Saat ini, kami sedang berada di Namsan Tower. Karena kata Kakek, kami tidak perlu memusingkan masalah resepsi, maka di sinilah kami sekarang. Salah satu tempat wisata di Seoul.
“Wah, udah lama aku gak ke sini, Ra. Terakhir waktu kita masih SMA itu,” ujar Kak Kevin.
“Mending udah pernah, Kak. Lah gue baru pertama kali,” timpal Reni.
“Gue juga baru pertama kali,” sahut Aaron.
“Bohong banget. Lo dari kecil tinggal di Korea, masa gak pernah ke Namsan Tower,” Disha mencibir.
“Ini pertama kali,” kekeuh Aaron, “Ke Namsan Tower bareng Fay. Kalau ke Namsan Tower doang mah udah gak bisa dihitung,” katanya.
“Sombong banget,” Fay memukul bahu Aaron.
“Ra, tumben kamu pakai turtleneck. Bukannya kamu paling gak suka pakai turtleneck, ya,” celetuk Kak Via mengomentari penampilanku kali ini.
Aku tersenyum, sedikit salah tingkah, “Mau coba aja fashion yang lain, Kak,” aku berkilah.
“Turtleneck itu apa, Vi?” tanya Kak Ken.
“Itu bajunya Sheera yang sampai leher, Ken.”
Kak Ken mengangguk mengerti, lalu senyum jahil yang ada di bibirnya, membuatku mulai waswas sekaligus menyiapkan mental, “Coba fashion lain atau buat nutupin sesuatu?” goda Kak Ken.
“Nutupin apa sih, Kak?” aku bertanya.
“Sesuatu yang dibuat Dave mungkin. Semalam kan kalian pulang duluan.”
“Loh apa hubungannya pulang duluan sama Sheera pakai turtleneck, Kak?” Lena bingung.
“Siapa tau mereka pulang duluan, bikin keponakan buat kita, terus buat tanda deh.”
“Kak Ken!” aku menjerit, menahan malu.
Kenapa juga Kak Ken harus menebak seperti itu? Yang sayangnya itu adalah suatu kebenaran.
Hal itu membuatku mengomel pada Kak Dave pagi tadi. Sudah tahu hari ini kami akan pergi bersama duo usil itu, tapi Kak Dave meninggalkan sesuatu di leherku, yang akan menjadi bahan godaan mereka. Jadilah aku memakai turtleneck ini untuk menutupi, walaupun seperti kata Kak Via, aku tidak suka memakai turtleneck, tetapi karena kondisi yang memaksa, ya sudahlah. Meskipun akhirnya diketahui juga.
“Maksudnya?”
Kak Nico menarik Lena mendekat dan mengusap telinga adiknya, “Udah, gak usah dengerin Ken. Nanti aja kamu pahamnya, Dek.”
“Iya, nanti aja, My Lena. Aku yang ajarin,” Kak Ken mengedipkan sebelah matanya pada Lena, “Biar kamu kayak Barbie-nya Ken tuh.”
“Kak Ken, ih!” teriakku kesal.
“Jangan ditanggapi si Ken. Makin ditanggapi, makin senang dia,” ujar Kak Dave mengelus punggungku.
“Ini gara-gara Kakak juga, ya,” aku melirik suamiku itu.
Kak Dave terkekeh, “Mianhae, Chagiya..”
“Giliran salah aja, baru sok manis,” aku mencibir tapi tak urung melingkarkan tanganku ke lengan Kak Dave.
“Sebenarnya aku gak salah, ya, She. Kamu istri aku. Jadi, boleh-boleh aja kalau aku bikin tanda di leher kamu,” Kak Dave berbisik di telingaku, membuatku merinding.
Aku mencubit lengan suamiku itu, “Udah, gak usah diperjelas lagi. Sheera malu.”
Kak Dave tertawa kecil dan mengusap puncak kepalaku.
“Eh, pasang love locks yuk!” ajak Lena.
