Lim sedang berjalan masuk ke dalam gedung perusahaannya, pria tampan itu berjalan dengan penuh percaya diri, beberapa karyawan yang berpapasan dengannya memberi ucapan selamat pagi dengan sopan, Lim pun membalasnya dengan senyuman manisnya. Pria itu memang terkenal dengan sikap ramah dan baik hatinya
Tak lama kemudian tiba-tiba seseorang dari belakang memeluk lehernya membuat Lim terkejut, seketika itu pun ia menoleh dan melihat cengiran menyebalkan dari seorang Kang Seulgi
“selamat pagi bro” ucap Kang Seulgi
“kau? Pagi-pagi sudah ada disini saja, ada apa?” tanya Lim to the point
“hehehe kau ini tahu saja jika aku ada perlu”
Lim memutar bola matanya, kemudian memasukkan salah satu tangannya di saku celananya
“langsung saja apa mau?”
“hahaha oke-oke aku akan langsung saja, akhir pekan ini apa kau ada rencana?”
Lim melirik ke atas mencoba mengingat jadwalnya, kemudian menggeleng “seingatku tidak, ada apa?”
“hehe bagus, aku berencana untuk pergi ke pulau jeju akhir pekan ini”
“lalu?”
“heeh kau ini tidak peka sekali, tentu saja aku mengajakmu”
“owhh” Lim mengangguk paham “eh, kenapa tiba-tiba mengajakku? Jangan bilang kau mau berbulan madu denganku?” ucap Lim asal dan membuat Seulgi hendak memukulnya tapi dengan cepat Lim menghindar
“kau kira aku ini apa huh? Tentu saja aku punya rencana lain, dasar mesum”
“hahaha mianhe, aku hanya bercanda, lalu apa rencanamu?”
“aku ingin mengajak Irene untuk liburan kesana tapi sepertinya dia akan menolak jika aku mengajaknya sendirian saja, jadi aku mengajakmu, bagaimana?”
“hoooh dan aku harus menjadi nyamuk untuk kalian berdua? Oh tidak-tidak, terima kasih”
“ya, dengarkan aku dulu bodoh, aku belum selesai bicara”
Lim menghela nafas “oke teruskan”
“kau ajaklah juga adik Irene, siapa namanya? Rubyjane ya? Jadi kau bisa dengan Rubyjane sementara aku dengan Irene, bagaimana?” Seulgi menaik turunkan alisnya
Lim terkekeh mendengar usulan Seulgi “otakmu encer juga ya jika menyangkut masalah seperti ini”
“tentu saja hehe, oh iya untuk masalah akomodasi dan tempat menginap aku yang akan menanggung jadi kau tenang saja, kita bisa menginap di resort milikku”
“wah kau baik hati sekali jika sedang jatuh cinta ya”
“ya, aku ini memang baik hati tahu”
“hahaha oke baiklah, nanti aku akan coba memberi tahu Irene dan Ruby untuk rencanamu itu”
“bagu-bagus, kalau begitu aku pergi dulu”
Seulgi pun pergi dari kantor Lim, sementara Lim tertawa kecil sembari menggelengkan kepalanya
“si beruang bisa jadi dermawan karena Irene” gumam Lim kemudian melanjutkan langkahnya menuju ruangannya
***
Sore harinya Lim baru saja selesai mengikuti rapat dengan para petinggi di perusahaannya, Lim kembali ke ruangannya dan mendudukkan dirinya di kursi putar miliknya
Pria itu melepas jasnya dan menaruhnya di sandaran kursi, kemudian mengendurkan dasinya menggulung lengan kemejanya.
Meskipun sekarang ini penampilannya terlihat sedikit berantakan justru itu membuatnya terlihat sexy sekarang ini
Lim mengambil ponselnya yang ia taruh di saku celananya, ia mencari kontak Irene kemudian meneleponnya
“halo Irene”
“iya Lim ada apa?”
“aku ingin ke rumahmu, apa kamu ada di rumah sekarang?”
“ah iya Lim aku sedang di rumah”
“oke aku akan kesana sebentar lagi”
“oke, see you”
Lim menutup panggilannya kemudian beranjak dari duduknya mengambil jasnya tanpa memakainya kembali, Lim keluar dari ruangannya kemudian menghampiri sekretarisnya
“nona Seung, aku akan pukang sekarang, sebaiknya kamu juga pulang dan beristirahatlah”
“ne sajangnim” ucap nona Seung kemudian membungkuk sopan
Lim pun berlalu pergi menuju mobilnya yang berada di tempat parkir, pria itu melajukan mobilnya menuju rumah Irene
Sementara itu Irene sedang berada di dapur menyiapkan makanan untuknya dan adik kesayangannya, tak lama kemudian Ruby datang dari arah belakang dan memeluk kakaknya
“kau mengagetkanku saja Jane” ucap Irene dengan terus melakukan aktivitasnya memasak
“hehe mianhe eonni, kenapa masak banyak sekali eonni?”
