Affair Love

By dazzlehazell

3.3M 166K 9.4K

[FOLLOW UNTUK MEMBACA] DILARANG COPY PASTE!!! Setelah empat tahun berjuang dalam pelarian, kini wanita itu di... More

Part 1 - Arrival
Part 2 - Homie
Part 3 - Sejuta Kerinduan
Part 4 - Gossip
Part 5 - Meeting Him
Part 6 - Our First Meet
Part 7 - Confession
Part 8 - Balikan Yuk
Part 9 - She's Gone
Part 10 - R.O.D
Part 11 - Couple Outfits
Part 12 - Bite The Bullet
Part 14 - Surprise
Part 15 - London
Part 16 - Back To You
Part 17 - Hot Under The Collar
Part 18 - Fitting
Part 19 - Woman From The Past
Part 20 - Meeting
Part 21 - Sober
Part 22 - Talk
Part 23 - Janji Manis
Part 24 - South Korea
Part 25 - The Day
Part 26 - Dua Garis
Part 27- Ngambek
Part 28 - Masa Kehamilan
Part 29 - Missing You
Part 30- Baby Born
Part 31 - Everything Has Changed
Part 32 - Congratulations, You Broke My Heart
Part 33 - I Wish, I'm Okay
Part 34 - Pergi
Part 35 - Wanita Itu
Part 36 - Rindu
Part 37 - Terluka
Part 38 - Temu Kangen
Part 39 - Third Chances?
Part 40 - Stay With Me
Part 41 - Tears
Part 42 - Tak Usai Juga
Part 43 - Who Is He
Part 44 - Bukan Avengers
Part 45 - Hurt By You
Part 46 - We Got So Far My Dear
Part 47 - I'm Running Low
Part 48 - Over Again
Part 49 - Fear
Part 50 - Lose
Part 51 - Flower Road (End)
EXTRA PART

Part 13 - Hello, London

55.2K 3.4K 38
By dazzlehazell

Tepat di hari keberangkatannya ke London, Aruna berangkat bersama Raka yang sebelumnya menawarkan diri untuk Raka ke bandara. Selama perjalanan menuju bandara, mereka lebih banyak diam dan sibuk dengan pikiran masing-masing. Aruna sendiri akhirnya memilih tidur setelah lama termenung.

"Run. Udah sampe." Suara lembut Raka membuat Aruna mengerjapkan matanya. Ia memandang ke arah depan dan mendapati bahwa mereka sudah berada di parkiran bandara. Aruna berusaha mengumpulkan kesadaran kemudian bersiap dengan merapikan dandanannya yang sedikit terlihat tidak fresh karena tertidur.

Setelah dirasa siap, mereka turun dari mobil, Raka dengan sigap membawakan koper milik Aruna. Keduanya sempat menghabiskan waktu di sebuah coffee shop terlebih dahulu seraya sesekali mengobrol, sebelum Aruna memutuskan untuk check in karena masih banyak waktu sebelum pesawatnya take off.

Aruna melirik arloji di pergelangan tangannya, "Kayanya aku harus check in deh. Satu jam lagi take off." Aruna kemudian bersiap-siap dan mengambil tasnya yang semula terletak di kursi kosong di sebelahnya.

Dengan segera Raka mengantarkan Aruna ke dalam. Aruna membalikkan badannya menghadap Raka untuk berpamitan dan mengucapkan terima kasih karena sudah menyempatkan diri mengantarnya meski tahu bahwa jadwal Raka sangat padat setiap harinya.

"Take care ya. Please let me know, kalau kamu udah landing."

Aruna mengangguk paham. "Makasih udah anter ya."

"Jangan pernah dilepas ya?" Raka mengusap cincin pertunangan mereka yang sudah bertengger dengan cantik di jari manis Aruna. Cincin yang menjadi pertanda bahwa pria itu sudah mengikatnya.

Aruna terdiam kaku menatap cincin itu. Seolah tau banyak pikiran menghantui benak Aruna, Raka segera membawa Aruna ke dalam pelukannya, mendekap Aruna dengan erat seraya berbisik, "Aku sayang kamu."

"I know." Gumam Aruna sambil merasakan harum menenangkan yang merebak dari parfum Raka.

Raka menguraikan pelukan mereka lalu memadang Aruna dengan lamat-lamat. Pria itu mengelus puncak rambut Aruna. "Jaga diri baik-baik ya. Aku khawatir kamu kenapa-kenapa sendirian di sana."

"Okay, bye. Hati-hati ya baliknya."

Lalu Aruna segera mengantri untuk check in lalu menyerahkan dan memperlihatkan passpor dan tiketnya pada petugas Bandara.

