2 tahun kemudian . . .
Singapura
Siapa yang tidak mengenal negeri Singapura? Yang terkenal akan patung ikan berkepala singa nya. Negara tetangga kita, meski tak seluas Indonesia.
Rasanya ingin menetap, tapi ia punya keluarga dan kehidupan di negaranya. Singapura lah yang membuat dirinya lupa akan semua hal yang merumitkan dalam hidupnya. Tapi ia tak pernah lupa akan keluarganya juga teman-teman tergesreknya.
Kembali adalah pilihan terakhirnya. Ada sesuatu yang sudah menanti di Indonesia. Dia harus datang tak boleh tidak. Dia harus pulang karena Singapura bukan rumahnya.
"I will come back to my country"
Dia masih berdiri mematung di depan jendelanya. Mengamati pemandangan yang indah dari negara Singapura dari lantai lima apartemennya.
Pagi itu ia juga belum mau membenahkan dirinya. Ia masih saja suka memakai piyama yang sejak tadi malam ia pakai sebelum ia tidur.
Tiba-tiba pandangannya tertuju pada sebuah kertas yang terletak diatas amplop berwarna coklat. Seperti surat lamaran pekerjaan, shit! Ia pun mendekat, lalu meraih kembali surat itu. Dengan malas ia ingin membacanya kembali.
______________________________________
From Indonesia
Selesaikan apa yang sudah menjadi tanggung jawabmu. Itu cita-citamu, kamu tak boleh menyerah. Aku tetap setia, meski aku sulit mendapat kabar tentangmu. Aku rindu kamu.
Please! Back to Indonesia.
I'm waiting for you.
❤F
______________________________________
F ?? Siapa? Pengagum rahasia kah? Seniat itu pengagum rahasianya mengirimi dirinya surat? Apalagi sebelum surat itu sampai ditangannya, mamanya meneleponnya bahwa surat itu ditujukan kepadanya. Karena dia berada di Singapura dan si pengirim surat tak mengetahui keberadaan dia di Singapura, alhasil si pengirim surat mengirim surat itu ke alamat rumah dia yang berada di Jakarta. Dan mamanya kemudian mengirim kembali surat itu ke Singapura.
Setelah membaca surat itu, ia kembali meletakkan surat dan memasukkan ke dalam amplop coklat. Dia berharap semoga sesampainya di Indonesia ia bisa menanyakan dari siapa surat tersebut.
tring tring
tring tring
Nayarafeza (dandan....4)
Divaazura (awas....3)
Nadjwa.jua (buru....3)
kakaquSeptianAri05 (awas....3)
My mom❤ (mama....4)
Masih juga pagi, notif sudah jebol. Ah iya, mereka manusia-manusia yang selalu merindukan keberadaan dirinya.
PC My Mom❤
*pagi sayang
*pesawat take jam berapa?
*nanti mama jemput ya
*mama udah kangen😢
Alinalfauziah
*pagi jg ma
*masih ntar siang ma
*tp jam 2 aku udah di bandara sini
*iya deh terserah mama😘
My Mom❤
*mama ngga sabar buat ketemu kamu
Alinalfauziah
*mama ntar jg ketemu aku kok
*sabar ya ma
*alin syg mama😙
My Mom❤
*iya nak
*save flight
Read . . .
PC kakaquSeptianAri05
*save flight dede
*gue tunggu lo
*awas kaga pulang, gue seret lo pulang
Alinalfauziah
*ihh serem
*iya kakaqoe ntar siang otw
*kok bkn lo yg jemput gue??
kakaquSeptianAri05
*ada urusan gue
*maap ni ye😆
Alinalfauziah
*hm
Read . . .
Nayayafeza
*uhh yg mau balik
*gue tunggu pokoknya
*kaga pake ngaret dah
*dandan yg cantik biar gue makin pangling
Alinalfauziah
*hiyahiyahiya
*cuma naik pesawat lintas negara aja pake acara dandan cantik, helloooo
Nayarafeza
*biar gue pangling kek dulu anjir
Alinalfauziah
*yg ada lo kaga ngenalin gue nay
Nayarafeza
*hehe
*yaudin lo siap-siap sono
*ntar yg jemput siapa??
Alinalfauziah
*my mom
Nayarafeza
*yahh pdhl gue pengin jemput😔
Alinalfauziah
*besok aja kita meet
*kalau ntar malem gue mungkin kaga bisa
*maaf ya nay
Nayarafeza
*hm iyadah
Read . . .
Divaazura
*buru balik
*gue udah kangen
*awas lo kaga balik
Alinalfauziah
*cieee kangen 😂
*mau booking gue buat merancang baju pengantin lo??
