Werevamp ✓

By pinkishdelight

2.2M 461K 116K

Bukan cuma manusia yang bisa jadi vampire, vampire juga bisa jadi manusia lagi loh! Tidak percaya? Ikuti aku... More

werevamp ; lee jeno
vampire talk 🍒
00. after school
02. befriend
03. purpose
04. chance
05. deal
06. tutor
07. renjun and chenle
08. first move
09. first step: skin
10. skin pt. 2
11. bedrest
12. surroundings
13. feeling
14. curiousity
15. be blind or be silent
16. be silent
17. claret
18. the fight
19. second step: proceno
20. the crazy rich
21. cheated
22. clueless
23. feeling
24. her
25. his love
26. renjun's story
27. false alarm
28. hiding
29. third step: ultraviolet
30. rush
31. sky castle
32. hugs
33. fate?
34. scent
35. pillow talk
36. the concert
37. river side
38. cold
39. last
40. bittersweet
41. treasure map
42. last step: dead or alive
43. intermezo~
44. childhood
45. shanghai
46. nam family
47. sleepless
48. nam jinsoo
49. one out of two
50. second chance
51. last blood
52. liars
53. march 23
54. april 23 [END]
extra: 23 may one year later
WEREVAMP BOOK VERSION
PRE ORDER WEREVAMP

01. caramel macchiato

67K 11.3K 3.6K
By pinkishdelight

Apa yang kalian pikirkan tentang vampir?
Edward Cullen? Film Twilight? Van Helsing? Vampire Diaries?

Yahㅡ tidak aneh sih. Hal-hal yang kusebutkan tadi memang dibuat untuk menciptakan mindset manusia terhadap vampir. Tapi biar kuberi tahu satu hal: tidak semuanya benar.
Perbedaan utama vampir dan manusia sebenarnya hanya pada makanan dan kekuatan fisik. Sisanya sama saja seperti manusia ㅡada yang lemah dan kuat, miskin dan kaya, bodoh dan pintar. Andai aku masih jadi vampir, aku adalah yang sangat biasa saja. Saat sudah jadi manusia pun sekarang masih biasa saja sih.





"Macchiato?" tawar Lee Jeno saat kami berhenti di depan food truck kopi favoritku.

Aku bergeming, masih sangat canggung setelah kejadian di pohon sakura tadi. Bahkan saat Jeno sudah tidak mendramatisir keadaan. Dia sekarang sudah memakai topi dan kacamata untuk menyembunyikan mata vampirnya. Boyfriend look.

"Tau dari mana aku suka caramel macchiato?" tanyaku datar.

Jeno tidak menjawab, malah tersenyum lega lalu langsung memesan kopi. Setelah itu ia menyuruhku duduk di salah satu kursi yang disediakan.

"Um... gimana ya. Hmㅡ aku bingung harus mulai dari mana," gumamnya. "Ahㅡ pertama, aku minta maaf soal tadi."

"Maaf?" aku menghela nafas. "Aku hampir mati tau?"

"I-iya, makanya maaf. Aku nggak tau kamu bakal sekaget itu. Emang sebelumnya belum pernah liat vampir?" tanya Jeno.

Panik, aku menutup mulutnya dengan selebaran menu kopi. Dasar ceroboh, sesantai sekali dia mengatakan semua itu.

"Jangan di sini, jangan keras-keras," desisku kesal.

Jeno mengangguk, ia membentuk peace dengan tangannya. Aku menyingkirkan selebaran dari mulutnya.

"Ya- pokoknya maaf. Untung aku bergerak cepat, jadi kamu nggak ketabrak," ujarnya.

Dia pikir ini semua gara-gara siapa? Tapi aku diam, percuma memarahinya di sini.

"Kamu baru berubah berapa lama sih?" tanyaku.

"Belum lama, belum genap dua tahun," jawab Jeno.

Pantas dia gegabah, ternyata vampir muda.
"Kenapa?" tanyaku lagi.

"Pacarku ㅡah, maksudnya mantan pacarku, nggak mau putus dan akhirnya aku diubah jadi vㅡ"

"Kata itunya nggak usah disebut!" desisku lagi, menutup mulut Jeno dengan selebaran untuk kedua kalinya.

"Ish- iya deh! Astaga repot juga ya," gerutu Jeno. "Untung kopinya udah jadi. Tunggu sebentar."

Ya memangnya aku bisa ke mana? Berani taruhan Jeno akan menemukanku lagi dengan cepat kalau aku kabur.
Dia kembali lagi semenit kemudian membawa dua cup macchiato, salah satunya diberikan padaku.

