Neighbour For Marriage ✔

By JujungAulia

278K 4.6K 222

[MAAF UDAH PINDAH LAPAK] MAAF GES YAAA KE DREAME.ID AJA 🙏 TAPI PAKAI KOIN SIH 💔 Cover by Bookish__Boo More

PART 1 BANG AM
BAB 2 DAYAT
BAB 3 NIKAHKAN IKRAM
BAB 6 FIGHT
BAB 8 SINGAPUR
BAB 10 SEBUAH PERMULAAN
SAPAAADA
SQUEL 🔜🔜 MAS IRHAM 🔛 LAPAK SEBELAH
DEMO 26 SEPTEMBER
INFO
Halo Wak-ku

BAB 5 TRAGEDI

6.5K 574 11
By JujungAulia


Ingatkan jika ada typo.

***

Dirandra, bos baru Magesa Inc. pagi-pagi sudah membuat sekantor bete karena aksi marah-marahnya. Hal baru yang akan terus dinikmati oleh karyawan kantor itu selama Dirandra masih menjabat sebagai Top Manager.

"Sial banget gue." Cicit Kak Wina sedih. Wanita beranak satu itu sedang meratapi nasib nya yang bentar lagi tidak akan bisa bernafas lega karena dikejar deadline dan juga lembur. Kak Wina adalah supervisor divisi Marketing dan hari ini, kesalahan paling fatal datang dari divisi itu.

"Ku ingin Pak Haikal kembali." Balas Cindy sambil ikut meratapi kesialan pagi ini. Setelah di gempur abis-abisan oleh Dirandra, beberapa karyawan langsung ngacir kemana-mana guna mencari cemilan atau sekedar membuat minuman di pantry, berada di lantai ruang pertemuan besar membuat mereka kepanasan dan tentu saja spot jantung.

"Cindy !" panggil Afdal dari arah belakang, lelaki berambung keriting lebat itu datang membawa kabar buruk untuk nya.

"Masya Allah, cantik bener lo dah." Kagum Afdal melihat perubahan gaya Cindy semenjak sebulan lalu namun masih saja menarik perhatian nya.

Cindy kini sudah konsisten berhijab, Ia merasa malu dengan Mama dan Mami nya yang berkerudung besar-besar, tapi Ia sebagai anak nya malah melepas jilbab sesuka jidat nya. Apalagi setelah bertemu Sieena malam itu yang mendukung penuh dirinya untuk berhijab membuat motivasi nya semakin besar.

"Gue nggak mau lembur, please !" rengek Cindy pada Afdal yang tentu saja tidak akan terkabulkan.

"Yaudah, entar pas pulang sekalian bawa barang-barang di meja lo, beresin semua dan nggak usah balik ke sini besoknya."

"Anjuu lo ah." Maki Cindy pada Afdal. Lelaki itu terkikik geli karena Cindy yang merajuk dengan nya, tapi jujur saja Ia tidak bisa membantu meringan beban Cindy karena posisi mereka sama-sama junior staff bagian Human Resource.

"Lembur lembur lembur !" teriakan dari Anna memekak kan seisi pantry. Gadis itu rasa nya akan mati saat ini juga bahkan Ia datang dengan wajah sembab karena Anna sudah berpindah posisi menjadi sekretaris nya Dirandra, tentu saja sasaran empuk untuk berbagi emosi hanya pada Anna saja.

"Udah, jangan pada ngeluh. Si bos ngasih uang banyak kok ke kita." Ujar Afdal menenangkan situasi. Cindy membawa mangkuk berisi white coffee – nya ke lantai atas di kubikelnya.

'Semangat Cin, lo bisa.'

[****]

Salsa memanggil Cindy untuk mampir ke pantry sejenak setelah solat magrib. Santai sesaat sebelum kembali berkutat dengan puluhan deret huruf dan angka di atas sana. Kemungkinan besar mereka akan pulang jam 10 nanti. Walaupun mereka berada di divis yang berbeda, Salsa dan Cindy punya beban yang hampir sama banyak nya.

"Ngeteh aja dulu lah mba !" Salsa menyiapkan teh hangat untuk dirinya dan juga Cindy.

"Gue laper banget sumpah."

"Sama gue juga. Si Fikri lagi otw ke sini tuh. Nganter makanan." Fikri adalah pacar Salsa, mereka pacaran semenjak masuk kuliah hingga saat ini.

"Uuh, jadi ngiri gue." Balas Cindy pelan. Dulu, dia juga pernah punya pacar.

