Love Comes Too Late [TAMAT]

By pena_biru03

96K 9.1K 1.6K

Cast : ~Mondy Caesar Hito ~Raya Nurfitri Rahmadiana ~Revalina Putri ~Boy Wirawan ~Haykal ~Cindy ~Melly ~Megan... More

Part 1
Part 2
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Part 56
Part 57
Part 58
Part 59
Part 60
Part 61
Part 62
Part 63
Part 64
Part 65
Part 66
Part 67
Part 68
Part 69
Part 70
End

Part 3

1.9K 116 7
By pena_biru03

Keluarga Raya tentu saja tengah mengobrol dengan Keluarga Mondy. Mulai dari menceritakan kehidupan anak mereka masing-masing, sampai merencakan pernikahan anak-anak mereka.

"Ada baiknya nih ya, kalian saling mengenal dulu" ucap Papa Mondy.

"Raya.. ajak Mondy ke taman sana. Biar kalian saling kenal" ucap Papa Raya.

"Iya,Pah" jawab Raya. Pasrah.

"Sana,Mond. Ikutin Raya" ucap Mama Mondy.

"Tapi,mahh"

"Udah sana"

"Mah, kaki Mondy lagi sakit. Mondy gabisa jalan" Mondy mengeluh. Namun Mama Mondy malah tersenyum mendengar itu. Karena ia tau Putra kesayangannya itu tengah berbohong.

"Yaudah. Mama panggilin dokter ya?" Bisik Mama Mondy. Membuat Mondy ketar-ketir.

"Udah nggak sakit kok" jawab Mondy.

"Nah. Yaudah sana sama Raya"

Mondy pun berdiri dari duduknya. Lalu Raya membawa Mondy keluar. Ke taman dihalaman rumahnya.

Lalu Raya duduk dibangku taman. Diikuti Mondy.

"Jadi lo nerima perjodohan ini?" Tanya Mondy memulai percakapan setelah beberapa saat terjadi keheningan diantara mereka.

"Sebenarnya sih ogah. Tapi gue gak bisa nolak Bokap gue" jawab Raya kemudian menunduk.

"Kita harus pikirin caranya biar pejodohan ini dibatalkan" ucap Mondy.

"Caranya?"

"Ya makanya kita cari tau" ucap Mondy.

Raya diam.

"Lo punya pacar?" Tanya Mondy.

Raya kaget dan langsung melihat Mondy. "Hah?"

"Enggak ngga.. maksudnya.. bi..biar.. gue pikirin caranya. Bukan maksud gue mau sama lo" Jelas Mondy.

"Oh gitu. Iya gue punya. Dan gue yakin lo juga pasti punya" jawab Raya.

"Kata siapa. Orang gue gapunya kok" elak Mondy. Sedikit bangga nampaknya.

Raya hanya tersenyum tanpa rasa. Maksudnya terpaksa.

"Yaudah.." lalu Mondy berdiri. "Gue mau pulang dulu. Bosen gue disini" ucap Mondy.

"Hah?"

"Bodoamat gue mau pulang" Lalu Mondy pergi meninggalkan Raya.

"Tu anak aneh banget sih" ucap Raya kesal.

"Yaudah.. berhubung mereka ngira gue sama dia lagi ngobrol sedangkan dia udah pulang, gue ke kamar aja deh" Lalu Raya melangkah menuju kamarnya lewat pintu belakang. Karna kalau lewat pintu depan, sudah pasti melewati ruang tamu.

Saat melewati Dapur, tidak sengaja Raya berpapasan dengan Pembantunya.

"Lho? Neng Raya disini?"

"Em.. hehe.. udah,bi. Bibi pura2 gak tau aja. Aku mau ke kamar. Anggap kita gak ketemu disini. Oke" lalu Raya berlari menuju kamarnya.

Setelah berada di kamarnya, Raya mengunci pintu kamarnya.

Tak lama kemudian hp Raya berdering. Ada panggilan masuk dari Haykal. Rayapun menjawabnya.

"Iya,kal?"

"Lagi ngapain nih?"

"Lagi... lagi baca buku sih" jawab raya lalu ia berbaring diatas Ranjangnya.

"Oh.. Ray,, aku besok ke rumah kamu ya"

"Hah? Mau ngapain?"

"Kapan sih kamu ngenalin aku sama orang tua kamu?"

