Mata Nesya terus memperhatikan Ken yang sejak tadi sibuk mundar-mandir,entah apa yang sedang pria itu pikirkan,sampai mundar-mandir ga jelas layaknya setrikaan.
"Ya Allah Ken,ngapain si mundar-mandir ga jelas gitu?sampe pusing sendiri aku liatnya."
Ken pun menghentikan langkahnya,lalu beralih menatap Nesya yang juga tengah menatapnya."itu Nes..jadi gini aku tuh ma-"
Ucapan Ken terhenti,saat sosok Geo tiba-tiba muncul,dengan dua botol minum yang ada digenggamannya.
"Halah..paling juga mau cari alasan buat kabur Nes,udah ketebak,muka-muka Ken mah muka-muka paling males kalo diajak nonton festival budaya gini."
Ken pun memperhatikan Geo dengan pandangan tak suka."Udah ngacauin liburan gue sama Nesya berdua,pake sok tau lagi."
"Apaansi siap-"
"Udah udah..Geo,kamu diem dulu,biarin Ken lanjutin ucapan dia,ga usah nyautin,"ucap Nesya dengan tegas,membuat Ken tersenyum senang.
"Dah diem.Ken,lanjutin omongan kamu,kenapa kamu mundar-mandir gitu?"lanjut Nesya.
"Jadi ginih Nes,aku bakal ngomong,tapi kayaknya aku butuh ngomongnya cuman sama kamu aja deh Nes,ga perlu ada tetangga,"pekik Ken,sambil menatap Geo yang tengah menatapnya masam.
Nesya pun memutar bola matanya malas,lalu menarik tangan Ken agar menjauh dari Geo.
"Dah,sekarang kan udah jauh nih sama Geo,giliran kamu cerita sama aku."
"Eum..oke jadi gini Nes,tadi Sura telpon ak-"
Baru saja Ken ingin menjelaskan alasanya mundar-mandir ga jelas,tapi Nesya sudah terlebih dahulu mencela nya.
"Jadi kamu masih suka telponan sama siulet keket itu hah?"
"Bu-bukan gitu Nes,tadi tuh Sura telpon ak-"
"Tau ah,males aku sama kamu,katanya udah ga ada rasa sama dia,tapi tetep aja mas-"
Ken pun menaruh jari telunjuknya ada bibir Nesya,agar perempuan itu terdiam.
"Syut..dengerin dulu penjelasan aku ya."
Merasa Nesya sudah cukup tenang,Ken pun menyingkirkan jari telunjuknya dari bibir Nesya,lalu mulai menceritakan semuanya.
"Menurut aku kamu jangan percaya gitu aja sama ucapan dia deh Ken,kamu tau sendiri kan?dia itu queen of drama,siapa tau dia cuman cari sensasi biar kamu perhatiin."
Ken pun berpikir sejenak,kalo dipikir-pikir,ucapan Nesya ada benarnya juga.
"Iya juga ya kalo dipikir-pikir."
"Yaudah lah..ga usah dipikirin,ga penting banget."
"Gimana juga mau aku pikirin?orang pikiran aku selalu tentang kamu."
Gombalan Ken yang receh itu pun,membuat pipi Nesya bersemu merah.
Akan tetapi sebenarnya,bukan seberapa receh atau klasik nya gombalan itu,tapi gombalan yang disertai tawa manis Ken lah,yang membuat hati Nesya serasa berbunga-bunga,sekaligus membuat pipinya merah.
"Iiih..udah ga usah gombal-gembel,nanti kalo aku terbang gimana?"tanya Nesya terang-terangan.
Ken pun menghentikan tawanya,lalu beralih menatap Nesya."Kan ada aku yang pegangin."
"Tapi kalo terbang nya tinggi terus jatuh gimana?"
"Aku mah gapapa kalo jatuh,asal jangan kamu yang jatuh,karna jatuh itu sakit,dan cukup aku aja yang merasakan sakitnya,kamu jangan."
"Tapikan ga adil,kalo kamu sakit,aku juga harus sakit lah,supaya berjuang buat sembuh nya bareng-bareng."
"Tapi kalo aku sakit kamu sakit,siapa yang mau jagain?siapa yang mau ngerawat sampe sembuh?"
"Kan ada ibu dokter dan bapak dokter."