"Sama-sama," kata Jeno karena aku masih saja diam tidak berterima kasih.

"Hm," hanya kujawab dengan gumaman.

"Kopi mengandung kafein yang membantu otak melepaskan dopamin ke dalam korteks prefrontal, area otak yang penting untuk pengaturan suasana hati," Jeno mengoceh lagi. "Jadi, sekarang mood-nya udah baikan?"

"Untuk ukuran orang yang hampir mati ketabrak sih lumayan," decihku.

"Kita ke rumahmu?" tanya Jeno. Ohㅡ bahkan aku tidak heran saat dengan natural kakinya melangkah ke jalan menuju rumahku seakan-akan sudah biasa lewat sini.

"Sejak kapan aku dikuntit? Dasar stalker," tukasku.

"Ceritanya panjang, dan aku nggak boleh menyebut kata 'v' kan? Makanya, mungkin lebih aman ngobrol di rumahmu?"

"Kenapa? Biar apa? Apa untungnya buatku?" tanyaku, berhenti berjalan untuk menatapnya.

Mendadak wajah Jeno muram, ia tersenyum hambar saat menatapku balik dari balik kaca matanya.
"Aku tau jalan yang kamu lewati tiap hari ke rumah, aku tau kamu suka caramel macchiato, aku juga tau kamu suka kasih makan kucing liar. Kamu orang baik," ujarnya. "Orang baik nggak akan menolak kalau dimintain bantuan kan?"

Aku terkekeh sarkastik.
"Rayuannya boleh juga, tapi itu malah makin memperjelas kalau kamu penguntit. Nggak sopan, tau. Aku bisa aja lapor polisi," ancamku.

"Lee Sharon, aku kan udah minta maaf," decak Jeno. "Udah kubeliin kopi lagi, baikan dong!"

"Astagaㅡ emang siapa yang minta? Dari tadi kamu berbuat seenaknya," tukasku.

Dia mendekat padaku, aku sampai agak risih karena hidung mancungnya terlalu dekat.
"Aku nggak mau hubungan kita nggak bagus padahal baru kenal, please, kasih kesempatan buat ngobrol sebentaaaar aja," bujuk Jeno.

"Hubungan apa sih maksudnya?" decihku.

"Maunya hubungan apa?" Jeno mengangkat bahu.

"Ihㅡ Oke, kita ngobrol di rumahku ㅡtapi jangan lama-lama, aku sibuk," aku tidak tahan diintimidasi begini.

"Nah, gitu dong dari tadi," ujarnya, tersenyum puas.

Kami melanjutkan berjalan ke rumahku. Di jalan beberapa kucing yang sering kuberi makan mengeong-ngeong, tapi kali ini kuabaikan karena ingin segera tahu apa tujuan Lee Jeno sebenarnya. Dia sama sekali tidak seperti vampir, sesekali bicara dengan kucing-kucing. Baiklahㅡ kukira kami mungkin bisa berteman karena sama-sama suka kucing.

"Jadi selama ini beberapa kali aku merasa ada yang menguntit di tembok itu, kamu orangnya?" tanyaku sambil menunjuk tembok pembatas gedung yang menghadap ke kamar sewaanku.

"Iya, maaf lagi. Aku cuma memastikan kalau kamu emang dulunya 'itu' ㅡkalau kamu lagi ganti baju atau kegiatan pribadi lainnya aku nggak ngintip kok, sumpah!" ujar Jeno, panik karena aku menatapnya gelisah.

"Ishㅡ dasar stalker. Awas ya kalau bohong, semoga matamu pindah ke belakang kepala!" aku mengutuknya.

Lee Jeno membetuk peace sign lagi dengan tangannya. Aku mendengus sambil membuka pintu lalu kami masuk. Bahkan aku tidak ingin meminta maaf karena rumahku sewaanku jelek dan sempit. Semoga dia tidak betah.

"Ayo bilang sekarang, kamu punya waktu sepuluh menit," ujarku to the point.

"Hah? Sepuluh menit? Sebentar banget! Berak aja nggak cukup sepuluh menitㅡ"

"Sembilan menit lima puluh detik," potongku, menunjukkan stopwatch di layar ponsel.

"Okeㅡ oke, ish dasar pelit," gerutu Jeno.

"Ayo, jangan basa-basi lagi," ujarku.

"Aku tau kamu werevamp, Lee Sharon. Aku juga mau jadi werevamp, aku benci kehidupan vampir dan mau jadi manusia lagi. Cuma itu, nggak ada tujuan lain," kata Jeno singkat.