"Haykal.. bukan sekarang waktu yang tepat. Aku mohon kamu sabar lagi. Keadaan Papa belum sepenuhnya membaik"

"Kamu yakin?"

Raya diam. Lalu ia berfikir jika ia memperkenalkan Haykal sebagai pacarnya pada orangTuanya, mungkin perjodohannya bisa dibatalkan.

"Yaudah.. besok kamu kesini ya"

"Serius nih?"

"Iya"

"Akhirnya.. oke Ray. Besok aku ke rumah kamu"

"Iya,kal"

"Nanti aku hubungin lagi ya"

"Oke"

"Dahh"

"Byee"

Rayapun mematikan panggilan telfonnya. Lalu berbaring menatap langit-langit kamar. Sungguh malam yang melelahkan.

S

K

I

P

Keesokan Harinya...

"Ray.. lo mau ngenalin Haykal ke orang tua lo?" Tanya Reva.

Hari ini Raya sedang berkumpul dengan teman-temannya. Sekaligus membuat janji dengan Haykal untuk bertemu.

"Iya,Rev" jawab Raya

"Waah.. bagus tuh,Ray. Ntar kalau kalian udah nikah, gue minta ponakan 5 ya" ucap Iyan yang berhasil membuat Mereka kaget.

"Heh upil cicak! Lu Pikir semua itu gak butuh proses? " Ucap Dado

"Tau nih. Emang lo pikir Ngelahirin anak gampang? Ngelahirin 1 anak aja kita para wanita udah taruhan sama nyawa" ucap Cindy.

"Tuh dengerin" ucap Raya.

"Heh.. iya2 gue salah"

Mereka pun tertawa melihat ekspresi Iyan. Tak lama kemudian Haykal datang.

"Ada apa ini? Ketawa gak ngajak2" ucap Haykal lantas duduk disamping Boy.

"Cielah.. ni calon pengantin baru dateng. Kesian nih mempelai wanitanya nungguin" ucap Melly.

"Iya sorry2.. tadi gue ke bengkel dulu. Biasalah" jawab Haykal.

"Udah. Ray,kal. Kalian mau berangkat sekarang?" Tanya Reva.

"Emm.. gue terserah Haykal" jawab Raya.

"Sekarang juga ayo,Ray" jawab Haykal.

"Mau sekarang nih?" Tanya Cindy.

"Oke gapapa. Gue dukung kalian" ucap Reva.

"Ntar kalau tanggal pernikahannya udah ditentukan, kita harus pesta nih" ucap Iyan.

"Aaaa... bener banget. Ini kan pernikahan pertama dari geng Anak jalanan. Jadi kita harus ngerayainnya" Sambung Melly.

Haykal dan Raya tertawa.

"Iya iyaa... tentang pesta, kita serahin semua sama kalian" Ucap Haykal.

"Kalau gitu kita pergi dulu ya" ucap Raya.

"Oke"

"Dan jangan lupa gue minta kalian kumpul disini ntar malam ya" ucap Haykal.

"Iyaaaa. Emang ada apa sih?"tanya Cindy.

"Ada deh" ucap Raya sambil tersenyum pada Haykal.

"Yaudah.. kita berangkat ya"

"Iya.. gue tunggu hasilnya ntar malam"

Haykal dan Raya hanya membalasnya dengan tawa kecil. Lalu Mereka pergi ke Rumah Raya.

"Nah sekarang kita mau ngapain nih?" Tanya Iyan.

"Hmm..gimana kalau kita makan bareng aja. Gue yang masak deh" ucap Reva.

"Nah bagus itu. Kita juga mau bantu. Iya kan Cin?" Ucap melly.

"Ide bagus" jawab Cindy

"Kebetulan banget. Gue lagi laper ini" ucap iyan.

Drrttt Drttt

Tiba2 Hp Boy bergetar. Ada panggilan masuk.

"Bentar ya" Lalu Boy pun berjalan menjauh dari teman2nya.

"Hallo?"

"?????"

"Iya. Kenapa emang?"

"?????"

"Yaudah gua ke sana sekarang"

"?????"

"Iya"

Lalu Boy pun kembali pada teman2nya.

"Guys.. sorry banget gue harus pergi sekarang. Ada urusan mendadak" ucap Boy sambil memakai Jaketnya.

"Hah? Yaudah hati2" ucap Iyan.

"Gak makan bareng kita?" Tanya Reva.

