1 bulan kemudian.....
1 bulan sudah berlalu, hubungan angga dan (namakamu) juga baik namun ada sedikit juga pertengaran pertengkaran kecil. Sementara hubungan persahabatan (namakamu) rendy dan diandra yang kurang membaik untuk saat ini.
Ya semenjak (namakamu) kembali menjadi pacar nya angga, ia jadi jarang sekali menghabiskan waktu nya bersama diandra dan rendy.
Sebulan berlalu rendy juga sudah mulai mengikhlaskan atas keputusan (namakamu), namun ia masih bingung atas perkataan diandra sebulan yang laku "dia punya amanah buat ga nerima cowok lain selain angga!" itu yang masih terngiang ngiang dipikiran rendy saat ini.
"Maksud diandra itu apa sih? Udah sebulan gue nanyain itu kediandra tapi kenapa dia ga mau ngasih tau jawaban nya sih? Bingung gue!" ucap rendy seraya menatap foto (namakamu) yang ia simpan dimeja belajar nya. Ya saat ini rendy sedang berada dikamar nya.
"Masa iya gue tanyain langsung sama (namakamu)! (Nam) apa alesan kamu ga nerima aku? Masa iya gitu? Malu lah gue, nanti dikira pengemis cinta lagi gue! Ogah gue." pungkas rendy.
"Tapi penasaran juga sih gue! Tapi gimana dong?" lanjut nya seraya menempelkan jari nya kedagu.
"Ah gatau gue pusing juga, sebulan mikirin gituan." rendy mengacak acak rambutnya frustasi lalu ia berjalan kearah tempat tidur nya dan membaringkan tubuhnya lalu menuju pintu alam mimpi. Tak lupa ia baca doa dulu sebelum tidur, biar mimpi indah kata nya.
****
"Assalamualaikum bunda?" sapa angga saat bunda rike menghampiri angga diruang tamu. Ia berdiri dan mencium punggung tangan bunda rike.
"Walaikumsalam nak!" jawab bunda rike seraya mengelus pelan bahu angga.
"Dari kapan disini nak?" tanya bunda rike sembari duduk disofa ruang tamu diikuti oleh angga yang duduk disamping bunda rike.
"Belum lama kok bun, baru 5 menitan lah." ucap angga diakhiri dengan kekehan.
"(Nam) nya belum kesini juga ya? Kebiasaan deh tuh anak suka lama lama dikamar--- nah itu dia orangnya." bunda menoleh dan mendapatin sang putri yang tengah menatap nya dan angga seraya berjalan menghampiri sang bunda dan angga.
"Bunda sama angga lagi ngomongin aku ya?" (namakamu) menunjuk bunda dan angga secara bergiliran sembari menyipitkan kedua matanya.
Angga dan bunda saling menatap hingga akhirnya mereka berdua tertawa pelan membuat (namakamu) berkacak pinggang dan mengerucutkan bibir nya.
Tak lama setelah itu iqbaal datang sembari mengernyitkan dahinya. "Pada kenapa ini pagi pagi udah ketawa tiwi aja? (Namakamu) kenapa lagi tangan dipinggang gini?" tanya iqbaal seraya menggoyang-goyangkan lengan (namakamu).
"Nih bedua nih angga sama bunda ngomongin aku!" ketus (namakamu).
Iqbaal melirik bunda dan angga secara bergantian. "Ya gpp dong mereka ngomongin kamu, toh ngomongin yang baik juga pasti!" ucap iqbaal seraya menaikkan sebelah alis nya.
(Namakamu) membelalakan mata dan membuka mulut nya tak percaya. "Kok kak iqbaal gitu sih malah ngebelain bunda sama angga?" ucapnya kesal.
"Yaudah aku berangkat sama ren--" (namakamu) terdiam setelah mengucapkan kata 'ren'. Ya siapa lagi kalo bukan rendy yang beberapa minggu ini sudah jarang ia temui.
"Ren? Maksud kamu rendy?" tanya iqbaal.
"Kok rendy sih yang?" ucap angga kesal.
