Madly sedikit menahan emosi lantaran bastean selalu saja membuatnya sibuk dan harus membersihkan dan menata buku buku yang berserakan " hah, capek" dengusnya setelah selesai menata kembali rak rak buku " ya, sudah kau istirahat dulu " ucap bastean sembari menata buku di rak " aku heran kenapa perpustakaan ini tidak pernah dipakai" keluhnya membuat bastean tersenyum simpul " asal kau tau jaman sekarang buku tidak lagi di gunakan" sejenak madly menatap bastean yang duduk di sebrang " kakak benar apa lagi sekarang serba canggih, buku tidak lagi dugunakan " gumangnya " lalu kenapa kakak ingin membuka perpustakaan ini " lontar madly membuat bastean gelagapan " entahlah mungkin karena ruang ini sudah lama di tutup " secara tiba - tiba bastean bangkit dari duduknya dan berjalan keatah jendela, ia mebarik seulas senyum " dan karena dirimu" gumanghnya dalam hati.
Dress, suara derasnya hujan mengisi sepi madly, sesekali matanya menatap ponselnya dan beralih pada koridor koridor yang sangat sepi lantaran para penghuni sekolah telah kembali kerumah masing - masing " sudahlah lebih baik jalan kaki" gumang madly mulai berjalan dengan rintikan hujan yang tak terlalu deras menuju halte
Bruss basah sudah kemeja miliknya dengan pekatnya lumpur " asyagah " gumannya dengan nada kesal menatap sang pengendara motor vespa yang sudah membuat bajunya kotor. Dengan cepat ia langkahkan kakinya " hey tunggu " panggilnya seketika ia terbengong kaget saat melihat ternyata itu rey " ada apa " ucapnya datar dan dingin yang seketika itu membuat madly terjenyak " apa tidak bisa kau ucapkan minta maaf setelah membuat bajuku basah begini " keluhnya " kenapa ! Ini musim hujan jadi wajar jika bajumu basah " gumannya mulai menyalakan motor vespanya " setidaknya kau harus minta maaf atau " ia menggit bibir bawahnya dengan gugup. " dasar merepotkan " desis rey kembali mengenakan helemnya " naiklah " perintahnya " hah " bengong madly " kau ingin kedinginan disini" ucapnya datar " oh baiklah" jawab madly yang begitu senang seolah ingin memeluk rey.
Rey mengendarai motor kuno miliknya melewati jalanan basah ia sedikit memasang eajah kesal saat melihat madly tersenyim sendiri ' ckhh ada apa dengannya ' gumangnya kesal memberhentikan motornya " eh, rumahku mamasih jauh " ucap madly saat rey yang tiba tiba berhenti " kenapa kau ingin aku mengantar sampai rumah" selidik rey membuat madly menggeleng cepat " tidak, ya sudah sana pergi " usirnya seolah tak peduli.