"Lain kali aja. Soalnya ini penting"

Reva pun mengangguk.

"Kalau gitu gua duluan ya" ucap Boy lalu berlari tanpa menunggu jawaban dari teman2nya.

"Kok jadi aneh banget sih tu anak"

S

K

I

P

"Kamu tunggu disini dulu ya" ucap Raya pada Haykal.

"Kenapa?"tanya Haykal. Pasalnya, Raya menyuruh ia untuk menunggu dulu didepan ruang tamu

"Aku mau mastiin kondisi didalam. Takutnya Papa lagi istirahat" jawab Raya.

"Yaudah" jawab Haykal. Lalu Raya pun masuk kedalam ruang tamu yang kebetulan memang ada orang tua Raya disana.

"Ray? Baru pulang?"

"Iya,mah" jawab raya.

"Ada apa?" Tanya Mamanya.

"Emm.. mah,pah. Ada yang harus Raya kasih tau sama kalian. Tapi sebelum itu Raya minta maaf karna gak bilang2 sama Mama Papa" ucap Raya. Tentu saja mereka bingung dengan Ucapan Raya

"Raya Minta maaf. Tapi Raya berharap Dengan Raya kasih tau ini, Papa mau batalin niat Papa" Sambung Raya.

"Maksud kamu Apa,Ray?" Tanya Papanya.

"Haykal" Panggil Raya.

Lalu Haykal pun masuk dan berdiri disamping Raya. Papa Raya melihat Haykal dengan tatapan aneh.

"Haykal. Pacar... Raya" ucap Raya yang Berhasil membuat Orang Tuanya kaget.

"Pacar?" Tanya Mama Raya memastikan, dan mendapat anggukan mantap dari Raya sebagai jawaban.

"Ray. Kamu... Kamu... Aduh Raya" Mama Raya nampak amat kebingungan. Lalu beliau berdiri dari duduknya. Menatap Haykal dengan seksama.

Dan seketika itu pula Papa Raya mengingat sesuatu.

Flashback...

"WOY! KELUAR LO! BISA NYETIR GAK SIH? KELUAR LO!!" teriak seorang pemuda

Lalu Papa Raya membuka kaca mobilnya.

"BILANGIN SAMA SUPIR LO. KALAU NYETIR TU LIHAT2" ucap pemuda tersebut dengan nada tinggi.

"Yang, kamu ngapain sih marah2 disini. Mendingan kita pergi aja. Ayoo" ucap wanita yang tiba2 datang membawa pergi pemuda tersebut.

"Sudah, pak. Jalan lagi aja" ucap Papa Raya.

"Maaf tuan. Disini emang banyak club malam. Jadi wajar saja banyak pemuda mabuk yang berkeliaran" ucap supir keluarga Raya.

Flashback off

Lalu Papa Raya langsung berdiri.

"Raya.. apa dia orang yang ingin kamu nikahi?" Tanyanya.

"Iya,Pah" jawab Raya.

"Tidak! Papa Tidak Mengizinkan kamu menikah dengan Pria Pemabuk seperti dia!" Ucap Papa Raya.

Raya dan Haykal langsung kaget.
"Pemabuk?" Tanya Raya memastikan.

"Papa Tidak akan pernah mengizinkan kamu menikah dengan Pria ini" tegas Papa Raya.

"Pah.. maksud Papa apa? Haykal baik,pah. Dia gak mungkin suka mabuk2an" ucap Raya.

"Sejak kapan kalian pacaran?" Tanya Papa Raya.

"Sudah 3 bulan om" jawab Haykal.

"Tapi pacar kamu 2 hari yang lalu bukan Putri saya" ucap Papa Raya.

"Maksud Papa apa?" Tanya Raya yang tidak mengerti.

"2 hari yang lalu, saat Papa pulang dari rumah sakit, Ada seorang pemuda yang mabuk lalu marah2. Tak lama kemudian pacarnya membawanya. Namun pacarnya itu bukan kamu,Ray. Tapi gadis lain" jelas Papa Raya. Membuat Mama Raya mengingat kejadian itu

"Maksud Papa,, dia.. Haykal?" Tanya Mama Raya.

"Iya. Dan Papa tidak akan melepaskan kamu untuk Pria seperti dia" ucap papa Raya.

"Tapi,pah..."

"Kamu boleh pergi sekarang" ucap Papa Raya pada Haykal.

