~ Happy Reading ~
Alice terbangun dari tidurnya.
"Argh... sakit" Ucap Alice sambil memegangi kepalanya. Tiba-tiba, ia mencium bau sesuatu dari arah dapur. "Siapa yang memasak di rumahku?" Akhirnya, Alice pergi ke arah dapur. Seseorang sedang memasak di dapurnya. "Mingyu?"
"Alice?" Pria itu membalikkan tubuhnya. "Kau sudah bangun rupanya. Kau masih mabuk?"
"Apa-apaan ini? Mengapa kau masuk ke rumahku tanpa ijin?"
"Sejak kapan aku harus masuk ke rumahmu dengan ijinmu?"
"Te-tetap saja! Itu tidak sopan"
Setelah pembicaraan singkat, suasana menjadi hening kembali dan canggung. Mingyu melanjutkan memasak, sedangkan Alice hanya duduk di kursi.
"Mingyu-ah, aku akan menata alat makannya"
"Baiklah. Silahkan"
Alice menata alat makan untuknya dan Mingyu. Tak butuh waktu lama, Mingyu selesai memasak.
"Ayo, kita makan!"
"Woah... kau masak apa?"
"Sup rumput laut dengan telur gulung"
"Mengapa sup rumput laut? Apa ada yang ulang tahun?"
"Tidak. Ini untuk meredakan rasa mabukmu. Cepat makan! Nanti supnya akan dingin"
"Baiklah. Terimakasih untuk makanannya"
Alice mencicipi sup rumput laut masakan Mingyu.
Slurp...
"Bagaimana rasanya?"
"Hmm...enak. Ini sangat lezat"
"Habiskan. Jangan lupa makan nasinya juga!"
"Baiklah. Kau memang temanku yang terbaik!"
Mingyu hanya tersenyum, tetapi entah mengapa terasa manis.
Setelah selesai menyantap sarapan, Alice masuk ke dalam kamarnya. Sedangkan Mingyu berpamitan pulang ke rumah karena harus membuka cafenya. Ia terkejut ketika melihat kamarnya menjadi bersih.
"Siapa yang membersihkannya?" Alice tiba-tiba teringat seseorang. Ia keluar kamar dengan cepat. "Mingyu!"
Bip...
Pintu rumahnya sudah tertutup. Mingyu sudah keluar dari rumahnya.
"Aish... aku belum sempat berterimakasih padanya. Mengapa dia melakukan ini padaku?"
Alice kembali masuk ke dalam kamarnya dan bersiap-siap berangkat kerja.
***
"Selamat datang!"
"Mingyu-ah, aku pesan americano"
"Alice? Mengapa kau datang kesini?"
"Oh, itu-"
"Ini pesananmu"
"Terimakasih. Aku pergi dulu. Oh, iya aku hampir lupa. Terimakasih untuk hari ini" Alice mengambil kopinya dan segera berangkat ke kantor.
"Ya, hati-hati!"
"Oke!"
Tiba-tiba, Wonwoo datang ke cafe.
"Ada apa dengannya?"
"Dia berterimakasih padaku"
"Untuk apa?"
"Karena aku telah memasak sup rumput laut untuknya"
"Ada yang ulang tahun?"
"Tidak. Tidak ada"
"Dia pulang dengan selamat?"
"Ya karena aku mengantarnya"
"Oh, begitu rupanya"
"Wonwoo-ah"
"Ya?"
"Kau tau Alice adalah seorang wanita"
"Siapa yang tidak tau kalau Alice seorang wanita?"
"Tunggu, aku belum selesai bicara"
"Baiklah. Lanjutkan"
"Kau tau rumahnya sangat berantakan. Kemarin, aku menemukan-"
"Jinjja? Sangat berantakan?"
"Ya. Dia itu cewek yang pemalas!" Bisik Mingyu.
"HEI! KIM MINGYU!!! AKU AKAN MEMBUNUHMU!" Tiba-tiba, Alice kembali lagi ke cafe.
"Alice?" Mata Mingyu melebar ketika kedapatan Alice datang lagi ke cafenya. "Mengapa kau datang kesini lagi?" Mingyu langsung kabur.
"Dompetku ketinggalan! Kim Mingyu!!! Apa yang kau lakukan semalam?" Alice mengejar Mingyu.
"Aku hanya membersihkan kamarmu. Itu saja"
"Apa yang kau temukan semalam???"
