada kok, lagi bikin minum tadi"
"Iya? Ada apa Nyonya?" Mbak Laras berjalan terburu-buru dengan memegang nampan sebuah gelas minuman di atasnya.
"Tolong kamu bawa ini ke dalem, dan kupasin buat (namakamu) ya" Mama menyerahkan keranjang buah tadi.
"Ah iya siap, ini milkshake oreo nya. Kesukaan Nyonya sama Nona" Mbak Laras bersimpuh menaruh minuman di meja.
"Yaudah makasih, sana cepet kupasin"
"Iya Nyonya"
🍁🍁🍁
"Non! Non (namakamu)!"
Setelah kepulangan Mama satu jam yang lalu, (namakamu) memilih untuk memanggil tukang pijat langganan nya ke rumah.
Akhir-akhir ini lengan dan kaki nya selalu terasa pegal walaupun tak banyak beraktivitas.
Tapi ketika dirinya akan tidur saking nikmatnya di pijat, Mbak Laras berteriak dengan lantang memanggilnya. Terdengar nada cemas sepertinya.
Dengan sangat terpaksa (namakamu) mengintrupsi para pemijat untuk berhenti, lalu ia berjalan menghampiri Mbak Laras.
"Ada apa Mbak teriak--- loh Kevin?"
(Namakamu) terkejut melihat Kevin lunglai di rangkulan Ginting langsung mengambil alih suaminya.
"Eh jangan (nam), Kevin berat. Mending gue antar yu sampe kamar" ucap Ginting menahan (namakamu).
"Tapi ini Kevin kenapa Ting? Kenapa lemes gini, kamu gak papa Vin?" Cemas (namakamu) menepuk pipi Kevin pelan.
Bagaimana tidak cemas, Kevin seperti orang yang setengah sadar, dengan wajah pucat meyakinkan kalau keadaanya sedang tidak baik.
"Yaudah bawa masuk Ting, pelan-pelan"
Sudah tahu dimana letak kamar Ginting mengangguk, di ikuti (namakamu) dan Mbak Laras dari belakang.
"Huhh berat juga, badan nya sih gak gendut otot nya kali ya" gumam Ginting setelah berhasil meletakkan Kevin di atas kasur.
"Vin.. Kamu kenapa? Yaampun pucet gini" (namakamu) mengelus rambut Kevin pelan.
Kevin menggeleng menggenggam lengan (namakamu).
"Ting! Lu apain suami gue sih? Dia gak mabuk kan?!" Garang (namakamu).
"Astaga (nam), gue udah baik loh nganterin Kevin ke sini, masih aja kena semprot" Ginting mengelus dada nya.
"Yaudah ini Kevin kenapa?" Lirih (namakamu) yang rasanya ingin menangis sekarang.
"Mau di olesin minyak angin sayang?" Lembut (namakamu) di telinga Kevin.
Ginting mendelik. "Dia tadi muntah-muntah gitu, kalo mabuk kayaknya enggak. Gak kecium alkohol juga kok"
"Muntah-muntah? Maksud nya?"
"Ay aku mu--al" Kevin terbangun dan berjalan cepat meski tertatih-tatih ke kamar mandi.
(Namakamu) dan Ginting saling pandang.
"Mungkin Mertua lu tau dia kenapa"
🍁🍁🍁
Kalau cerita ini part nya banyak gimana?