Sejak kejadian di rumah sakit kemarin, Rose bersikap layaknya tak terjadi apapun. Ia seolah lupa akan fakta yang sebenarnya telah ia ketahui. Bagi Rose jika ia hanya diam ditempat, maka dirinya lah yang akan tersiksa sendiri. Lisa yang mengetahui hal itu pun mati-matian menasehati agar Rose berbicara pada Jisoo atau Taehyung. Atau jika memang enggan, ia masih bisa berusaha mencoba mengingatkan mengenai masa lalu Taehyung. Rose menggeleng menandakan ia menolak ide dari Lisa. Dan Lisa sudah kelewat gemas rasanya memiliki sahabat keras kepala seperti batu membuatnya naik darah setiap kali ia mengatakan tidak dengan tegasnya.
"Jungkook-ah ... Kau menyukai Rosie?," tanya Lisa tiba-tiba.
"Uhuk ... Uhuk ... Wae? Kenapa tiba-tiba saja kau bertanya seperti itu?," Jungkook berlaku salah tingkah.
"Cihh! Tak usah dijawab, aku sudah tau jawabannya." balas Lisa sebal, ia mengalihkan pandangannya sebentar menghela nafas lalu kembali menatap Jungkook dihadapannya.
"A-a-ap-apa nya yang sudah kau ketahui?" Jungkook tergagap.
"Jika kau menyukai Rosie. Sudah-" Lisa menyela Jungkook yang hampir membalasnya. Ia melampirkan telapak tangannya didepan Jungkook. "Aku sudah tahu sejak lama, tapi itu bukan masalah penting. Jika kau suka, maka jadikan ia milikmu. Aku akan mendukungmu, Jungkook-ah." sambung Lisa.
"Aku ... Aku memang suka Rosie sejak lama, tapi aku tak tahu dengannya. Lagi pula bisa dekat seperti sekarang sudah cukup bagiku. Kenapa kau berpikir aku bisa membuatnya menjadi milikku?" jawab sekaligus tanya Jungkook.
"Kurasa kau memang tak ada special-nya." jawab Lisa remeh membuat Jungkook melotot tak terima. "Apa? Tak terima? Lihat saja dirimu itu. Menyukai seseorang, tapi tak mencoba pendekatan sama sekali. Jika kau suka maka dekati Rosie, buat ia menyukaimu. Tapi jika kau seperti tadi aku berubah pikiran. Kurasa sahabatku tidak cocok dengan seorang pecundang." Lisa mengometari Jungkook dengan tangan melipat didadanya.
"Kalau begitu, beritahu aku apa saja kesukaan Rosie? Katakan semua jangan ada yang terlewat." Jungkook merapatkan diri pada meja pemisah keduanya. Lisa pun mulai melancarkan aksinya. Ia membongkar semua kartu milik Rose.
Sementara itu keluarga Kim sedang sarapan pagi. Nana, Taehyung, Rose, Jisoo, Namjoon, dan Nenek duduk berbaris ditempatnya. Mereka menyantap makanannya. Rose dan Taehyung sama-sama menyentuh potongan mangga didepannya. Nenek terkekeh melihat itu.
"Kau tahu, Tae? Dari dulu kalian selalu berebut potongan mangga terakhir." ucap nenek membuat yang lain ikut terkekeh kecil.
"Tadinya aku ingin memberikan itu pada mu, Jisoo. Tapi Rose lebih dulu menghabiskannya." Rose mengunyah mangga dimulut dengan mendelik kearah Taehyung dan Jisoo yang berada didepannya. Telinganya serasa terbakar mendengar ucapan Taehyung.
"Percuma saja kau berikan pada Choo, ia tidak suka buah mangga." Taehyung menatap Jisoo dan Jisoo mengangguk membenarkan ucapan Ibunya.
"Maaf ... Ku pikir kau juga menyukainya." balas Taehyung.
"Gwencana?" bisik Namjoon pada Rose yang hanya diam seperti menahan kesal. Rose menatap Namjoon heran lalu tersenyum tipis. Mereka saling lempar senyuman saat Namjoon memberikan daging ayam diatas piring Rose. Taehyung yang tak sengaja melihat hal itupun hanya bisa diam. Entah kenapa perasaannya tak bisa ia tebak. Perasaan aneh muncul saat melihat Namjoon tampak akrab dengan Adik Iparnya.
Taehyung duduk sendiri di teras belakang sementara Namjoon duduk di kursi depan Taehyung. Mereka tak ada kegiatan. Jika saat ini keduanya berada di London, bisa dipastikan kegiatan yang mereka lakukan adalah berkutat dengan berkas-berkas perusahaan milik Ayah Taehyung. Karena ingatan Taehyung tak memungkinkannya mengingat masa lampau, maka sudah dipastikan butuh waktu untuknya mengerti berkas perusahaan.