"Tapikan ibu dokter dan bapak dokter nya,ga bisa jaga sampe 24 jam."
"Yaudah..kamu aja deh yang sakit,biar aku yang jagain kamu."
"Tapikan itu tugas nya cowok yang jaga cewek,bukan cewek yang jaga cowok."
"Bukan masalah cewek atau cowoknya,tetapi menjaga itu adalah tugas keduanya,sekarang gini..kalo cuman kamu yang jaga perasaan kamu buat aku,tapi aku nya enggak,kan nanti kamu bakal sakit hati,bukan kamu doang,pasti banyak pihak juga yang sakit."
"Jadi intinya?menjaga itu adalah tugas keduanya,bukan salah satunya."
Mendengar penuturan Nesya,membuat Ken tersenyum manis.
"Jadi kita harus saling menjaga ya Nes?supaya ga ada yang tersakiti diantara kita,"ucap Ken sambil menatap manik mata Nesya.
Nesya pun membalas tatapan Ken."Bukan hanya saling menjaga,tapi juga harus berjuang,buat masa depan kita yang lebih baik lagi."
"Bukan kita,tapi kami."
"Kami?tapi kan cuman ada kamu dan aku?jadinya kita."
"Tapikan nanti bakal jadi kami,karna ada aku,kamu,dan anak-anak kita."
"Iiih..aku tuh masih kecil tau,masa bahas nya udah anak aja si."
"Tapi kok,kecil-kecil udah nikah si dek?"
"Iiih..Kennath."
"Hahahaha..bercanda Nes."
"Awas aja ya kamu,aku ga bakal bukain pintu apart kalo udah sampe Jakarta."
"Yaudah gapapa,tinggal ngungsi ke sebelah,katanya si yang tinggal cewek cantik,cuman sendiri lagi."
Mendengar penuturan Ken yang malah terlihat senang,membuat Nesya kesal setengah mati.
"Terserah!aku ga pedul-"
"Ga usah kesel,hati aku cuman milik kamu kok,"dengan santainya,Ken memeluk tubuh Nesya,tak lupa memberikan kecupan singkat dikucup kepalanya.
Nesya pun hanya terdiam kaku,dan rasa kesalnya pun hilang seketika,diganti dengan rasa nyaman saat berada dipelukan Ken.
Momen romantis keduanya pun tak berlangsung lama,saat sosok Geo datang merecoki momen romatisnya.
"Gue nungguin lama banget kek nungguin kucing bertelur,lah ini disini lagi pada enak-enakan pelukan,"pekik Geo kesal.
"Yeuh..sirik aja si lu pentol korek,"balas Ken yang sama kesalnya.
"Eum..maaf ya Ge,jadi dibuat nunggu deh."
"Hehe..gapapa Nes,btw tadi gur beli minum,nih buat lu,"Geo memberikan sebotol minuman kepada Nesya.
Dengan senang hati pun Nesya menerima minuman tersebut,namun sebelum tangan Nesya benar-benar menerimanya,Ken terlebih dahulu mengambilnya.
"Aduh thanks nih bro,tau aja gue lagi aus."Dan dengan santainya,Ken meminum minuman yang diberikan Geo untuk Nesya.
Lagi-lagi Geo pun dibuat kesal,namun dia berusaha sabar,dalam menghadapi kelakuan Ken yang menjengkelkan itu.
Sementara Nesya yang melihat keduanya belum juga akur pun,hanya menggeleng-gelengkan kepalanya heran.
🔆🔆🔆
Kennath sayang
maaf gue ga bisa kesana,gue masih diBandung
Rasa senang Sura hilang sekejap,saat membaca pesan yang dikirimkan Ken untuknya.
"Argh..ini pasti ulah tuh nenek lampir,pasti dia yang udah ngehasut Ken buat ga kesini."
"Bener-bener mesti gue bunuh tuh orang,biar mati sekalian dan ga ganggu hidup gue sama Ken lagi."
Kebencian dan rasa amarah memenuhi diri Sura,membuatnya semakin gencar menjalankan rencananya untuk membuat Nesya lenyap.
Bagi Sura,membunuh Nesya adalah hal yang sangat penting dan menyenangkan,karna didalam pikirannya,hanya Kennath,Kennath dan Kennath lah yang harus menjadi miliknya.
Karna Sura,akan menyingkirkan siapapun yang akan menggangu hidupnya.