“Lim akan kesini, ya aku pikir ini sudah hampir menuju jam makan malam aku masak juga untuknya”
“eo? Lim akan kesini? Kenapa?”
“entah, mungkin dia ingin bertemu denganmu”
“isshh eonni jangan mengarang, jika dia ingin menemuiku kenapa tidak meneleponku, dia malah mengabarimu” ucap Ruby kemudian melepaskan pelukannya dan menuju kulkas untuk mengambil air minum
“hahaha apa kalian tidak pernah bertukar nomor telepon?”
Ruby menegak air minumnya kemudian meletakkan gelasnya di atas meja “haah untuk apa eonni? Lagi pula pria itu tidak menanyakan nomor teleponku” Ruby berlalu dari dapur
“apa perlu aku yang memberitahunya agar dia meminta nomormu?” ucap Irene sedikit berteriak agar adiknya itu mendengarnya
“ya, eonni jangan mempermalukanku”
Irene tertawa mendengar ucapan Rubyjane “dia malu-malu tapi mau” Irene menggelengkan kepalanya
Sekitar lima belas menit kemudian Irene telah selesai dengan acara memasaknya dan bertepatan dengan itu bel rumahnya berbunyi, Irene sepertinya sudah tahu siapa yang datang
“Rubyjane, bukakan pintunya aku masih menata makanan di meja” seru Irene dan Rubyjane yang sedang menonton tv pun beranjak dari duduknya dan membuka pintu
“hai Ruby” sapa Lim, sementara Ruby sedikit terkejut ah bukan terkejut, tepatnya sedikit terpesona dengan Lim karena penampilannya sepulang dari kerja
“kenapa dia sexy sekali disaat sore hari, eh apa yang ku pikirkan” Ruby dengan cepat menggelengkan kepalanya, Lim sedikit heran dengan tingkah gadis di depannya
“kamu kenapa? Apa kamu sakit?”
“hehe tidak-tidak, silakan masuk Lim”
Ruby mempersilakan Lim untuk masuk dan pria itu pun mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu, sementara Ruby menuju ke arah dapur untuk memanggil Irene
“eonni, Lim sudah datang”
“ah iya, aku akan menemuinya sebentar lagi, kau temani dia dulu” ucap Irene
Ruby pun kembali ke ruang tamu menemani Lim disana, suasana canggung merayapi keduanya tidak ada pembicaraan hanya saling curi pandang saja sesekali
“ya, kenapa kalian diam saja seperti sedang bertengkar saja” ucap Irene yang baru saja datang, kemudian duduk di samping adiknya “nah Lim ada apa? Apa ada sesuatu yang penting hingga kamu kesini?” sambungnya
***
Disinilah mereka – Lim, Seulgi, Rubyjane dan Irene di sebuah pesawat yang akan membawanya ke pulau Jeju tempat liburan mereka selama dua hari ke depan
Lim duduk bersama Seulgi sedangkan Irene bersama dengan adiknya, Rubyjane
Lim sesekali melirik ke arah Irene dan Rubyjane yang duduknya berada di kursi sampingnya, dilihatnya Irene tengah sibuk membaca buku yang ia bawa dari rumah sementara Rubyjane sedang memejamkan matanya, mungkin sedang tidur.
Tiba-tiba Lim mengingat kejadian di sore hari itu saat dia ke rumah Irene untuk mengajak kedua kakak beradik itu untuk liburan bersama
FLASHBACK
“nah Lim ada apa? Apa ada sesuatu yang penting hingga kamu kesini?” ucap Irene
Lim membenarkan posisi duduknya “aku dan Seulgi berencana untuk mengajak kalian pergi ke pulau Jeju akhir minggu ini”
“eo? Pulau Jeju? Untuk apa?”
“sebenarnya ini rencana Seulgi si, dia ingin mengajak kita berlibur bersama sekalian untuk mengecek resort miliknya yang ada disana” jelas Lim beralasan
“wah Seulgi oppa punya resort disana?” celetuk Ruby dan membuat Lim mengangguk mengiyakan
“iya seperti itulah, jadi apa kalian mau?”
“tapi Lim... “ Irene mencoba ingin menolak tapi Rubyjane dengan cepat merengek agar eonninya itu mau pergi
“ayolah eonni, kapan lagi kita kesana, lagi pula hanya dua hari saja, iya kan Lim?”