(Namakamu) masih terdiam, ia masih enggan untuk membuka mulut. Bunda yang melihat raut wajah sang anak termenung langsung angkat bicara.
"Oh iya rendy sama diandra kok jarang kesini lagi ya?" tanya bunda rike.
Iqbaal mengangkatkan kedua bahu nya tak tau, sementara angga masih menatap (namakamu) yang masih terdiam.
"Ah apaan sih kok jadi bahas rendy hehe." kali ini (namakamu) berbicara diakhiri dengan kekehan.
"Yaudah yuk ga nanti keburu telat!" lanjut (namakamu). Angga mengangguk mengiyakan.
"Bun (nam) pamit dulu ya." ucap (namakamu) seraya mencium punggung tangan sang bunda.
"Iya sayang."
"Assalamualaikum." ucap (namakamu) dan angga bebarengan.
"Walaikumsalam sayang, hati hati ya!" ucap bunda. (Namakamu) dan angga mengangguk.
"Kak duluan ya!" ucap (namakamu) seraya melewati sang kakak. Iqbaal mengangguk. Angga hanya mengangguk tersenyum saat melewati iqbaal.
"Oh iya bun ayah sama teteh kemana?" tanya iqbaal saat (namakamu) dan angga sudah pergi.
"Oh ayah sama teteh udah pergi subuh subuh banget, kata nya sih ayah ada rekan bisnis yang penting gitu. Kalo teteh ada praktek dijogja maka nya pergi nya subuh banget." jelas bunda. Iqbaal hanya mengangguk anggukan kepala nya.
"Yaudah ale pergi sekolah dulu ya bun!" ucap iqbaal seraya menyalami punggung tangan sang bunda.
"Assalamualaikum."
"Walaikumsalam."
"Hati hati ya le!"
"Iya bun."
Bunda rike menatap punggung iqbaal yang mulai menghilang dibalik pintu utama rumah nya.
"Semoga kamu ga bakalan kecewa kalo nanti nya kamu tau tentang (namakamu) le." ucap bunda sendu.
****
"(Nam)?" tanya angga seraya melirik (namakamu) sekilas.
"Hm." (namakamu) hanya berdehem seraya memainkan ponsel nya tanpa melirik angga.
"(Nam)?"
"Hm."
"(Nam)?"
"Hm." (namakamu) masih menatap serius ponsel nya tanpa melirik angga yang kini mulai kesal dengan (namakamu) karna sedari tadi hanya berdehem dan tak meliriknya sama sekali.
"(Nam)?" ucap angga kesal.
"Apa sih ga?" kali ini (namakamu) melirik angga.
"Kamu kenapa sih dari tadi hm hm hm mulu? Emang kamu nisya sabyan apa." ucap angga kesal.
"Menurut kamu aku ada tampang kayak nisya sabyan apa?" tanya (namakamu) berdecak kesal.
"Ga ada sih." jawab angga yang menatap lurus kedepan diakhiri dengan kekehan.
"Yaudah diem!" ketus (namakamu) dan kembali menatap ponsel nya membuat angga berdecak kesal.
(Namakamu) menatap sendu layar ponsel nya. Ya ia sedang memperhatikan foto diri nya dan rendy saat dipantai.
Angga melirik (namakamu) yang kembali menatap layar ponsel nya. Kali ini serius sangat serius hingga membuat angga penasaran.
Karna penasaran angga langsung mengambil ponsel (namakamu) dengan tangan kiri, karna tangan kanan ia gunakan untuk menyetir.
(Namakamu) terkejut kala angga mengambil ponselnya. "Angga kamu apaan sih?" ucapnya kesal.
Angga membelalakan mata dan ia ngerem mendadak hingga membuat (namakamu) kejedot.
Dughh!!!
"Sttsss!!! Angga sakit." pekik (namakamu) seraya mengelus² jidat nya.
Angga tak menghiraukan perkataan (namakamu), ia menatap tajam gambar yang ada diponsel kekasih nya ini, lalu ia melirik (namakamu) kesal.