Divaazura
*nah itu tau
*pokoknya besok atau lusa kita hrs meet
*gada penolakan
Alinalfauziah
*siap dah calon pengantin🙊
Divaazura
*perasaan abang lo dulu deh
Alinalfauziah
*habis ini jg lo kan
Divaazura
*hehe
Read . . .
Nadjwa.jua
*haiii my unyu-unyu girl
*jua tak sabar menunggu kedatangan kau nih
*buru balik, abang lo mo nikah, habis itu diva
Alinalfauziah
*juaaaaa gue skrng udah kaga unyu lg deh
*habis mereka trus jua sama amri nyusul ya hehe
Nadjwa.jua
*alin aja dulu sama....
Alinalfauziah
*sama siapa hayooo
Nadjwa.jua
*yg itu loh
Alinalfauziah
*oh itu
*kalau alin ngga mau gimana ju
Nadjwa.jua
*yodah kalau ngga mau sama amri aja deh
Alinalfauziah
*trus jua sama siapa dong??
Nadjwa.jua
*rafly , ehh 🙊
Alinalfauziah
*cieeee jua aaaaa
Nadjwa.jua
*apasih diem
Alinalfauziah
*cocokan lo sama amri ju daripada sama rafly
Nadjwa.jua
*iya kan jua setia
Alinalfauziah
*iyain deh ju
Read . . .
"Aku rindu kalian semua" ucapnya sambil tersenyum ketika ia memandangi sebuah bingkai foto yang terdapat gambar dia dan ke semua teman-temannya dulu di SMA.
Sekilas ia melihat ke arah foto dirinya sendiri yang dirangkul pundaknya oleh seorang laki-laki. Senyum bahagia tercetak diantara keduanya. Yang satu cantik dan satunya lagi ganteng.
"Selamat menempuh hidup baru, Fasha"
Akhirnya dia memilih untuk beranjak lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Semenjak wisuda kuliah bahkan sebelumnya ia sudah mendapat tawaran untuk melancarkan cita-citanya sebagai seorang desainer. Kontrak dua tahun sudah ia tanda tangani, itu artinya tahun ini ia tak bisa melanjutkan kontrak tersebut. Kedua orang tuanya memang menyuruhnya hanya untuk sementara waktu saja di Singapura. Mereka tak mau putri satu-satunya itu berada jauh dari keluarga serta orang-orang terdekatnya.
Beberapa teman-temannya juga sudah sejak awal membooking dirinya untuk menjadi perancang gaun pengantin untuk mereka ketika mereka mau menikah. Mereka juga sangat percaya akan bakat dan keahlian seorang Alin al Fauziah sebagai desainer muda yang cantik pula.
Gaun pengantin pertamanya sudah pernah ia selesaikan ketika untuk pertama kalinya ia mulai bergabung dengan sebuah boutique ternama di Singapura. Dan entah ia sudah berapa kali merancang gaun pengantin selama ia berada di Singapura.
Dan untuk sekarang, project barunya menanti di Indonesia. Dimana ia harus merancang gaun pengantin untuk calon kakak iparnya. Ah bang Ari, akhirnya kau laku juga. Dia juga harus merancang banyak busana yang akan dipakai untuk keluarga dari kedua belah pihak pengantin.
🍁
Soekarno - Hatta International Airport
Aku kembali memijakan kakiku di tempat ini
Kadang aku masih sedih
Bilamana mengingat kejadian enam tahun lalu
Kamu pergi meski kamu tak lupa pamit
Tapi sejak saat itu
Aku mulai kehilangan dirimu
Aku berusaha mencari tahu
Hingga akhirnya aku menemukanmu
Tapi pertemuan itu buatku kecewa
Kadang rinduku masih sama seperti dulu
Tapi aku selalu bertanya pada hatiku
Apakah kamu juga merindukanku?
Tidak, aku yakin tidak
Hanya aku yang merindukanmu
Alin segera menepis ingatan-ingatannya tentang tempat dimana sekarang ia memijakan kaki. Kejadian enam tahun lalu, juga tiga tahun yang lalu. Dia tak mau kembali pilu hanya karena sekelebatan kenangan buruk yang sudah mati-matian ia lupakan.
Dress selutut berwarna pink namun warnanya seperti sudah memudar, berlengan pendek, sling bag berwarna coklat, dan sepatu putih sudah menghias tubuhnya sore itu. Ia sudah sampai di bandara kebanggan masyarakat Jakarta, dengan membawa dua koper besar serta masih menenteng satu tas lagi.
Pandangannya mengedar, semoga ia segera bertemu dengan bang Ari yang akan menjemputnya itu. Mamanya tak jadi menjemput, karena memang harus ada keperluan mendadak.