“Aduh, buat apa sih, Len, pasang kayak gituan?” protes Kak Valdo, “Tanpa pasang love locks, kalau emang jodoh, pasti bersatu terus.”
“Kamu mah gak seru, Kak. Kan biar kayak di drakor gitu,” kali ini Reni yang mengajukan protes untuk kekasihnya.
“Terus kamu ikutan Lena pasang, Re?”
“Bukan aku. Tapi kita,” ralat Reni, “Kamu harus pasang love locks juga, Kak. Oke?” pintanya.
Kak Valdo mengerang. Sementara Lena terkikik geli, “Ayo, kita beli gemboknya,” seru Lena semangat. Lena berjalan ke tempat yang menjual gembok cinta bersama Reni.
“Ada apa, Sofie?” suara Alex Oppa bertanya pada Kak Sofie.
“Mereka ingin memasang love locks, Oppa,” beritahu Kak Sofie.
Alex Oppa mengangguk, “Apa kau juga ingin memasangnya?” tanyanya yang membuat Kak Sofie terkekeh dengan gelengan kepala.
“Kita sudah pernah melakukan itu, Oppa. Untuk apa kita melakukannya lagi? Gembok kita hanya akan memenuhi tempat, kasihan yang belum pernah memasangnya.”
“Tidak apa-apa, Sofie. Agar cinta kita semakin kuat.”
“Yang tadi, cowoknya gak mau pasang. Yang ini, malah cowoknya yang pengen masang lagi,” gumaman Aaron yang terdengar hingga telingaku.
“Tiap orang beda-beda, Ar.”
“Ini aku udah beli gemboknya,” Lena memperlihatkan gembok di tangannya, begitupun dengan Reni, “Karena belinya lumayan banyak, kita dapat diskon loh.”
“Iya. Hasil nego Lena sama penjualnya.”
“Emang boleh dinego, Dek? Terus emang kamu bisa negonya?” Kak Nico mengerutkan keningnya.
“Boleh dong, Kak. Kedipin aja penjualnya. Kakak jangan lupa, ya, kalau Lena pernah tinggal di Seoul beberapa tahun,” sahut Lena bangga, “Lena pilihnya yang lucu-lucu loh.”
“Ini buat Kakak sama Disha,” Lena memberikan sebuah gembok untuk Kak Nico dan Disha, “Yang ini buat Sheera sama Kak Dave,” Lena melakukan hal yang sama untukku. Sedangkan yang lainnya dibagikan oleh Reni.
“Aku juga dapat nih? Padahal aku udah pernah pasang loh,” kataku.
“Gak apa-apa, Ra. Biar cinta kalian makin abadi,” Lena mengedipkan matanya, “Nah, yang ini buat Kak Via.”
Kak Via menatap Lena tidak mengerti, “Buat apa sih, Len? Aku aja gak punya pasangan,” tolak Kak Via, tetapi Lena memaksa celebrity chef itu untuk menerimanya.
“Kan ada Kak Kevin, Kak Via.”
Kak Via langsung diam sambil menatap gembok di tangannya.
“Kak Via, gak boleh nolak, ya. Gimanapun juga kalian masih tunangan loh,” sambung Lena kemudian, “Udah, yuk, Kak, kita cari tempat pasang love locks kita,” Lena menggeret Kak Ken ikut bersamanya.
✳️✳️✳️
“Kalian yakin ini cara yang tepat biar Via mau maafin Kevin?” Kak Valdo terlihat cemas.
“Yakin, gak yakin, kita harus yakin, Val,” Kak Sofie yang menyahut.
“Tapi apa harus ninggalin mereka di Namsan Tower? Ini Korea loh, bukan Indonesia, apalagi Jakarta.”
“Iya juga sih. Kalau mereka nyasar gimana? Mereka juga gak bisa bahasa Korea,” Kak Ken menambahi ucapan Kak Valdo.
“Kak Kevin kan pernah ke Namsan Tower, Kak. Aku juga pernah kasih tau transportasinya kok,” aku mencoba menenangkan mereka.
