Wait Me (✓)

Bởi tirameashu

21.9K 3.5K 2.5K

[Seoksoo GS Fanfiction] Ini bukan cinta. Hanya sebuah perasaan yang timbul berkat ketidakberdayaan, dan membu... Xem Thêm

Praevia: Teaser is Open!
Intro: Welcome to Hanin Art School
Prologue: Beginning
Chapter 1: Seokmin dan Perempuan
Chapter 3: Lampaui Jarak Aman
Chapter 4: Mendadak Jinak
Chapter 5: Mendekati Murid SMP?
Chapter 6: Selera Tinggi Seokmin
Chapter 7: Aliran Dendam
Chapter 8: Titik Lemah
Chapter 9: Jisoo Adalah Obat
Chapter 10: His True Colors
Chapter 11: Ego dan Gengsi
Chapter 12: Bernyanyi Sepenuh Hati
Chapter 13: Muntah Pelangi
Chapter 14: Bolos Dua Kali
Chapter 15: Noona Lebih Utama
Chapter 16: Menyerah
Chapter 17: Rampas Gebetan
Chapter 18: Waiting You
Chapter 19: He's Back
Chapter 20: Harus Menepati Janji
Chapter 21: Hati yang Berkabung
Chapter 22: Cita-Cita dan Cinta
Chapter 23: Bukan Konsumsi Publik
Epilog: Tak Terpisahkan
Catatan Kecil: Vote
Sekuel

Chapter 2: Tidak Normal?

743 125 78
Bởi tirameashu

Berbeda dengan Jihoon yang baru bersekolah di Hanin Art School ketika memasuki SMA, Lee Chan adiknya, malah mendedikasikan diri sebagai penghuni tetap di salah satu sekolah seni terbaik di Korea Selatan itu sejak SD. Membuat ia sudah memiliki begitu banyak teman, meski baru resmi menyandang status sebagai anak SMP sejak sebulan yang lalu. Nilai tambahan, juga telah memiliki gebetan.

Ya, sebut saja gebetan.

Kalau Chan tidak puluhan kali diancam oleh Kakaknya agar tak berpacaran terlebih dulu, mungkin anak itu sudah memiliki kekasih. Dua tahun berada di atasnya, keturunan asli China. Xu Minghao. Chan menaksir gadis cantik dari ekstrakulikuler dance itu sejak masih berada di SD. Karena memang, mereka sering bertemu. Berkat memiliki minat yang sama. Modern dance.

Terbukti, baru sebulan ini berada di lingkungan sekolah yang sama, Chan sudah puluhan kali diteriaki oleh Jihoon. Memperingatkan anak itu agar tak mengurusi masalah gadis terlebih dulu. Terlalu muda, tentu saja. Terlalu dini untuk memiliki kekasih. Jihoon saja ketika lulus SMP baru menerima Soonyoung. Padahal sudah didekati sejak masih berada di kelas delapan.

Dulu mereka memang bersekolah di tempat yang berbeda. Namun, Soonyoung yang bersekolah di SMP Hanin Art School seringkali mengunjungi tempat makan yang letaknya dekat dengan salah satu sekolah SMP lain karena harganya yang tergolong ramah untuk kantung pelajar. Sekolah tersebut adalah sekolahnya Jihoon. Hingga tanpa disengaja mereka berdua bertemu.

Formasi yang sepertinya sudah menjadi hukum alam seringkali tercipta tanpa direncanakan sebelumnya. Tanpa disengaja. Kini, salah satu meja di kafetaria sekolah telah dipenuhi oleh enam orang anak sekaligus. Satu pasangan resmi, satu pasangan terkandala izin sang kakak, dan dua orang kaum jomlo. Jomlo, karena memang mereka bukanlah sepasang.

Dua pasangan nampak mesra. Ada saja hal-hal kecil yang dilakukan untuk membuat pasangan mereka senang. Seperti berbagi makanan, contohnya. Menunjukkan kontras, Seokmin dan Mingyu malah asik perang makanan. Berebut kuning telur yang diberikan oleh Minghao. Gadis itu memang menghindarinya. Mengandung banyak lemak, katanya. Chan pun tidak begitu suka. Seokmin dan Mingyu tidak peduli dengan kandungannya. Yang penting enak.