“iya, hanya dua hari, kita berangkat Jumat malam jadi kita bisa sedikit lama disana” jawab Lim
Irene pun mencoba menimbang dan akhirnya memutuskan “baiklah aku setuju”
“yeay” Seru Ruby seperti anak kecil dan itu sukses membuat Lim terkekeh, menyadari hal itu Ruby segera memperbaiki sikapnya
“maaf” ucapnya malu-malu
“tidak masalah” jawab Lim masih terkekeh
“gadis yang lucu” pikirnya
Sementara Irene menggelengkan kepalanya “oh iya jadi kamu kesini hanya untuk memberitahu itu?”
“iya, hehe tadi aku baru pulang dari kantor jadi sekalian saja”
Irene mengangguk paham “ini sudah hampir jam makan malam, bagaimana kalau kamu makan disini saja, kebetulan aku memasak banyak tadi”
“eo? Tidak perlu repot-repot Irene, aku akan pu...”
“sssttt eonniku sudah memasak jadi kamu tidak boleh menolaknya” Ruby memotong ucapan Lim
“Jane benar, ayolah jangan membuatku kecewa Lim” timpal Lim
“heemmm baiklah aku akan makan bersama kalian”
Mereka – Lim, Rubyjane dan Irene akhirnya makan malam bersama, Lim duduk di sebelah kanan meja, Rubyjane duduk tepat di depan Lim sementara Irene duduk di tengah-tengah mereka
Tidak ada pembicaraan selama makan hingga Irene berniat menjahili adiknya itu
“Lim?”
“hm?” jawab Lim kemudian mengangkat wajahnya menghadap Irene
“apa kamu tidak berniat meminta nomor Rubyjane?”
“uhuk” Rubyjane tersedak segera gadis itu meraih air minum dan menegaknya “ya, eonni ini bicara apa si?”
“kau sendirikan yang bilang kalau kalian berdua belum bertukar nomor telepon satu sama lain”
Rubyjane memicingkan matanya
“eonni, kau sengaja ya?” bisiknya tapi sialnya itu di dengar oleh Lim
Lim tertawa kecil melihat adik kakak itu “baiklah aku akan meminta nomor teleponmu Ruby, Irene benar aku harus meminta nomor teleponmu”
Glek
“ha-harus kah?” ucap Ruby tergagap
“tentu saja, kita kan sudah saling mengenal, seharusnya sesama teman harus memiliki nomor telepon temannya”
“aa teman ya” gumam Ruby dan terlihat ada raut kekecewaan di wajahnya
“hoooh jangan kecewa seperti itu Jane” goda Irene
“eonniiii” rengek Ruby, lagi Lim dibuat tertawa dengan tingkah lucu Rubyjane
Lim mengambil ponselnya dalam saku celananya kemudian memberikan pada Rubyjane
“tulis nomormu disini” titahnya kemudian Rubyjane meraih ponsel Lim dan segera menulis nomornya, selesai menulis segera ia mengembalikannya pada si empunya
“nah sekarang sudah tidak ada beban lagi kan?” ucap Irene tetap menggoda adiknya
“eonnii”
FLASHBACK END
Lim terkekeh mengingat kejadian yang menurutnya lucu, tanpa sadar ia sedari tadi melihat ke arah Rubyjane yang sedang memejamkan matanya dan secara tiba-tiba gadis itu membuka matanya
Mata mereka saling bertemu dan dalam waktu seper sekian detik mereka langsung memalingkan pandangan mereka
“astaga aku ketahuan” pikir Lim
“d-dia sedari tadi memperhatikanku tidur?” pikir Rubyjane
“ada apa denganmu? Kenapa tiba-tiba bangun?” tanya Irene
“tidak apa, aku hanya mimpi buruk barusan” jawab Ruby bohong
Sementara Lim setelah memalingkan pandangannya ia segera meraih earphone milik Seulgi yang tengah menempel sempurna di telinga
“ya, ya jangan merebut milikku” ucap Seulgi kesal
“sudahlah aku pinjam” jawab Lim kemudian menikmati musik yang terdengar melalui earphone
“ck, menganggu saja bocah ini” ucap Seulgi dan sekarang dia yang malah tanpa sengaja bertatapan dengan Irene
Seketika itu pun ia memasang cengiran bodohnya dan membuat Irene tertawa geli
“dia aneh sekali... Tapi lucu si” gumam Irene setelah mengalihkan pandangannya
Oke part kali ini diisi dengan curi-curi pandang antara Jenlisa sama Seulrene 😅😅
Jangan lupa vote and comment 👍💛💚💙❤