“Tapi itu beberapa tahun yang lalu loh, Sayang. Waktu kita SMA,” suamiku ini bukannya ikut menenangkan, justru membuat semakin panik saja.
“Takutnya, girls, mereka bukan baikan malah makin jadi berantemnya. Siapa tau Via nyangka ini rencananya Kevin?” Kak Nico bersuara, “Padahal Kevin juga gak tau masalah ini.”
“Benar juga, ya, Kak,” Aaron mengangguk setuju.
“Ih, kalian jangan pesimis dong. Kita harus optimis kalau mereka baikan,” kataku agak kesal. Aku melepas jaket yang kugunakan dan meletakkannya di sandaran kursi.
“Andai kata mereka baikan, tapi mereka gak tau jalan pulang gimana?” Kak Valdo masih mengkhawatirkan keadaan Kak Via dan Kak Kevin.
“Emangnya Kevin tau alamat rumah Kakek kamu, Ra?” Kak Ken lagi-lagi menambahi perkataan Kak Valdo.
“Kak Valdo dan Kak Ken yang ganteng, tapi masih gantengan suami aku,” jedaku sejenak, “Kita gak mungkin bikin rencana ini tanpa persiapan apapun. Aku udah minta Yoon Hyuk untuk awasin mereka dari jauh. Kalau mereka sampai malam masih bingung, baru Yoon Hyuk yang antar mereka pulang. Udah bisa tenang, kakak-kakak aku yang keren?”
“Yoon Hyuk itu siapa?”
“Salah satu bodyguard Kakek yang di sini. Takutnya kalau aku kirim Alfa, Rio, atau John, ketahuan sama mereka.”
“Oke, bisa diterima. Siapa yang bikin idenya?” Kak Valdo sepertinya belum puas jika belum sampai ke akarnya.
“Kita semua, Kak. Kita kasihan sama mereka berdua. Masih saling cinta, tapi terpaksa menjauh,” kali ini Reni yang menanggapi.
Memang benar, ini adalah rencana kami—para perempuan—untuk memperbaiki hubungan Kak Via dan Kak Kevin. Kami tidak menjamin rencana ini akan berhasil, tapi setidaknya kami sudah berusaha.
“Tapi jangan terlalu berharap dulu, ya. Karena masalah mereka kali ini bukan masalah kecil tentang hubungan mereka aja, tapi juga tentang Alisha,” celetuk Kak Dave yang sejak tadi sibuk dengan makanannya.
Kami mengangguk mengerti dan mulai memakan makanan masing-masing. Tadi, saat ada kesempatan meninggalkan Kak Kevin dan Kak Via di Namsan Tower, kami segera keluar dari area Namsan Tower dan pergi mencari restaurant. Kami memilih restaurant yang agak jauh dari Namsan Tower agar tidak ketahuan. Ponsel kami semua sudah dalam offline mode, sehingga baik Kak Kevin maupun Kak Via tidak bisa menghubungi kami.
“Dari tadi kita ngomong panjang lebar, gak mikirin si Alex. Ngerti gak dia?”
“Gue udah jadi translatornya dari tadi, Nic. Makanya ngobrol pakai bahasa Inggris aja. Biar kita semua ngerti,” usul Kak Sofie yang memang sejak tadi menerjemahkan ucapan kami semua kepada Alex Oppa.
“Ribet elah. Enakan pakai bahasa ibu,” tolak Kak Nico, “Makanya ajarin cowok lo bahasa Indonesia, Sof. Biar gak ada kendala ngomong sama kita.”
“Oppa gue juga lagi belajar kali, Nicolas. Tapi kan gak segampang itu, ya. Lagian dia tinggal di Korea, gak ada yang ngajak ngomong Indonesia kalau gue, Aaron, sama Sheera lagi gak di sini.”
“Makanya bawa ke Indonesia. Nanti juga bisa.”
“Gampang banget lo ngomong. Kerjaan Alex kan di sini.”
“Apa mereka sedang membicarakanku, Sheera?” tanya Alex Oppa padaku.