"(Nam) apapaan ini? Jadi dari tadi kamu ngeliatin foto ini." pekik angga seraya memperlihatkan foto tersebut.
"Emangnya kenapa sih? Salah kalo aku ngeliatin foto sahabat aku? Salah juga kalo aku kangen sama sahabat aku? Hah!" ketus (namakamu) seraya mengambil paksa ponsel nya dari tangan angga.
"(Nam) kamu tuh--"
"Apa? Kenapa? Hah! Salah kalo aku kangen sama sahabat sahabat aku? Salah hah!" ia tau apa yang akan dikatakan angga jadi dengan cepat (namakamu) memotong perkataan nya.
"Aku tuh kangen sama rendy sama diandra ga!aku tuh kangen maen bareng sama mereka!setiap aku mau jalan sama mereka kamu selalu aja ngelarang aku buat gajalan sama mereka." pekik (namakamu) seraya menitihkan air mata nya.
Mata angga memanas wajah nya memerah, ia emosi sangat emosi. "(Nam) wajar dong aku ngelarang kamu, aku kan pacar kamu!" pekik nya.
(Namakamu) tersenyum sinis dan menghapus sisa air mata nya. "Aku bosen tau ga, selalu aja kata itu yang kamu ucapin 'aku pacar kamu' 'aku pacar kamu' Oke emang kamu pacar aku, tapi apa kamu berhak ngelarang aku buat ga bergaul sama sahabat sahabat aku. Menurut aku kamu ga berhak ga buat ngelarang aku kaya gini, bunda aja yang udah ngelahirin aku sama ngegedein aku gapernah sama sekali ngelarang aku buat ga bergaul sama rendy dan diandra."
"Ini bukan pertama kali nya ya kita berantem kaya gini cuma karna aku kangen sama rendy dan diandra. Ini tuh udah kesekian kali nya ga! Aku capek berantem kaya gini terus!" lanjut nya dan membuka pintu mobil untuk segera keluar dari mobil angga.
Angga menahan tangan (namakamu). "Mau kemana kamu?".
Dengan cepat (namakamu) menepis tangan angga. " jangan sentuh, aku mau keluar! Dan satu lagi mulai sekarang kita PUTUS!"
"(Nam) jangan gila, aku ga mau putus sama kamu."
(Namakamu) menghentikan pergerakannya. Ia terdiam seraya menitihkan air mata nya.
"Aku sayang sama kamu (nam), aku gamau putus sama kamu. Aku ngelakuin itu karna aku gamau kehilangan kamu lagi, aku gamau kamu deket sama rendy karna aku tau rendy tuh masih suka sama kamu, ia masih belum move on dari kamu (nam). Plis jangan pergi lagi!" ucap angga dengan suara lirihnya.
Sementara (namakamu) kini menatap kedua tangan yang melingkar dipinggangnya. Ia merasakan hembusan nafas angga yang menerpa lehernya. Terdengar isakan kecil dari angga.
"Aku mohon jangan pergi lagi, aku gamau kehilangan kamu untuk yang kedua kali nya."
(Namakamu) mendongkak dan menghapus air mata nya. Lalu ia melepas tangan angga dari pinggang nya. "Maaf ga kita udah gabisa sama sama lagi! Kita putus!" ucap nya seraya membuka pintu mobil dan segera keluar dari mobil angga.
(Namakamu) berlari kebelakang mobil angga seraya menangis. Seragam nya sudah tak serapi tadi kerudungnya pun sudah setengah basah.
Sementara angga ia menggeram. "Arghhh!!! Kenapa gue harus kehilangan lo lagi (nam)! Kenapa? Kenapa? Arghh!!!" pekik nya seraya memukul stir mobil dan mengacak acak rambut nya.
Setelah itu angga menancap gas mobil nya lalu melajukan nya dengan kecepatan diatas rata rata.