Silsilah kedekatan mereka berenam sangat unik. Seokmin, Mingyu dan Minghao secara kebetulan menempati kelas yang sama sejak kelas delapan. Seokmin mengenal Seungkwan karena sama-sama memilih ekstrakulikuler musik, yang secara otomatis memboyong kekasih bulenya, Choi Hansol. Sedangkan Lee Chan sebisa mungkin selalu berdekatan dengan gadis kesayangannya. Meski belum resmi, Chan merasa harus terus mengawasi. Ada dua laki-laki jomlo sekaligus di kelompok ini.

"Hukuman apa yang kamu terima kemarin?" Mingyu bertanya tanpa melihat ke arah si pelaku. Menikmati kuning telur yang berhasil ia menangkan dari Seokmin.

Anak laki-laki yang menerima pertanyaan mendengus kesal. Sejak kemarin ia sudah dibuat pusing oleh ucapan Mrs. Seunghee yang malah nampak seperti mantra kutukan. Berhasil membuat Seokmin tak bisa tidur semalaman. Hukuman kali ini sungguh berat. Sekarang malah dibahas lagi. Menghancurkan mood makan Seokmin. "Tidak ada."

"Seokmin hyung diminta menunjukkan gadis yang ditaksir," Chan menyahut.

"Bagaimana kamu tahu?" Seokmin menatap Chan penuh selidik. Dia tidak bercerita pada siapapun setelah keluar dari ruang bimbingan. "Dugaanku benar, kan? Kamu orang suruhan Mrs. Seunghee?"

Chan tertawa nyaring dibuatnya. Memukul kepala Seokmin dengan sumpit. "Hyung tidak melihat aku yang juga datang ke sana? Aku diminta Mr. Yuhwan untuk mengantarkan laporan acara. Memang, aku hanya menunggu di luar karena secara kebetulan Mrs. Hyomin keluar. Setelahnya, aku menguping."

"Aneh. Baru kali ini ada pihak sekolah yang meminta muridnya berpacaran," Seungkwan menyahut. Menerima suapan dari Hansol, memekik keenakan.

Seokmin bergidik ngeri melihat interaksi mereka. Memasang ekspresi hendak muntah, lalu kembali menerima pukulan dengan sendok di kepalanya oleh Hansol. "Ya! Kalian tidak ada yang hormatnya sama sekali denganku! Aku ini hyung kalian!"

"Aku rasa Mrs. Seunghee curiga dengan orientasi seksualnya Seokmin. Dia terus mengerjai perempuan, jadi ada kemungkinan kalau Seokmin ini sebenarnya tidak norm-aw!" Mingyu mengaduh kesakitan. Mengusap puncak kepalanya yang baru saja terkena lemparan es batu.

"Aku normal, sialan! Perempuan di sekolah ini saja tidak ada yang waras."

Seokmin berucap sangat amat nyaring. Saking nyaringnya, berhasil menarik perhatian murid lain yang juga tengah berada di kafetaria. Setelahnya, samar terdengar bisikan dari beberapa gadis. Mulai bergosip. Seokmin yakin itu. Rasa kesalnya semakin tumbuh dengan subur.

"Kalau akhirnya seluruh siswi di sekolah ini demo karena ucapanmu tadi, aku tidak mau terlibat," bisik Mingyu.

"Mari kita buktikan," Chan menantang. Penuh ambisius tanpa keraguan. "Biasanya teman Jihoon noona akan datang ke rumah saat akhir pekan. Tiga perempuan yang hyung lihat bersama Jihoon noona kemarin. Datanglah ke rumahku, hyung bebas memilih salah satu di antaranya."

Seokmin mengangkat alis kirinya tinggi-tinggi. Untuk apa Chan melakukan ini? Kalau hanya untuk membuktikan bahwa Seokmin benar-benar masih normal, percuma saja. Tentu saja ia masih normal. Namun, mengurusi anak perempuan hanya akan membuang waktu berharganya. Telinga Seokmin akan rusak jika terus berada di sekitar mereka. Bicara, menjerit. Bercerita, menjerit. Bahkan menangis pun, menjerit. Menjerit satu kali dua puluh empat jam.

"Wah! Apa mereka semua cantik-cantik? Boleh aku ikut?" Mingyu memekik kegirangan. Kapan lagi ia bisa cuci mata anak SMA?

Awalnya, Seokmin berpikir bahwa semua tawaran yang diberikan oleh Chan akan berlalu begitu saja seiring berjalannya waktu. Namun, semua itu terbantahkan. Chan tak pernah bosan mendatangi Seokmin hanya untuk mengajak anak laki-laki berhidung mancung itu agar mau bertandang ke rumahnya.