Setelah selesai melewati bagian keamanan, Aruna sedikit berbalik, menatap Raka sekali lagi. Dia masih setia berdiri melihat Aruna. Ketika menyadari bahwa Aruna tengah menatapnya, Raka melakukan gesture dadah. Aruna tersenyum simpul. Lalu segera berbalik sepenuhnya untuk menuju boarding lounge dan menghilang dari pandangan Raka.

•••


Udara dingin mulai menerpa Aruna ketika ia menapakkan kakinya di London. Udara dingin membuat hidungnya menjadi sedikit kemerahan. Setelah menempuh penerbangan panjang, Aruna akhirnya sampai di Heathrow Airport London.

Tak butuh waktu lama bagi Aruna untuk mendapatkan taxi yang akan mengantarnya menuju Apartemennya di London. Selama perjalanan, Aruna sibuk mengetikkan sesuatu dalam ponselnya. Ia memberi kabar kepada keluarga dan teman-temannya bahwa Aruna sudah landing dengan selamat.

Saat Aruna hendak menyimpan ponselnya ke dalam tas, ada satu panggilan dari James yang merupakan teman sekantornya. Pria berkacamata itu memepertanyakan keberadaan Aruna dan mengajak Aruna untuk ikut serta menghabiskan waktu di sebuah cafe bersama Leah dan Ben.

Meski sedang mengalami jetlag, Aruna pun mengiyakan ajakan James. Namun, ia akan berganti pakaian dan menaruh barangnya terlebih dahulu sebelum menyusul teman-temannya. Terlebih, Aruna harus segera menyerahkan oleh-oleh berupa bumbu indonesia, kain batik, beberapa makanan khas Indonesia, dan lain-lain kepada teman-temannya tersebut.


•••



Di tempat lain, Raka sedang berkumpul bersama Aldo dan Wira di sebuha restoran yang menyediakan live music. Suasana bar dan restoran malam ini cukup ramai mengingat malam ini merupakan akhir pekan sehingga mendatangkan lebih banyak pengunjung.

Raka menyantap sepiring steak pesanannya sembari menikmati segelas anggur merah untuk menemani aktivitasnya. Beruntung mereka mendapatkan tempat karena suasana malam ini begitu ramai dan meriah.

"Gue denger lo yang anterin Aruna ke bandara, ya" Aldo sesekali menghentakkan kepalanya mengikuti alunan musik. "Gimana rasanya beralih profesi jadi supir pribadi Aruna?"

Raka menonyor kepala Aldo terlihat kesal namun jawaban yang dilontarkannya bertolak belakang dengan ekspresinya. "Bahagia."

"Lo serius mau terima perjodohan kalian? Gak mau nyoba ngejar cintanya si cantik nan karismatik Sansa Stark yang udah dinobatkan sebagai Queen Of The North? Gila sih, gak gue sangka dia bakal jatuh ke pelukan Joe Jonas." ujar Aldo melantur.

"Udah ngasih cincin, masih diragukan juga gue?" Tanya Raka retoris. Raka paham sih kalau mereka meragukan keseriusannya terhadap Aruna. Mungkin, mereka pikir Raka hanya sekadar mengikuti keinginan orang tuanya saja, tetapi sebenarnya Raka benar-benar serius ketika mengajak Aruna memulai semua kembali.

Wira memajukan tubuhnya dan menatap Raka dengan serius. "Gue cuma nggak mau aja kalo lo cuma sebatas nurutin orang tua lo, obsesi, atau apalah. Jadi, apa alasan lo mau nikahin dia?"

"I love her with all of my heart, apalagi." Balas Raka dengan santai namun terkesan tegas.

Raka ingat betul bagaimana diirnya merasa tak lebih bahagia ketika hidup jauh dari Aruna. Yang ada Raka hanya menyiksa dirinya dan hidup berdampingan dengan rasa bersalah. Perpisahan mereka membuat Raka tersadar akan segalanya.

Wira memincingkan matanya melirik Raka, "Lo gak lupa, kan? Dulu juga lo suka dia dengan sepenuh hati lo, tapi ujung-ujungnya you broke her into pieces, dude."

Raka tau nggak mudah meyakinkan teman-temannya atas kesungguhannya yang malah terkesan tidak tahu malu. Terlebih, Wira menjadi saksi mata atas perbuatannya di masa lalu sheingga tidak mengherankan jika Wira terlihat begitu skeptis. Tapi, untuk kali ini Raka ingin meyakinkan dan mendapatkan dukungan mereka. Raka tidak main-main. Ia serius dengan Aruna.

Raka menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi lalu memandang kedua temannya yang terlihat sabar menunggu jawaban. "Gue nggak lagi main-main, Wir, Do. Gue tau perbuatan gue dulu nggak bisa diterima. Tapi, gue akan berusaha untuk nggak buat kesalahan yang sama. Apa salah kalo gue minta kesempatan kedua?"

