[Revisi] Yandere Vampire || B...

By bangchantique

77.1K 9.7K 699

[ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ • ʙᴀɴɢᴄʜᴀɴ] ✔ ❝ Sekali kau masuk ke dalam hidupku, tak akan ada jalan keluar untukmu. Kau tak akan... More

Untitled Part 1
Untitled Part 2
Untitled Part 3
Untitled Part 4
Untitled Part 6
Untitled Part 7
Untitled Part 8
Untitled Part 9
Untitled Part 10
Untitled Part 11
Untitled Part 12
Untitled Part 13
Untitled Part 14
Untitled Part 15
Untitled Part 16
Untitled Part 17
Untitled Part 18
Untitled Part 19
Untitled Part 20
Untitled Part 21
Untitled Part 22
Untitled Part 23
Untitled Part 24
Untitled Part 25
Untitled Part 26
Untitled Part 27
Untitled Part 28
Untitled Part 29
Untitled Part 30
Untitled Part 31
Untitled Part 32
Untitled part 33
Untitled Part 34
Untitled part 35
Untitled Part 36
Untitled Part 37
Untitled Part 38
Untitled Part 39
Untitled Part 40✔

Untitled Part 5

2.5K 342 23
By bangchantique

Bangchan terus menatap tajam Mingyu yang tengah asik berbincang dengan Haewon di kejauhan, kedua tangan vampir itu mengepal kuat hingga ujung jari-jarinya memutih.

Sudah berjalan seminggu sejak hari di mana Mingyu mulai mengajak Haewon bicara, dan sudah seminggu pula Sang Vampir tak pernah berhenti untuk berusaha merebut pasangannya dari pemuda berbahaya itu.

Bukan apa-apa. Pasalnya Bangchan tahu betul bagaimana sifat asli dari seorang Kim Mingyu, karena beberapa waktu lalu pernah tak sengaja melihatnya saat sedang melakukan perburuan.

Pria itu adalah seorang Playboy, yang parahnya Mesum.

Bangchan tak mau terjadi sesuatu yang tak diinginkan pada Haewon. Namun sudah beberapa kali diberitahukan, gadis tersebut tetap tak mau mendengarkan dan malah balik memarahi Sang Vampir karena dianggap menyebarkan rumor tidak baik bagi Si Primadona Sekolah itu.

Bangchan terus menatap tajam Mingyu sampai rasanya ingin menelan pria itu hidup-hidup, namun tiba-tiba Woojin datang dan duduk di sebelahnya sambil mengikuti arah pandangan vampir tersebut.

"Cemburu hah?"

"Aku tidak cemburu hyung," jawab Bangchan sambil menatap tajam Sang Saudara Tertua yang membalas dengan kekehan pelan.

"Itu namanya cemburu, Chan. Vampir Yandere sepertimu pun bisa merasakannya saat gadis yang disayangi malah bersama orang lain," ujar Woojin sambil menunjuk Mingyu dan Haewon yang mulai tertawa bersama entah karena apa.

Bangchan kembali menatap pemuda bermarga Kim itu, detik berikutnya ia tersenyum lebar.

"Aku ingin membunuhnya, hyung. Daripada dia menyakiti Gadisku, lebih baik dilenyapkan bukan," ujar Bangchan yang menatap Mingyu dengan seringai menyeramkan.

Woojin langsung mencengkram kuat bahu Sang Saudara, berharap vampir itu segera sadar kalau mereka masih di sekolah dan siapapun bisa mendengarnya. Namun yang namanya Yandere, seringai Bangchan malah semakin lebar semakin ia menatap Mingyu.

"Chan, kendalikan dirimu. Kau tak boleh ikut campur dalam kehidupan manusia, kau akan merusak jalannya takdir mereka," ujar Woojin sambil mengguncang kuat tubuh Bangchan untuk menyadarkannya.

"Tapi hyung, setiap tetesan darahnya akan menjadi sebuah kebahagiaan bagi semua gadis yang sudah ia jebak. Aku hanya membantu mereka membalaskan dendam," jawab Bangchan sambil tersenyum lebar ke arah Sang Saudara Tertua.

"Bangchan. Jangan," ancam Woojin sambil menatap tajam vampir tersebut.

Lama Bangchan beradu tatap dengan Sang Saudara Tertua, akhirnya ia menghela napas pelan dan mengganti seringainya dengan raut wajah sedih.

"Bisakah kau membantuku, hyung?"

"Bantu apa?" tanya Woojin pelan.

"Tolong baca pikiran Mingyu. Hanya kau yang memiliki kekuatan itu.. Bantu aku agar bisa mengetahui maksud sebenarnya, kenapa dia tiba-tiba mendekati Gadisku," ujar Bangchan sambil menatap Woojin.

Sang Saudara Tertua nampak berpikir sejenak. Sempat ia memandang Mingyu yang tengah menatap Haewon dengan tatapan aneh di bawah sana, sampai akhirnya dia menyetujui permintaan vampir itu.

"Baiklah. Tapi jangan lakukan apapun tanpa seijinku, oke?"

