[✔️] IMPERFEZZJONI || Jung Ja...

By ffct127

504K 54.4K 3.9K

[ COMPLETED ] Started: 23rd of Oct 2018 Bagaimana rasanya 6 tahun tidak bertemu sahabat masa kecil? Ketika J... More

PROLOG
01. Many Years without Jaehyun
02. Oh, Hello..
03. First Day at School
04. Jealousy
05. Jae
06. Our Night Talk
07. Still Our Night Talk
08. The Feeling
09. Handsome Rich Asian
10. Love and Kisses Story
11. Regret
12. Negligence
13. Our Separated Date
14. Our First Date
15. Bestfriend Rules
16. Barely Able to Believe
17. Terrible Past
18. Those Eyes
19. The Secret Keeper
20. The Keychain
21. The Attention Seeker
22. Truth or Dare (True Feeling)
23. Welcoming Lee Taeyong
24. It Happened Again
25. I Told You
26. Heartbeat
27. Finally Revealed
28. The Suffering of Her Life Will Last Forever
29. This Kind of Feeling
30. Our First Fight
31. It Just Started
32. CLBK
33. YES, We Are Dating
34. Kissing Challenge
35. Triple Attack [❗️]
36. Kim Jisoo
37. Friendzone
39. That Was a Kiss, Jae!
40. It Getting Worst
41. Seriously?
42. Opening The New Page
43. Free yet Miserable (Miss You)
44. IMPERFEZZJONI [ 1 ]
45. IMPERFEZZJONI [ 2 ]
46. Another Version of Jae
47. Camping [ Day 1 ]
48. My First Soju with You
49. Feel Complite
50. I'M(PERFEZZJONI) ✅
IMPERFEZZJONI 2

38. My Life with Drama Queen

6.6K 793 56
By ffct127

(Author POV)

"Sebenarnya kau masih menyukaiku sejak awal sampai sekarang. Hanya saja yang kemarin itu kau tidak ingin mengakuinya pada dirimu sendiri." Jaehyun mengalihkan topik dan mencoba untuk tenang.

"Jangan sok tahu."

"Jika kau benar-benar sudah tidak menyukaiku, kau akan menolak ketika aku mulai mendekatkan wajahku.. untuk menciumu.."

Sora terdiam. Dia mengutuk dirinya sendiri karena sudah bertindak bodoh. Ya, dia mengakuinya tapi enggan untuk mengucapkannya pada Jaehyun. Tidak ingin namja itu semakin besar kepala.

Dengan perlahan Jaehyun menarik tubuh Sora untuk memeluknya. "Aku tidak sebatas memberikannya bunga. Aku juga berusaha membuatnya menjadi sedikit manusiawi. Aku ingin ketika kau tinggal dengannya, kau merasa nyaman."

Sora mempererat kedua tangannya yang melingkar di pinggang Jaehyun sambil menyenderkan pipinya di dada bidang dan selalu tercium maskulin lembut menenangkan. "Maaf, aku terlalu sensitif mendengar nama Kim Jisoo."

"Aku mengerti. Kau tenang saja, aku tidak tertarik dengan yeoja seperti itu."

Lihatlah, aku Si Budak Cinta untuk Jung Jaehyun yang masih ingin memeluknya dan tidak ingin melepasnya untuk beberapa saat! Haaaahh... tidak percaya aku mengatakan ini..

"Sora, aku ingin kau memberiku semangat di hari ujian nanti. Kau bersedia menemuiku sebelum masuk kelas, bukan?"

"Tentu saja."

"Dan kau harus datang di pembukaan acara perpisahan untukku."

Sora melepaskan pelukannya lalu menengadah untuk menatap mata Jaehyun dengan jelas. "Di sana hanya akan ada kelas 3 dengan keluarganya."

"Keluargaku tidak bisa datang," jawab Jaehyun sambil mengangkat sebelah alisnya sambil tersenyum, memaksa Sora agar datang.