"Wow," aku kaget karena dia begitu gamblang. "Sebentar, siapa vampir yang mengubah kamu."

"Kan tadi aku udah bilang, mantan pacarku," jawabnya gusar.

"Namanya, Lee Jeno. Aku butuh nama."

"Park Siyeon," gumam Jeno canggung.

"Oh, si Scarlett ternyata. Kalian sama-sama artis," aku mengangguk-angguk. "Usia vampirnya jauh lebih tua dari aku. Pasti kamu bikin dia kesal? Scarlett nggak pernah sembarangan mengubah manusia."

"Aku cuma minta putus, dia nggak mau terus," gerutu Jeno.

"Alasannya kenapa?"

"Bosen. Aku nggak terbiasa pacaran lama-lama," jawabnya santai.

"Wow, fuckboy," aku tertawa sarkastik.

"I am. Mungkin ini kutukan karena kelakuanku. Tapi sumpah, aku benci jadi vampir," dia ikut terkekeh.

"Kenapa? Bukannya jadi makin banyak ya cewek yang terpikat pesona kamu?" ledekku.

"Tanpa jadi vampir juga udah banyak, aku nggak butuh pesona vampir," sombongnya. "Pokoknya, aku benci apa pun yang berhubungan sama vampir. Apa enaknya darah?  Mendingan kimchi atau daging babi. Jadi vampir itu ide paling bodoh yang pernah ada."

Aku kaget melihat Jeno misuh-misuh. Ia tampak sangat gusar.

"Ups- sorry. Yah, aku emang sebenci itu sama vampir," ujarnya. "Makanya, bantu aku jadi manusia lagi. Please."

Aku menghela nafas dalam-dalam. Mukanya mengiba, sepertinya dia benar-benar frustasi. Padahal kurasa jadi vampir tidak seburuk itu.
"Baru kali ini aku ketemu vampir yang anti banget sama vampir," aku tertawa kecil.

"Cukup basa-basinya. Aku harus apa dulu sekarang?"

"Ck- nggak sabaran. Dari mana kamu tau aku werevamp?" kulontarkan pertanyaan paling penting.

"Observasi sendiri. Aku bahkan sampai baca banyak buku tua demi cari tau apa mungkin vampir bisa jadi manusia lagi. Butuh seenggaknya setahun sampai aku yakin kamu werevamp," jawab Jeno, kurasa dia jujur.

"Wow, jadi aku udah lama dikuntit?"

"Astagaㅡ aku kan udah minta maaf! Kamu nggak ngerti ya aku putus asa??"

Aku diam untuk mempertimbangkan. Sebenarnya aku malas sekali berurusan dengan vampir, terlalu beresiko. Bagaimana kalau ternyata Jeno mau membunuhku? Setelah hidup puluhan tahun, aku tidak semudah itu percaya pada vampir.

"Denger ya, Lee Jeno. Semua ini nggak sesederhana itu," tandasku.

"Pokoknya kamu harus bantu aku," paksa Jeno.

"Kalau aku nggak mau?"

Jeno diam sejenak, berpikir. Bibir tipisnya kemudian mengatakan sesuatu yang diluar ekspektasiku.
"Aku bakal datang lagi ke kamu besok. Dan besoknya. Dan besoknya lagi. Dan seterusnya, sampai kamu mau," jawabnya, menatapku penuh harap.

Kalimat itu membuatku tertegun. Kutatap mata vampirnya yang tajam tapi jujur di balik kacamata. Kami tahu Jeno bisa saja membunuhku kalau aku menolaknya, tapi dia tidak memilih itu.

Apa aku harus ikut campur dan menuruti permintaannya?

ㅡtbc

Karena Park Siyeon juga muncul di cerita ini jadi dia nggak bisa jadi visualisasi oc :(
Mungkin ntar bakal ada beberapa cameo lain buat jadi vampire-idol karena vampir hidup berkoloni.
Misalnya ya Park Siyeon sama Eric TBz , yg lain nyusul aja biar kejutan 😂

Continue Reading

You'll Also Like

334K 28.5K 52
Tidak pandai buat deskripsi. Intinya ini cerita tentang Sunoo yang punya enam abang yang jahil. Tapi care banget, apalagi kalo si adek udah kenapa-ke...
507K 29.1K 28
"I'll do everything for you." -Lian ⚠️ mengandung kata kata kasar. Entah kesialan apa yang membuat Lilian Celista terlempar ke dalam novel yang baru...
402K 41.2K 37
Bertransmigrasi menjadi ayah satu anak membuat Alga terkejut dengan takdirnya.
165K 14.9K 49
FIKSI