UNLIMITED LOVE ✅ (END)

By FazwaRani

25.6K 1.9K 8

#1 in wp2019 》(11 Juni 2019) "Lo tuh kayak remaja yang bikin tiga pengakuan. Dari suka, sayang, dan mungkin b... More

PROLOG
Bab 1
Bab 2
Bab 3 ♡
Bab 4 ♡
Bab 5
Bab 6 ♡
Bab 7
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13 ♡
Bab 14
Bab 15 ♡
Bab 16 ♡♡♡
Bab 17 ♡♡
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21 ♡
Bab 22
Bab 23
Bab 24 ♡
Bab 25 ♡
Bab 26
Bab 27 ♡
Bab 28 ♡♡♡
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35 ♡♡
Bab 36
Bab 37
Bab 38 ♡♡♡
Bab 39 ♡♡♡
Bab 40
Bab 41
Bab 42
Bab 43 ♡♡♡
EPILOG
🎉 EXTRA PART🎉 □1□
🎉 EXTRA PART 🎉 □2□
🎉 EXTRA PART 🎉 □3□
🎉 EKTRA PART 🎉 □4□
🎉EKTRA PART 🎉 □5□
🎉EKTRA PART 🎉 □6□
EPILOG
PESAN PENULIS untuk Pembaca

Bab 8

436 36 0
By FazwaRani

Dua buah gelas berisi es teh telah tersaji dihadapan keduanya. Tapi, suasana malah tidak cair dan tegang seperti sekarang.

"Jelasin.." Ucap Adrian dingin.

"Soal apa?"

"Ck.. Aruna.. ada hubungan apa sama lo?" Tegas Adrian kearah Ardha yang nampak tegang, tapi berusaha stay cool.

"Gue.. gak ada hubu-"

"Bohong!"

"Gak ad-"

"Bohong!"

Ardha menghela napas saat perkataannya terus dipotong oleh Adrian. "Alasaan lo? Curiga sama gue, soal apa?"

Kali ini gantian Adrian yang mencibir sambil menyeruput es teh nya. "Waktu pulang sekolah lo liatin adek gue di mobil.. gue tau itu. Kedua, gue sengaja ninggalin lo sama Aruna di Mall, dan lo natep dia terus bahkan kasih minum? Sebenernya gue disana waktu itu.

Terus, diacara B.B.Q lo ngapain nahantawa sambil lihatin Aruna?. Lalu, lo ngambil foto adek gue di lapangan dan kasih dia minum?"

Penjelasan Adrian yang panjang itu membuat Ardha terduduk sambil bersandar pada kursi. Memandang keluar jendela yang langsung menampilkan pemandangan lapangan voli.

Aruna, iya gadis itu disana sambil memegang botol soda darinya, tapi pandangannya nampak kabur dan melamun.

"Menurut lo?"

Adrian menatap tajam Ardha.

"Sejak kapan?"

Yang ditatap lantas menghela napas, "Sejak gue dan lo SMP.."

Mata Adrian membulat saat mendengar jawaban Ardha yang menurutnya tidak masuk akal. Sejak SMP? Bahkan temannya itu baru mengetahui soal Aruna ketika bertemu di kantin.

"Lo kalo ngo-"

"Waktu lo ajak gue ke rumah buat ngerjain tugas Matematika, dan lo ijin ke toilet.. gue papasan sama Aruna... dia hanya menunduk dan masuk ke kamarnya.." Timpal Ardha memotong kalimat Adrian.

"Gue mastiin ajah karena, jujur waktu gue di rumah lo nampaknya wajah Aruna abis nangis.. dan ekspresinya sama kayak waktu di kantin.. lo sadar kan? Gue gak kasih tau lo, soalnya Aruna memabg bersedih waktu itu.."

♡_♡

"Lo masuk ajah.. gue mau ganti baju dulu ya.." Ucap Adrian lantas masuk ke dalam rumah.

Ardha mengangguk dan melepas sepatunya. Ia memang terhitung beberap kali ke rumah Adrian. Mungkin jika diajak oleh cowok itu untuk main atau mengerjakan tugas seperti sekarang.

Ia memandang seisi rumah dan tidak ada yang berubah disana. Kelihatan sepi dan memang sedikit berdebu di bagian lantai.

"Assalamualaikumm.." Ucap Ardha melangkahkan kaki masuk.

"Bro.. lo duduk disitu dulu ya.."

"Lo udah ganti?"

Adrian terkekeh. "Udah.. tapi kebelet ke wc.. kalo mau mulai, duluan ajah.. nanti gue bawain snack.."

Mendengarnya membuat Ardha mengangguk. Cowok itu duduk di sofa ruang keluarga Adrian. Semua pintu kamar tertutup begitupun jendela. Entah banyak maling atau memang Adrian itu pribadi yang tertutup.

"Bodo ah.." Lirihnya sambil membuka resleting tas.

Setelah lima menit, Ardha meregangkan tangannya dan memandang kearah seorang gadis yang tengah berlari mengusap wajahnya. Nampak terburu-buru.