"Baiklah." Sora menyerah.

Kini Jaehyun tersenyum dengan deretan giginya yang terlihat jelas sangat rapi dan terawat. "Karena mustahil jika aku memintamu untuk menjadi pasanganku di acara inti."

Sora mengerutkan keningnya cukup dalam. "Memangnya kenapa?"

"Kau kan sudah mempunyai kekasih, bodoh!" ucap Jaehyun sambil menjitak pelan kepala Sora.

"Hubunganku dengan Taeyong oppa sudah berakhir."

"Hah? Kapan?"

"Tepat di hari pernikahan Mama."

"Kenapa?"

"Aku tidak bisa mengatakannya."

Jaehyun terdiam beberapa saat.

"Aku tidak tahu harus senang atau sedih," ucap Jaehyun sambil tertawa kecil. "Yang pasti kau harus datang denganku di acara malam nanti."

"Yang pasti, kau harus membantuku untuk mengemasi barang-barang ini sekarang."

"Sepertinya aku datang tidak tepat waktu." Seketika Jaehyun mendapatkan pukulan di lengannya.

**

(Sora POV)

Ini adalah hari pertamaku terbangun di tempat tinggal baru. Aku masih merasa sangat lelah, semua tubuhku sakit sekali sisa semalam membereskan dan menata sebagian barang-barangku. Mataku menjalar ke setiap sudut kamar yang memang lebih besar dari kamarku sebelumnya. 20% lagi semua akan tertata rapi.

Terimakasih, Tuhan. Semalam Jisoo eonnie sudah tertidur lelap dan tidak merasa terganggu dengan kehadiranku, karena (kabar buruknya) kamar Jisoo eonnie beradat tepat di sampingku.

Setelah selesai mandi, aku berencana untuk turun dan menyantap sarapan pagi bersama keluarga baru. Jika Mama tidak meminta, aku tidak akan melakukannya. Karena malas sekali harus menemukan wajah Kim Jisoo dan berbasa-basi haha-hihi.

Aku menutup pintu kamarku dengan perlahan. Otomatis mataku menatap pintu kamar Jisoo eonnie yang pasti kulewati jika berjalan menuju tangga. Masih sama seperti semalam. Tertutup sangat rapat, seperti tidak berpenghuni.

"Sora.. selamat pagi. Ayo, kita sarapan.." ajak Paman Kim, ayah tirinya, yang sudah duduk dengan sepotong roti panggang selai kacang di hadapannya.

"Iya, Paman." Dengan canggung Sora mengambil satu potong roti dan nutella yang sudah tersedia di atas meja makan. Matanya melihat sosok Mama di dapur, berjalan membawa dua gelas susu.

"Ini untukmu, dan ini untuk Jisoo," ucap Mama sambil menyimpan satu gelas lain di kursi tepat samping kiriku.

"Selamat pagiii.."

Terdengar suara nyaring dari lantai atas lalu langkah kakinya menuruni tangga dengan semangat. Aku yakin itu Jisoo eonnie.

Dengan perlahan aku menelan roti yang sedari tadi kukunyah dengan malas lalu meminum susu segar yang baru saja dikeluarkan dari lemari es raksasa di dalam sana. Karena memang besar sekali. Sebesar dua pintu utama rumah mewah.

"Pagi, Jisoo-ya.." sapa Mama sambil mengambilkannya sepotong roti. "Biar aku saja yang membuatkannya. Coklat, kacang, stroberi?"

"Stroberi, juseyo.." jawab Jisoo eonnie sambil tersenyum sangat sumringah. "Sora, pukul berapa kau sampai? Aku tidak menyadarinya." Jisoo eonnie terdengar akrab sekali kali ini.

"Pukul 9 malam.." jawabku kaku. Tidak terlihat seperti Kim Jisoo biasanya.

