21 | Itu Kamu
H a p p y R e a d i n g !
Ini sudah lebih dari seminggu Arka tidak masuk sekolah, karna memang jadwal rutinnya di tambah lagi dua hari.
Dan Akhirnya saat ini Arka bisa pulang, bebas dari semua siksaan yang ia rasakan seminggu lebih dua hari kemarin.
Karna lelah Arka memang tidak langsung masuk sekolah, melainkan mengistirahatkan tubuhnya untuk memulai harinya esok hari.
Saat ini Arka menggerakan tangannya untuk membuka laci nakas samping tempat tidurnya, mengambil benda pipih yang telah seminggu ia tinggalkan begitu saja.
Arka mulai memainkan jarinya untuk menghidupkan benda pipih itu, mencari tau kabar apa saja yang sudah ia lewatkan seminggu terakhir ini.
Baru saja membuka aplikasi chat, benda pipih itu tak henti - hentinya bergetar Arka meneliti deretan chat yang masuk. Senyumnya mengembang kala melihat nama gadisnya berada di urutan paling pertama.
Lebih dari 50 pesan di kirimkan oleh gadisnya, sebagian besar berisi bagaimana keadaannya? Mengapa pergi tanpa pamit? Dan yang terakhir voicenote yang berisikan..
"Ka, lo tuh sebenernya kemana?! Capek gue ngetik pesan tapi gak pernah di bales! Lo tuh salah paham! Dengerin dulu penjelasan gue kenapa..hiks..hiks.., kata Kaniyya lo cuma seminggu perginya.. Tapi lo malah nambah lagi dua hari... Terserah lo lah.."
Begitulah kira - kira ucapan Drycel dalam voicenotenya, Arka terkekeh di buatnya.
Bukannya Arka tega mendengar Drycel menangis sesegukan begitu, tapi ocehan gadisnya itu lah yang membuatnya benar - benar gemas.
Karna nyatanya gadisnya kesal bukan karna merindukannya, melainkan pegal mengetik pesan tanpa balasan yang membuat Arka gemas dan ingin sekali cepat - cepat bertemu dengannya.
Setelah di rasa bosan, Arka menggeletakkan benda pipih itu di atas nakas. Beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri, karna niatnya Arka ingin pergi ke panti untuk bergemu gadis kecilnya. Yap! Siapa lagi jika bukan Raina.
• • • A R K A N A • • •
"Ma.. Arka pamit keluar sebentar" Pamit Arka menghampiri mamahnya.
"Mau kemana sih kamu?kamu tuh harus istirahat, besok kan sudah mulai masuk sekolah lagi.." Tanya dan perintah mamahnya.
"Ke taman sebentar mah, Arka bosen di kamar terus!" Keluhnya.
"Yaudah, pulang langsung istirahat ya!" Ucap mamahnya, yang di balas anggukan dan kecupan di tanggannya.
Ucapan Arka memang tak sepenuhnya bohong, karna dirinya memang ingin mampir dulu ke taman untuk membeli balon sabun sebelum menuju ke panti. Jangan tanya untuk apa ia membeli balon sabun karna jawabannya sudah dapat di pastikan untuk Raina, gadis kecilnya.
Arka menuju garasi rumahnya, mengeluarkan motor ke sayangannya yang sudah seminggu ia biarkan di dalam garasi.
Meninggalkan gerbang rumahnya Arka mengendarai motornya dengan santai, penikmati pemandangan sekeliling komplek perumahannya yang tampak sepi.
Setelah keluar dari komplek perumahannya, Arka mulai melihat hilir mudik orang - orang yang berlalu lalang. Baik dengan menggunakan kendaraan ataupun yang sedang berjalan.
Meski itu adalah pemandangan yang biasa, namun Arka cukup merindukannya seminggu ini. Rindu saat - saat dimana ia bebas berkeliling dengan motor ke sayangannya dan akhirnya, saat ini ia bisa merasakannya.
• • • A R K A N A • • •
Akhirnya Arka sampai pada taman yang searah dengan arah panti yang ingin ia tuju, Arka memarkirkan motornya dan segera turun untuk membeli balon sabun yang menjadi tujuannya saat ingin kesini.
"Mas.. Ayo mas.. Balon sabunnya.." Tawar si pedagang.
"Yang ini berapaan pak?" Tanya Arka mengambil salah satu balon sabun dalam botol.
"Sepuluh ribuan masnya yang itu.." Jawab si pedagang dengan ramah.
"Yaudah yang ini dua ya pak!" Ucap Arka sambil menyerahkan uang lima puluh ribuan.
"Waduh.. Masnya uangnya besar banget, sebentar bapak tukerin dulu ya!" Ucap di pedagang saat dirasa ia tak punya uang kembaliannya.
"Gak usah pak, kalau gak ada kembaliannya ambil aja semuanya!" Cegah Arka sambil tersenyum.
"Jangan, masnya ini bercanda. Masa belinya dua puluh ribu bayarnya di lebihkan tiga puluh ribu!" Sungkan si pedagang.
"Yasudah, saya ambil satu lagi! Jadi totalnya tiga puluh ribu. Sisa dua puluh ribunya anggap aja sebagai penglaris!" Tawar Arka, tersenyum dan langsung beranjak sebelum si pedagang mencegahnya lagi.
Baru ingin meninggalkan taman, Arka justru melihat seseorang dengan seragam sekolah yang masih melekat, duduk di bangku taman dengan pandangan kosong mengarah kedepan di sertai air mata berlinangan membasahi pipi mulusnya.