(Namakamu) menatap sendu mobil angga yang mulai menjauh seraya berucap lirih. "Maaf ga ini jalan satu satu nya untuk aku dan juga kamu, dan maaf aku nerima kamu karna aku pengen ngewujudin permintaan nya kak amanda, dan menurut aku ngewujudin permintaan kak amanda itu telah usai. Semoga kak amanda tenang ya dialamnya." ia menghapus air mata nya dan berjalan menuju halte terdekat seraya untuk mencari taksi.
****
"Yang angga tadi kerumah kamu ga?" tanya zidny menatap iqbaal yang sedang fokus menyetir.
"Iya tadi dia kerumah aku, biasalah jemput (namakamu)! Emang nya kenapa sih tumben banget kamu nanyain angga kerumah aku apa ngga?" tanya iqbaal melirik zidny sebentar lalu kembali menatap jalanan.
"Ngga sih cuman nanya aja." ucap zidny diakhiri dengan kekehan.
"Kamu ini." ucap iqbaal seraya menepuk pelan pundak kepala zidny. Zidny hanya tersenyum. Setelah itu hening.
Dari kejauhan zidny menyipitkan mata nya. Ia melihat (namakamu) yang tengah duduk dibangku halte.
"Kata iqbaal tadi (namakamu) dijemput angga? Kok ini (namakamu) ada dihalte sih?" batin zidny berkata.
Sebelum iqbaal melihat (namakamu) buru buru zidny mengalihkan pandangan iqbaal kearah samping kanan. "Eh yang itu poster apa?" zidny menunjuk poster dijalan disebelah kanan iqbaal.
"Mana?"
"Yah udah kelewatan!" ucap zidny.
"Emang poster apa sih zid?" tanya iqbaal.
"Ah bukan apa apa, mungkin tadi aku salah liat. Kira aku itu poster kecantikan gitu, tapi ternyata kaya nya bukan deh." ucap zidny diakhiri dengan kekehan. Iqbaal menggeleng-gelengkan kepalanya seraya terkekeh.
Zidny menghela napas, hampir saja iqbaal melihat (namakamu) yang tengah duduk dibangku halte dengan mata sembab. Jika iqbaal melihat abis sudah angga dipukuli iqbaal.
Sesampai nya disekolah, zidny buru buru keluar dari mobil iqbaal.
"Yang kok buru buru?" teriak iqbaal didalam mobil.
"Aku mau ketoilet dulu, duluan ya!" zidny melambaikan tangan nya dan berlari. Sebenarnya ia tak ingin ketoilet hanya saja ia penasaran dengan (namakamu) yang tadi duduk dihalte dengan mata sembab, ia langsung menuju kelas 10 MIA 5 dan mencari angga untuk menanyakan hal ini.
Sesampainya didepan kelas 10 MIA 5 zidny langsung menanyakan angga pada siswa yang ada didepan kelas tersebut.
"Em maaf angga nya udah dateng belum?" tanya zidny.
"Oh ada kak bentar ya gw panggilin dulu." ucap siswa itu lalu masuk kedalam kelas dan memanggil angga. Zidny mengangguk mengiyakan.
Tak lama zidny menunggu angga datang dengan baju seragam yang keluar sebelah dan rambut yang acak-acakan.
Zidny membelalakan mata nya kala melihat penampilan angga. "Yaampun angga! Kamu apapaan ini baju sebelah dikeluarin?" tanya nya seraya menarik pelan baju seragam yang keluar.
"Terus ini apa lagi rambut acak acakan gini? Benerin! Malu dong pagi pagi udah berantakan gini." lanjutnya. Angga membenarkan seragam nya beserta rambutnya.
"Kenapa?" tanya zidny lagi.
"Aku putus sama (namakamu) kak." ucap angga dengan suara lirihnya.
"APA!!!"
"Kak jangan keras keras dong!" ketus angga.
"Maaf maaf speechless kakak tuh ga!" ucap zidny. Angga mendengus sebal.
"Kok bisa ga?" tanya zidny.
"Ini semua gara gara rendy kak, aku sama (namakamu) berantem gara gara rendy kak!" ucap angga kesal.
Zidny mengernyitkan dahinya. "Gara gara rendy? Kok bisa sih?"