"Ah, mungkin aku sudah tertidur. Semoga kau betah tinggal di sini. Akhirnya aku punya teman." Dia tersenyum sambil tertawa kecil sangat manis bagai dewi. Ugh, fake.

"Kau terlihat sangat senang sekali.." komentar Paman Kim.

"Tentu saja!"

"Ini, rotimu.." Mama mengulurkan roti itu untuk Jisoo eonnie lalu kami bisa memakan sarapan ini dengan khidmat sejenak.

Sampai satu suara terdengar dari arah pintu utama.

"Tuan.." ucap pembantu yang sudah cukup tua itu, dengan seseorang yang mengekor di belakangnya. Aku tahu benar siapa dia.

"Jaehyun!!!" seru Jisoo eonnie sambil berlari menghambur memeluk Jaehyun dan menerima beberapa tangkai mawar merah, mencium aromanya yang masih segar. "Kau sudah sarapan?" tanya Jisoo eonnie sambil menggandeng tangan Jaehyun untuk berjalan menuju meja makan.

"Aku sudah sarapan," jawab Jaehyun lalu melirik ke arahku. Aku membuang wajah sambil menghabiskan tegukan terakhir.

"Ini pasti untukku!" Jisoo eonnie mengambil secara tiba-tiba paper bag bertuliskan Gucci itu dari tangan Jaehyun. Aku mengenal betul apa itu isinya. Ya, SEPATUKU! 😭

"Ah, sebenarnya itu.."

"Aaaakkk, sepatu Gucci, Paman! Jaehyun membelikanku sepatu yang selama ini aku inginkan! Yeaay! Terimakasih banyak, Jung Jaehyuuun.." Jisoo eonnie kembali memeluk Jaehyun dengan kedua tangannya yang dipenuhi mawar dan tas berisi SEPATUKU itu.

Ambil saja, lah.

Akhirnya Jaehyun duduk bersama di atas kursi meja makan ini. Mengobrol ringan dengan Paman Kim juga Mama. Dan aku kebingungan. Hanya mendengar perbincangan mereka saja sambil sesekali mengangguk atau ikut tertawa garing.

"Sora, bagaimana hari pertamamu di sini? Pasti menyenangkan.." ucap Jaehyun berbasa-basi. Entah apa maksudnya.

"Ya.." jawabku singkat sambil tersenyum simpul.

"Aku merasa kesepian di sana. Biasanya setiap pagi aku melihatmu menuruni tangga dengan wajah dan rambut yang masih acak-acakkan," jelasnya tersenyum manis. Mama mengangguk setuju sambil tertawa.

Ketika aku akan mengeluarkan suara untuk menjawab, aku melihat Jisoo eonnie mendorong lutut Jaehyun kesal. Terlihat jelas dari wajahnya yang tiba-tiba menekuk seperti itu.

"Aku sudah selesai. Aku ke atas, Paman, Ma, semuanya.."

**

Tidak terasa satu minggu sudah terlewati dengan cukup berat, jujur saja.

Setiap pagi Jaehyun selalu datang untuk mengunjungi Jisoo eonnie, padahal aku ada di sini, tapi dia seperti orang asing untukku. Atau Jisoo eonnie yang menginginkan itu. Dan ya, ternyata benar. Di sekolah Jaehyun menjelaskannya panjang lebar padaku. Aku hanya menanggapinya dengan malas saat itu.

Dia tidak suka jika Jaehyun memperhatikan orang lain selain dirinya, apalagi memperhatikan atau berbincang denganku di dalam rumahnya. Haaah... kekanakan.

Bahkan aku berangkat ke sekolah menggunakan bis setiap hari, beruntung jaraknya tidak terlalu jauh. Padahal Jaehyun sudah siap dengan mobilnya pagi itu. Aku khawatir mata tajam Jisoo bisa mengikutiku kemana pun. Jadi, jika Jaehyun menawarkan untuk berangkat bersama, lebih baik aku menolak saja.