"Aku paham, hyung. Aku akan berusaha menahan diri," jawab Bangchan sambil berjalan pergi meninggalkan Woojin.

Keesokkan harinya...

"Chan," panggil Woojin saat ia sudah berdiri di sebelah Sang Saudara.

Bangchan tadi langsung pergi ke atap saat istirahat tiba karena tak ingin menjadi psikopat saat melihat Haewon bersama Mingyu lagi. Seperti janjinya, ia akan berusaha menahan diri untuk tidak membunuh.

"Eoh, hyung! Kau sudah melakukannya?" tanya Bangchan riang.

"Iya," jawab Woojin sambil duduk di sebelah Sang Saudara, ikut menatap senja di atas sana.

"Lalu? Bagaimana?"

"Dia itu.. Berbahaya untuk Haewon. Dia menganggap gadis itu sebagai mainan barunya, dan kemungkinan besar Haewon akan disakiti nantinya," jawab Woojin setelah menghela napas panjang.

BLAM!

Tanpa ada jawaban apapun, tiba-tiba pintu atap terbanting kuat. Woojin langsung menoleh dan tahu bahwa Bangchan sudah berlari pergi, pasti mencari Haewon.

"Hah.. Kuharap anak itu benar-benar bisa mengendalikan diri," gumam Woojin sambil berjalan menuju pagar pembatas atap, mengamati Haewon dan Mingyu dari atas.

"Haewonie!" panggil Bangchan sambil berlari cepat.

Haewon yang tengah asik berbincang dengan Mingyu langsung memutar bola matanya malas, tahu jelas apa yang akan Sang Vampir ingin bicarakan dengannya.

"Ikut aku sebentar," ujar Bangchan sambil menarik tangan gadis itu.

"Apa ini?! Aku tidak mau!" bentak Haewon sambil berusaha melepaskan tangannya.

"Ikut saja dulu, aku mau cerita sesuatu."

Bangchan menarik tangan Haewon untuk pergi, namun dengan sigap Mingyu menahan tangan gadis itu. Membuat Sang Vampir langsung menoleh ke belakang saat merasakannya.

"Lepaskan tangan kotormu darinya," ujar Bangchan sambil menatap tajam pemuda itu.

"Tangan kotor? Haha. Bukankah itu Kau? Dengan kasarnya menarik tangan seorang gadis yang lemah," jawab Mingyu sambil mendorong keras bahu Bangchan, walau tak berhasil membuat vampir tersebut bergeming.

"Dia itu Gadisku. Jadi lebih baik kau menjauhlah dan Jangan Pernah Berpikir untuk Memilikinya," ujar Bangchan dengan penekanan di akhir kalimatnya.

Tiba-tiba Haewon memberontak dan berhasil melepaskan tangannya dari genggaman Bangchan, membuat vampir itu menatap kaget gadis tersebut.

"Tolong, Chan.. Aku lelah dengan semua permainan anak kecilmu, kumohon biarkan aku menjalani kehidupanku dengan tenang. Sudah cukup aku menderita karenamu, kali ini biarkan aku merasa aman dengan orang lain. Kumohon, kau menyayangiku kan? Maka jangan ikut campur kehidupan pribadiku.."

Haewon langsung menggandeng pergi tangan Mingyu, meninggalkan Bangchan yang menatap kosong kepergiannya. Dia memang seorang penghisap darah berdarah dingin, tapi apakah salah jika ia merasakan sakit di dalam hatinya?

"Jadi Haewon selalu menderita karenaku? Dia berpikir bahwa aku selalu bermain-main dengannya? Apa karena aku ini vampir makanya dia tak bisa percaya padaku? Kalau begitu, aku ingin berubah jadi manusia agar bisa merasakan cintanya dan mendapatkan kepercayannya seperti yang dia berikan kepada pria itu.. Bukan keinginanku juga terlahir sebagai seorang vampir.."

Bangchan menatap langit senja yang seakan mengerti penderitaannya. Air mata yang sudah sejak 200 tahun terakhir tak pernah menampakan diri, perlahan jatuh membasahi wajah putih pucat vampir tersebut.

"Aku ingin menjadi manusia saja..."

--------------------------------------------

Don't forget to vomment gaes, lop yuh ol😘

Continue Reading

You'll Also Like

11.4M 769K 54
_Fantasy Romance_ Dyeza Zafriela namanya. Ia tidak tahu dosa apa yang telah ia perbuat hingga harus dihadapkan pada kenyataan pahit yang serasa meng...
29.8M 1.1M 45
Sudah dibukukan❤️👅 tapi part masih lengkap karena isi di wattpad dan di buku sangat berbeda 🤭 ini cerita pertamaku di wattpad jadi harap maklum tul...
48.7M 4.2M 35
[Telah Dibukukan, Tidak tersedia di Gramedia] ❝Untukmu, Na Jaemin. Laki-laki tak sempurna Sang pengagum hujan dan sajak❞ ©tx421cph
16.8M 1.9M 160
WARNING : Cerita ini memiliki efek ketagihan. Sekali baca gak akan bisa berhenti sampai berharap gak pernah tamat. Gak percaya, buktiin aja. ...