Aku mengangguk, “Ya. Mereka sedang membicarakanmu, Oppa.”
“Tentang apa?”
“Tentang kemampuanmu berbahasa Indonesia, Oppa.”
✳️✳️✳️
Sampai pukul delapan malam, Kak Kevin dan Kak Via belum juga sampai rumah. Sebenarnya aku mulai panik, aku juga sudah menghubungi Yoon Hyuk, tapi katanya kakak sepupuku sudah tahu transportasi yang harus dinaikinya, sehingga Yoon Hyuk memilih hanya mengikutinya saja.
“Ra, kamu yakin Kevin sama Via gak kesasar?” pertanyaan kesekian kalinya dari Tante Kayla.
“Gak, Tante. Sheera tadi udah hubungin Yoon Hyuk kok,” aku menatap Tante Kayla sekilas dan kembali melihat ponselku.
Aku membuka akun Instagramku dan melihat postingan Kak Kevin ada di paling atas.
Kevindienz
Kevindienz Capek, ya, Sayang, aku ajak keliling. Maaf, Seoul bukan tempat tinggal aku, jadi aku juga gak tau harus kemana. Tapi aku juga senang bisa seharian sama kamu, Sayang❤😘
Saat aku menscroll lagi, ternyata masih ada postingan Kak Kevin.
Kevindienz
Kevindienz Dipikir-pikir udah lama juga kita gak kencan, ya, Sayang. Aku sibuk, kamu juga sibuk, kita jarang ada waktu luang.
Ada untungnya juga kita ke Seoul, kita bisa kencan, walaupun gak diniatin. Makasih karena resepsi kalian @ZAsheera @DavienGMorris bikin kita ada waktu berdua.
Dan buat kamu, I love you and I miss you, Honey❤❤😘 @Aliviadndrea
Aku sedikit melongo melihat postingan Kak Kevin. Aku tahu ini memang rencana kami untuk membuat mereka baikan, tapi kami tidak yakin akan berhasil.
Aku membuka komentar di postingan Kak Kevin yang sedang bersama Kak Via. Aku membaca komentar-komentar yang kebanyakan datang dari penggemar Kak Kevin.
Kefs_ID Yaampun so sweet banget sih kalian..
Huakle872 Ihh gak cocok sama kamu, Kevin. Kamu lebih cocok sama @celinewdjnrk
Yahuuu__ Pantesan sama @celinewdjnrk yang ini gak cocok untuk kamu, Vin.
Aliviafans Idih yang ada Kevin tuh gak cocok buat Alivia.
Peiii Biarpun mereka berpihak ke @celinewdjnrk aku tetap dukung Kakak sama @Aliviadndrea
Kelineshipper Keline forever!! Kevin cuma untuk @celinewdjnrk #kevinforceline #celineforkevin
Keviacouple Jangan jadi PHO, ya, mbak, tolong @Kelineshipper @celinewdjnrk udah jelas-jelas @Aliviadndrea yang selalu support @Kevindienz, dan mereka kenal udah lama, jauh sebelum Kevin populer. Apalah arti Celine di mata dan hati Kevin?
fansceline Udahlah sama @celinewdjnrk aja Kak!
Netralaja Terserah Kevin sih. Yang menjalani hubungan kan Kevin bukan kalian. Kevin tau mana yang terbaik untuk dirinya.
mulutpedas Gimana, ya, akhir drama cinta segitiga ini? Mana yang akan dipilih seorang Kevin Dienz sebagai pendampingnya? Eh, dari postingannya sih kita udah bisa tau, ya, siapa yang dipilih aktor tampan ini.
Kenzovando Aduhh, tolong, ya, kalau mau komentar itu dipikir dulu. Komentar kalian nyakitin orang lain atau gak.
Kevindienz Nongol lo di sini @Kenzovando 😑 tadi gue tungguin gak nongol-nongol.