"Tidak. Tidak, aku tidak menemukan apa-apa"
Mingyu dan Alice saling kejar-kejaran, sedangkan Wonwoo hanya duduk melihat tingkah kedua temannya dan sesekali meminum kopinya. Wonwoo menghembuskan nafasnya secara kasar lalu beranjak dari kursinya.
"Aku pergi dulu" Wonwoo membuka pintu cafe dan keluar.
Mingyu dan Alice berhenti berlarian. Mereka saling menatap.
"Ada apa dengannya? Akhir-akhir ini tingkahnya menjadi aneh bukan?"
"..." Mingyu hanya diam.
"Kim Mingyu? Kau masih hidup? Kenapa diam saja?"
"Apa? Ada apa?"
"Lupakan! Aku pergi dulu! Jangan mengulangi perbuatanmu itu lagi! Jangan masuk ke rumah seorang perempuan tanpa ijin! Atau kau akan kubunuh!"
"Baiklah. Baiklah. Pergilah!"
"Oke!"
Alice berjalan ke kantornya dengan senyuman yang manis. Sehun yang baru saja turun dari mobilnya pun terpesona melihat Alice. Sehun berhenti sejenak. Memandang Alice dari kejauhan yang terlihat cantik dengan senyuman yang terukir di bibir mungilnya.
"Pak presdir? Anda baik-baik saja?"
"Apa? Ada apa?"
"Silahkan masuk"
"Oh, ya"
***
Alice berjalan menuju ruangannya.
"Selamat pagi!"
"Pagi, Alice!" Sapa dari trio chan-baek-ri dengan kompaknya.
"Semangat sekali kalian hari ini"
"Tentu! Kami selalu semangat setiap harinya"
Alice tersenyum dan memasuki ruangannya.
"Ada apa dengannya? Sepertinya suasana hatinya sedang baik" - Baekhyun
"Mungkin" Ucap Chanyeol dan Yeri dengan kompaknya.
Baekhyun, Chanyeol, dan Yeri melihat Alice dari luar ruangannya.
*Skip*
Tok Tok Tok...
"Pak, anda ada di dalam?"
"Masuk"
Krystal masuk ke dalam ruangan Sehun.
"Besok anda harus melakukan perjalanan bisnis ke London"
"London? Denganmu?"
"Tidak"
"Lalu?"
"Alice-ssi yang akan menemani anda selama 3 bulan ke depan"
"Oh, ya. APA?"
"Ada apa, pak?"
"Kenapa harus dengan Alice? Kau akan pergi kemana? Mengapa tidak bersamamu saja? 3 bulan? Itu terlalu lama"
"Maaf, pak. Sudah waktunya Alice-ssi belajar menjadi seketaris anda"
"Apa kau tidak bisa sedikit lebih lama lagi menjadi seketarisku?"
"Tidak bisa, Sehun-ah"
Mereka saling menatap.
"Baiklah" Akhirnya, Sehun mengalah.
Krystal keluar dari ruangan Sehun.
"Argh... bagaimana caranya menghadapi dia?" Sehun mengacak-acak rambutnya.
***
Krystal menghampiri Alice di ruangannya.
"Nona Alice?"
"Ya?"
"Ada yang ingin saya bicarakan dengan anda"
"Silahkan"
Mereka duduk bersama di sofa.
"Apa yang ingin anda bicarakan dengan saya?"
"Saya ingin menyampaikan bahwa anda akan melakukan perjalanan bisnis ke London bersama presdir selama 3 bulan"
"Oh, begitu rupanya. APA?"
Krystal terkejut mendengar teriakan Alice.
"Maaf, aku terlalu keras ya? Aku hanya terkejut"
"Saya tau ini tugas yang berat, tapi anda juga harus belajar"
"Secepat ini? Aku merasa belum siap. Aku baru saja bergabung dengan perusahaan ini"
"Tidak apa-apa. Kita akan belajar perlahan. Ku dengar mereka membutuhkan penerjemah"
"Bukankah anda juga fasih berbahasa Inggris?"
"Saya permisi dulu"
Krystal keluar dari ruangan Alice.
"Argh... ujian hidup apa lagi yang menimpaku ini?"
***
"APA? KALIAN AKAN KE LONDON SELAMA 3 BULAN?" Teriak kompak dari trio Chan-Baek-Ri.
"Ya. Bagaimana aku harus menghadapi presdir?"