Hubungan nya dengan Dayat memang sudah berakhir satu bulan yang lalu dan sama sekali tidak bisa di tolong. Kepercayaan yang runtuh memang sulit untuk kembali seperti semula.

Dan juga, seperti nya Dayat pun tidak pernah mau repot-repot mengantar makanan atau sekedar ngajak makan bareng selama mereka sudah kantoran. Rasa nya, setelah masa kuliah, hubungan mereka memang sedikit hambar walau Cindy jelas sayang pada Dayat, perasaan tak berubah namun keadaan mempengaruhi.

Entah apa yang sebenarnya terjadi saat ini, Dayat bersikeras untuk tidak mau melepaskan wanita itu sampai kapan pun karena perasaan nya tulus, kejadian kemarin hanya khilaf semata.

Mendengar penuturan bullshit Dayat yang diceritakan oleh Cindy, ke-empat lelaki di rumah Cindy langsung naik pitam dan mau menghampiri Dayat untuk mengeroyoki nya, namun Cindy berhasil mencegah perbuatan nekad para lelaki psiko itu.

Seluruh akses yang berhubungan dengan Dayat sudah di bumi hanguskan oleh Rahmad, termasuk ponselnya yang biasa Ia pakai dan juga hadiah ulang tahun dari Dayat, Rahmad bilang membuang sial.

Sekarang tinggal Cindy dan kenangan manis nya bersama Dayat di awang-awang.

"Move on dong ah." Ujar Salsa.

"Nanti aja gue move on nya. Musim patah hati gue belum kelar." Jawab Cindy konyol.

Suara ketawa Salsa menggelegar seruangan. Mereka melanjutkan acara ngeteh nya hingga Fikri datang membawa dua buah kantong kresek berisi makanan. Setelah berbasa-basi sejenak, lelaki itu langsung pulang karena rumahnya yang jauh.

"Gue naek ke atas ya. Mbak Prita manggil gue nih." Pamit Salsa pada Cindy. Gadis itu hanya duduk temenung memandang kresek bawaan dari Fikri tadi. Bau sedang yang menguar keluar membuat Cindy langsung tau apa isi makanan itu.

"Yat, ada yang bawain gue martabak." Cindy berbicara sendirian sambil perlahan membuka kresek yang berisi martabak, matanya memanas mengenang kembali masa-masa Ia dan Dayat menghabiskan martabak bareng di kosan sambil bercanda.

"Gue kangen makan martabak sama lo." Suara lirih dan air matanya ikut menetes membasahi pipi nya.

"Lo jahat." Kata nya pelan. Suara tangisan nya meraung pilu seisi pantry. Bahu nya bergetar hebat.

Cindy mengambil sepotong martabak itu lalu memasuk kan ke mulutnya. "Bahkan rasa nya nggak seenak kalo gue makan sama lo."

Cindy menambah volume tangis nya dan semakin lama suara tangisnya lebih membesar. Ia benar-benar rapuh. Peduli setan dengan hubungan mereka yang tidak mungkin bisa kembali bersama, kini Cindy benar-benar butuh Dayat untuk menompang hidupnya, setidak mala mini saja.

"Gue kangen sama lo." Rapalnya berkali-kali sambil mencomot martabak di depan nya. Ia tidak lagi peduli dengan wajahnya yang basah dan matanya yang sudah sembab. Bahkan kini Ia melupakan tugas lemburnya di atas sana.

Keheningan menyelimuti pantry Magesa Inc. satu-satu suara nya dari isakan tangis milik Cindy, hingga sebuah suara ikut menyambar dari arah belakang sana.

"Kamu nangis ?" tanya lelaki itu. Cindy yang merasa diganggu saat Ia mengenang masa-masa indah bersama Dayat menjadi super bete. Mood nya yang sudah hancur semakin hancur saja.

"Iya bodoh. Lo nggak dengar suara gue dari tadi." Balas Cindy ketus. Ia benar-benar mengutuk siapapun yang berani mengusik nya saat menangis.

"Kenapa ?" tanya suara itu lagi.

"Broken hearted girl." Sahut Cindy pelan. Ia berharap lelaki itu paham dan segera beranjak dari situ.

"butuh sebuah pelukan ?"

Cindy tidak langsung menjawab. Ia memilih untuk meneguk teh nya yang sudah dingin. Mengabaikan orang itu adalah pilihan nya. Cindy merogoh tisu untuk mengapus bekas air matanya dan membuang ingus nya disana. Sialan, nyebelin banget itu orang.

"Ck, angkuh tapi cengeng." Ejek orang itu. Cindy yang tidak dalam mood yang baik langsung memutar kursi nya yang tadi membelakangi orang tersebut, ingin mengeluarkan unek-uneknya.