"Tadi pagi pas dimobil (namakamu) ga nyaut nyaut pas aku panggil dia malah serius banget natep ponsel nya pas aku liat eh dia lagi merhatiin foto dia sama rendy yang lagi dipantai kak!" ucap angga yang semakin kesal.
"Kamu tenang aja ga, kakak bakalan bantuin kamu buat balik lagi sama (namakamu)! Kamu tenang aja okey!" ucap zidny seraya menenangkan angga yang mulai emosi.
Tanpa mereka sadari sedari tadi rendy dan diandra mendengar percakapan mereka yang bersembunyi dibalik tembok
"Ren (namakamu) sama angga udah putus, ini saat nya lo buat dapetin hati (namakamu) lagi." ucap diandra.
Rendy terdiam ia masih mencerna perkataan angga kala (namakamu) dan angga putus karna nya. Jadi sebenernya cinta ia pada (namakamu) bertepuk sebelah tangan apa tidak.
"Ren? Rendy?" ucap diandra seraya menggoyang goyangkan bahu rendy yang sedang melamun.
"Apa dra?"
"Lo dengerkan tadi apa yang angga bilang sama kak zidny, mereka udah putus ren! Udah putus!" ucap diandra antutias.
"Iya gue denger, tapi lo juga dengerkan mereka putus karna gue dra! Mereka putus karna (namakamu) ngeliatin foto gue sama dia waktu dipantai? gue jadi bingung sebenernya (namakamu) suka ga sih sama gue? Kalo suka kenapa waktu itu dia nolak gue? Kenapa coba?" rendy menempelkan jarinya didagu seraya berpikir.
"Karna dia it---"
"Tunggu tunggu! Waktu itu lo pernah bilang kalo (namakamu) ganerima cinta gue karna dia diamanahin buat ga nerima cowok selain angga?" rendy memotong cepat perkataan dindra.
Diandra memukul bahu rendy keras. "Makanya dengerin gue dulu, maen potong aja omongan orang." rendy mengelus² bahu nya, pukulan diandra sangat keras.
"Kita kekantin aja yuk, ga enak gue ngomong sambil berdiri gini!" ajak diandra yang mendapat anggukan dari rendy.
****
Setelah mengeluarkan selembar uang seratus ribu ia langsung memberikan pada supir taksi. "Ini pak."
"Aduh non, saya baru narik jadi belum ada uang buat kembalian." ucap supir taksi tersebut.
(Namakamu) tersenyum. "Bapak ambil aja kembalian nya."
"Yang bener non?" tanya supir taksi tersebut. (Namakamu) mengangguk mengiyakan.
"Makasih ya non! Semoga non dan keluarga dilimpahkan lagi rezeki nya."
(Namakamu) mengangguk seraya tersenyum. "Amin! Makasih pak doa nya."
"Iya non sama sama, hati hati ya non." (namakamu) tersenyum dan langsung membuka pintu mobil untuk segera keluarin dari taksi tersebut.
Setelah taksi itu melaju meninggalkan (namakamu) sendirian ditempat sunyi nan indah ini. Ia menghirup udara ditempat ini, tempat dimana ia mengecewakan seseorang yang selalu membuatnya semangat untuk menjalani hidup.
Siapa lagi kalo bukan 'rendy juliansyah' atau yang sering ia sebut 'erje'. Perlahan ia mulai melangkahkan kaki untuk mendeketi danau.
Sesampainya didekat danau ia menatap pantulan tubuhnya diair danau. Ia menatap sendu dirinya sendiri. Lalu ia beralih menatap sekeliling area danau tersebut.
Tempat ini masih sama, masih seperti sebulan yang lalu saat rendy menyatakan cinta nya. Seketika (namakamu) terkekeh geli kala mengingat kejadian dimana rendy memberikan nya kejutan yang dibantu oleh diandra,aldy,kiki,bastian,ojan, dan rafto.
Ia kembali termenung kala mengingat betapa sedih nya rendy saat cinta nya ditolak oleh nya. Mengapa ia harus menghadapi kisah cinta yang terbelit dengan amanah ini.