Namjoon ditugaskan untuk mengawasi Sepupunya itu, ia juga memiliki tugas tambahan lain, mencari tahu identitas sebenarnya gadis yang selama ini bertukar kabar dengan Taehyung. Gadis yang ingin Taehyung temui saat ia kembali ke Korea.
"Apa?," tanya Namjoon lebih dulu melihat Taehyung menatapnya tak biasa.
"Kalian sangat dekat ya?," tanya Taehyung.
"Siapa?" balas Namjoon. Ia kemudian memikirkan kemungkinan yang dimaksud Sepupunya itu. "Oh, maksudmu Rose?," tanya Namjoon kali ini. Taehyung mengangguk. "Ya, seperti yang kau lihat. Kenapa? Kau cemburu?" Taehyung mengerutkan dahinya mendengar ucapan Namjoon.
"Apa maksudmu? Kenapa aku harus cemburu?" tanya Taehyung.
"Entahlah. Kau dari dulu tak pernah penasaran akan gadis lain selain gadismu, lalu kenapa kau bertanya mengenai hubungan kami?" Taehyung merasa tak terima dengan kata-kata Namjoon. Tepatnya pada bagian 'hubungan kami'. Ia melirik tak suka. Taehyung berdiri tanpa berkata lagi, ia pergi meninggalkan Namjoon yang terkekeh tak jelas.
Taehyung hampir memasuki rumah besar mereka, tapi ia terhenti saat melihat punggung seseorang. Orang itu berjalan kearah semak-semak, tanpa Taehyung sadari ia mengikuti orang itu. Orang itu tak lain adalah Rose. Gadis itu melewati lubang pada tembok rumah megahnya. Ada jalan khusus disana tertutup rerumputan tinggi.
Taehyung mengendap-endap takut akan ketahuan telah mengikuti Rose. Rose berhenti saat melihat pohon besar didepannya. Ingat pohon mangga yang ia dan Taehyung jamah dulu saat kecil, disanalah Rose berdiri. Tepat dibawah rimbunnya dedaunan berwarna hijau muda. Taehyung tak sengaja menginjak kaleng yang menimbulkan suara tak luput dari telinga Rose. Rose menangkap basah Taehyung yang tersenyum kikuk.
"Oppa ..." ucap Rose tersenyum. Taehyung mendekat kearah Rose.
"Apa yang kau lakukan disini?," tanya Taehyung menatap pohon didepan mereka. Rose menatap Taehyung sebentar.
"Phimil." jawab Rose singkat membuat Taehyung tak bertanya lagi. "Aku memiliki sebuah rahasia dengan seseorang. Ini tempat jika aku merindukannya. Kami sama-sama menyukai mangga," Rose menekan kata mangga pada ucapannya sambil menatap Taehyung. "Ia mengambil banyak mangga untukku hari itu. Ia bilang rahasiakan hal itu dari orang lain." sambung Rose menatap Taehyung penuh arti.
"Lalu kenapa kau memberitahu ku?," Rose tersenyum getir. Andai saja Taehyung mengingat sedikit saja kenangan mereka, pasti takkan sesulit ini untuk menjawab pertanyaan Taehyung. Rose hanya menggelengkan kepalanya. Rose berbalik dan melewati jalan menuju rumahnya. Sementara Taehyung masih berdiam diri disana. Ia merasa tak asing dengan suasana disana.
Saat sedang makan malam Jisoo kembali pergi. Bahkan ia tak menyentuh makanannya. Taehyung hanya pasrah dan mengulas senyum terpaksa membiarkan Jisoo pergi meninggalkan dirinya. Taehyung termenung sendiri dan Namjoon menepuk pundaknya.
"Wae?," tanya Namjoon.
Taehyung hanya diam, ini bukan yang pertama atau pun kedua kali. Jisoo sering pergi secara tiba-tiba setelah mendapat telepon mengatas namakan teman.
"Hyung ..." panggil Taehyung ragu.
"Wae?," tanya Namjoon lagi, tapi Taehyung masih sibuk dengan pikirannya. "Katakan sekarang." ujar Namjoon berubah serius.
"Aku ... Aku mencurigai Jisoo. Entahlah, aku hanya enggan bertanya, tapi aku penasaran dengan teman yang selalu bergantung padanya itu." Namjoon mengangguk mengerti.
"Lanjutkan." pinta Namjoon.
"Apa kau punya kenalan mata-mata yang siap diperintah untuk mengikuti Jisoo?" Namjoon cukup terkejut mendengar ucapan Taehyung lalu tersenyum menyeringai.
"Tak usah mencari seorang mata-mata. Biar aku yang menjadi mata-mata untukmu, tapi ada satu syarat." ujar Namjoon dengan smirk-nya.
"Apa?" jawab Taehyung langsung.