Tadi nya, Ia akan terkejut saat melihat bos baru nya disana namun tidak jadi Ia lakukan, "BACOOOT !" sembur Cindy dalam sekali Tarik nafas dengan suara lantang. Ia tidak lagi peduli jika nanti Ia akan di pecat. Menganggur lebih baik dari pada bekerja dengan atasan otoriter dan juga bermulut pedas sepeti Dirandra.

"Kamu butuh hiburan seperti nya."

Dirandra ingin marah sebenarnya, tapi Ia memaklumi gadis muda itu. Pasti karena mood nya yang sedang anjlok membuat gadis itu merani memakinya.

"Hm." Balas Cindy malas. Ia kembali mencomot martabak yang Fikri bawa tanpa perlu repot-repot menawarkan kepada atasan nya.

"Besok, kamu ajukan cuti ke HRD sampai minggu depan. Kamu boleh cuti dari kamis." Ujar Dirandra sambil menyeduh kopi nya.

Ia gemas setengah mati dengan gadis berhijab ungu pastel itu, wajah dan perilaku bar-bar nya sungguh membuat nya terusik.

Cindy ingin berteriak girang karena akan diberi ijin untuk cuti namun Ia mempertahankan wajah datarnya.

"Saya harap, setelah kamu liburan, kamu bisa bekerja maksimal dan mendisiplinkan mulut kamu itu." Dirandra menyentil dahinya gemas lalu beranjak pergi dari pantry untuk kembali ke ruangan nya.

"Siap pak. Makasih pak." Bodoh amat dengan dahinya yang merah karena disentil bos gila nya itu. Yang penting, liburan sudah menjemputnya di depan mata.

"Liburan ! YEEEY!"

[***]

Jam menunjukkan pukul 11 WIB, Cindy dan kawan-kawan sudah mulai mengosongkan kantor. Malam ini, Cindy hanya memesan taxi online untuk transportasi pulang nya. Kalau meminta orang rumah yang menjemputnya malah ribet apa lagi ini sudah masuk jam tidur.

Cindy pulang dengan tenang aman dan sejahtera dengan mas taxi nya. Orang masih muda dan enak di ajak ngomong. Tapi tanpa di sadari oleh Cindy, dari tadi ada sebuah mobil yang mengintai nya dari jauh dan terus membuntuti nya sampai ke rumah.

"Makasih ya mas." Ucap Cindy sopan dan pamit pada mas taxi nya. Ia mencoba membuka pintu gerbang rumah nya, terdengar suara haha-hihi dari arah teras.

'rame kok, pada belum toh rupanya.' Gumam nya dalam hati.

"Cindy !" Sebuah tangan mencekal pergerakan Cindy. Ternyata orang itu Dayat. Lelaki yang Ia tangisi tadi maghrib. Lelaki yang Ia rindukan beberapa jam yang lalu.

"Lepasin brengsek !" marah Cindy sambil mencoba melepaskan cengkraman erat milik Dayat.

"Nggak ! Lo nggak bisa gini-in gue !" Argu Dayat, wajahnya terlihat sangat menakutkan. "Gue berhak dapat kesempatan kedua dari lo."

"Ih apaan sih lo." Nyolot Cindy lalu menendang tulang kaki Dayat lalu buru-buru masuk ke dalam perkarangan rumah.

"Lo nggak akan gue lepasin."

"Lo udah nyakitin gue, anjir !"

"Hidup gue berantakan tanpa lo, Cin." Suara mereka berdua bersahutan dengan volume yang besar.

Seperti tebakan Cindy tadi, banyak orang berada di teras rumahnya dan orang-orang sudah mendekat untuk melihat siapa yang membuat ulah sudah jam 11 malam begini.

"Peduli setan sama lo." Balas Cindy ketus sambil berusaha melapaskan tarikan Dayat pada pergelangan tangan nya lagi.

Tiab-tiba saja, sebuah pukulan mendarat di pipi Dayat hingga membuat lelaki itu tersungkur.

"Buat lo yang udah lancang nyakitin adek gue." Teriak Fahri marah.

BUGH BUGH

"Buat lelaki yang nggak bisa jaga kepala bawah nya." giliran Rahmad yang memberikan bogem ke Dayat yang sudah tersungkur di lantai.

"Buat air mata yang Cindy keluarin." Akbar menendang tubuh Dayat dengan brutal hingga Ikram ikut turun tangan memisahkan kebrutalan Akbar dari aksi marahnya.