Dan aneh sekali. Ini yang paling membuatku bingung. Mungkin usaha Jaehyun telah berhasil. Sikap Jisoo eonnie padaku berubah drastis. Dia sangat baik, perhatian dan dewasa sebagaimana kakak perempuan pada adiknya. Selama aku tidak mengacau, mungkin. Ya, aku selalu bermain aman di areanya.

Awalnya aku berpikir itu hanya aktingnya saja agar mendapat simpati dari Mama. Tapi ternyata, ketika Mama dan Paman Kim sedang tidak berada di rumah pun, Jisoo eonnie sudah beberapa kali masuk ke kamarku dan mengobrol biasa. Bahkan dirinya menjadi sering membuat kue dan meminta pendapatku. Dia sangat ingin memberi kue terbaik untuk Jaehyun.

Tapi ada satu hal. Sikap Mama padaku menjadi berubah. Mama lebih sering menampakkan wajah kesalnya padaku dan memberitahuku untuk lebih behave di rumah ini. Apa yang salah denganku?

Malah, Paman Kim yang selalu membela ku jika Mama mengingatkanku untuk begini, begitu. Ya, maaf, mungkin aku tidak terbiasa tinggal dengan keluarga utuh!

Aku mendengar suara tangis dari kamar Jisoo eonnie.. Dia kenapa? Aku berjalan mendekat ke arah pintuku yang memang selalu terbuka seperti itu di siang hari. Terdengar suara Mama sedang bersamanya. Aku pasang telingaku tajam-tajam.

"Aku selalu merindukan kedua orangtuaku. Jujur saja, aku kesepian, dan sangat merindukan kasih sayang dari seorang ibu. Aku selalu iri jika melihat orang lain masih bisa memeluk, mencurahkan hati dan bersenda gurau dengan ibunya. Tapi semenjak kehadiranmu, aku merasa seperti menemukan kembali sosok ibu. Terimakasih karena kau telah menyayangiku seperti putrimu sendiri, Mrs. Kim."

"Tentu saja. Ketika aku akan menikah dengan pamanmu, aku juga harus menyayangimu dan tidak membedakan dengan anakku, Sora. Kau tidak perlu khawatir, jika ada yang menyakitimu, katakan saja padaku. Arasseo?"

Aku kembali berjalan menuju tempat tidur dan terduduk melipat kedua kakiku ke atas lalu memeluknya. Ya, aku juga sedih. Bukan karena mendengar kisah di pintu samping itu.

Tapi karena aku merindukan Mama yang sudah lama tidak memberiku kenyamanan seorang ibu.

Kini aku merasa semua orang yang kusayang perlahan menjauh.

**

(Sora POV)

"Semangat!" seru Sora pada Jaehyun yang sudah siap memasuki kelas untuk mengikuti ujian nasional ini. "Kau akan menjadi lulusan terbaik."

"Kau yakin? Ah, aku gugup sekali. Terimakasih banyak, Sora. Aku sangat bersemangat sekarang." Jaehyun tersenyum seperti orang gila. Terlihat sekali kegugupan di wajahnya.

"Sudah, masuk sana!"

"Doakan aku.." ucapnya sambil tersenyum lalu memasuki kelas.

Sora tersenyum melihatnya, lalu akhirnya dirinya berjalan dengan tergesa karena ujian sekolah dimulai 10 menit lagi di gedung yang berbeda. Jadi tidak akan mengganggu kegiatan ujian nasional.

*

Sora tengah menikmati kopinya di coffee corner seorang diri. Seperti biasa, Joy dan Wendy harus cepat kembali untuk pergi ke gedung SM. Tidak lama ada satu tangan menepuk pundaknya dari belakang.

"Hey. Menunggu siapa?"

Sora berbalik lalu bibirnya tersenyum. "Taeyong oppa? Seperti biasa. Tidak menunggu siapapun."