Arka tentu saja sangat mengenali wanita itu, wanita yang seminggu ini di rindukannya yang slalu mengiriminya pesan berisikan ocehan panjangnya.
Sebelum menghampirinya Arka mendekati pedagang harum manis yang berada tak jauh dari wanitanya,
"Pak dua ya!" Pinta Arka.
"Ini mas, satu lagi sebentar saya buatkan!" Ucap si pedagang.
"Satu lagi di tinggal dulu ya pak! Ini uangnya, nanti saya kesini lagi!" Ucap Arka yang di angguki si pedagang.
Perlahan Arka menghampiri wanita yang sedari tadi menangis dengan kedua tangan menutupi wajahnya.
Arka sudah berdiri di depan gadisnya, namun tampaknya gadisnya itu sama sekali tak menyadarinya.
Arka mengulurkan harum manis yang baru di belinya tepat di depan wajah gadisnya..
"Kalo mau harum manis bilang, gausah pake nangis!" Ucap Arka mengejek.
Drycel, wanita itu langsung berhenti menangis saat mendengar suara yang sangat merindukannya terasa sangat dekat dengannya.
Drycel perlahan menurunkan tangannya dan terperanjat saat melihat harum manis tepat di hadapannya.
Ia beranjak untuk memeluk Arka, lelaki yang hilang tanpa kabar seminggu ini.
"Kenapa hm?" Tanya Arka sambik mengusap punggung gadisnya yang mulai gemetar karna menangis.
"Lo jahat! Tangan gue pegel ngetik gak pernah di bales!" Ucapnya Parau.
Arka terkekeh lalu menguraikan pelukannya.
"Bukan itu!" Ucap Arka lalu mengajak Drycel duduk.
"Kenapa di sini?" Tanya Arka dingin, mengingat sekarang belum waktunya pulang sekolah dan gadisnya justru sudah berada di sini dengan menggunakan seragam sekolahnya. Dan sudah dapat di pastikan bahwa gadisnya itu bolos.
Hening, tak ada jawaban dari Drycel. Gadis itu bungkam dengan wajah tertunduk, ia sudah tau pasti Arka tak suka jika ia bolos sekolah.
"Drycel.." Ucap Arka lembut.
"Gu..gue bolos.." Ucap Drycel takut - takut.
"Iya, tapi kenapa?" Tanya Arka dengan sabar.
"Gue gak mau ketemu Bayu!" Jawab Drycel sambil memalingkan wajahnya.
"Emang Bayu kenapa?hm" Sebenarnya Arka dapat menduganya mengingat kabar beberapa hari lalu tentang hubungan Drycel dan Bayu, tapi ia ingin mendengar itu dari mulut gadisnya langsung.
"Gue kesel.. Karna anak temen mamah yang mau di jodohin sama gue itu ternyata Bayu!"
Deg!
Tuhan apa ia tidak salah dengar? Apakah ini benar? Atau cuma kesalah pahaman?
Sungguh, ini benar - benar di luar dugaan Arka. Ini benar - benar tidak sesuai dengan perkiraannya, ia kira Drycel kesal dengan Bayu karna ia di manfaatkan tapi nyatanya bukan.
"Tau dari mana?" Tanya Arka dengan nada dinginnya.
Flashback on
Dari tangga ku dengar samar - samar mamah berbicara dengan suara yang tak asing bagiku.
"Loh, ternyata kamu udah kenal sama anak tante?"
"Hm. Udah ko tan, aku udah kenal!"
"Baguslah kalo gitu, jadinyakan-"
Percakapan dua orang itu terpotong saat aku datang,
"Cel ini loh anak temen mamah yang waktu itu mamah mau-"
"Jodohin ke aku?!" Sentak aku memotong ucapan mamah.
Belum sempat mamah menjawab, aku langsung pergi keluar rumah begitu saja.
Flashback off
Drycel mengakhiri ceritanya dengan satu tetes air mata yang jatuh di pipinya.
Sebenarnya Arka memang sudah tau tentang perjodohan Drycel saat Drycel memeluknya dalam mobil dan akhirnya menceritakan tentang ucapan mamahnya yang mau menjodohkannya.
"Lo salah paham, mamah lo belum selesai ngomong kenapa di potong dan langsung pergi gitu aja?" Tanya Arka menenangkan.
"Tapi kalo emang dugaan gue bener gimana?" Rengek Drycel.
"Pulang ya? Gue anter!" Tawar Arka tak menggubris rengekan Drycel.
"Masih mau di sini.." Ucap Drycel.
"Pulang ya? Jangan bikin mamah lo tambah khawatir karna lo gak masuk sekolah hari ini!" Bujuk Arka lagi.
"Balon sabun buat siapa?" Tanya Drycel mengalihkan topik saat ia melihat Arka membawa plastik berisikan tiga botol balon sabun.
"Raina, aku mau ke panti abis nganter kamu pulang!" Jawab Arka mulai menggunakan aku-kamu, berharap Drycel luluh karna itu.
"Aku ikut ya? Habis itu baru pulang!" Ucap Drycel memasang puppy eyesnya.
• • • A R K A N A • • •
Note :
Haiii☺
Akhirnya up lagi, karna banyak yang protes minta di up..
Dannn thankyou bgt untuk IdaKusuma6 yang sudah vote dan follow aku😊