****
"APA!!!"
"Gila lo sakit nih kuping gue." ketus diandra.
"Lo kali yang gila, masalah sebesar ini lo sembunyiin dari gue dra!" pekik rendy. Ya sesuai perkataan diandra tadi, ia akan memberitahu rendy tentang amanah yang harus dijalanin sama (namakamu).
"Heh! Bisa kali ga usah keras keras gitu ngomong nya, liat tuh kita diliatin tau sama murid murid." ketus diandra seraya menuju pada murid yang menatap tajam ia dan juga rendy.
"Maaf ya gaiss gue lagi terkejut ini." ucap rendy dengan cengiran khas nya.
'Gila kali tuh anak'
'Serem gue liat nya'
"Terus apa lagi yang lo tau tentang amanah amanah itu?" tanya rendy yang tak menghiraukan perkataan murid murid yang sedang menatap nya tajam.
"Gue cuman tau nya segitu ren!" ucap diandra seraya menyeruput minuman nya.
"ANGGA!!!"
Rendy dan diandra menoleh pada orang yang memanggil angga. Rendy dan diandra terkejut, jadi sedari tadi angga ada disini? Apa angga mendengar percakapan rendy dan diandra?.
Merasa namanya dipanggil angga langsung menoleh kearah orang tersebut. Ternyata itu iqbaal yang berjalan sendirian seraya menghampiri angga.
Nyali angga menciut kala iqbaal menghampiri nya. Jika iqbaal mengetahui kejadian tadi pagi, bisa habis sudah punya ganteng nya ini.
"Aduh kak zidny kenapa ga sama kak iqbaal sih? Bisa babak belur gw kalo kaya gini!" batin angga berkata.
"Hai ga?" sapa iqbaal seraya duduk dihadapan angga yang tengah memakan nasi goreng buatan bu kantin. Ya karna tadi ia tak sempat sarapan ditambah lagi ia kehilangan orang yang paling berharga dihidup nya jadi kadar kelaparannya bertambah. Usai berbincang dengan zidny tadi ia putuskan untuk pergi kekantin dan melupakan sejenak kejadian tadi pagi.
"Oh hai kak." jawab angga.
"Sendirian aja, (namakamu) nya mana?" tanya iqbaal lagi.
"Emm anu kak..."
"Kenapa lo?"
"Gw gatau (namakamu) dimana kak." ucap angga dengan hati hati.
"Loh! Lo kok gatau sih ga? Bukan nya tadi pagi lo jemput dia ya? Lo jangan macem macem ya ga!" ucap iqbaal yang mulai emosi.
"I-iya tadi pagi (nam) sama gw kak, cuman pas dimobil kita berantem terus (namakamu) minta turun!" ucap angga ragu, pasal nya ia tau kejadian apa yang akan menimpa nya detik ini.
Iqbaal bangkit dan menggebrak meja membuat seluruh pengunjung kantin terkejut.
Brak...
Rendy dan diandra langsung menghampiri iqbaal yang tampak emosi. Ia takut kejadian beberapa bulan yang lalu terulang lagi dimana iqbaal menghajar angga habis habisan.
Iqbaal menarik kerah baju angga dan menatap nya tajam. "Gw udah ngasih kesempatan sama lo buat ga nyakitin adek gw lagi, tapi apa! Lo bikin adek gw nangis untuk yang kedua kali nya, kali ini apa penyebab nya yang bikin adek gw nangis karna lo? Lo selingkuhin dia lagi? lo bikin dia kecewa lagi hah jawab jangan diem aja lo?!" pekik nya.
Rendy dan diandra berdiri disamping iqbaal dan menenangkan nya. "Kak udah kak, jangan emosi."
"Iya kak lo harus tahan emosi lo."
"Ini semua gara gara dia kak." angga menunjuk rendy seraya menatap tajam.
Iqbaal melirik rendy dan menarik tangan nya dari kerah baju seragam angga. "Lo kenapa nyalahin rendy hah?!"