Kenzovando Sorry, bro @Kevindienz tapi lo jadi bisa dating kan sama Via? 😉 *senggol @Aliviadndrea
Kevindienz Iya juga sih 😅 gue gak tau harus berterimakasih atau marah sama kalian. Capek gila. Gue jalan jauh banget @Kenzovando
Kenzovando Yang nyuruh lo jalan siapa? @Kevindienz btw, ucapan makasihnya gak perlu repot-repot, Porsche cukup 😂
ZAsheera Tolong, ya @Kevindienz @Kenzovando gunakan direct message sebaik mungkin. Bisa juga kan lewat WA?
“Asheera Zalivva Morris, Davien Gabriel Morris, Alena Fabreeana, Nicolas Fabrean, Radisha Fabella,” aku yang baru saja memberikan komentar di akun Instagram Kak Kevin segera mendongak setelah nama panjangku disebutkan. Dan terlihatlah seseorang yang sejak tadi kami nantikan kehadirannya, “Apa maksud kalian ninggalin gue sama Via di Namsan Tower?”
Kak Dave berdeham sebelum menjawab pertanyaan Kak Kevin, “Kita cuma mau ngelakuin tugas mulia, Vin. Membantu memperbaiki hubungan yang lagi renggang kan tugas mulia,” jelas Kak Dave tenang.
“Okelah kalau itu,” Kak Kevin menerima, “Tapi,” jeda Kak Kevin seraya melihat ke arahku, aku yang dilihat seperti itu oleh sepupuku segera merapat pada Kak Dave dan memeluk lengannya erat, “Asheera Zalivva Morris,” Kak Kevin kembali melafalkan namaku lambat-lambat, “Apa maksud kamu sediain aku bodyguard tapi gak dikasih tumpangan dari Namsan Tower?
“Masa aku dikasih tumpangan cuma dari depan perumahan Kakek kamu doang, Ra. Waktu aku sama Via jalan berkilo-kilo meter, dia cuma ngikutin doang gitu? Astaga,” Kak Kevin menghempaskan tubuhnya ke sofa.
“Oh masalah itu,” kataku santai dan sedikit merenggangkan tubuhku dari Kak Dave, “Sengaja, Kak. Kalau Kakak sampai malam gak tau jalan pulang, baru deh Yoon Hyuk bertindak. Tapi buktinya Kakak tau jalan pulang. Lagian Kakak untung kan bisa lebih lama berduaan sama Kak Via? Kurang pengertian apa sih aku sebagai sepupu Kakak?”
“Ya iya sih. Tapi pegal semua ini, Ra.”
“Yang terpenting Kakak udah baikan sama Kak Via.”
“Kata siapa?”
“Loh emang belum, Kak?” serobot Lena, “Tapi itu di Instagram udah mesra.”
“Emang aku bilang belum baikan?”
Aku mendengus kesal, “Kak, jangan muter-muter deh. Kita semua lagi serius ini.”
“Tau kamu, Vin. Mama juga udah nungguin ini,” sela Tante Kayla.
Kak Kevin terkekeh geli, Kak Kevin lalu membuka mulutnya hendak mengatakan sesuatu, dengan sabar dan serius, kami semua mengamati Kak Kevin, “Kepo deh kalian,” hanya itu yang keluar dari mulut Kak Kevin, hingga ...,
BUG!! BUG!! BUG!!
“KEVIN DIENZ! MAMA PECAT KAMU, YA, SEBAGAI ANAK!”
✳️✳️✳️
To Be Continue....
Sumber gambar: Pinterest.
Update kan aku 😅
Oh iya, maaf kalau kebanyakan referensi style, fotonya Jessica Jung. Karena style Jessica itu pas sama style yang ada di bayangan aku.
Terus yang di Instagram Kevin itu, lihat posenya aja, ya.
Kalau ada yang salah di atas tentang Korea-nya, tolong kasih tau, ya🙏 sumber aku tuh cuma google sama drakor, belum pernah kesana langsung 😥
Sorry kalau makin gak jelas ceritanya😥
Vote dan comment ditunggu, ya 😊😊
Lovelyzdee