Para orangtua hanya menyaksikan pertunjukan dengan ngeri. Anak-anak mereka sedang mengeroyok mantan kekasih Cindy ramai-ramai bahkan seperti tanpa ampun. Kayana sudah menangis sedih, tidak tega melihat Dayat di pukuli dengan brutal oleh Fahri, Rahmad dan Akbar.

"Udah, Bar !" Ikram mendorong Akbar menjauh dari Dayat.

Lalu giliran lelaki itu yang beraksi, Ikram jongkong tepat di samping badang Dayat sambil menunduk menatap wajah Dayat yang sudah tak beraturan dengan tatapan super tajam.

"Gue lepasin lo kali ini," ujar Ikram kalem namun masih mengantung kalimat nya, "Tapi jangan pernah muncul lagi di kehidupan CALON ISTRI gue." Ikram sengaja menekan di bagian 'Calon Istri' pada Dayat.

Bukan hanya Dayat yang terkejut bahwa Cindy sudah punya calon suami, seluruh orang yang ikut menyaksikan pertunjukan itu juga ikut tercengang tak percaya.

"Satu bulan sudah cukup buat Cindy untuk memilih berlabuh kepada siapa. Dan ...." Ikram lagi-lagi menggantung kalimat nya. Ia membantu Dayat bangun dan membawa lelaki itu menompang tubuh pada gerbang. "dan orang itu adalah gue. Gue calon suami mantan pacar lo, Cindy Nur Aisyah."

"Sorry banget, man. Dia milih gue buat jadi suami nya. Jadi," Wajah dingin dan datar milik Ikram membuat Dayat merinding ngeri, apalagi saat lelaki itu mengantung kalimat nya.

"Jauhin Cindy, biarin dia bahagia sama gue. Lo cari kebahagian lo sendiri." Ikram menepuk-nepuk pelan bahu Dayat.

"Udah ! Pergi lo." Fahri mendorong Dayat keluar dari perkarangan rumah nya.

Dewi langsung bergerak memeluk anak gadis semata wayang nya.

"Astaga, Cin. Kamu udah mau nikah aja nak." Ujar Dewi penuh haru. Cindy kini malah mengernyit tak percaya. Menikah apaan coba !

"Ma ! Bang Am itu Cuma drama doang." Balas Cindy pada mamah nya kini malah sedang tersenyum lebar.

"Nggak ! Mami nggak mau itu Cuma drama." Balas Kayana sambil menghapus pipinya yang basah oleh air mata. "Mami mau Ikram tanggung jawab sama apa yang udah di ucapin."

"Lah lah...." Balas Cindy tak terima. "Mami apaan sih. Bang Am Cuma berusaha ngebelain Cindy di depan Dayat loh mi."

"Papah mau kamu menikah dengan Am." Mubarik berkata dengan tegas pada putri nya itu. "Am, kamu harus bertanggung jawab atas perkataan kamu."

"Lagian, Am sudah cukup umur untuk berumah tangga dan kamu juga, Cin. Sudah dewasa." Kini Hamis, ayah Ikram yang beragumen.

Ikram hanya diam mendengar ocehan mereka semua tanpa sedikit pun menjawab hingga sebuah pertanyaan di layangkan untuk nya.

"Kamu mau menikah dengan Cindy, Am ?"

"Insya Allah, Pih. Kalau Cindy bersedia." Jawab Ikram lugas tanpa becanda. Lelaki itu langsung balik ke rumah nya yang disebelah sambil menguap lebar.

"Am ngantuk, bye semua !"

Fahri, Rahmad dan Akbar tertawa keras mendapati reaksi Ikram yang santai itu, tidak tahu kah dia bahwa kini Cindy yang dilanda kepanikan maksimal.

"Cie yang mau nikah."

"Cie cie cie !" sorak mereka sambil tertawa lebar.

Kedua keluarga itu malah mengucap syukur sebesar-besar nya saat tahu mereka sebentar lagi akan besanan, tidak hanya sekedar tetangga di komplek.

"ALHAMDULILLAH."

Continue Reading

You'll Also Like

1.3K 296 8
Kintan sadar betul ia memiliki privilege fisik yang lebih sering orang sebut sebagai good looking, tetapi itu sama sekali tidak membantu terhadap kar...
183K 7.7K 21
Tidak ada yang tidak mungkin untuk kisah kita. ***
142K 4.1K 40
Warning 21+ (beberapa part diprivate,, kalian tahu bagaimana caranya jika mau baca, terima kasih) kisah cinta yang kembali terjalin setelah sekian la...
2.3M 11.1K 18
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...