Mungkin tidak menyadari adanya Ardha disana. Sedangkan, Ardha masih menatap dengan heran gadis tersebut. Adrian tidak pernah bilang ia memiliki seorang adik selama Ardha berteman dengannya sejak 2 tahun di SMP.

Tapi, apa benar itu adiknya? Atau emang pacarnya? Ah.. Ardha tau kalau Adrian sangat dekat dengan Sofi. Berarti itu adiknya.

Dengan tergesa-gesa juga Adrian datang kehadapan Ardha. Cowok itu terkekeh namun nampak menyembunyikan sesuatu. "Lo.. um.. maaf.."

"Kapan mau mulai? Lo bilang mau bawain snack.."

"Ah.. maaf.. gue ambil.. " Adrian melirik kearah salah satu kamar dan menghela napasnya sambil berbalik.

Ardha berucap dalam hati. "Mungkin memang.. adiknya?"

♡_♡

Adrian menghela napas, "Dengan lo nanya siapa dia? Ke gue? Beberapa hari lalu?"

"Namanya juga ngecek.. Siapa tau emang pacar lo"

Ardha berdecih, "Dari cerita lo seharusnya kemaren-kemaren, lo tau itu adek gue Aruna"

"Gue emang gak tau.. karena wajahnya waktu itu gak terlalu jelas.. dan gue bener-bener ngira kemaren pacar lo. Waktu lo bilang dia adek lo... Gue kaget dan kembali teringat waktu itu" Ucap Ardha santai.

"Lo nyadar gak? Udah bikin gue mirip orang tolol!"

"Gue tau.."

Adrian menghela napas frustasi, "Hhh...Gue percaya cerita lo.." Cowok itu lantas berdiri "Tapi, apa gue bisa percaya sama lo???"

Ardha menatap Adrian, matanya berputar jengah "Gue bukan bajingan yang suka ganti-ganti cewek.. Lagian gue cuma tertarik sama adek lo"

"Selvi!" Ucap Adrian tertekan.

"Dia gak ada hubungan apa-apa sama gue.." Tutur Ardha mengeraskan rahang. Apa sih yang sebenarnya dilakukan Selvi. Sehingga, beberapa cowok jadi segan dengannya?

"Lo mau dia terus-terusan ngejar lo.. terus gimana Aruna. Walaupun gue bego, gue gak bisa ngebiarin adik gue tersakiti.. Apalagi lo udah mulai tertarik" Tutur Adrian, lantas pergi meninggalkan Ardha.

Cowok itu, memandang tubuh Adrian dan beralih kearah lapangan voli. Baru kali ini ia merasakan panas dingin dengan kecaman Adrian dan baru kali ini ia merasa pilihannya tidak disetujui oleh sahabatnya itu.

♡_♡

Viola memandang jam yang melingkar di pergelangan tangan Aruna. Kemudian, mengacak rambutnya kasar.

"Gue males balik ke rumah.." Ucap Viola.

"Kenapa?" Tanya Aruna.

Keduanya tengah menuju ruang ganti karena baru saja selesai memenangkan pertandingan voli. Tapi, mereka harus menghadapi Final esok hari.

Aruna membuka pintu ruang ganti dan mencari lokernya. "Lo ribut lagi sama bokap?" Tanya Aruna.

Sedangkan, Viola bersandar di dinding loker sambil mengela napas. "Benci gue ribut mulu sama bokap.. gak pernah ngurusin gue.., apa-apa duit mulu yang dijadiin jaminan..." 

Aruna ikut prihatin. "Rumah gue terbuka buat lo kok.. lagian, lo tau kan rumah gue sepi terus.. nyokap juga jarang balik.."

Setelah beberapa menit. Keduanya keluar ruangan dan menelusuri lorong dengan sedikit tawa kecil.

Mata Aruna beralih menuju lapangan. Kemudian, gadis itu memincingkan mata ketika melihat Adrian dengan Ardha yang tengah bermain basket. Nampak penuh emosi dan tidak ada teknik dalam permainannya.

"Lo sepemikiran sama gue?" Tanya Viola kearah Aruna.

"Mereka berantem?" Gadis itu menoleh kearah Viola yang tengah mengangkat bahu. "Mungkin iya.."

"Kenapa sih?"

Aruna dan Viola mengurungkan niatnya untuk kembali pulang demi menyaksikan apa dilakukan oleh dua orang tersebut. Bahkan, baru kali ini Aruna melihat Adrian bermain basket, rupanya permainannya bagus juga.

Disisi lain, Ardha berulang kali memastikan kalau yang mereka lakukan bukanlah hal baik. Wajah penuh emosi Adrian membuat nyalinya ciut. Mata Ardha menangkap sosok Aruna yang tengah mengerutkan dahi memandangnya.

"Adrian.. gue gak mau adik lo ngeliatin kakaknya begini.." Lirih Ardha saat Adrian berdekatan dengannya.

Buru-buru Adrian menoleh kearah Aruna yang diam dengan pandangan bertanya.