"Iya lo kenapa nyalahin rendy, disini emang elo nya aja yang ga pernah tulus sama (namakamu)." tegas diandra.
"Eh jaga mulut lo ya!" angga menunjuk diandra dan menatap nya tajam.
Rendy langsung menjauhkan tangan angga dari hadapan muka diandra. "Lo jangan berani nunjuk nunjuk sahabat gue ya! Emang bener kata diandra lo gapernah tulus sama (namakamu)."
"Bacot lo!" angga mulai emosi ia langsung melayangkan pukulan yang cukup dikeras disudut bibir rendy.
Rendy tersungkur dan dibagian sudut bibirnya sedikit mengeluarkan darah, diandra langsung menghampiri rendy membantu nya untuk berdiri.
Rafto dan fadlan yang tak sengaja melihat kearah kerumunan dikantin langsung menghampiri kerumunan itu. Rafto dan fadlan terkejut kala melihat angga yang menghajar rendy.
Saat angga ingin kembali menghajar rendy buru buru rafto dan fadlan mencekal kedua tangan angga dan menahan nya. Angga berkali kali memberontak namun nihil ia tak bisa melepas cekalan tangan rafto dan fadlan yang mencekal tangan nya cukup kuat.
Sementara iqbaal ia masih terdiam. Jadi disini siapa yang salah? Rendy atau angga? Iqbaal bingung.
"Harus nya disini lo gaperlu nyalahin gue atas kesalahan lo itu. Emang itu kesalahan lo yang selalu ngekang (namakamu), bro (namakamu) butuh kebebasan, dia bukan anak kecil lagi yang harus lo awasin dan lo cegah kalo dia mau kemana mana. Gue rasa semejak lo hadir lagi dalam kehidupan nya, yang gue liat (namakamu) jadi sedih terus. Dia gapernah bahagia lagi semenjak lo kembali!" jelas rendy. Mata angga memanas kali ini emosi nya sudah sampai keubun ubun ia mengepalkan tangan nya, ingin rasa nya ia kembali menghajar rendy namun ia tak bisa melepas cekalan tangan rafto dan fadlan.
Iqbaal yang mendengar penjelasan rendy langsung mengepalkan tangannya dan menghajar angga. "Ternyata gue udah salah karna ngasih kesempatan sama lo! Gue udah ngasih kepercayaan sama lo untuk bikin adek gue bahagia lagi sama lo, tapi apa nyata nya! Lo sia siain kesempatan itu dan lo rusak kepercayaan yang gue berikan sama lo!"
Rafto dan fadlan melepas cekalan tangan nya pada tangan angga dan beralih kearah iqbaal dan mulai menenangkan iqbaal.
Saat iqbaal ingin kembali menghajar angga sebuah tangan menahan nya untuk tidak menghajar angga lagi.
"Baal apapaan kamu, kamu ngehajar angga lagi?" tanya zidny kesal. Ya orang tersebut ada zidny.
Iqbaal menepis kasar tangan zidny seraya berkata. "Bilangin sama adek sepupu kesayangan kamu ini untuk ngga nyakitin adek aku lagi dan jangan nyalahin orang lain atas kesalahan nya sendiri." tegas nya lalu pergi dari area kantin diikuti oleh rendy dan diandra. Mereka berniat untuk mencari (namakamu).
Sementara zidny ia tampak kesal atas perkataan kekasihnya itu. Lalu ia menghampiri angga yang sedikit mengeluarkan darah disudut bibir nya.
"Bubar semua bubar."
Seluruh murid murid langsung kembali ketempat dan tujuan mereka masing masing.
"Kamu gpp ga?" tanya zidny dengan raut wajah khawatir.
"Aku gpp kok kak." ucap angga.
"Kamu tenang aja kakak bakalan bales perbuatan mereka yang udah ngehajar dan bikin kamu malu kayak gini!" zidny berucap pelan dan tersenyum sinis.
Bersambung....
-tbc-
Sorry ngaret derss
Follow ig @bayyy.e