"Jaehyun masih di dalam kelas, membahas soal ujian tadi bersama murid pintar lainnya." Taeyong duduk di kursi depan Sora sambil menyimpan tas ranselnya di samping kursi.

"Aku tidak menunggu Jaehyun." Sora tersenyum sambil menunduk, menyedot kopinya.

"Bagaimana Jisoo noona?" Taeyong terlihat ingin tahu masalah itu.

Sora kembali meminum kopinya sambil terlihat kesal. "Dia baik, lebih baik."

"Kau yang terlihat tidak baik," ujar Taeyong sambil tersenyum penuh arti. "Jaehyun tetap menyukaimu. Kau tidak perlu cemas. Aku pulang, bye, Sora!"

"Bye.."

Taeyong meninggalkan Sora dalam keadaan mematung dengan pikirannya. Apa Taeyong sudah tahu segalanya? Tentang hubungan spesial itu? Apa Jaehyun menceritakannya secara detail?

Haish.

**

Beberapa minggu kemudian, segalanya berjalan begitu cepat. Ujian sekolah, ujian praktek dan segala ujian telah terlewati. Para murid telah menantikan acara perpisahan inti yang diadakan malam hari.

Selain ada penampilan dari boy/girl group terbaik di setiap tingkatan, film Sora juga akan dipertontonkan. Kabar gembiranya, banyak sekali agen-agen dari perusahaan besar yang datang untuk mencari talen.

Ah, dan prom night. Ya.. Dimana biasanya namja paling tampan selalu menjadi sorotan. Siapa yeoja yang akan menggandeng lengannya?

Kini sudah tiba waktu dimana acara pembukaan dimulai. Jaehyun sudah duduk berderet bersama teman-temannya menggunakan seragam lengkap SOPA yang dominan berwarna kuning itu. Acara ini sangat formal.

Sementara Sora duduk di podium atas, seorang diri, diantara banyak keluarga murid lain. Bahkan Jaehyun tidak tahu kepastian Sora akan datang atau tidak. Kedua matanya melihat ke arah Jaehyun yang tengah tidak henti mengirim pesan pada Sora.

Sampai akhir acara, semua berdiri, dan akhirnya Jaehyun menemukan sosok Sora di atas sana tengah berjalan menuju luar hall. Dengan cepat dirinya hanya menerima bunga lalu menghindari basa-basi temannya untuk mengejar Sora.

Setelah berhasil menemukan sahabatnya, bibirnya tersenyum lalu berjalan cepat untuk berhambur memeluk Sora dengan erat.

"Aku kira kau tidak akan datang.."

"Ini untukmu.. Selamat, Jae.." ucap Sora sambil memberikan sebuket bunga berwarna putih yang cantik dan satu buah paperbag berwarna hitam untuk Jaehyun.

"Terimakasih.." Jaehyun masih tersenyum seperti itu sambil menyapukan pandangan di wajah Sora.

"Tadinya aku tidak akan datang, tapi mengingat orangtuamu sangat jauh di sana, aku memutuskan untuk datang saja."

Lalu mereka melanjutkan perbincangan di dalam mobil Jaehyun. Setelah membuka mantel tebal dan menyimpan bunga-bunga juga hadiah, Jaehyun menggenggam kedua tangan Sora dengan erat dan mendekatkan wajahnya ke arah Sora.

Sontak Sora menjauh karena terkejut Jaehyun tiba-tiba membuatnya jantungan sambil tersenyum jahil. "Aku sudah katakan padamu, apa kau lupa?"

"Aku tidak akan menciumu lagi sebelum kau yang menciumku lebih dulu." Jaehyun mengatakan itu sambil menatap Sora dengan sedikit nakal.

Seketika Sora memalingkan wajah Jaehyun lalu pipinya merah merona. "Jung Jaehyun dengan kata-kata ajaibnya telah kembali."

Jaehyun tertawa. "Kecantikanmu bertambah jika sedang merona seperti ini.."