"Om,,, saya bisa jelaskan-"

"Kamu bisa pergi" potong Papa Raya.

"Tapi--"

"Sebelum saya bertindak kasar" lagi lagi Papa Raya memotong ucapan Haykal. Nampaknya ia benar benar sudah muak dengan Haykal.

Mama Raya menatap putri kesayangannya. Kemudian ia beralih menatap Haykal. "Haykal, lebih baik kamu pergi sekarang" ucap Mama Raya

Tanpa Pikir panjang, Haykal langsung pergi meninggalkan Raya dan orang tuanya.

"Pah.. Raya---"

"Sekali Papa bilang tidak ya tidak" ucap Papa Raya. "Dan... Apa kamu sendiri tidak tau kalau dia itu seorang pemabuk?" Sambungnya.

Raya menangis. Tidak percaya dengan fakta yang baru saja terungkap. Mama Rayapun memeluknya.
"Udah,Ray. Jadikan ini pelajaran" ucap Mama Raya.

"Mah.. tolong ambilkan obat Papa dikamar. Papa udah mulai pusing" ucap Papa Raya. Mama Rayapun mengangguk dan bergegas mengambil obat untuk suaminya.

Papa Raya mendekat pada Raya lalu memeluknya.

"Ray.. 1 permintaan Papa. Menikah dengan Mondy. Hanya itu. Hanya itu permintaan terakhir Papa. Sebelum Papa pergi untuk selamanya" ucap Papa Raya sambil mengusap Rambut Raya.

"Pah.. jangan ngomong gitu" ucap Raya disela sela tangisannya.

"Kalau gitu.. kamu mau kan nerima perjodohan ini?" Tanya Papa Raya.

Raya melepaskan pelukannya. "Pah.. maafin Raya. Tapi apa bedanya kalau aku nikah sama Haykal dan Mondy? Papa pernah bilang Mondy juga sering jalan sama cewek yang berbeda tiap hari" Raya masih saja berharap bisa menikah dengan Haykal. Walau ia sudah tau yang sebenarnya tentang Haykal.

"Ray.. Mondy juga sering jalan sama wanita yang berbeda setiap. Dia memang sering pulang malam. Tapi 1 hal yang pasti. Dia bukan Pemabuk. Dia bukan Pria yang suka 'bermain' dengan wanita. Dia hanya pergi menghamburkan uangnya. Itu saja. Papa Tau sendiri itu" jelas Papa Raya.

Raya diam.

"Ray kalau kamu gak mau nikah sama Mondy nggak apa2. Papa akan diam menunggu waktu Papa habis" ucap Papa Raya seperti menakut-nakuti.

"Pah Raya mohon jangan bilang gitu"

Rayapun menangis dan kembali memeluk papanya. Hari ini benar-benar kacau. Ia harus menjauhi kekasih hatinya, dan harus benar-benar setuju dengan keputusan orang tuanya untuk menikah dengan pria pilihan orang tuanya.

Skip

Malam Hari...

"Akhirnya.. gue akan segera terbebas dari masalah yang bahkan baru dimulai ini" Ucap Mondy. Lalu ia mengambil Hpnya dan segera mencari nomor telfon seseorang.

"Oh iya. Gue kan belum tukeran no hp sama si idul fitri itu" lalu Mondy mengambil jaketnya dan segera turun menghampiri Papanya

"Pah.. Kunci motor Mondy mana?" Tanya Mondy pada papanya.

"Mau kemana kamu?" Tanya Papa Mondy.

"Mau ke Rumah Raya" jawab Mondy.

"Hah? Apa papa tidak salah dengar?"

"Iya. Mana sini kuncinya" ucap mondy.

"Yakin mau ke rumah Raya?" Tanya Papanya memastikan.

"Iya,pah. Kalo gak percaya Papa pasang aja GPS di motornya biar tau Mondy itu beneran pergi ke Rumah Raya" jawab Mondy.

"Mau ngapain?" Tanya Papa Mondy.

"Mondy mau ketemu aja,Pah. Udah sini kuncinya" ucap Mondy.

"Baru aja pisah malam kemarin udah kangen aja. Nih" Lalu Papa Mondy pun melemparkan kuncinya pada Mondy. Dan dengan sigap Mondy menangkapnya.

"Mondy pergi dulu" lalu Mondy pergi tanpa menunggu jawaban dari Ayahnya.