"Anjir! Lo makin cantik" suara itu membuat Alin harus menoleh ke belakangnya.
"Dateng juga lo, lama banget" gerutunya kesal.
"Macet elah"
"Nih, bantuin"
"Astaghfirulloh, ribet banget hidup lo dek"
"Udah ah bantuin, keburu gue ngantuk"
"Hiyahiyahiyahiya"
"Kok lo tambah keren sih bang?" kini Alin sudah bersama bang Ari menuju mobil mereka.
"Calon pengantin, harus keren" kata Ari sembari menyisir rambutnya ke belakang.
"Tapi kepedean lo ngga berubah" Ari kesal akan ucapan adiknya itu.
"Gini-gini juga abang lo njir"
Sampailah mereka di mobil yang Ari bawa dari rumah. Mobil orange milik Alin yang dulu selalu setia menemani perjalanannya. Alin senang, mobil itu akhirnya tak dijual karena memang ia berpesan kepada kedua orang tua dan abangnya untuk tidak dijual meski Alin berada di Singapura.
Sad Song ~ We The Kings feat Elena Coats
Lagu itu mengalun pelan di dalam mobil. Sejenak mengingatkan Alin pula saat ia dan Aca berada diatas panggung ketika acara wisuda pelapasan murid-murid kelas dua belas dulu.
Di dalam mobil hanya ada keheningan, karena memang Ari seperti bisa menangkap kalau Alin sangat menikmati lagu itu. Hingga lagu itu selesai, Ari baru mulai mengajaknya mengobrol.
"Ntar gue turun dirumahnya Dika, lo pulang sendiri nggapapa ya"
"Lo turunin gue sampai rumah dulu kek baru lo main kan bisa"
"No no no, Dika udah nungguin gue"
"Hmm serah lo"
Tak lama mobil itupun sudah berhenti di depan rumah Dika, temannya Ari. Ari langsung ngacir bergitu saja tanpa memperdulikan Alin yang sudah kesal.
Mobil orange itu kini sudah kembali melesat, menyisakan Alin sendiri di dalamnya.
"Kok gue pengin brownis ya? Mampir dulu kali ya"
Karena masih di perjalanan dan sangat memungkinkan untuk Alin berhenti di sebuah tempat sebelum ia mager, alhasil Alin memutuskan untuk berhenti di toko brownis yang dulu pernah menjadi langganannya.
"Mbak brownis kukus coklat satu sama yang keju satu ya"
"Iya mbak"
lima menit kemudian...
"Ini mbak pesananya"
"Oh oke makasih"
Setelah membayar Alin pun pergi dari toko itu. Diluar toko tiba-tiba ada seseorang yang menabraknya.
"Ehh sory sory, gue buru-buru" ucap Alin padahal bukan dia yang terburu-buru.
"Maaf, gue ga lihat" karena sedang asyik bertelepon ria membuat orang tersebut menabrak Alin.
Deg
'Alin?'
'Kok kek kenal? Tapi siapa? ~ Alin'
Yang menabrak Alin adalah seorang laki-laki dengan postur tubuh tinggi, tapi badannya sama sekali tak ada gemuk-gemuknya. Akibat kejadian itu membuat mereka harus saling tatap untuk sementara waktu.
Pria itu pun tersenyum pada Alin pun juga dengan Alin. Tapi Alin justru canggung seketika. Kaca mata hitam si pria itu membuat Alin kesusahan menerka siapa pria tersebut.
'Senyum itu ~ Alin'
"Sekali lagi aku minta maaf, permisi" ucap si pria lalu pergi meninggalkan Alin yang masih mematung disana.
'Aku? Bukannya tadi ngga make bahasa itu ya? ~ Alin'
Refleks degup jantung Alin mengirama dengan cepatnya. Degup yang selalu sama ketika ia bersama Aca 'dulu'.
Bulu kuduk Alin berdiri seketika. Ia nampak ngeri setelah bertemu dengan pria itu. Aneh, kenapa juga jantungnya berdegup kencang seperti ia jatuh cinta pada 'Aca'?
Tidak mungkin pria itu adalah Aca. Jika iya, harusnya Aca memeluknya atau justru mengajaknya ke suatu tempat untuk sekedar saling melepas rindu. Tapi nyatanya pria itu langsung pergi begitu saja.
Alin langsung kembali menuju mobilnya. Tanpa sepengetahuannya, ada seseorang yang mengamati dirinya.
"Aku senang akhirnya kamu kembali"
to be continue . . .
Yeuu back to Indonesia 🙌
LDR nya kemungkinan udah selesai ya gaes
capek LDR mulu 😂
oke setelah membaca tekan bintangnya
terima kasih 🙏
👇