"Jika kemudian hari kau menemukan kenyataan pahit. Berjanjilah kau tak marah padaku, karena selain itu aku akan mengutarakan hal yang mengganjal dihatiku." Taehyung tak mengerti maksud Namjoon, tapi akhirnya mereka sepakat dengan persyaratan dari Namjoon.
"Yoboseyo ..."
"Rosie ..."
"Kookie ... Ada apa?"
"Besok kau ada waktu luang tidak?"
"Mmm ... Besok ya? Kurasa aku free. Wae?"
"Mmm ... Ayo kita berjalan-jalan besok."
"Bertiga bersama Lisa?"
"Mmm ... Ya, nanti aku akan ajak Lisa juga."
"Baiklah ..."
"Ya sudah, kalau begitu sampai jumpa."
"Mmm ... Ne." Rose hampir menutup sambungannya, Namun suara Jungkook kembali terdengar.
"Rosie ... Tunggu."
"Wae, Kookie?"
"Jaljayo ..."
"Mmm ..." Rose mengangguk lalu menekan tombol merah.
Namjoon memulai aksinya. Ia mengikuti Jisoo saat ia keluar dari rumahnya. Berbekal kamera yang ia miliki Namjoon mengikuti Jisoo. Tak begitu sulit, karena Jisoo tak sadar sama sekali jika ia telah dibuntuti.
"Choo ..." Jin memanggil gadisnya. Ia berjalan mengarah pada Jisoo. Jisoo berlari dan memeluk Jin. Namjoon yang semula memang sudah berjaga-jaga langsung mengambil gambar sebanyak mungkin. Namjoon pun tetap memata-matai kedua orang itu sampai memasuki restoran.
"Semoga kau tak syok, Tae ..." gumam Namjoon.
Setelah puas membuntuti Jisoo, Namjoon bersiap pulang. Mobilnya berada dibelakang mobil sport berwarna hitam yang sudah berhenti dihalaman rumah keluarga Kim. Seorang pemuda sedikit berlari kesisi penumpang membukakan pintu untuk seorang gadis, yang mana gadis itu adalah Rose. Rose turun sambil mengulas senyuman. Mereka tampak berbincang-bincang sampai keduanya menatap kearah Namjoon. Namjoon turun mendekat kearah Rose dan pemuda itu.
"Rose ..." sapa Namjoon.
"Oppa ..." balas Rose.
"Hyung ..." dari dalam rumah Taehyung menghampiri ketiganya.
"Siapa dia? Namja chingu??," tanya Namjoon membuat Rose tersipu malu. Jungkook pun tertawa dalam hati kesenangan. Taehyung menatap tak suka pada Namjoon. Ia pun melirik Jungkook yang tersenyum.
"Apa-apaan senyuman itu? Apa ia tak melihat ada orang lain disini? Kenapa matanya hanya tertuju pada Rose?" decak sebal Taehyung dalam hati memperhatikan Jungkook.
"Ini terlihat seperti pertarungan akan dimulai." Namjoon tertawa diatas rasa sirik Taehyung.
"Oppa ... Ini Jungkook, temanku. Dan Jungkook, ini Namjoon Oppa dan Taehyung Oppa. Mereka tinggal serumah denganku. Namjoon Oppa adalah Sepupu dari Taehyung Oppa." Rose menunjuk satu persatu lelaki disana memperkenalkan.
"Jungkook ... Salam kenal, aku Namjoon. Kau bisa panggil aku Hyung seperti yang Taehyung lakukan tadi." Taehyung mendengus kesal, tapi hanya dalam hati. Hal kecil berefek besar pada Taehyung.
"Ne, Hyung. Aku Jungkook, teman Rosie." balas Jungkook.
"Rosie?" tanggap Taehyung.
"Aku dan Lisa memanggil Rose dengan panggilan Rosie." jawab Jungkook.
"Oh, seperti itu. Kenalkan aku Taehyung. Kakak Ipar Rose." perkenalkan diri Taehyung
Hyung = Kakak laki-laki(yang menyebut laki-laki)
Ne = Iya
Yoboseyo = Halo
Wae = Kenapa
Phimil = Rahasia
Oppa = Kakak laki-laki(yang menyebut perempuan)
Gwencana = Tidak apa-apa
Jaljayo = Selamat malam
Namja Chingu = Teman laki-laki(pacar)
Author note :
Aku bikin short story TaeRosé, judulnya To Be With You,
Bagi yang belum mampir, silahkan baca. Jangan lupa tinggalkan jejak, komen dan share bila suka. Cek di akun ku HalfMoon_Flow ,kalian bisa sekalian follow atau minta follback, tapi kalo follow sesaat mending gak usah. Aku gak maksa buat difollow klo cuma buat diunfoll!
Cover 🌸
Deskripsi 🌸
Aku gak punya hadiah buat kalian pas momen begini, makanya aku up yang ada didraft aja. Story lain cuma sebatas intro doang. See ya 👋
TBC
4 Jun 2019