Skip

Mondypun sampai didepan Rumah Raya. Lalu ia masuk kedalam.

Tok tok tok

Tak lama kemudian Mama Raya membukakan Pintunya.

"Eh.. Mondy"

"Malam,tant"

"Malam. Ada apa? Sendiri aja?"

"Iya,tan. Rayanya ada?"

"Ada. Ayo masuk"

Lalu mereka pun masuk.
"Bentar ya. Tante panggilin Rayanya"

"Iya,tan" lantas mama Raya pun pergi memanggil Raya.

"Ray.. Ada Mondy di bawah. Samperin gih" ucap Mama Raya.

"Iya,mah" jawab Raya singkat.

Lalu Raya turun dan menemui Mondy.

"Ada apa?" Tanya Raya pada Mondy.

"Gue mau bicara sama lo" jawab Mondy dengan ekspresi aneh. Membuat Raya 'ngeh' dengan topik apa yang akan disampaikan Mondy.

Tak lama kemudian ia menarik tangan Mondy untuk menuju Taman rumahnya. Agar tak ada yang mendengar percakapan mereka.

"Gimana? Lo udah nemuin cara agar kita gak jadi nikah?" Tanya Raya setelah mereka sampai di taman rumahnya.

Mondy pun berdiri membelakangi Raya. "Gue tau lo punya pacar. Dan gue juga gak mau nikah sama orang yang bahkan baru gue temui. Dan gue tau lo sayang banget sama pacar lo. Dan pacar lo juga. Oleh karena itu gue mau bantu kalian buat bisa menikah. Selain itu gue juga belum mau nikah. Jadi gue cari cara buat kalian dan ini buat gue juga. Tapi akhirnya gue nyerah dan nyari bantuan. Akhirnya gue dibantuin sama sepupu gue buat bikin perjodohan ini batal. Gue tau cara ini sedikit Parah. Tapi gue rela ngelakuin ini demi perjodohan kita dibatalin. Dan karna gue laki2 jadi gue ngalah dan biar gue aja yang lakuin cara gila ini dan habis itu kita pasti terbebas dari perjo---"

Saat Mondy berbalik menghadap Raya, betapa kagetnya ia saat melihat Raya menangis diam2.

"Ray?"
"Perasaan gue gak ngapa2in lo tapi kenapa lo nangis? Yang seharusnya nangis itu gue. Karna gue yang harus lakuin cara gila ini dem---"

"Gue mohon lo terima perjodohan ini" Potong Raya.

"Apa?" Mondy kaget lalu mendekati Raya.

"Gue Mohon. Terima perjodohan ini"

"Ehh gabisa gitu. Enak aja. Gue gak mau. Lagian bukannya lo udah punya pacar? Pasti lo ingin menikah sam---"

"Gue Mohon! Terima perjodohan ini"  Raya menangis semakin menjadi.

"Lo kenapa sih? Bukanny---"

"Bokap gue terkena kanker!! Dan dokter bilang umurnya udah gak lama lagi. Jadi gue mohon bantuan lo. Terima perjodohan ini" ucap raya sambil menangis.

Mondy diam. Dia kaget dengan apa yang diucapkan Raya. Jika mondy menolak, ia akan merasa bersalah. Tetapi ia juga tidak bisa Jika ia menerimanya.

"Gue mohon,Mond. Gue mohon!!" Ucap Raya sambil menyatukan telapak tangannya memohon.

"Ray...."

Thanks udah mampir ke cerita gaje ini🙏🙏 maaf kalau banyak typo.

Salam penulis :
pena_biru03

Continue Reading

You'll Also Like

96.7K 11.1K 28
Apa rasanya punya atasan jail tapi ganteng? "Ngeselin pokoknya."-Jung Yerin, Sekretaris manis yang bobrok. "Kamu juga ngeselin."-Jeon Wonwoo, CEO din...
11.6K 1K 59
#17+ Kedua keluarga Sultan KIM, ingin melaksanakan janji tertulis kakek mereka. Yaitu menikahkan Kim mingyu dan Kim Yeri saat mereka ber umur 25 thn...
1M 87.8K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
44.6K 5.4K 34
Tentang kehidupan asmara sepasang idol yang harus menyembunyikan hubungan mereka demi karir dan grup tercinta. Tentang aku yang tak bisa mengatakan k...