"Gawat, aku harus pulang sekarang juga. Kau mulai gila."

Jaehyun menahan lengan Sora yang tengah bersiap-siap membawa tasnya untuk keluar dari mobil. "Biar aku antar.."

"Aku tidak ingin cari mati."

"Kalau begitu nanti malam ku jemput."

"Itu sama saja bunuh diri. Kita bertemu di pintu masuk saja. Ok? Aku bisa menggunakan taksi." Lalu Sora tersenyum dengan tangan yang sudah siap membuka pintu mobil.

"Yasudah, kalau begitu. Sora?"

"Hm?"

"Terimakasih.."

*

"Kau cantik sekali. Riasanmu juga tidak terlalu berlebihan tapi berkesan elegan dan anggun. Apa kau pernah belajar berias?" tanya Jisoo sambil duduk di atas tempat tidur Sora dan menatap yeoja itu yang tengah mencantok rambutnya bergelombang, duduk di atas kursi depan cermin.

"Tidak, Eonnie. Hanya saja aku selalu memperhatikan bagaimana MUA merias wajahku jika akan melakukan pemotretan atau fashion show," jawab Sora sambil menyemprotkan parfum di sekitar leher, belakang telinga dan pergelangan tangannya.

"Ah, tentu saja. Lalu, siapa namja beruntung yang menjadi pasanganmu?"

DEG!

"Tidak ada. Aku datang seorang diri. Tahun ini para murid lebih banyak datang bersama teman-teman saja ketimbang pasangan." Sora tersenyum wajar sebisa mungkin. Semoga Jisoo tidak bisa membaca pikirannya.

Jisoo berjalan mendekati Sora dan menatap sesuatu yang mencuri perhatiannya. "Siapa yang memberimu kalung yang sangat cantik ini?"

"Ah, ini? Terimakasih.." Sora kebingungan, apa yang harus ia jawab?

"Pasti Jaehyun.."

Jantung Sora berdebar cukup kencang ketika mendapati ekspresi Jisoo yang berubah sangat drastis di pantulan cerminnya. Seperti menemukan Jisoo lain yang berbeda dari Jisoo sebelumnya yang baik hati dan manis beberapa menit lalu.

Rambut indah Sora dijambak dengan cukup kuat sampai gadis itu menengadah kesakitan. "JAWAB AKU!!"

Tangannya sudah siap memutuskan kalung itu dengan paksa dari leher Sora, setelah ditarik kencang beberapa kali dari berbagai sudut, kalung itu tidak mau terlepas dan membuat luka bergurat merah di leher yeoja itu.

Sora hanya menahan sakit dan teriakannya tertahan di tenggorokan. Jambakan itu sangat kuat dan membuatnya kesakitan ditambah luka karena gesekan kalung di lehernya.

"Eonnie.. sudah.." Kedua tangannya menahan tangan Jisoo yang sedang menjambaknya dengan lemah.

Tapi tiba-tiba suara langkah terdengar mendekat.

"Sora, apa kau sudah siap?"


—tbc—

update nya lama yaaa 😭😭

chapter ini beberapa kali dihapus, ketik ulang, begitu aja terus wkwkw

tapi akhirnya publish juga.

makasih yang udah bacaa dan selalu setia menungguuu 🥰🥰

ditunggu vomment nya okeeeyy
💚💚💚

oh iya ada yang tau ngga gimana caranya ngepromosiin cerita selain di ig?

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 372K 36
Bos yang satu ini emang bikin emosi banget. © intoyourlove, 2019. ; Alternative Universe. ; Bahasa. ; Non Standard Language. (nonbaku) ; Romance - Co...
291K 27.5K 43
Adista Kaerin Perempuan muda berusia 24 tahun yang sudah cukup lama menjanda. Di tengah hidupnya yang sudah mulai tenang, dirinya harus bertemu lagi...