"Kau ingin dapat saran dariku?" - Baekhyun
"Ya. Bagaimana caranya?"
"Itu mudah. Goda saja dia"
"Hei... aku tidak bercanda. Dia bukan tipe orang yang seperti itu"
"Jangan meminta saran dengannya! Dia hanya bercanda saja. Aku akan memberi tips padamu" - Chanyeol
"Bagaimana caranya?"
"Tantang dia main game. Yang kalah harus dapat hukuman"
"Hei... kau sama saja dengannya! Itu hal yang kekanak-kanakan"
"Jangan ikuti saran mereka! Aku punya solusinya"
"Apa itu?"
"Bagaimana kalau kau mengajaknya ke hotel?"
"HEI! DASAR MESUM!"
"Siapa?" Tanya mereka bertiga dengan kompaknya.
"Kalian!"
"Aish... tidak ada yang bisa memberiku solusi. Aku pergi dulu" Alice beranjak dari kursinya.
"Mau kemana?"
"Aku mau ke cafe depan"
"Cafe depan?"
"Ya"
"Sepertinya kau sering datang kesana"
"Tentu"
"Apa kami boleh ikut kesana?"
"Untuk apa?"
"Kami hanya ingin minum kopi. Apa tidak boleh?"
"Oh, tentu saja boleh. Ayo!"
Akhirnya, mereka bersama-sama pergi ke cafe.
Kring...
Bel pintu cafe berbunyi.
"Selamat datang!" Mingyu terkejut ketika Alice datang ke cafenya. "Alice?"
"Oh, Mingyu!" Alice melambaikan tangannya ke arah Mingyu yang sedang membersihkan meja paling ujung.
"Ada apa datang kesini?" Mingyu menghampiri Alice. "Siapa mereka?" Mingyu menunjuk ke arah 3 orang di sebelah Alice.
"Ini temanku di kantor"
"Baekhyun"
"Chanyeol"
"Yeri"
"Mingyu"
"Kau temannya Alice ya?" - Baekhyun.
"Ya"
"Kau tampan sekali"
"Hahaha... terimakasih" Mingyu tersenyum ke arah Baekhyun.
"Baekhyun! Diamlah!" - Chanyeol.
"Bagaimana kalau kita duduk dan meminum secangkir kopi?" - Yeri.
"Tentu saja. Silahkan duduk"
Mereka berempat duduk di kursi masing-masing.
"Mau pesan apa?"
"Kalian mau pesan apa?"
"Espresso" - Chanyeol.
"Cappucino" - Baekhyun.
"Latte" - Yeri.
"Alice?"
"Seperti biasa"
"Oke! Pesanan kalian segera datang"
Kring...
Bel pintu cafe berbunyi kembali.
"Selamat datang!"
Alice terkejut ketika melihat seseorang yang baru saja datang.
"Wonwoo?"
Chanyeol, Baekhyun, dan Kai terkejut ketika Alice memanggil Wonwoo hanya dengan sebutan namanya saja.
"Alice? Ada apa ini?" Wonwoo terkejut ketika melihat Alice berada di cafe.
"Alice, kau dekat dengan manajer?"
"Oh, dia temanku juga"
"Apa?"
"Ya, dia temanku. Wonwoo, bergabunglah dengan kami!"
"Baiklah" Akhirnya, Wonwoo duduk bersama mereka berempat.
"Wonwoo! Kau ingin minum apa?" Teriak Mingyu dari arah dapur.
"Seperti biasa!"
"Jadi, kalian bertiga ini berteman ya?" - Baekhyun.
"Iya"
"Sejak kapan?"
"Sejak kuliah"
"Alice dikelilingi oleh pria tampan bukan?" - Baekhyun.
"Apa?"
"Diamlah!" Bisik Chanyeol pada Baekhyun. "Tidak ada apa-apa"
Tak butuh waktu lama, Mingyu datang membawa pesanan masing-masing.
"Espresso!"
"Milikku!" - Chanyeol.
"Cappucino!"
"Itu aku!" - Baekhyun.
"Latte!"
"Itu milikku!" - Yeri.
"Dan 2 americano untuk kalian. Hangat untuk Alice. Dingin untuk Wonwoo. Silahkan di nikmati" Mingyu ingin pergi ke dapur, tetapi di cegah oleh Baekhyun.
"Hei, tampan!"
Mingyu membalikkan tubuhnya.