"Gue gila gara-gara kalian berdua.."

"Gue cuma terta-"

"Tertarik bikin lo lama-lama cinta.."

"Kenapa lo gak setuju soal hubungan gue sama adek lo!" Tekan Ardha dengan suara lirih.

"Gue cuma gak bisa ngelepas dia.."

Ardha menjatuhkan bola basketnya dan menyambar tasnya yang ada di pinggir lapangan. Kemudian, tanpa menoleh kearah Aruna ia pergi meninggalkan Adrian.

"Adriann!!!" Teriak Aruna kearah Kakaknya yang tersenyum manis.

Melihat Aruna berlari kearah Adrian. Membuat Viola ikut mengejar dirinya. Tapi, melihat Ardha yang berjalan menjauh malah membuat Viola lebih penasaran. Sementara itu, ia memutar haluan mengejar Ardha.

"Lo baru selese?" Tanya Adrian berjalan untuk mengambil tasnya. Sedangkan, Aruna mengangguk dan bertanya tentang kejadian barusan tentunya dengan nada yang datar dan tidak mengenakan.

"Lo gak berantem sama Kak Ardha kan?"

"Enggak.." Jawab pria itu cuek. Aruna masih curiga dan mengikuti langlah Adrian yang menjauh.

"Gue jarang liat lo main basket.."

"Biasa aja.."

Aruna menghela napas dan menghadang jalan Adrian. "Ngomong-ngomong.. makasih buat semangatnya.. lo lain kali gak usah kayak orang gila.."

Adrian berhenti berjalan dan tertawa sembari mengusap kepala Aruna. Mengacak rambutnya hingga Aruna mendengus. "Gue bukan anak kecil! Gak usah pegang!"

"Tapi, lo tetep adek gue.."

"Ck.." Aruna memalingkan wajah dan bersedekap.

"Mau balik sama gue?" Tawar Adrian yang disambut gelengan mantap Aruna.

"Gue sama Viola.. tapi, Viola mana? Tadi dia di belakang gue.." Sesaat Aruna tersadar kalau Viola tidak bersamanya. Membuat gadis itu kebingungan mencari teman nya sendiri.

"Mungkin udah duluan.." Hibur Adrian menarik lengan Aruna.

"Ah enggak.. katanya dia mau nginep di rumah lagi.."

Adrian terbelalak. "Lagi? Hampir seminggu dia nginep berkali-kali.. apa orang tuanya gak khawatir?"

Aruna menggeleng, "Broken home.. bokapnya workaholic.."

Keduanya buru-buru menghampiri parkiran dan mendapati Viola yang tengah berbincang dengan Ardha. Awalnya, Aruna hendak berseru, tapi kalimat dari mulut Viola berikutnya membuat gadis itu mematung.

"Kalo tertarik tuh maju.. bukan lari kayak pengecut.."

Adrian dan Aruna terbelalak saat mendengar dengan jelas suara lantang Viola. Gadis itu mengusap kepalanya.

"Lo suka dia? Teratarik sama dia? Kenapa mundur!" Tekan Viola.

"Gue.."

Ardha menghentikan ucapannya ketika matanya jatuh kepada gadis yang berdiri di belakang Viola. Aruna memandangnya heran.

"Lo..."

Viola terbelalak. Mulutnya buru-buru terkatup, sesaat ia mendengar suara yang ia kenal. Dengan gerakan cepat gadis itu berbalik dan menghampiri Aruna. Nampaknya gadis itu tengah mematung sambil berkedip heran.

"Yukk.. gue mau buru-"

"Nanti dulu!"

Adrian menepuk dahinya sambil memandang Ardha dengan bosan. Keduanya melempar tatapan tajam. Viola nampak mengigit bibirnya dan menyesal mengejar Ardha barusan. Baru kali ini pilihannya salah. Ketiganya tak melepas pandangan dari Aruna saat gadis itu malah mendekat kearah Ardha.

"Lo... jangan bilang.."

9 April 2019

♡_♡

#authorwriting

😘😘😘

Continue Reading

You'll Also Like

185K 8.3K 52
Start : September 2020 Finish : Desember 2020 Tidak perlu banyak basa-basi untuk mengatakan kata cerai dan putus, karena berbasa-bas...
19.3M 1.1M 54
AVAILABLE ON GRAMEDIA DAN TBO COUPLE IN PRIVACY, STRANGERS IN PUBLIC! [ PART DI UNPUBLISH SECARA ACAK ] Zeya menatap sinis. "Gak usah sok baik ke gu...
131K 11.6K 70
Ini kelanjutan dari Ketua BEM Is my boyfriend disini menceritakan kisah selanjutnya dari Putra, Istri dan anak-anaknya. Semoga kalian suka Sampul By...
13.2M 1.4M 69
(SUDAH TERBIT, TERSEDIA DI GRAMEDIA) Agatha terpaksa tinggal bersama Raka. murid paling teladan dan juga kebanggaan di sekolah. Manusia sedingin es y...