Aldo menggeleng dan mengeluarkan ekspresi serius, "Nggak salah, Rak. Tapi apa lo serius ketika minta kesempatan itu? Bukan cuma karena lo ngerasa lo harus dapetin Aruna lagi ketika dulu lo udah keburu kehilangan dia secara tiba-tiba kan? Apa istilahnya? cinta lama belum kelar gitu. Dan setau gue, banyak orang yang malah berakhir menyia-nyiakan kesempatan yang mereka dapetin. Sorry kalo gue terkesan nggak percaya sama lo yang ngomong serius mau tobat. Tapi banyak kejadian yang buat gue sadar bahwa nakalnya cowok tuh nggak bisa diubah gitu aja. Apalagi kalo orangnya terkesan menyepelekan. Logic aja sih, mikirnya."

"Dulu gue masih remaja, masih seneng main-main dan nggak mikir panjang tentang konsekuensi dari perbuatan gue. Gue yang sekarang di depan lo ini adalah versi yang berbeda. Lagian, sebrengsek-brengseknya gue, nggak mungkinlah gue selingkuhin orang yang sama berkali-kali. Jangan mengeneralisasi seakan-akan semua orang tuh sama."

Wira mengernyitkan keningnya, "Kata siapa nggak mungkin? Banyak kok orang udah berkali-kali selingkuh karena nggak bisa stuck di satu pasangan aja. Jangan terlalu menutup mata. Gue nggak menutup kemungkinan bahwa ada juga orang berubah dan bener-bener tobat untuk nggak mendua tapi kan nggak sedikit juga yang ngulang kesalahan yang sama."

Wira ingin membuka pikiran Raka bahwa ada banyak kemungkinan yang dapat terjadi. Sehingga, setidaknya bila pria itu memang sungguh-sungguh, Raka harus memantapkan hati untuk tidak lagi tergoda dengan hal-hal lain yang sekiranya akan mengganggu pernikahannya dengan Aruna kelak.

"Gue harap kalian dukung keputusan gue ini. Bantu doa juga supaya semuanya lancar." Seru Raka. Lalu menatap layar ponselnya yang sempat bergetar, tanda ada pesan masuk.

Aruna:
Aku udah sampe, mau jalan ke Apart.

Raka:
Glad to know that, selamat istirahat ya.

Aruna:
Thanks. Where are you? Abis liat di instastory Aldo.

Raka:
Passeggiata Bar&Resto. Kalau kamu nggak keberatan, kita bisa ke sini nanti, tempatnya bagus.

Raka segera menyimpan kembali ponselnya dan kembali memusatkan fokusnya dengan pembicaraannya dengan Aldo dan Wira.

"Saran gue, kalo emang mau serius. Lo harus komitmen sama diri sendiri dan Aruna, kontrol diri lo juga, dan yakinin diri supaya nggak lakuin kesalahan yang sama. Terus, selesain juga masalah kalian yang selama ini menggajal. Kan gak enak ya punya something yang ganjel kaya celana dalem tuh kalau nyelip pas dipake pasti nggak enak, kan?"

"Jorok banget kata-kata lo." Celetuk Wira sembari mendengus pelan.

Aldo sendiri tidak begitu peduli dengan perkataan Wira, ia melanjutkan. "Intinya, gue liatnya Aruna masih punya trust issues sama lo. Jangan sampe hubungan kalian seolah terpisah dinding karena masalah itu." Jelas Aldo kepada Raka.

"Mengembalikan kepercayaan itu nggak mudah, Rak. Kalaupun bisa, biasanya nggak begitu utuh. Tapi apapun itu, harapan gue semoga hubungan kalian lancar sampai kakek-nenek." tutup Wira.




BERSAMBUNG



Dear, Pembaca.
Saya berharap setelah membaca part ini, kalian meng-klik bintang dan memberikan komentar terhadap tulisan ini sebagai bentuk dukungan para pembaca kepada cerita saya. —

Terima kasih.

Continue Reading

You'll Also Like

853K 72.1K 30
BELUM DI REVISI. Kisah ini berawal dari seorang Bunda yang menginginkan putrinya yang sudah menginjak usia 20 tahun bisa mengaji. Kehadiran Ilham kem...
2.5M 161K 51
"Jadi Syana anak aku, Alea?" "Iya, aku hamil syana disaat kamu nikah sama wanita lain!" * Bagimana rasanya jadi hamil diumur 18 tahun? Menjadi ibu di...
11M 921K 63
MENIKAHI SULTAN KAYA RAYA💸 Salah satu cara agar cepat menjadi kaya dengan cara yang instan adalah dengan mendapatkan suami yang kaya. Itulah impian...
509K 69.4K 57
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] LENGKAP | BELUM REVISI ───────────── When betrayal ruins everything. ───────────── Arenia Calira, nama yang indah tapi tak...