"Mau kemana? Bergabunglah dengan kami!"
"Bolehkah?"
"Tentu saja"
Akhirnya, Mingyu ikut bergabung dengan mereka.
"Ada yang ingin ku bicarakan pada kalian"
"Apa?"
"Aku akan berangkat ke London selama 3 bulan"
"APA?" Mingyu berteriak terkejut.
"Tenanglah, Mingyu. Aku bisa jelasin"
"Mengapa tiba-tiba kau ingin pergi ke London? Kau ingin bertemu dengan keluargamu?"
"Tidak. Aku akan melakukan perjalanan bisnis"
"Oh, dengan siapa? Sendiri?"
"I-itu ber-"
"Dia akan bersama presdir disana" Potong Baekhyun.
"APA? PRESDIR?"
"Mengapa dia terlihat marah ketika aku mengatakannya?" Bisik Baekhyun pada Chanyeol.
"Aku juga tidak tau" Bisik Chanyeol pada Baekhyun.
"Tenanglah, Mingyu. Aku bisa menjaga diriku sendiri"
"Aku tidak bisa membiarkanmu bersama pria itu!"
"Aku bisa menjaga diriku"
"Apa barusan dia menyebut presdir dengan sebutan *pria itu*?" Bisik Baekhyun.
"Apa dia mengenal presdir?" Bisik Chanyeol.
"Mengapa dia tau kalau presdir kita seorang pria?" Bisik Yeri.
"Lalu, aku harus bagaimana?"
"Tolak sekarang juga!"
"Jika aku menolaknya, maka aku bisa di pecat dari perusahaan"
"Lalu, bagaimana dengan Wonwoo? Mengapa tidak Wonwoo saja yang ikut bersama pria itu?"
"Mingyu-ah, aku ini seketarisnya. Jadi, aku yang paling berhak mendampinginya"
"Tidak bisa begini. Aku saja yang akan ikut bersamamu"
"MINGYU! KIM MINGYU!" Teriak Alice yang membuat semua orang terkejut. "Aku bukan anak kecil lagi. Aku bisa menjaga diriku sendiri. Sebenarnya apa yang sedang terjadi padamu? Tingkahmu seperti anak kecil! Aku tidak suka itu!" Alice beranjak dari kursinya dan mengambil tasnya, lalu pergi dari Cafe.
"ALICE! TUNGGU AKU!" Teriak Mingyu yang akhirnya menyesal.
"Kami permisi dulu" - Baekhyun
Baekhyun, Chanyeol, dan Yeri ikut pergi dari Cafe. Tersisa Wonwoo disana.
"Mingyu-ah, biarkan saja"
"Apa katamu?"
"Biarkan saja. Biar Alice saja yang menentukan arah hidupnya. Disana juga ada keluarganya. Aku yakin dia aman disana"
"Aman? Aman katamu? DIA BERSAMA SEORANG PRIA DISANA!"
"Aku tau. Presdir bukan orang yang seperti itu. Aku mengenalnya dengan baik di kantor. Dia bukan seperti yang dulu lagi"
"Baiklah. Jika ini demi kebaikan Alice, aku akan terima apapun"
"Itu baru teman yang terbaik" Wonwoo tersenyum ke arah Mingyu. "Aku pergi dulu" Wonwoo ikut pergi dari cafe.
***
"Alice, maafkan aku"
"Tidak apa-apa, Mingyu"
"Maafkan aku. Aku melakukan ini karena terlalu cemas padamu"
"Tidak apa-apa. Aku mengerti perasaanmu. Hentikan semuanya! Mari kita berpesta saja! Bersulang!"
"Bersulang!"
"Argh... segarnya..."
"Jangan minum saja! Makan ini" Mingyu menyuapkan daun yang sudah diisi penuh oleh daging pada Alice.
"Hmm... ini enak sekali. Kau memang yang terbaik"
"Tentu. Aku chef yang bisa di andalkan bukan?"
"Ya. Aku pasti rindu dengan kalian. Rindu dengan makanan ini. Rindu dengan kota ini. Disana tidak akan ada makanan seperti ini. Aku akan merindukan kalian semua. 3 bulan adalah waktu yang lama. Hiks... hiks..." Air mata Alice mulai menetes.
"Jangan menangis! Aku akan merindukanmu, Alice"
"Aku juga"
Mereka pun berpelukan bersama.
TBC