Chan bersungguh-sungguh. Tidak main-main untuk memperkenalkan Seokmin dengan teman-teman noona-nya. Ada banyak hal yang telah anak berusia dua belas tahun itu lakukan. Berusaha menculik Seokmin.

Meski baru sebulan ini Chan dan Seokmin saling mengenal, nampaknya anak kedua dari keluarga Lee ini memang sudah tahu banyak siapa itu seorang Lee Seokmin. Chan sering bilang, kita sama-sama Lee, jadi aku tahu persis bagaimana dirimu itu, hyung. Jangan bersembunyi dariku.

"Lee Seokmin!"

Si pemilik nama tersentak kaget. Hampir saja ia jatuh dari ketinggian kurang dari dua meter. Meski tidak terlalu tinggi, namun yang pasti, tergolong layak untuk dijadikan alasan kenapa ia bisa meringis kesakitan.

Bahkan adik dari Lee Jihoon itu dapat menemukan di mana persembunyian Lee Seokmin. Batang salah satu pohon yang ada di open space Hanin Art School.

"Hyung sejak kapan sudah berada di sini? Bolos lagi?" tanya Chan, seraya turut berusaha menaiki pohon tersebut.

"Ya! Jangan ikut naik! Kalau jatuh aku tidak mau tanggung jawab!"

Nyatanya, Chan berhasil mendaratkan bokongnya di salah satu ranting. Dipilihnya yang memiliki ukuran cukup besar, hingga dijamin aman untuk mengangkat tubuh bongsornya. "Hyung meremehkanku? Kenapa pertanyaanku tidak dijawab? Apa hyung bolos lagi?"

"Bukan urusanmu, bocah! Cepat pulang!"

"Hyung itu sudah kelas sembilan, harusnya belajar dan mengikuti les supaya bisa mendaftar di SMA yang bagus. Bukan malah membolos."

Segala ucapan Chan sungguh membuat kepala Seokmin pening. Sudah cukup di kelas tadi ia dimarahi habis-habisan oleh Mr. Taewoon karena tertidur saat diberikan tugas sastra. Meski masih terdapat satu mata pelajaran lagi setelahnya, tanpa pikir panjang Seokmin meninggalkan ruang kelas. Mood-nya telah hancur. Open space adalah tempat terbaik.

"Hyung ikut denganku, bagaimana? Kita belajar bersama di Dokseosil. Ada banyak buku yang harus aku catat malam ini. Kalau mau, aku tidak akan pernah memaksa hyung lagi untuk mampir ke rumah," tawar Chan.

Terdengar begitu menggairahkan. Perjanjian ini nampak tidak adil. Diminta melakukan satu hal, secara otomatis menghapus banyak perkara. Tentu saja. Jika Seokmin kembali menolak tawaran bagus ini, Chan mungkin akan jutaan kali mendatanginya hanya untuk membujuk agar Seokmin mau ikut datang ke rumahnya lalu diperkenalkan dengan siswi SMA. Jangan harap!

"Oke. Kapan? Hari ini? Oke. Lebih cepat, lebih baik."

Chan menyeringai senang. Akhirnya berhasil. Rencananya akan berjalan dengan amat sangat lancar kali ini. "Ya, hari ini. Tapi aku hendak ke kafetaria dulu, makan. Traktir aku, ya, hyung!"

"Pembajakan!"

Siswa SMP kelas tujuh itu tertawa puas. Meski nampak jelas Seokmin menampilkan wajah beringasnya, Chan tidak pernah getir. Tentu, Seokmin tetap menuruti permintaan Chan kali ini. Biarlah. Untuk hari ini saja. Setelahnya, jangan harap Seokmin mau menuruti apa pun yang diminta oleh Lee Chan. Perjanjian telah disepakati kedua belah pihak. Seokmin akan mengingatnya terus. Kalau perlu, ia akan mencatat perjanjian ini bersama tanda tangan dan juga cap jari.

tirameashu, 21 Mei 2019

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

34.4K 4.7K 29
[SEOKSOO GS Fanfiction] Sugar Boy? Satu buah tamparan langsung Seokmin terima begitu tawaran kerja nyeleneh itu diucapkan. Gila memang. Jisoo sampai...
140K 13.1K 30
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
592K 6.4K 90
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
124K 22.1K 19
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...